Pages

Friday, 10 July 2015

Indonesia Siapakan Pangkalan Militer Perbatasan

 image
Pemerintah Indonesia akan membangun pangkalan militer untuk menjaga wilayah perbatasan khususnya yang berhadapan dengan Laut Tiongkok Selatan, kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago.

Rancangan rencana tersebut sedang disiapkan Bappenas dan Kementerian Pertahanan, demikian terungkap dalam pertemuan Kepala Bappenas dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacuddu di Jakarta, Jumat, 10/7/2015.

“Pertemuan kita hari ini untuk menyatukan tekad dalam melindungi kepentingan nasional dan menjaga wilayah kedaulatan khususnya wilayah terdepan kita diperbatasan. Tugas kita sesuai amanat UUD melindungi segenap tumpah darah Indonesia kan,” ujar Andrinof di Kantor Bappenas.

Ia mengusulkan dibentuk tim kajian bersama Bappenas dan Kemenhan untuk membangun pangkalan militer. Opsinya ada dibeberapa lokasi seperti daerah Sambas Tanjung Datuk, Natuna atau Tarakan.
Hasil kajian nanti kita akan sampaikan pada Bapak Presiden Jokowi untuk diputuskan beliau. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat terealisasi,” ujarnya.
Wisatawan di Natuna
Wisatawan di Natuna

Ditempat yang sama Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan kesetujuannya atas inisiatif Bappenas untuk merencanakan pembangunan pangkalan militer. Ia beranggapan potensi ancaman kedaulatan bangsa khususnya wilayah yang berbatasan langsung dengan Laut Tiongkok Selatan harus jadi prioritas mengingat sering menjadi obyek sengketa perbatasan beberapa negara.
“Saya pernah tugas di Kalbar dahulu dan adanya pangkalan militer itu sangat tepat. Ada potensi sumberdaya alam kita di Natuna juga sumber laut kita yang melimpah yang harus dijaga,” ujar mantan Kasad ini.

Ia menyambut ide Bappenas ini bagaikan pucuk dicinta ulam tiba. “Saya tidak mau lagi melihat kasus Sipadan Ligitan terulang di era pemerintahan sekarang. Kemenhan siap mendukung rencana pembangunan pangkalan militer ini,” katanya.

Antara.co.id

100 Kombatan GAM akan Gabung ISIS

 
Pasukan ISIS berpawai di Raqqa, Suriah, pada awal bulan ini. (AFP).
Pasukan ISIS berpawai di Raqqa, Suriah, pada awal bulan ini. (AFP).

Julok – Informasi mengejutkan bertiup dari wilayah Aceh Timur. Sejumlah mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dimotori Fakhruddin bin Kasem alias Din Robot menyatakan siap bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Mereka juga menyatakan siap untuk berangkat ke Suriah. Din Robot yang merupakan warga Desa Kuta Binje, Kecamatan Julok, Aceh Timur, tercatat sebagai mantan wakil Panglima GAM Wilayah Peureulak, Sagoe Kuta Awe Duek.

Pernyataan siap bergabung dengan ISIS disampaikan Din Robot melalui konferensi pers di salah satu tempat di Idi Rayeuk, Aceh Timur, beberapa waktu lalu.

Ketika menyampaikan pernyataan itu ke wartawan, Din Robot didampingi Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM) Aceh, Safaruddin SH.

Menurut Din Robot, terkait keinginan itu, dia bersama sejumlah rekannya sesama eks kombatan GAM telah meminta kepada Ketua TPM untuk menjembatani teknis keberangkatan ke Suriah.

Ditanya berapa jumlah anggota yang berniat gabung dengan ISIS, menurut Din Robot, sudah lebih dari 100 orang.

“Saya dan kawan-kawan sudah siap bergabung dan berangkat ke Suriah untuk menjadi tentara ISIS,” kata Din Robot.

Menjawab pertanyaan wartawan soal apa yang mendasari keinginan bergabung dengan ISIS, Din Robot menjawab karena di dalam kesatuan eks kombatan GAM saat ini sangat tidak adil.

Menurut dia, saat ini yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. “Kami sama sekali tidak mendapat perhatian dari pemerintah,” kata Din Robot.

Din Robot juga mengungkapkan, selaku bawahan terus mendapat penghinaan dari masyarakat dengan sebutan mantan GAM yang tidak bermodal dan tidak berpangkat.

Jadi, lanjut Din Robot, dari pada mereka melakukan tindak kriminal dan kekacauan, lebih baik berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS karena lebih menjanjikan untuk menghidupi keluarga.

“Yang pasti kami sudah siap bergabung dengan ISIS,” tegas Din Robot.

Kompas.com

16 Anggota Kopassus Ditetapkan "Tersangka "


image
Solo – Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Solo akhirnya menetapkan 16 tersangka dalam kasus perkelahian antara anggota Kopassus dengan anggota TNI AU di sebuah karaoke di Sukoharjo yang menyebabkan seorang anggota TNI AU meninggal. Dari 16 tersangka, sebagian besar berasal dari Grup-2 Kandangmenjangan Kartosuro dan Grup-1 Serang, Banten.

“Seluruhnya ada 16 anggota ditetapkan tersangka. Tiap tersangka memiliki peran masing-masing. 15 tersangka dikenakan Pasal 170 Jo Pasal 351 tentang penganiayaan di muka umum secara bersama-sama hingga menyebabkan luka hingga hilangnya nyawa orang lain. Seorang tersangka anggota Grup-1 Serang dikenakan Pasal 126 KUHP Militer tentang turut serta menyaksikan penganiayaan,” ujar Dandenpom IV/4, Letkol CPM Witono, Kamis (9/7/2015).

Pemberkasan kasus untuk 16 anggota Kopassus tersebut, lanjut Witono, dipastikan akan terus dilanjutkan. Saat ini DenPom terus melengkapi berkas kasus dan setelah selesai semuanya akan segera diserahkan ke pihak Oditur Milter untuk segera disidangkan. “Berkasnya terus kita lengkapi supaya proses pelimpahan dapat segera dilakukan,” tegasnya.

Kasus perkelahian terjadi antara belasan anggota Kopassus dengan empat anggota TNI AU di halaman karaoke Bima, Sukoharjo, pada 31 Mei lalu. Perkelahian tersebut menyebabkan satu anggota TNI AU, Serma Zulkifli, meninggal dunia karena luka berat yang diterimanya. Sedangkan tiga orang diantaranya mengalami luka dan harus mendapatkan perawatan intensif.

Detik.com

Pembelian Alutsista TNI AU


Rencana Pembelian Alutsista TNI  (Jalo)
Rencana Pembelian Alutsista TNI

Jakarta – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut akan menindaklanjuti keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar membeli alat utama sistem pertahanan atau alutsista baru.
Dirinya akan segera memimpin rapat di lingkungan TNI, untuk menginventarisasi alutsista yang dibutuhkan.

“Sudah diputuskan, alutsista khususnya untuk Angkatan Udara harus baru. Makanya, saya akan memimpin rapat alutsista apa saja yang dibutuhkan ke depan,” ujarnya.

Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengajukan anggaran Rp 120,6 triliun untuk peremajaan alutsista. Dari jumlah tersebut, Rp 9,3 triliun dialokasikan untuk Angkatan Darat, Rp 17,4 triliun untuk Angkatan Laut, dan Rp 93,9 triliun sisanya untuk Angkatan Udara.

Besarnya anggaran yang diajukan TNI tersebut disebabkan usia alutsista milik negara yang secara umum sudah tua, dan sering mengalami berbagai kendala. Anggaran tersebut juga akan digunakan untuk membeli alutsista baru. Bisnis.com 08/07/2015.

Akankah besarnya alokasi dana yang ditujukan bagi TNI AU akan merujuk pada data grafis Bung Jalo di atas ?. Kita tunggu saja.

Pilot Indonesia Bergabung ke ISIS Kah?

image

Jakarta – Tommy Abu Alfatih alias Tomi Hendratno pilot Indonesia yang dinyatakan media Australia bergabung dengan ISIS disebutkan pernah bergabung dengan TNI Angkatan Udara (AU). Informasi itu diluruskan oleh TNI Angkatan Laut (AL).

Berdasarkan informasi yang diberikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Kolonel Laut (P) M Zainudin, Tomi terdata telah keluar dari satuan TNI AL sejak 10 November 2010 silam. Pria yang pernah tinggal di Sidoarjo itu merupakan alumni Pendidikan Calon Perwira (Dikcapa) angkatan XXXI tahun 2002.

“Intinya memang dia (Tomi) bekas personel TNI AL. Tapi, karena dia sudah pensiun maka bukan tanggung jawab TNI AL lagi,” kata Zainudin, Kamis (9/7).

Sebelumnya, media online Australia The Intercept menyebutkan berdasar dokumen rahasia Kepolisian Federal Australia (AFP) Tomi disebut bergabung dengan ISI dan saat ini bekerja untuk maskapai penerbangan Premiair yang berbasis di Indonesia.

Disebutkan bahwa dia lulus Sekolah Penerbangan Indonesia pada 1999 dan bekerja untuk Angkatan Udara Indonesia sebagai pilot.

Masih menurut dokumen rahasia yang bocor itu, Tomi lulus dari Jeanne d’arc Navy Officer Training College di Perancis pada 2005. Ia juga lulusan Universitas Merdeka di Surabaya pada 2008, dan barulah setahun kemudian, 2009, lulus dari sekolah instruktur penerbangan TNI.

Selanjutnya pada 2010 Tomi berhenti bekerja sebagai pilot TNI AU dan bergabung dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Tahun berikutnya, 2011, dia berhenti dari Garuda Indonesia dan bekerja untuk Akademi Penerbangan Internasional Bali sebagai instruktur penerbangan bersertifikasi.
Akun Facebook Tomi, Abu Alfatih Hendratno, sejak pertengahan 2014 memasang berbagai status keprihatinan atas penderitaan umat Islam di seluruh dunia. Desember 2014, materi pro-ISIS mulai terlihat di akunnya.

Di akun Faceook itu pula Tomi menginformasikan pada 1 Juni bahwa dia meninggalkan pekerjaannya sebagai pilot di Premiair. Terakhir, Tomi menyebut ia kini bekerja sebagai ‘driver’ di ‘Bumi Alloh Subhanahu Wata’ala’.

Sebagaimana dikutip dari laman detik.com, seseorang mengaku Abu Alfatih mengirimkan klarifikasi atas hal itu. Seseorang bernama Abu Alfatih Hendratno itu menyebut dirinya masih sebagai WNI tetapi tidak menyebutkan di mana saat ini dia berada.

Pernyataan terkait itu disampaikan dalam lima poin.:

1. Saya tidak ada kaitan dengan kelompok ISIS seperti mereka duga, itupun Anda muat sebelum ada klarifikasi
2. Saya sebagai WNI yang berusaha menaati aturan dan kewajiban muamalah saya sebaik mungkin dalam hidup di negeri ini
3. Apakah dengan hanya memberikan like pada status seseorang menjadikan kita serupa dengan mereka?
4. Tidak ada baiat antara saya dengan ISIS sampai saat ini
5. Bukan karena dampak dari berita itu saja tapi tidak dilalui klarifikasi pada yang bersangkutan adalah hal yang menurut saya perlu diluruskan.

Demikian klarifikasi saya semoga kita semua bisa belajar menjadi lebih profesional dan lebih teliti dalam menjalani hidup ini.
CNN Indonesia

Lanal Pontianak Menjadi Pangkalan Utama TNI AL

 Pangkalan laut TNI AL (Lanal) di Pontianak akan ditingkatkan statusnya menjadi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal). Peningkatan status pangkalan ini pula diiringi dengan penguatan prajurit, jika selama ini jumlah pertahanan prajurit semula 280 orang ditingkatkan menjadi 1300 orang.

Wakil Kepala Staf TNI AL (Wakasal) Laksmana Madya Widodo mengatakan Lanal di Pontianak akan digeser kedudukannya di Kabupaten Sambas.

“Makanya kita cek lahan dengan wakil Bupati Sambas ini, lahan-lahan mana saja yang bisa dijadikan perkantoran dan perumahan,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sambas, Rabu (8/7/2015) siang.
Wakasal Laksamana Madya TNI Widodo didampingi Wakil Bupati Sambas saat mengunjungi lahan yang direncanakan untuk fasilitas perkantoran dan perumahan Lanal Sambas, Kalimantan Barat, Rabu (8/7). (FOTO : KOARMABAR/LINDO)
Wakasal Laksamana Madya TNI Widodo didampingi Wakil Bupati Sambas saat mengunjungi lahan yang direncanakan untuk fasilitas perkantoran dan perumahan Lanal Sambas, Kalimantan Barat, Rabu (8/7)

Dalam kunjungannya ini, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksdya TNI Widodo melihat dari dekat kesiapan Lanal Pontianak, terutama infrastruktur pendukung sebagai syarat dari satu Pangkalan Utama yang dalam waktu dekat statusnya menjadi Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) Pontianak.

Tribunnews.com

Dukungan Indonesia Sangat Berarti Bagi Suriah

 
Ibu negara Suriah Asmaa al-Assad dan istri Duta Besar (Dubes) RI untuk Suriah, Rosa Triana Harjanto. (Kemlu)
Ibu negara Suriah Asmaa al-Assad dan istri Duta Besar (Dubes) RI untuk Suriah, Rosa Triana Harjanto. (Kemlu)

Damaskus – Pemerintah Suriah, melalui Ibu Negara mereka Asmaa al-Assad mengucapkan terima kasih atas dukungan yang terus diberikan Indonesia. Salah satu bentuk dukungan yang diperlihatkan Indonesia, adalah tetap membuka kedutaan di Damaskus.

Indonesia merupakan segelintir negara yang masih membuka kedutaan di Damaskus. Semenjak konflik di Suriah pecah empat tahun lalu, beberapa negara mulai menutup kedutaan mereka di negara tersebut. Selain Indonesia, dua negara lainnya, Rusia dan Iran masih membuka kedutaan mereka di Damaskus.

Ucapan terima kasih tersebut, menurut rilis yang diterima Sindonews dari Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Damaskus pada Rabu (8/7/2015), terucap ketika Asmaa melakukan pertemuan dengan istri Duta Besar (Dubes) RI untuk Suriah, Rosa Triana Harjanto di kantor Ibu Negara Suriah di daerah Qasiyoun Damaskus.

Pada pertemuan tersebut Rosa menyampaikan bahwa Indonesia akan terus mendukung penyelesaian konflik dengan damai di Suriah. Maka dari itu, Indonesia tetap mempertahankan KBRI dan Duta Besarnya di Damaskus meskipun di tengah kecamuk peperangan dan krisis yang melanda
“Sahabat yang baik tentu tidak akan meninggalkan temannya yang sedang kesulitan,” kata Rosa yang mengutip perkataan suaminya, Djoko Harjanto.

Sementara itu, Asmaa mengungkapkan bahwa sudah cukup lama tidak bertemu dengan istri seorang duta besar di Damaskus. Oleh karena itu dirinya mengapresiasi setinggi-tingginya dukungan dan sikap politik Indonesia terhadap konflik di Suriah, terutama dengan kehadiran istri Duta Besar di negara akreditasi.

Di kesekmpatan yang sama, Asmaa juga mengatakan bahwa kehancuran Suriah diakibatkan oleh kelompok ekstrimis yang sama sekali tidak merepresentasikan nilai-nilai Islam. “Islam mengajarkan nilai-nilai toleransi bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi Muslim,” tegas istri Bashar al-Assad tersebut.

Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu diakhiri dengan harapan agar Suriah semakin aman dan membaik. Sehingga Dubes, staf, dan seluruh warga Indonesia dapat kembali bebas bergerak dan mengunjungi tempat wisata, seperti Aleppo, Homs, Palmyra, dan tempat-tempat eksotis lainnya di Suriah.

Beberapa waktu lalu, faksi garis keras di Israel menuntut pemerintahnya untuk melegalkan pendudukan Israel di dataran tinggi Golan, dengan alasan Suriah telah menjadi negara gagal dan terpecah minimal menjadi tiga bagian.

Namun tak lama kemudian Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, dukungan Rusia ke Bashir Al Assad yang memimpin Suriah tidak berubah dan tetap solid.

Sindonews.com

Berapa Anggaran Militer Indonesia 2016


Panglima: TNI akan Utamakan Diplomasi Militer di Asean Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) berjabat tangan dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, usai pelantikannya di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/7). Antara
Panglima: TNI akan Utamakan Diplomasi Militer di Asean Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) berjabat tangan dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, usai pelantikannya di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/7). 

Presiden Jokowi mengatakan, akan menambah anggaran TNI pada tahun 2016. Berapa sebenarnya jumlah anggaran itu. Beberapa media menulisnya masih multi tafsir. Apakah menjadi Rp 120 Triliun, atau atau dari proyeksi dana tahun 2015, ditambah Rp 120 Triliun.

Tampaknya angka Rp 120 Trilun, adalah total dari anggaran militer tahun 2016, sesuai dengan yang diusulkan mantan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko.

Namun, dalam pembicaraan lain, Wakil Ketua Komisi 1, Tantowi Yahya mengatakan, maksimum anggaran akan menjadi Rp 300 Triliun, dari angka ideal yang dibutuhkan Rp 600 triliun.
Kita simak beberapa media yang menulis tentang anggaran TNI tahun 2016:

Bisnis.com 08/07/2015:
JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo akan melakukan diplomasi militer dengan angkatan bersenjata negara anggota Asean, untuk meningkatkan sinergi di regional.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Panglima TNI, mengatakan dirinya akan menjadikan sinergi angkatan bersenjata di Asean sebagai contoh untuk negara lain. Sinergi tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk terus menciptakan situasi regional yang kondusif.

“Dengan situasi regional yang kondusif, maka ekonomi akan berjalan. Makanya, kami akan terus tingkatkan sinergi,” katanya di Istana Negara, Rabu (8/7/2015).

Gatot menuturkan dirinya juga akan meningkatkan latihan militer gabungan antarnegara Asean. Latihan gabungan tersebut dapat meningkatkan interaksi antara prajurit dan perwira di lingkup militer.

Dalam kesempatan itu, Gatot juga menyebut akan menindaklanjuti keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar membeli alat utama sistem pertahanan atau alutsista baru.
Dirinya akan segera memimpin rapat di lingkungan TNI, untuk menginventarisasi alutsista yang dibutuhkan.

“Sudah diputuskan, alutsista khususnya untuk Angkatan Udara harus baru. Makanya, saya akan memimpin rapat alutsista apa saja yang dibutuhkan ke depan,” ujarnya.

Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengajukan anggaran Rp120,6 triliun untuk peremajaan alutsista. Dari jumlah tersebut, Rp9,3 triliun dialokasikan untuk Angkatan Darat, Rp17,4 triliun untuk Angkatan Laut, dan Rp93,9 triliun sisanya untuk Angkatan Udara.

Besarnya anggaran yang diajukan TNI tersebut disebabkan usia alutsista milik negara yang secara umum sudah tua, dan sering mengalami berbagai kendala. Anggaran tersebut juga akan digunakan untuk membeli alutsista baru.
image
Kompas.com 6/7/2015 :
Jakarta — Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menambah anggaran pembelian dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sebesar Rp 120 triliun. Pemerintah memutuskan untuk tidak lagi menerima hibah alutsista dan memilih membeli alutsista baru.

“Rata-ratanya sekitar Rp 120 triliun (kenaikannya),” ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/7/2015).

Harianterbit.com 2/7/2015 :
Jakarta – Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya mengapresiasi komitmen Calon Panglima TNI Gatot Nurmantyo ingin memperkuat keamanan Indonesia seperti membeli pesawat baru, memperkuat Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL) serta pembenahan alutsista apabila nantinya sudah resmi menjadi Panglima TNI. Namun, katanya, hal itu membutuhkan anggaran yang tidak kecil yakni minimal Rp300 triliun. Sedangkan, idealnya anggaran pertanahan Indonesia adalah Rp600 triliun.

“Kalau berbicara pengamanan NKRI, minimum Rp300 triliun, tapi idealnya dua kali libat Rp600 triliun. Permasalahannya adalah kita terbatas ruang anggaran tidak bisa anggaran kita melonjak 300 persen,” kata Tantowi Yahya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Menurutnya, Komisi I DPR bersama pemerintah sudah berkomitmen untuk meningkatkan anggaran TNI yang saat ini kekurangan anggaran TNI ditutupi dari kementerian/lembaga terkait. “Tahun 2009, anggaran TNI baru 33 triliun,” ungkapnya. Disatu sisi, paparnya, kenaikkan anggaran untuk pertahanan NKRI terutama untuk TNI harus dibarengi dengan beberapa evaluasi.

“Juga ingatkan kita keberadaan landasan harus dievaluasi jauh dari masyarakat. idealnya landasan udara jauh dari pemukiman, sehingga kalau gagal landasan atau mendarat tak ada korban dari sekitarnya. Pesawat ketika dibeli punya kelayakan terbang 25-30 tahun ketika diremajakan bisa 10 tahun,” paparnya.

Dia menegaskan, menjadi catatan penting bagi DPR untuk ke depan adalah sebagaimana sikap Panglima TNI yang lama dan Panglima TNI yang baru nantinya bersama pihaknya dorong pemerintah tidak lagi beli pesawat bekas. Hal itu pun menyusul jatuh pesawat hercules di Medan yang memakan banyak korban jiwa termasuk warga Sipil. “Saya rasa ke depan apa yang terjadi soal biaya yang dibebankan untuk penumpang seperti kejadian di Medan ini,” ujarnya.
image
Politisi Partai Golkar (PG) ini mengungkapkan, warga sipil dengan sepengetahuan berwenang boleh saja menumpang pesawat hercules. “Saya ingat ketika pengurus PSSI sulit terbangkan kesebelasan ke sebuah daerah, Agum Gumelar sebagai Purnawirawan TNI ujungnya minta bantuan hercules,” ungkapnya.

Tantowi pun menjelaskan, karakter pesawat hercules berbeda dengan pesawat komersial yang bisa take off dan landing di bandara komersial, sementara hercules dari Lanud ke Lanud. Di satu sisi, pesawat hercules juga mengemban misi sosial untuk masyarakat yang ingin ke daerah tidak ada pesawat komersial. “Sesuai tupoksi, hercules juga urus logistik dan pergantian prajurit di satu wilayah,” katanya.

Dia mengaku, berdasarkan laporan dari KSAU dan pejabat terkait dalam musibah jatuhnya pesawat hercules di Medan, terdapat penumpang sipil namun itu keluarga TNI. “Memang konsekuensi numpang hercules tidak ada asuransi. tapi sukur pemerintah kasih asuransi,” pungkasnya.

Kesimpulan
Berapa angka anggaran TNI tahun 2016 ?. Kalau melihat uraian artikel di atas, anggaran TNI tahun 2016 sebesar Rp 300 triliun (mengacu pada angka yang disebut Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya. Dari angka itu, Rp 120 triliun dialokasikan untuk peremajaan dan pembelian alutsista dengan rincian : Rp9,3 triliun dialokasikan untuk Angkatan Darat, Rp17,4 triliun untuk Angkatan Laut, dan Rp93,9 triliun sisanya untuk Angkatan Udara.

Apakah benar demikian ? Silakan dikaji. (JKGR)

Wednesday, 8 July 2015

Jenderal Gatot Resmi Jabat Panglima TNI

 
Presiden Joko Widodo melantik Jenderal Gatot Nurmantyo di istana kepresidenan, Rabu (8/7/2015).
Presiden Joko Widodo melantik Jenderal Gatot Nurmantyo di istana kepresidenan, Rabu (8/7/2015).

JAKARTA, Presiden Joko Widodo melantik Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjadi Panglima TNI. Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/7/2015).

Gatot menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Moeldoko yang akan memasuki usia pensiun pada Agustus 2015. Gatot telah melalui proses uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR RI hingga akhirnya DPR memberikan persetujuan tanpa adanya interupsi.

“Demi Allah saya bersumpah bahwa saya untuk diangkat pada jabatan ini, baik langsung maupun tidak langsung, dengan rupa atau dalih apa pun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu dengan siapa pun juga,” kata Gatot mengikuti janji sumpah jabatan yang diucapkan oleh Presiden Joko Widodo.

Pemberhentian Jenderal Moeldoko dan pengangkatan Jenderal Gatot sebagai Panglima TNI didasarkan pada Keppres Nomor 49-TNI Tahun 2015. Acara pelantikan dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja dan pimpinan lembaga negara.

Adapun Gatot sebelumnya menjabat Kepala Staf TNI AD. Berikut ini (KOMPAS.com)

Profil Calon Panglima TNI Gatot Nurmantyo


Kepala Staf TNI Angkarat Darat baru, Jenderal Gatot Nurmantyo.
Kepala Staf TNI Angkarat Darat baru, Jenderal Gatot Nurmantyo.

JAKARTA, Presiden Joko Widodo telah memilih Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai calon tunggal panglima TNI. Nama Gatot diusulkan Jokowi ke DPR pada Selasa (9/6/2015) sore.

Bila lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan di DPR, Gatot akan menjadi panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Moeldoko yang akan pensiun pada 1 Agustus 2015. Berikut profil Gatot Nurmantyo yang dihimpun dari Litbang Kompas dan sumber lain:

Nama lengkap: Gatot Nurmantyo

Tempat, tanggal lahir: Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960
 
Agama: Islam
 
Jabatan: Kepala Staf TNI Angkatan Darat

Pendidikan:
Umum:
– Akamil (1982)

Perjalanan karier:
Jabatan:
– Danton MO 81 Kiban Yonif 315 Dam II/Slw
– Dankipan B Yonif 320
– Dankipan C Yonif 310
– Kaurdal Denlatpur
– ADC Pangdam III/Slw
– Ps Kasi 2 Opsrem 174/PTM
– Danyonif 731 REM/PTM
– Dandim 1707/Merauke
– Dandim 120/Jayapura
– Sespri Wakil KSAD
– Danbrig 1/Pks Dam Jaya
– Asops Kasdam Jaya
– Danrindam Jaya
– Danrem 061/Suryakencana (2006-2007)
– Kasdiv 2 Kostrad (2007-2008)
– Dirlat Kodiklatad (2008-2009)
– Gubernur Akmil (2009-2010)
– Pangdam V/Brawijaya (2010-2011)
– Komandan Kodiklat TNI AD (2011-2013)
– Pangkostrad (2013-2014)

Kegiatan lain:
– Wakil Sekjen PB PJSI (2010)

Keluarga:
– Nenny (istri)
– Anak: 3 orang

Sumber : KOMPAS.com

Empat Radar Segera Dibeli Kemenhan

 
ilustrasi : GROUND Master 400 is part of ThalesRaytheonSystems's fully digital 3D air defense radar family.
ilustrasi : GROUND Master 400 is part of ThalesRaytheonSystems’s fully digital 3D air defense radar family.

Kementerian Pertahanan tengah menyiapkan anggaran untuk pengadaan empat unit radar di sejumlah wilayah di Indonesia.

Rencananya, jenis alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut akan mulai didatangkan pada jangka waktu 2016 hingga 2019 mendatang.

M Syaugi, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan mengatakan, total kebutuhan radar untuk seluruh wilayah Indonesia mencapai 32 unit.

“Sekarang, Indonesia baru ada 22 unit, makanya negara kita masih banyak yang bolong-bolong,” kata dia usai mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Senin (6/7/2015).

Pekan lalu, Kemhan telah menerima kehadiran Thales Group. Kehadiran perusahaan asal Prancis tersebut bertujuan meningkatkan kerja sama pengadaan radar untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Syaugi bilang, pengadaan radar tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memenuhi kekuatan pokok minimum alias minimum essential force (MEF) yang ditargetkan bisa selesai pada 2024 mendatang. Dengan begitu, alutsista nasional sudah bisa memadai untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam dua titik sekaligus.

Namun, Syaugi belum mau membeberkan alokasi anggaran yang akan dipersiapkan untuk pengadaan radar tersebut. Menurut dia, pada tahun anggaran 2016 mendatang pihaknya berencana meningkatkan anggaran belanja alutsista.

“Tahun 2015 ini kan anggaran Kemhan mencapai Rp 106 triliun, 30% untuk alutsista dan 39% untuk belanja pegawai. Kebijakan kami sekarang agar anggaran alutisista bisa tumbuh,” kata dia.

Selain itu, pemerintah juga tengah jenis memprioritaskan alutsista yang menjadi kebutuhan tentara saat ini. Syaugi bilang, hal tersebut sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk mendahulukan jenis alutsista yang diminta tentara.

Tujuannya, pengadaan tersebut memenuhi prioritas yang diajukan oleh Mabes TNI angkatan laut (AL), angkatan darat (AD), dan TNI angkatan udara (AU).

“Sehingga, alutsista yang diminta masing-masing user tadi bisa memenuhi kebutuhan,” kata dia.
Wartakota.tribunnews.com

Pergantian Tampuk Pimpinan TNI


Panglima TNI Jenderal Moeldoko
Panglima TNI Jenderal Moeldoko

Hari ini merupakan hari terakhir bagi Jenderal Moeldoko menjabat sebagai Panglima TNI. Jenderal cerdas ini membawa TNI semakin profesional. Masa pemilu yang panas dilalui Jenderal Moeldoko dengan sukses. Dia memerintahkan semua anggota TNI Siaga 1, yang otomatis semua pasukan harus berada di markas. Langkah itu dia tempuh tentu untuk mencegah anggota TNI berpihak ke salah satu kandidat presiden. Langkah yang taktis.

Jenderal Moeldoko juga berhasil mengkonsolidasikan kekuatan TNI dan Basarnas untuk bekerjasama dengan militer berbagai negara dalam pencarian Pesawat Air Asia yang jatuh di Indonesia. Upaya pencarian pesawat dan evakuasi korban berjalan mulus.

Dia juga sukses memimpin latihan militer gabungan TNI terbesar, Latgab 2014. Latihan besar itu berlangsung mulus. Parade militer di HUT TNI ke 69 Surabaya, yang merupakan parade terbesar yang melibatkan seratus pesawat lebih, berlangsung lancar.

Tidak mudah untuk menerbangkan seratus lebih pesawat, yang harus melakukan fly pass di Dermaga Ujung. Belum lagi aksi SU27/30 dan F-16 yang memecah langit dermaga ujung dengan manuver manuver ekstrim, yang ditutup oleh akrobatik Tim Jupiter. Para undangan memberikan applause atas atraksi itu.

Saya sempat khawatir, ketika para penerjun harus mendarat di kapal kargo yang sedang berlayar di dermaga ujung, di tengah angin yang cukup kencang. Namun semua penerjun berhasil mendarat di kapal kargo. Tidak ada yang tercebur ke laut.

Puluhan helikopter dari berbagai jenis terbang berdekatan dari satu formasi ke formasi yang lain. Semua lancar.

Dia tinggal di Surabaya, untuk detik detik terakhir defile militer yang dilakukan di Koarmatim, Dermaga Ujung Surabaya. “Kalau ada yang berbuat salah, bersama komandannya, akan dicebutkan ke laut, seru Jenderal Moeldoko.

Deg degan juga saat mengikuti parade akbar tersebut. Namun tidak ada satu pun dari ribuan prajurit yang berbuat salah. Bravo.

Jenderal ini juga yang membuat TNI lebih terbuka dengan masyarakat. Dia meminta jajaran Dinas Penerangan untuk lebih aktif. “Lakukan saja, kalau ada yang salah, saya yang bertanggung jawab”, ujarnya.

Jenderal Moeldoko juga berhasil membawa Apache dan Blackhawk Amerika Serikat untuk latihan dengan Militer Indonesia di Asem Bagus. Dia melobi China, untuk memuluskan alih teknologi rudal C-705, agar diproduksi di Indonesia.

Dalam beberapa kesempatan, Jenderal Moeldoko menyampaikan keinginanya untuk mendatangkan pesawat tempur SU-35 Rusia.

Kita akan lihat ke depan di era Panglima yang baru Jenderal Gatot Nurmantyo, tentang nasib ToT rudal C-705 China dan pembelian SU-35 yang telah dirintis Jenderal Moeldoko.

Tak lupa di hari terakhir jabatannya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan sebuah clue, “pembelian alat alat tempur utama, tidak dipublikasikan kepada masyarakat”.

Besok 8 Juli 2015, Panglima baru Tentara Nasional Indonesia dan Kepala baru Badan Intelijen Negara akan dilantik Presiden Joko Widodo. Pelantikan akan berlangsung di Istana Negara, Jakarta.
Demikian ungkap Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, yang siap pensiun Rabu besok. “Rencananya (pelantikan Panglima TNI) jam 12.45 WIB, di Istana,” kata Moeldoko usai acara buka puasa bersama Presiden dan Wapres di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa 7 Juli 2015.

Menurut laman resmi Sekretariat Kabinet (seskab.go.id), memang dijadwalkan pelantikan Panglima baru TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, pada Rabu besok. Begitu pula dengan pelantikan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen (Purn) Sutiyoso.

Walau begitu, Jenderal Moeldoko belum bisa memastikan apakah besok juga sekalian dengan serah terima jabatan atau masih menunggu waktu lagi.

“Nanti kita lihat waktu yang pas. Besok baru pelantikan, serah terimanya perlu persiapan besar,” kata Jenderal Moeldoko.

Anda hebat Jenderal Moeldoko.

Pengganti Hercules dan F-5 Tiger, Sudah Diusulkan ke Kemhan

A-400M Atlas
A-400M Atlas

Jakarta – Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna mengaku sudah melakukan kajian untuk mengganti pesawat Hercules dengan pesawat angkut yang baru. Namun, penggantian pesawat itu menunggu keputusan dari Kementerian Pertahanan.

“Kita sudah bikin pengkajian tapi semua tergantung pemerintah. Kita jelas minta yang terbaru dan banyak. Dari Airbus Perancis ada, dari Amerika ada, dan dari Rusia ada,” kata KSAU di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (7/7/2015).

Ia mengaku sudah menyerahkan hasil kajian itu kepada Kemhan, namun keputusan untuk mengganti pesawat angkut TNI AU tergantung Kementerian Pertahanan.

“Rencana strategis tahun 2015-2019 ada. Ada pesawat tempur, pengganti F5. Pesawat angkut berat, pesawat helikopter berat, dan helikopter angkut besar,” katanya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan, Brigjen TNI Jundan Eko Bintoro membenarkan pengganti pesawat Hercules yaitu Airbus A400M asal Prancis atau Boeing C-17 milik Amerika Serikat. Kedua pesawat angkut tersebut memiliki kapasitas yang besar.

“Pesawat lebih besar, yang jelas itu baru, sekarang sudah disepakati kalau pengadaan mengutamakan yang baru, yang sudah terlanjur apa boleh buat ya sudah dilakukan. Pengadaan di Renstara II kemungkinan 2016 sampai 2018,” kata Jundan.
Kompas.com

Adopsi Teknologi untuk Majukan Industri Alutsista

 
Panglima TNI Terpilih Jenderal Gatot Nurmantyo
Panglima TNI Terpilih Jenderal Gatot Nurmantyo

Jakarta – Panglima TNI Terpilih Jenderal Gatot Nurmantyo berharap adanya adopsi teknologi pada industri pertahanan lokal agar keinginan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan industri perakit alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam negeri terwujud.

Gatot menilai industri pertahanan lokal harus dibesarkan, sehingga kelak TNI tidak seperti saat ini, membeli alat baru dari luar negeri maupun menerima hibah alutsista bekas dari negara lain.

“Kalau beli alat baru dengan transfer of technology. Jadi teknologi yang ada pelan-pelan diadopsi,” ujar Gatot di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat lalu.

Gatot mengaku telah mendengar sendiri instruksi Presiden Jokowi pada saat menghadiri Peringatan Ulang Tahun ke-69 Polri di Markas Korps Brigade Mobil, Depok, Jawa Barat. “Modernisasi alutsista, bahwa pesawat harus baru semuanya. Maksudnya bukan yang terbang harus baru semuanya, tetapi pengadaan harus baru semua,” kata dia.

Sesuai dengan perintah Presiden Jokowi, Gatot menegaskan, Indonesia tidak akan lagi menerima hibah alutsista bekas dari negara lain. “Harus baru,” ujarnya.

Gatot juga menyatakan, evaluasi pada pesawat Angkatan Udara juga harus dilakukan untuk memastikan bahwa pesawat layak terbang. “Tapi kalau lihat kemarin, kenapa bisa jatuh, apa masalahnya, nah ini kan harus kami evaluasi. Saya tidak bisa mengambil keputusan begitu saja,” kata dia.

Ia menjelaskan, masing-masing pesawat memiliki batas usia yang berbeda, namun pesawat yang sudah siap terbang berarti sudah dilihat dan dicek suku cadangnya. “Seperti Hercules, setiap 50 jam terbang harus opname, dicek lagi. Setiap tiga tahun opname besar, enam tahun keseluruhan,” ujar Gatot.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengeluarkan sejumlah instruksi untuk Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyusul jatuhnya pesawat Hercules C-130 TNI Angkatan Udara di Medan, Sumatera Utara. Pesawat itu menimpa bangunan, mengakibatkan 100 orang lebih tewas.

Pertama, Jokowi memerintahkan investigasi mendalam soal kecelakaan tersebut. Kedua, Menhan dan Panglima TNI diperintahkan melakukan perombakan mendasar tentang manajemen alat utama sistem senjata.

“Sistem pengadaan alutsista juga diubah. Kita tidak hanya membeli senjata, tapi juga merancang bangun, memproduksi, melakukan operasionalisasi, sehingga memudahkan penggantian alutsista yang sudah tua,” kata Jokowi, Rabu (1/7).

Pengadaan alutsista mesti diarahkan menuju modernisasi persenjataan TNI. “Saya ingin TNI memperkuat sistem zero accident atau kecelakaan nihil untuk penggunaan alutsista,” ujar Jokowi.

“Pesawat tempur, pesawat angkut, kapal perang, kapal selam, hingga helikopter serta perwira dan prajurit TNI yang mengawakinya harus berada dalam kesiapan operasional tinggi,” kata Presiden.
CNN Indonesia

TNI Komitmen Datangkan Pesawat Baru


 
image
Jakarta – Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berkomitmen mendatangkan pesawat udara baru, bukan hibah atau bekas, ketika pengadaan yang akan datang.

“Saya sudah berkomunikasi dengan Komisi I DPR RI, untuk pesawat udara harus baru. Pengadaan yang akan datang harus baru, kecuali yang sudah terlanjur (proses pengadaannya),” kata Gatot di
Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Jakarta, Rabu (1/7) malam.

Hal itu dikatakan Gatot usai menjalani uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI yang dilaksanakan oleh Komisi I DPR RI.

Dia menjelaskan pesawat udara berbeda dengan alutsista yang berada di darat yang bisa diperbaiki di tempat apabila ditemukan kerusakan.

Namun, menurut dia, apabila pesawat mogok atau rusak ketika terbang maka akan hancur seperti beberapa kejadian kecelakaan pesawat milik TNI.

“Apabila pesawat mogok maka hancur sehingga komitmen saya dan Komisi I DPR RI untuk pesawat udara harus yang baru,” katanya.

Gatot menjelaskan Indonesia bukan negara kaya, namun semua alutsista yang sudah usang harus ditinggalkan dan diganti dengan yang baru agar operasional TNI bisa berjalan.

Dia mengatakan pembelian alutsista dari luar negeri harus memiliki transfer teknologi sehingga lambat laun Indonesia bisa memproduksi secara mandiri dan tidak tergantung dengan negara lain.

“Alutsista yang dimiliki Indonesia ada yang lama dan baru. Yang lama masih kami gunakan namun harus dipelihara,” katanya.

Dia menjelaskan kategori pesawat ada dua yaitu layak terbang atau tidak layak. Gatot mencontohkan pesawat Hercules produksi tahun 1964 masih digunakan Singapura dan Bangladesh, namun dilakukan sistem pemeliharaan secara berkesinambungan.

“Sistem pemeliharaannya setiap 50 jam terbang ada opname dan pengecekan lalu per tiga tahun dan per enam tahun dilakukan cek,” katanya.

Saat ini, menurut dia, ada 12 pesawat hercules tahun 1964 dan 12 dari produksi tahun 1975 ke atas. Dia mengatakan tidak mungkin menghentikan operasi pesawat Hercules tersebut meskipun dengan alasan pesawat sudah uzur.

“Apabila itu (pesawat Hercules) lalu kita mau menggunakan apa,” katanya.
Sebelumnya Komisi I DPR RI memberikan persetujuan pengangkatan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI, setelah melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan, kata Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq di Jakarta, Rabu (1/7). (Antara)

2 Negara yang Diawasi Panglima TNI Moeldoko

 
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meninjau pasukan Satuan Koopssusgab saat peresmian pembentukan Koopssusgab Monas, Jakarta, Selasa (9/8/2015). TNI memiliki Satuan Koopssusgab sebagai pasukan khusus anti teror. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meninjau pasukan Satuan Koopssusgab saat peresmian pembentukan Koopssusgab Monas, Jakarta, Selasa (9/8/2015). TNI memiliki Satuan Koopssusgab sebagai pasukan khusus anti teror. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Jakarta – Dalam paparan mengenai capaian kerja selama masa baktinya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko membahas isu strategis terkait pertahanan internasional. Hal itu dipaparkannya di hadapan Komisi I DPR.

Moeldoko menerangkan, dalam kawasan Asia dan Asia Pasifik, pertahanan Indonesia mendapat tantangan tersendiri dalam menjaga kedaulatan. Hal itu dikarenakan perkembangan ekonomi yang mempengaruhi kekuatan pertahanan negara tetangga.

Dalam paparannya, Moeldoko memberi contoh ketahanan militer Australia dan Tiongkok. Kedua negara itu dipandang Moeldoko sebagai negara yang perlu diwaspadai perkembangan pertahanannya, demi menjaga keutuhan NKRI.

“Australia negara tetangga kita itu telah menggelar sistem radar Jindalee (Queensland, Australia Barat) dengan kemampuan jangkau sejauh 3.000 mil. Bahkan rencananya akan meningkatkan kemampuan surveillance sistem UAV yang daya jangkaunya hingga 40.000 mil persegi, hingga wilayah Indonesia,” ujar Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (7/7/2015).

Tiongkok pun menjadi negara yang cukup disorot Moeldoko selama masa baktinya sebagai Panglima TNI. Kekuatan ekonomi dan militer Tiongkok dirasa dapat memengaruhi stabilitas kawasan.

“China jadi kekuatan yang harus diperhitungkan. Tetapi kondisi real telah menyebutkan telah bersinggungan dengan kawasan kita. Kita terancam kehilangan 58 kilometer persegi dari kawasan yang kita miliki,” pungkas Moeldoko. (Liputan 6.com)

Status Lanud Tarakan Naik ke Tipe B

 
F-16 bersiaga di Lanud Tarakan
F-16 bersiaga di Lanud Tarakan

Jakarta – Panglima TNI Jenderal Moeldoko setuju untuk menaikkan tipe Landasan Udara Tarakan di Kalimantan Utara. Peningkatan tipe tersebut guna memperkuat pengamanan wilayah perbatasan yang dalam beberapa waktu terakhir sering dilewati oleh pesawat asing.

“Sudah saya tanda tangan, dari tipe C ke tipe B,” ujar Moeldoko, saat ditemui di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (6/7/2015).

Meski demikian, menurut dia, penambahan alat utama sistem persenjataan akan lebih dulu memperhitungkan kebutuhan pertahanan. Saat ini, Lanud Tarakan merupakan salah satu pangkalan udara milik TNI Angkatan Udara yang menjaga wilayah perbatasan khususnya yang berbatasan dengan Malaysia.

“Nanti dulu, nanti akan disesuaikan karena Sukhoi sudah di Makassar, F-16 di Pekanbaru dan Madiun. Nanti kalau kami punya pesawat baru, akan kami sesuaikan penempatannya,” kata Moeldoko.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko
Panglima TNI Jenderal Moeldoko

Hingga Mei 2015, sudah sembilan kali pesawat perang milik militer Malaysia diduga masuk tanpa izin ke wilayah yang berbatasan dengan Kalimantan, yaitu Blok Ambalat. Keberadaan pesawat Malaysia terdeteksi oleh TNI Angkatan Udara.

Komandan Lanud Tarakan Letkol Penerbang Tiopan Hutapea mengatakan, penetrasi pesawat asing memasuki wilayah udara Ambalat ini terpantau oleh Satuan Radar 225 Kosek II Kohanudnas di Tarakan, Kalimantan Utara. Menurut Mayor Lek M Suarna selaku komandan satuan radar, pesawat Malaysia sering kali melakukan penetrasi.

Terpantau, sudah sembilan kali pesawat militer negeri jiran lepas landas dari Tawau dan memasuki wilayah Indonesia di atas perairan Ambalat.
Kompas.com

Pemeliharaan Alutsista Butuh Rp 120,6 Triliun

 
KRI Rigel
KRI Rigel

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan sedang menyusun rencana strategis pemeliharaan dan perbaikan alat tempur utama untuk periode tahun 2015 sampai 2019. Total anggaran yang dicanangkan untuk peremajaan alutsista tersebut sebesar Rp 120,6 triliun.

“Untuk Angkatan Darat Rp 9,3 triliun, Angkatan Laut Rp 17,4 triliun dan Angkatan Udara Rp 93,9 triliun,” ujar Moeldoko di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (6/7).

Moeldoko berharap, dengan anggaran ini semua perawatan alutsista maupun non-alutsista akan terprogram dengan baik. Ia mengatakan, melalui rencana strategis tersebut, perawatan dan pemeliharaan alutsista tidak boleh menggunakan sistem tambal sulam atau kanibal.

“Itu tidak boleh lagi. Renstra ini keharusan. Kalau tidak, prajurit TNI akan menghadapi situasi sulit nantinya,” ucap Moeldoko.

Jenderal bintang empat yang akan segera purnatugas ini berkata, TNI akan mendorong Presiden untuk mengesahkan rencana strategis yang mereka susun melalui peraturan presiden.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan kementeriannya membutuhkan anggaran sebesar Rp 120 triliun. Menurutnya, anggaran itu sebagian besar akan dipergunakan untuk program peremajaan alutsista.

Ryamizard memaparkan, pembenahan kemampuan alutsista yang paling krusial terletak pada TNI Angkatan Udara karena mayoritas pesawat sudah berumur dari 30 tahun ke atas.

Sementara itu Ryamizard menuturkan, matra laut tidak membutuhkan pembenahan besar lantaran mesin kapal-kapal yang berusia 30 sampai 40 tahun masih baru.

Total anggaran Kementerian Pertahanan, ungkap Ryamizard, nantinya 40 persen akan digunakan untuk belanja pegawai dan 60 persen dialokasikan untuk peremajaan alutsista. “Ya hampir separuh-separuh belanja dengan pemeliharaan segala macam dihitung juga,” kata dia.

CNN Indonesia

KRI Ki Hajar Dewantara Tangakap Trawl Malaysia


 
KRI Ki Hajar Dewantara
KRI Ki Hajar Dewantara

Nunukan – KRI Ki Hajar Dewantara dengan nomor lambung 465 berhasil menangkap satu dari tiga kapal trawl yang beroperasi di wilayah perairan Ambalat, Selasa (7/7/2015) sekitar pukul 01.30 dini hari.

KRI yang sedang melaksanakan Operasi Perisai Sakti tersebut memergoki tiga kapal trawl yang sedang beraktivitas menangkap ikan di perairan tersebut. Dua kapal trawl langsung melarikan diri ke arah perairan Malaysia ketika mengetahui keberadaan KRI Ki Hajar Dewantara. Satu trawl tidak bisa melarikan diri karena sedang menarik jaring pukat harimau.

Komandan Gugus Tempur Laut Armada Timur (Guspurlatim) Laksamana Pertama I Nyoman Gede Ariawan SE mengatakan, kapal trawl milik Malaysia itu selalu memantau keberadaan KRI TNI AL yang bertugas di Ambalat untuk memulai aksinya.

“Dia memanfaatkan kekosongan kita. Saat kita tidak ada, dia masuk. Kita tangkap berada di 1.500 sampai 2.000 yard sebelah selatan garis batas perairan Indonesia–Malaysia. Nama kapalnya adalah TW 3550/6/F, pemiliknya Wong Min Hon, orang Malaysia. Tonase kira kira 40 gt benderanya Malaysia. Muatan ikan lebih kurang 10 ton ikan campuran,” ungkapnya.

Semua ABK yang ada di kapal trawl Malaysia itu adalah warga Indonesia. Tomy (25), warga Kota Barru, Sulawesi Selatan, mengaku baru dua trip membawa kapal trawl milik warga Malaysia tersebut. Dalam sebulan, Tomy mengaku digaji 500 ringgit Malaysia.

Dia mengaku, Tomy telah melaut sebanyak dua kali dalam dua minggu terakhir dengan hasil tangkapan mencapai 10 ton ikan saat tertangkap KRI Ki Hajar Dewantara. Tomy mengaku tidak tahu jika tempat mencari ikan tersebut masuk wilayah perairan Indonesia.

“Saya tidak tahu sudah masuk perairan Indonesia. Saya baru ikut dua trip,” ujar Tomy.

Saat ini, kapal beserta kelima ABK diamankan di Markas TNI AL Nunukan untuk menjalani pemeriksaan bersama barang bukti ikan sebanyak 10 ton.

I Nyoman mengatakan, nakhoda kapal tersebut dipastikan telah melanggar pasal 27 ayat 2 dan pasal 93 ayat 2 Undang Undang RI no 45 tahun 2009 tentang perikanan dengan ancaman hukuman 6 tahun atau denda sebanyak banyaknya Rp 20 miliar. (Kompas.com)

Pembelian Alutsista Utama TNI Tak Dipublikasikan Ke Masyarakat Umum

Panglima TNI Jenderal Moeldoko tinjau pasukan
Panglima TNI Jenderal Moeldoko tinjau pasukan

Jakarta – Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengatakan, pembelian alat-alat tempur utama tidak dapat dipublikasikan ke masyarakat. Meski demikian ia menjamin pengadaan alutsista TNI tersebut tetap dilaksanakan melalui mekanisme lelang.

“Ada hal-hal yang memang dibuka melalui elektronik, tapi khusus alutsista tidak boleh. Yang jelas, semua proses berjalan sesuai aturan perpres,” ujar Moeldoko saat dijumpai di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (6/7).

Jenderal bintang empat itu memaparkan, institusinya tidak dapat membeberkan jenis dan jumlahnya alutsista yang dibeli setiap tahunnya. Ia beralasan, TNI menerapkan kebijakan tersebut atas dasar asas kerahasiaan.

Pengadaan barang dan jasa di lingkungan institusi negara diatur pada Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010. Sekitar empat bulan setelah dilantik menjadi presiden, Joko Widodo mengeluarkan perubahan keempat perpres tersebut.

Berdasarkan aturan itu, Moeldoko berkata TNI tidak dapat menentukan sendiri pabrikan yang akan menyediakan alutsista untuk institusinya. “Tidak boleh tunjuk kanan-kiri, semua harus melalui tender terbuka,” ucapnya.

Sementara itu anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan, selama ini alokasi anggaran untuk pembelian dan perawatan alat tempur utama TNI hanyalah 30 persen dari total anggaran pertahanan nasional. Rendahnya alokasi dana tersebut, menurutnya, memaksa TNI membeli alutsista bekas ataupun menanti hibah dari negara lain.

Presiden Joko Widodo pekan lalu telah memerintahkan Moeldoko dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk merombak manajemen alutsista secara mendasar. Perintah ini keluar setelah pesawat Hercules C-130 yang dioperasikan Skuadron Udara 32 jatuh di Medan.

Tak melulu membeli alutsista dari pabrikan luar negeri, Jokowi mendesak dua petinggi sektor pertahanan itu untuk ikut serta mengembangkan industri pertahanan dalam negeri dalam rangka memodernisasi alutsista TNI.

Sebagai panglima tertinggi TNI, Jokowi mendesak zero accident di lingkungan TNI. Ia berkata, jatuhnya Hercules C-130 di Medan tidak boleh terulang kembali. (CNN Indonesia)

A-400M Atlas atau Antonov An-70 Pengganti Hercules

 
A-400M Atlas
A-400M Atlas

Jakarta – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara berencana mengganti pesawat angkut berat Hercules C-130 yang sudah uzur. Menurut Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna, kajian mengenai calon pengganti Hercules itu sudah dikirim ke Kementerian Pertahanan.

“Sudah kami kirim jauh-jauh hari sebelum kecelakaan Hercules A-1310 di Medan pekan lalu,” kata Agus kepada Tempo di Markas Besar TNI AU, akhir pekan lalu.

Dalam kajian yang dikirim ke Kementerian Pertahanan, TNI AU mengincar dua jenis pesawat angkut kelas berat, yakni Airbus A400M Atlas dan Antonov An-70. Soal harga masing-masing merupakan ranah Kementerian Pertahanan.

Asisten Perencanaan KSAU Marsekal Muda M. Syafii mengatakan penggantian pesawat Hercules masuk program modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI bertajuk “Minimum Essential Force” (MEF). “Seharusnya masuk dalam rencana strategis pengadaan 2015-2019,” kata Syafii.

Marsekal Agus Supriatna berharap pemerintah memprioritaskan rencana pembelian pesawat angkut berat tersebut, terlebih setelah jatuhnya Hercules di Medan. Kecelakaan pesawat buatan 1964 itu merenggut 33 nyawa personel TNI AU dan enam anggota TNI AD serta 83 warga sipil yang ikut menumpang.

TNI AU menduga Hercules tipe B buatan pabrik Lockheed Martin, Amerika Serikat, itu jatuh karena salah satu mesinnya rusak dan tumbukan dengan menara radio Joy FM yang terpancang dalam radius 15 derajat dari ujung landasan Pangkalan Udara Suwondo, Medan.

Agus mengatakan pesawat angkut berat merupakan salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista) penting untuk TNI AU. Pesawat jenis ini tidak hanya digunakan untuk misi militer, tetapi juga untuk misi kemanusiaan, seperti mengirim bantuan bila ada bencana alam. Selama ini TNI AU hanya mengandalkan 24 unit Hercules tipe B dan H, yang tersimpan di dua lokasi, yakni di Skuadron 31 Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Skuadron 32 Abdulrachman Saleh, Malang.

“Tipe B dibuat tahun 1964, sementara tipe H tahun 1978-1982,” kata Agus.

Dia pun meminta pemerintah tidak membeli atau menerima hibah pesawat bekas dari negara asing karena bisa membahayakan pilot dan teknisi. TNI AU juga tak punya riwayat teknis pesawat bekas tersebut. “Berbahaya sekali kalau kami tak tahu pesawat itu pernah rusak apa saja. Berbeda kalau beli baru, kami tahu catatan kerusakan pesawat, jadi kami tahu cara perawatannya,” ujar Agus.
Antonov An 70
Antonov An 70

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letnan Jenderal Ediwan Prabowo menyatakan kementeriannya setuju dengan rencana TNI AU itu. Sayangnya, Ediwan enggan menyebut besaran dana yang akan diupayakan pemerintah. “Yang jelas, pembelian tersebut masuk rencana strategis MEF 2016-2019,” kata Ediwan, kemarin.

Parlemen memberi lampu hijau. Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan jika pemerintah mengajukan pembelian pesawat pengganti Hercules dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016, DPR tidak akan menolak. “Asalkan dananya tersedia dan pemerintah membeli alutsista baru,” ujar Tantowi. “Sudah bukan saatnya lagi beli alutsista bekas.” (Tempo.co)

Jika ada ancaman dari luar, TNI pasti akan langsung menyerang Habis Habisan

 
tni-3
Kapuspen TNI Mayjen TNI Fuad Basya membantah, jika konsep pertahanan Indonesia pasif. Dia menegaskan, tentara Indonesia bersifat aktif. Jika ada ancaman dari luar, TNI pasti akan langsung menyerang.

Menurutnya, jika TNI sudah mengetahui suatu negara akan menyerang Indonesia maka TNI langsung akan menghabisi musuh di tempat. “Kita bukan pasif, konsep pertahanan kita defensif aktif,” ujar Fuad dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/7/2015).

“Kalau kita sudah mengetahui suatu negara mengancam kita, maka kita akan hancurkan di tempatnya itu kita hancurkan di depannya. Itu konsep yang pertama itu,” imbuhnya.

Kemudian lanjut Fuad, yang kedua adalah jika musuh berada di tengah lautan atau tidak berjalan, maka TNI akan langsung hancurkan dari lautan.

“Itu memang fungsi dari (TNI) Angkatan Laut ya,” jelasnya.

Fuad mengungkapkan, TNI juga memiliki berbagai macam strategi untuk melakukan penyerangan. Salah satunya melakukan strategi pengepungan di pantai-pantai yang berada di Indonesia.

“Tapi kalau ternyata dia sangat, sangat kuat, maka kita akan adakan perang berlarut. Ini yang terjadi juga di Vietnam pada saat perang, konsep perang gerilya kita pakai. Akibat perang berlanjut ini, banyak yang tidak bertahan (musuh-musuh). Ini konsep kita, kita bukan pasif, tapi defensif aktif,” tandas Fuad. (Sindonews.com)

Presiden Tambah Anggaran Alutsista Menjadi Rp 120 Triliun


 image

Jakarta — Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menambah anggaran pembelian dan pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sebesar Rp 120 triliun. Pemerintah memutuskan untuk tidak lagi menerima hibah alutsista dan memilih membeli alutsista baru.

“Rata-ratanya sekitar Rp 120 triliun (kenaikannya),” ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/7/2015).

Ryamizard mengungkapkan, saat ini anggaran Kementerian Pertahanan hanya berkisar Rp 400 miliar. Dari alokasi dana itu, sebanyak 40 persen digunakan untuk gaji pegawai. Sementara sisanya digunakan untuk kegiatan operasional, pemeliharaan, hingga pembelian alutsista.

Menurut Ryamizard, jumlah itu masih jauh dari ideal sehingga pemerintah memutuskan untuk meningkatkan angaran pembelian alutsista pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Dengan anggaran yang ada saat ini, pemerintah hanya mampu membeli alutsista bekas ataupun menerima hibah dari luar negeri. Namun, rata-rata umur alutsista itu relatif tua. Alutsista milik Angkatan Udara, diakui Ryamizard, memiliki jangkauan usia alutsista paling tua.

“Pesawat 30 tahun ke atas sudah harus diganti,” ucap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.
Ke depan, Ryamizard mengatakan, pemerintah akan lebih sedikit melakukan pembelian alutsista.
“Kita beli sedikit-sedikit, tapi baru semua,” ujar Ryamizard.

Peristiwa kecelakaan pesawat Hercules C-130 buatan tahun 1961 membuat banyak pihak mendesak pemerintah untuk segera melakukan modernisasi alutsista.

Presiden Jokowi sudah menginstruksikan dilakukannya perombakan sistem pengadaan alutsista sehingga tidak membahayakan prajurit. (Kompas.com)

Pengambilalihan Pengelolaan FIR di Kep Natuna dan Kepri dari Singapura

Jakarta  –  Ruang udara Indonesia di atas Kepulauan Riau yang selama ini dikenal dengan sektor A, B dan C adalah wilayah udara Indonesia yang dikelola oleh Singapura.
Beberapa usaha pengambilaihan pernah dilakukan, namun belum belum berhasil. Sistem FIR masih dipegang oleh menara Air Traffic Control Singapura. Sehingga pesawat Indonesia yang terbang di area tersebut harus meminta ijin kepada Singapura meskipun terbang di atas wilayah Indonesia.

Demikian dikatakan Sekretaris Ditjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Santoso mewakili Dirjen Pothan Kemhan Dr Ir Timbul Siahaan MM, Rabu (24/6/2015), saat membuka Workshop Kajian Upaya Kewenangan Pengelolaan Flight Information Region (FIR) di Kepulauan Natuna dan Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2015, di Aula Abdi Negara Gedung Soeprapto, Kemhan, Jakarta.

Workshop ini bertemakan “ Melalui Sinergitas Kementerian dan Lembaga, Kita Bangun Pengelolaan Flight Information Region di Kepulauan Natuna dan Kepulauan Riau Dalam Rangka Mewujudkan Kedaulatan NKRI”.

Dijelaskannya, wilayah udara Indonesia dengan batas-batas yang telah ditentukan, menjadi hak mutlak Indonesia untuk mengelolanya dalam rangka mempertahankan kedaulatan wilayah NKRI. Flight Information Region atau wilayah informasi penerbangan adalah suatu wilayah ruang udara tertentu yang menyediakan pelayanan informasi penerbangan dan layanan peringatan.
Chart Sektor A
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam upaya kewenangan pengelolaan FIR tersebut adalah;

Pertama, mempersiapkan SDM yang siap mengelola FIR tersebut.

Kedua, membangun infrastruktur baik berupa hardware maupun software yang diperlukan dalam penanganan/pengendalian navigasi penerbangan di atas Kepulauan Natuna dan Kepulauan Riau.

Ketiga, Indonesia harus dapat menjadi anggota ICAO (International Civil Aviation Organization) sebagai alat memudahkan langkah dipomasi dalam upaya pengambilalihan FIR tersebut.

Keempat, pengambilalihan FIR ini bukan merupakan tanggung jawab salah satu Kementerian/Lembaga tetapi merupakan tanggung jawab negara, yang hanya dapat diselesaikan dengan jalur diplomasi.

Dengan diadakannya workshop ini diharapkan didapatkan masukan-masukan yang konstruktif dan berkualitas sebagai bahan bagi kelompok kerja penyusun langkah-langkah kebijakan yang akan dibuat. Workshop ini diikuti oleh pejabat setingkat Eselon II dan III Mabes TNI dan Mabes Angkatan serta Kementerian/lembaga terkait. (Kemhan.go.id)

Alih Teknologi Radar Thales Prancis


Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Kamis (2/7), menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Perancis untuk Indonesia Mrs Corinne Breuze dan Delegasi Thales Group di Kantor Kemhan, Jakarta.

Dubes Perancis menemui Menhan untuk menindaklanjuti kunjungan Menhan ke Perusahaan Thales saat melakukan kunjungan ke Perancis beberapa waktu lalu.
Radar MW08 Thales di KRI Diponegoro
Radar MW08 Thales di KRI Diponegoro
MW08
Perancis berharap dapat meningkatkan kerjasama pertahanan dengan Indonesia salah satunya melalui pengadaan alutsista dan kerjasama industri pertahanan.

Perusahaan Thales Group juga menekankan bahwa sudah dilakukan pembicaraan dengan industri pertahanan dalam negeri mengenai alih teknologi radar produksi thales yang digunakan oleh TNI selama ini.

Dmc.kemhan.go.id

Kisah heroik prajurit Kopassus bertempur bak Film Lone Survivor



Kisah heroik prajurit Kopassus bertempur bak Film Lone Survivor
TNI gelar apel pengamanan pelantikan Presiden. 
 

Masih ingat film Lone Survivor yang diilhami operasi Red Wing di Afghanistan? Film ini mengisahkan empat anggota Navy Seal yang sedang mengintai Taliban di Gunung Sawtalo Sar.

Misi gagal karena dipergoki penggembala kambing yang lapor pada Taliban. Akibatnya, pasukan elite Amerika Serikat dikejar 300 orang gerilyawan. Aksi heroik tersebut diingat para personel Navy Seal dengan semboyan Never Forget Operation Red Wing 062805.

Nah kisah serupa juga pernah dialami pasukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang dulu masih bernama Komando Pasukan Sandi Yudha. Peristiwa itu terjadi 9 Januari 1983 saat satu unit pasukan Nanggala berpatroli di KV34-34/Komplek Liasidi, Timor Timur.

Komplek Liasidi dianggap rawan karena merupakan konsentrasi pasukan Fretilin yang bersenjata lengkap. Mulai dari senapan serbu, mortir sampai pelontar granat.

Benar saja, unit kecil pasukan elite ini kemudian dihadang 300 personel Fretelin di ketinggian. Pertempuran tak seimbang terjadi di pinggir jurang.

Satu per satu prajurit Kopasandha tewas diterjang peluru Fretilin. Komandan Tim Letnan Poniman Dasuki memerintahkan mundur lewat celah bukit. Walau sulit, itu satu-satunya pilihan yang ada.

Di saat genting tersebut, Prajurit Satu Suparlan meminta izin komandannya untuk menghadang musuh seorang diri. Dia mengorbankan diri agar teman-temannya bisa lolos.

Suparlan membuang senapan miliknya dan mengambil senapan mesin rekannya yang sudah gugur. Dia berlari maju dan menembaki Fretilin tanpa memperdulikan peluru musuh yang mengoyak tubuhnya.

Suparlan sudah bersimbah darah. Peluru senapan mesinnya sudah habis. Tapi dia tak mau menyerah.

Dia mencabut pisau komando dari pinggangnya dan memburu musuh. Enam orang berhasil ditewaskan dalam pertarungan maut.

Tak terhitung peluru Fretilin yang menembus tubuhnya. Hingga Suparlan jatuh terduduk nyaris kehabisan darah.

Pasukan Fretilin mendekati Suparlan yang tak mampu bergerak lagi. Mereka bersiap memberikan eksekusi terakhir. Sebuah tembakan maut di kepala prajurit baret merah tersebut.

Setelah puluhan musuh makin mendekat, dengan sisa-sisa tenaga yang masih dimiliki, Suparlan mencabut pin dua buah granat di kantong celananya.

Dia melompat ke arah kerumunan Fretilin dengan granat sambil berteriak keras. "Allahuakbar!!!"

Sementara itu lima orang pasukan Suparlan yang tersisa telah berada di atas bukit. Mereka menghujani pasukan Fretilin dengan peluru yang tersisa. Untungnya tak lama kemudian, bantuan datang.

Tembak menembak terjadi hingga malam hari. Korban berjatuhan dari dua pihak.

Tujuh prajurit Kopashanda tewas, sementara di kubu Fretilin 83 personel tewas. Jenazah Suparlan ditemukan dalam kondisi tak utuh.

"Keberanian dan bakti Suparlan membuat negara menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa pada Prajurit Satu Suparlan satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula yaitu Kopral Dua Anumerta," demikian ditulis dalam Majalah Baret Merah edisi Ulang Tahun tahun 2014.

Pemerintah juga menganugerahkan Bintang Sakti pada Kopda Suparlan melalui Keppres No 20/TK/TH.1987.

Korps Baret Merah mengabadikan namanya menjadi Lapangan Udara Perintis di Batujajar, Jawa Barat.

Rupanya tak cuma pemerintah Indonesia yang menghargai keberanian Suparlan. Komandan Fretilin juga mengirimkan surat pada pasukan Kopasandha. Walau musuh, mereka memuji keberanian dan perlawanan hebat yang diberikan Prajurit Suparlan.

Dalam perang, jarang penghormatan seperti ini terjadi. Kecuali untuk para prajurit yang menunjukkan keberanian luar biasa. (Merdeka)