Wednesday, 8 July 2015
Pergantian Tampuk Pimpinan TNI
Hari ini merupakan hari terakhir bagi Jenderal Moeldoko menjabat sebagai Panglima TNI. Jenderal cerdas ini membawa TNI semakin profesional. Masa pemilu yang panas dilalui Jenderal Moeldoko dengan sukses. Dia memerintahkan semua anggota TNI Siaga 1, yang otomatis semua pasukan harus berada di markas. Langkah itu dia tempuh tentu untuk mencegah anggota TNI berpihak ke salah satu kandidat presiden. Langkah yang taktis.
Jenderal Moeldoko juga berhasil mengkonsolidasikan kekuatan TNI dan Basarnas untuk bekerjasama dengan militer berbagai negara dalam pencarian Pesawat Air Asia yang jatuh di Indonesia. Upaya pencarian pesawat dan evakuasi korban berjalan mulus.
Dia juga sukses memimpin latihan militer gabungan TNI terbesar, Latgab 2014. Latihan besar itu berlangsung mulus. Parade militer di HUT TNI ke 69 Surabaya, yang merupakan parade terbesar yang melibatkan seratus pesawat lebih, berlangsung lancar.
Tidak mudah untuk menerbangkan seratus lebih pesawat, yang harus melakukan fly pass di Dermaga Ujung. Belum lagi aksi SU27/30 dan F-16 yang memecah langit dermaga ujung dengan manuver manuver ekstrim, yang ditutup oleh akrobatik Tim Jupiter. Para undangan memberikan applause atas atraksi itu.
Saya sempat khawatir, ketika para penerjun harus mendarat di kapal kargo yang sedang berlayar di dermaga ujung, di tengah angin yang cukup kencang. Namun semua penerjun berhasil mendarat di kapal kargo. Tidak ada yang tercebur ke laut.
Puluhan helikopter dari berbagai jenis terbang berdekatan dari satu formasi ke formasi yang lain. Semua lancar.
Dia tinggal di Surabaya, untuk detik detik terakhir defile militer yang dilakukan di Koarmatim, Dermaga Ujung Surabaya. “Kalau ada yang berbuat salah, bersama komandannya, akan dicebutkan ke laut, seru Jenderal Moeldoko.
Deg degan juga saat mengikuti parade akbar tersebut. Namun tidak ada satu pun dari ribuan prajurit yang berbuat salah. Bravo.
Jenderal ini juga yang membuat TNI lebih terbuka dengan masyarakat. Dia meminta jajaran Dinas Penerangan untuk lebih aktif. “Lakukan saja, kalau ada yang salah, saya yang bertanggung jawab”, ujarnya.
Jenderal Moeldoko juga berhasil membawa Apache dan Blackhawk Amerika Serikat untuk latihan dengan Militer Indonesia di Asem Bagus. Dia melobi China, untuk memuluskan alih teknologi rudal C-705, agar diproduksi di Indonesia.
Dalam beberapa kesempatan, Jenderal Moeldoko menyampaikan keinginanya untuk mendatangkan pesawat tempur SU-35 Rusia.
Kita akan lihat ke depan di era Panglima yang baru Jenderal Gatot Nurmantyo, tentang nasib ToT rudal C-705 China dan pembelian SU-35 yang telah dirintis Jenderal Moeldoko.
Tak lupa di hari terakhir jabatannya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan sebuah clue, “pembelian alat alat tempur utama, tidak dipublikasikan kepada masyarakat”.
Besok 8 Juli 2015, Panglima baru Tentara Nasional Indonesia dan Kepala baru Badan Intelijen Negara akan dilantik Presiden Joko Widodo. Pelantikan akan berlangsung di Istana Negara, Jakarta.
Demikian ungkap Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, yang siap pensiun Rabu besok. “Rencananya (pelantikan Panglima TNI) jam 12.45 WIB, di Istana,” kata Moeldoko usai acara buka puasa bersama Presiden dan Wapres di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa 7 Juli 2015.
Menurut laman resmi Sekretariat Kabinet (seskab.go.id), memang dijadwalkan pelantikan Panglima baru TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, pada Rabu besok. Begitu pula dengan pelantikan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen (Purn) Sutiyoso.
Walau begitu, Jenderal Moeldoko belum bisa memastikan apakah besok juga sekalian dengan serah terima jabatan atau masih menunggu waktu lagi.
“Nanti kita lihat waktu yang pas. Besok baru pelantikan, serah terimanya perlu persiapan besar,” kata Jenderal Moeldoko.
Anda hebat Jenderal Moeldoko.