Pages

Friday, 4 January 2013

Ini Sembilan Prioritas Diplomasi RI 2013


http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2011/10/14/127248_menlu-datangi-cikeas_209_157.jpg
Jakarta:(DM) | Seperti tahun-tahun sebelumnya, politik luar negeri Indonesia tahun ini akan terus diperkuat. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan ada sembilan pokok prioritas bagi diplomasi Indonesia tahun 2013.

Pertama, mempertajam prioritas kerja sama bilateral dengan mitra strategis dan negara sahabat lainnya sesuai dengan potensi dan peluang di masing-masing negara.

"Di samping peningkatan di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata, prioritas juga mencakup kerja sama di bidang ketahanan pangan dan energi, pertahanan, kesehatan dan lingkungan hidup," ujar Marty pada Pidato Pernyataan Tahunan Menlu tahun 2013, Jumat 4 Januari 2013.

Kedua, di samping konsolidasi pasar tradisional, diplomasi ekonomi diarahkan pada perluasan pasar non-tradisional. Sebelumnya pada tahun 2012, pasar ekspor non tradisional RI di kawasan Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur naik masing-masing 46 persen, 43 persen dan 87 persen, dibanding periode yang sama 2011.

"Kenaikan yang substansial ini diraih di saat pasar ekspor tradisional Indonesia di kawasan Amerika Utara dan Eropa Barat mengalami pertumbuhan negatif," jelasnya.

Ketiga, memprioritaskan perundingan perbatasan dengan negara tetangga sesuai dengan kepentingan nasional dan ketentuan norma hukum internasional. Marty mencatat, selama tahun 2012, 32 kali perundingan perbatasan dengan 7 negara telah dilaksanakan. Sebanyak 15 kali adalah perundingan batas maritim dan 17 kali perundingan batas darat.

Keempat, Meningkatkan perlindungan WNI/TKI di luar negeri dengan memprioritaskan pada tiga aspek, yaitu pencegahan, deteksi dini dan perlindungan. "Pada tahun 2013, perlindungan WNI akan tetap menempati agenda prioritas diplomasi dan politik luar negeri. Sesuai komitmennya, Kemlu telah membuat grand design perlindungan WNI di luar negeri," kata Marty.

Kelima, pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di tingkat kawasan. Pada 2012, Indonesia menyumbang solusi perdamaian dunia.

Keenam, Konsolidasi demokrasi dan nilai-nilai HAM di kawasan dan di tingkat global.

Ketujuh, memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan. "Tahun 2013, melalui Keketuaan Indonesia pada APEC, kita berpeluang berkontribusi nyata bagi pembentukan tatanan ekonomi mendatang," katanya.

Kedelapan, berkontribusi memelihara perdamaian, keamanan dan keadilan di tataran global. Marty menegaskan, jejak diplomasi Indonesia pada 2012 terekam di berbagai belahan dunia, dari kawasan Asia hingga Timur Tengah.

Kesembilan, mendorong tatanan ekonomi dan pembangunan dunia yang berkeadilan. Dia menjelaskan, tatanan yang berkeadilan adalah tatanan yang memberikan kesempatan bagi seluruh negara untuk maju dan sejahtera, tanpa terkecuali.

"Terkait isu agenda pembangunan global, Bapak Presiden bersama dengan Presiden Liberia dan PM Inggris telah dipilih menjadi pemimpin bersama High-level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda yang akan memberikan masukan pada Sekjen PBB mengenai agenda pembangunan global pasca 2015," kata Marty. (umi)
 
Sumber :VIVA.co.id

Kapal Penyapu Ranjau Dikerahkan Bangun Jembatan Merah Putih

KRI Pulau Rimau 724 TNI AL
Ambon, Maluku:(DM)- | Diketahui masih cukup banyak ranjau warisan Perang Dunia II di Teluk Dalam Ambon, Maluku. Kapal penyapu ranjau akan dikerahkan untuk membebaskan teluk itu dari ranjau, karena Jembatan Merah Putih akan dibangun di sana.

Kepala Balai Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara, Jefry Pattiasina, Jumat, menyatakan, "Saya berkoordinasi dengan Kementerian PU telah menyurati Mabes TNI untuk mengerahkan kapal penyapu ranjau."

Pembersihan ranjau akan dilaksanakan dalam waktu dekat agar realisasi pembangunan bentangan pendekat jembatan tersebut rampung sesuai jadwal, yakni 2013.

"Pembangunan fasilitas tersebut harus mempertimbangkan keselamatan pekerja maupun kerangka jembatan karena ranjau peninggalan Perang Dunia II itu sewaktu-waktu bisa saja meledak," ujarnya.

Kementerian PU melalui APBN 2012 mengalokasikan Rp 115 miliar untuk pembangunan bentangan pendekat. APBN 2011 mengalokasikan Rp 150 miliar. Di Poka bentangan pendekat hampir rampung, sedangkan Galala sedang dirampungkan.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum untuk melanjutkan pembangunan bentang tengah jembatan Merah Putih sepanjang 300 meter mengalokasikan biaya Rp 416,76 miliar dan diharapkan dapat beroperasi pada 2014.

Jembatan ini menghubungkan Galala Poka-Ambon yang bisa mempersingkat waktu tempuh dari kedua tempat itu dari sekitar 1,5 jam menjadi sekitar 20-30 menit, sehingga akses ke Bandara Internasional Pattimura di Teluk Ambon menjadi lebih cepat.

Lokasi bandar udara ini cukup unik, persis di ujung Teluk Ambon di mana sisi yang lain terletak Kota Ambon. Pemakai jasa penerbangan bisa mencapai Bandar Udara Internasional Pattimura melalui jalan darat menyusuri Teluk Ambon atau memotong perairan teluk itu memakai perahu cepat. (*)

Sumber : Antara

TNI AL Tunggu Kapal Produksi PAL Tahun Ini

 
JAKARTA:(DM) - Markas Besar TNI Angkatan Laut menegaskan akan menunggu dua buah tugboat dari PT. Penataran Angkatan Laut (PAL) tahun ini. “Berdasarkan kontrak, seharusnya tugboat dikirimkan pada 2013,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati saat dihubungi oleh Tempo, Kamis 3 Januari 2013.

Menurut Untung, ada dua unit tugboat yang sedang dibuat oleh PT. PAL. Selain tugboat dari PT. PAL, TNI AL akan menerima dua unit kapal Patroli Cepat (PC) 40 dari galangan Palindo Marine (Batam), dan dua buah kapal tanker dari galangan Anugrah Buana Marine (Banten) dan Dok Kodja Bahari (Jakarta).

Sebelumnya, PT. PAL berjanji akan menyelesaikan program pengadaan alutsista yang sudah dipercayakan pada mereka tahun ini. Setidaknya, ada dua program militer yang akan diselesaikan pada tahun ini, yaitu Kapal Cepat Rudal (KCR) dan tugboat. “Itu akan selesai akhir tahun 2013,” ujar Direktur Utama PT. PAL Firmansyah Arifin.

Dia menolak jika disebutkan ada 10 item program pengadaan alutsista milik Kementerian Pertahanan dan TNI yang tidak bisa selesai. “Enggak ada, semua proyek masih berjalan sesuai rencana,” kata dia.

Sumber : Tempo

Ketua LAPAN: Ruang Udara Kita Dipakai Orang Seenaknya

PUNA Wulung
JAKARTA:(DM) - Lapan merupakan lembaga non-kementerian yang fokus ke dunia kedirgantaraan. Lembaga tersebut kini tengah menciptakan roket, pesawat tanpa awak, dan satelit untuk keperluan pengawasan (surveillance). Langkah itu sudah dimulai melalui wahana terbang kecepatan rendah dengan menciptakan pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle -UAV).

“Radar penting untuk Angkatan Udara dan Laut.Kami bikin yang (mampu monitor) 8 jam tanpa awak untuk mendeteksi laut,” ujar Ketua LAPAN Bambang Setiawan Tejasukmana.

Semua teknologi peralatan terbang itu sudah tercapai sejak pertengahan 2011 hingga 2012, sehingga tak berlebihan jika tahun 2012 ini adalah tahun kebangkitan teknologi kedirgantaraan.Teknologi apalagi yang sudah berhasil dirampungkan lembaga tersebut, dan apa yang sedang dalam proses pembuatan?

Simak wawancara Isfari Hikmat dari majalah detik dengan Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Drs. Bambang Setiawan Tejasukmana, Dipl.Ing.

Apa makna 2012 bagi perkembangan teknologi kedirgantaraan nasional, dan apa harapannya di tahun mendatang?

Tahun 2012 merupakan tahun kebangkitan teknologi penerbangan. Sejak pertengahan 2011 hingga sekarang beberapa produk sudah ada roadmap-nya.

Tahun 2013 itu 50 tahunnya Lapan, keantariksaan di Indonesia. Kita siap melaksanakan satelit, UAV, dan roket. Roket RX 550 diluncurkan di Morotai, Lapan A2 diluncurkan di India. Kita tunggu India, dia bilang bulan Juni 2013, sampai sekarang belum ada perubahan dari mereka. India ini programnya agak susah, kita berharap mereka tidak berubah agar bisa segera.

Satelit ini untuk memotret Indonesia setiap hari. Nanti kita bisa melihat perubahan lahan kita seperti apa, misalnya ada pengurangan lahan pertanian, macam-macam. Kalau mencatat jalan darat, lama sekali, karena Indonesia luas sekali. Lapan Surveillance Aircraft atau pesawat tanpa awak untuk pengawasan (surveillance), roket untuk banyak hal. Sebelum untuk luncurkan satelit, kita gunakan dulu untuk mengukur atmosfer.

Teknologi radar kita masih bergantung sama negara luar, tapi kita mesti siapkan. Radar penting untuk Angkatan Udara dan Laut. Kami bikin yang (mampu monitor) 8 jam tanpa awak untuk mendeteksi laut.

Indonesia sudah mampu membuat drone, pesawat intai yang canggih itu. Apa sebenarnya manfaat pengembangan teknologi pesawat itu untuk kita?

Misalnya kalau ada banjir di Bintaro, luasnya daerah yang kena banjir ini bagaimana? Nah ini bisa menggunakan drone. Sedang disiapkan desainnya. Misalnya ada longsor di Jawa Barat, daerah longsornya seperti apa itu bisa menggunakan drone. Kalau Amerika untuk mencari Taliban, kita tidak begitu. Punya kita belum sampai, cuma untuk memotret saja. Terakhir kita sedang uji cobakan, jelajahnya bisa membawa muatan 10 kilogram, LSU03 saat ini paling canggih. Itu bikinan kita sendiri, kecuali mesinnya. Untuk mesin kita belum punya pabriknya, jadi beli mesin yang sudah ada. Efektif untuk surveillance.

Awal tahun 2012 kita sudah gunakan di Merapi untuk ambil gambar. Dia pakai kamera dan GPS, setiap dia memotret, kita bisa tahu posisinya. Dia hanya mampu menjelajah 3 kilometer, kameranya kecil. Terus dia diterbangkannya sangat mudah, tidak perlu airport.

Bedanya dia memotret berdasarkan program. Program itu daerah mana koordinat berapa dia ambil gambar dalam jarak satu kilometer. Terus dia balik setor gambar. Lalu gambar itu digabungkan, jadi kita dapatkan gambar yang luas. 

Bisa dijelaskan program LAPAN untuk prototipe pesawat N219?

Cutaway N219 (Weapons technology)
Untuk (prototipe pesawat) N219 kita sudah disediakan dananya. Harapannya 2013 sudah muncul desainnya agar di Papua Barat yang tinggi-tinggi itu bisa terjangkau, kasihan selama ini. Lapan bikin prototipenya, research and development-nya. Kita bikin uji mesin untuk sertifikasinya, sehingga saat pesawat itu sudah jadi, pesawat itu diuji, digetar-getar guna mendapatkan sertifikasi dari Dirjen Kementerian Udara, Kemenhub.

Setelah dapat sertifikasi, langsung produksi 2014. Anggarannya Rp 302 miliar untuk bikin prototipe dan line produksinya, bikin cetakannya, itu dibiayai APBN.

Prototipe itu pesawat sudah terbang. Struktur PTDI. Target 40% kandungan lokal. Kita tidak bangun fasilitas baru, tapi menggunakan yang sudah ada. N219 itu mirip twin otter, karena twin otter sudah berusia 20-30 tahun, sudah setop produksi dari dulu. Inilah pesawat barunya, teknologinya juga baru. Twin otter kan teknologi 20 tahun lalu.

Apakah sudah ada pasarnya, karena itu juga menjadi bagian yang sangat penting?

Captive market kita belum punya, kita mesti bersaing bebas. Kalau sudah jadi, baru koordinasi. Komitmen awal, prototipe dari pemerintah, PTDI kan tidak ada investasi anggaran. Pesawat sejenis juga sedang diproduksi negara lain, Kanada, masuknya 2015. Jadi kalau 2014 akhir kita bisa masuk, kita bisa langsung merebut pasar dalam negeri.

Kalau kita terlambat setahun-dua tahun, mereka pasti akan masuk. Syaratnya barangnya jadi dulu, baru maskapai penerbangan swasta. Yang buat kami semangat, mereka pasti serbu itu 2015. Makanya 2014 akhir kita harus masuk duluan.

Bagaimana dengan keseriusan pemerintah mengembangkan pesawat nasional ini?

Kita optimistis Kemenhub akan membantu. N250 akan dimodifikasi mulai pada 2017 nanti kemungkinan pemerintah akan mengembangkan kembali, karena market-nya sudah ada. Dibandingkan twin otter, N219 mampu mengangkat lebih berat dengan teknologi sayap terbaru. Teknologi avionic-nya juga jauh lebih baru. Jarak tempuhnya seribuan kilo, dia mampu mendarat di landasan pendek. Tanpa diisi bahan bakar dia langsung balik lagi.

Biasanya pesawat harus isi bahan bakar dulu, ini dia tanpa refueling. Setelah itu direncanakan N245, lebih murah lagi biaya bikin prototipenya karena modifikasi dari CN235. Modifikasi pesawat militer jadi pesawat penumpang, menambah seat. Lapan yang membikinnya, yang menguji BPPT, terus Menristek yang mengoordinasi ke semuanya.
Anggarannya kecil saja, tidak banyak juga untuk N219. Sekarang baru tahapan desain prototipe, belum sampai produksi. Tapi lumayanlah. N219 itu kecil, kapasitasnya cuma 9.
Jadi khusus untuk melayani daerah-daerah yang tinggi, medan yang berat. Untuk daerah yang susah dijangkau, kayak Papua. Untuk barang bisa juga, tapi tidak terlalu banyak, supaya harga murah. Biasanya manusia dulu tapi sambil barang. Jadi yang utama manusia. Mudah-mudahan Harteknas tahun depan, bisa saya angkat.
Kemudian roket, satelit. Apalagi UU Kedirgantaraan sedang digarap, tambah mantap kita. Satelit itu untuk motret Indonesia setiap jam. Penting itu. Roket itu untuk menaruh satelitnya. Bisa untuk menembak musuh juga, kalau ditaruh peluru kalau mau. Satunya lagi, pesawat tanpa awak. Rencana tahun depan.

Bagaimana nasib RUU Kedirgantaraan? Seberapa urgensinya?

Kemarin saya sudah menyerahkan ke DPR. DPR sekarang sudah membahas, termasuk dia belajar ke Brasil dan Amerika untuk memperdalam tentang kedirgantaraan. Selama ini kita punya ruang udara, masa orang pakai seenaknya. Misalnya ada kerusakan, atau negara orang ada nuklirnya kita kena, mau nggak begitu? Kalau kita mengatur, aman kita.

Termasuk kalau dia menerbangkan sesuatu, jatuh, gimana ganti rugi atau macam-macamnya kalau tidak diatur? Makanya kita perlu mengatur ruang yang kita miliki, jangan seenaknya, rugi kita kalau tidak bikin itu.

Sumber : Majalah Detik

Malaysia Kembali Incar Salah Satu Pulau Indonesia

7c8aeb79466f7bebb3f39282ad827b05
Salah Satu Sudut Pulau Berhala Yang Diincar Malaysia (Foto: Istimewa)

itoday - Malaysia kembali mengincar salah satu pulau terluar yang menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pulau Berhala. Pasalnya pulau yang berada di bawah otorita Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai memiliki banyak potensi alam yang menarik perhatian wisatawan.

Menurut Komandan Pleton Pulau Berhala, Letnan I Marinir Arief Nugroho, sejak 2006 setidaknya 34 personil TNI yang terdiri dari 24 marinir dan 10 angkatan darat ditugaskan untuk menjaga pulau yang menyimpan berbagai jenis terumbu karang, 22 spesies, penangkaran penyu, dan tipografis alam yang eksotis.

"Sebelumnya yang menjaga pulau ini hanya tim navigasi saja, namun ketika muncul isu perebutan pulau Berhala oleh Malaysia, pemerintah menurunkan pengamanan ketat di kawasan ini," jelasnya.



Arif menambahkan, untuk tugas tersebut, pihaknya dilengkapi berbagai persenjataan seperti senapan otomatis, senjata laras panjang dan mitraliur untuk menghadapi ancaman.

"Sesekali Malaysia masih memantau pulau ini lewat jalur udara. Tugas kita hanya mengamankan saja, kalau ada ancaman kita lapor ke kesatuan atas," ungkapnya.

Untuk menguatkan status kepemilikan pulau Berhala, pihaknya dan Pemkab Serdang Bedagai mulai membuka pulau ini bagi para pelancong sejak setahun terakhir. Hal itu dilakukan agar masyarakat tahu bahwa pulau tersebut milik Indonesia.

Setidaknya sejak setahun terakhir, ratusan pelancong berkunjung ke Pulau Berhala. Begitu juga pada perayaan pergantian tahun 2012 - 2013. Setidaknya 250 pengunjung memadati pulau yang berjarak 60 mil dari Malaysia ini.

Arief juga meminta kepada pemerintah untuk lebih mengembangkan potensi alam Pulau Berhala. Seperti pembangunan sarana dan prasarana, seperti akses penyebrangan, dermaga, tempat tinggal dan sinyal komunikasi.

Untuk mengunjungi Pulau Berhala, perjalanan membutuhkan waktu empat Jam lebih dari Pantai Beringin Sergei, Sumatera Utara.*

Pembentukan Kohanla Menunggu Persetujuan Presiden

Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono (tengah) melakukan salam komando dengan Laksamana TNI Soeparno (kiri) dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio (kanan) yang baru disela-sela upacara sertijab di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Kamis (27/12). Laksamana Madya TNI Marsetio menggantikan pejabat lama, Laksamana TNI Soeparno. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/mes/12)

4 Januari 2013, Jakarta: Pembentukan Komando Pertahanan Laut (Kohanla) dipastikan akan terwujud, menyusul adanya persetujuan di tingkat Markas Besar TNI dan menunggu proses persetujuan Presiden.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI (P) Untung Suropati menjelaskan, Kohanla nantinya akan membawahi tiga armada yaitu Armada Barat, Armada Tengah dan Armada Timur.

"Dalam forum apel komandan satuan kemarin sudah dipaparkan perubahan mendasar adalah validasi organisasi TNI AL. Ini sudah disetujui di tingkat Mabes TNI, mulai dari pengembangan armada, marinir, perkembangan atau penambahan organisasi baru," kata Kadispenal Untung Suropati di Jakarta, Jumat (4/1).

Pengembangan postur ini menurut Untung akan diikuti oleh strata kepangkatan. Untuk Kohanla akan dipimpin oleh pangkat Laksamana Madya (Laksdya). Sedangkan masing-masing armada dipimpin oleh Laksamana Muda.

Pemekaran postur yang juga disetujui oleh Mabes TNI yaitu pembangunan satu pasukan marinir (Pasmar) yaitu Pasmar III di Sorong. Meski mengaku belum dikaji lebih jauh, namun jumlah personel Pasmar di Sorong, menurut Kadispenal idealnya setara dengan satu divisi di angkatan darat.

Hingga kini pembangunan infrastrutur untuk Armada Tengah diakui Untung, belum dilakukan karena menunggu keputusan presiden terkait revisi Peraturan Presiden Nomor 10/2010 tentang Organisasi TNI. "Dari Mabes TNI yang sudah menyetujui akan diajukan ke pemerintah. Pembangunan menunggu persetujuan presiden terlebih dahulu," pungkasnya.

Sumber: Info Publik

TNI AU Akan Miliki Pesawat Intai

9300d1b6882b882688f87d48a148287e
C-295 AEW Yang Kabarnya Dibeli Indonesia (Foto: Airbus Military)

itoday - Kabar menarik datang dari Eropa, dimana dikabarkan Airbus Military sedang membangun sebuah pesawat jenis Airborne Early Warning (AEW) berbasis C295 untuk kebutuhan TNI AU.

Dilansir dari Defense Update, pihak Airbus Military sedang merampungkan beberapa modifikasi di winglets pesawat C295 agar dapat meningkatkan performa pesawat ketika lepas landas, menanjak dan terbang jelajah. Tidak hanya itu, modifikasi ini akan meningkatkan jarak jangkau dan ketahanan terbang, dan memperirit konsumsi bahan bakar. Modifikasi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan TNI AU akan pesawat AEW.

Sebelumnya, Imam Sufaat pernah mengatakan bahwa Indonesia memang mencari pesawat AEW, namun dengan platform (ukuran/kelas) yang lebih besar untuk mengcover wilayah Indonesia yang cukup luas. Sehingga dengan adanya modifikasi tersebut, diharapkan C295AEW dapat ikut dalam persaingan pemenuhan kebutuhan TNI AU.


Indonesia sendiri dinilai sebagai pasar strategis untuk pesawat jenis ini. Pasalnya di awal 2012, Indonesia memesan sembilan unit pesawat angkut medium C295, dimana pengiriman pertama telah dilakukan akhir tahun lalu.

Pesawat AEW sendiri adalah pesawat yang dilengkapi dengan radar yang mampu menampilkan pencitraan, dan medeteksi benda jarak jauh, juga memiliki kemampuan mengintai musuh atau wilayah musuh dari udara.

Pihak Airbus Military sendiri demi mempromosikan pesawat jenis ini ke Indonesia langsung mengencat prototype C295 AEW dengan kamuflase TNI AU.*

Segera.....T-50 Golden Eagle perkuat TNI AU


JAKARTA-(DM) : TNI Angkatan Udara akan segera diperkuat satu skuadron atau 16 pesawat T50 Golden Eagle dari Korea Selatan.

pengadaan pesawat tersebut merupakan salah satu program pengembangan kekuatan TNI Angkatan Udara hingga 2024 berdasar kekuatan dasar minimum.

Pesawat latih T50 Golden Eagle rencananya menggantikan Hawk 53 MK buatan Inggris yang segera dipensiunkan,T50 adalah pesawat produksi perusahaan Korea Aerospace Industries (KAI) dimana dalam proses pembuatan pesawat T50 dibantu Untuk pembiayaanya 13 persen dibiayai oleh  perusahaan dari Amerika yaitu Lockheed Martin , 17 persen oleh Korea Aerospace Industries ( KAI ) dan sisanya, 70 persen ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan.

T50 merupakan Pesawat tempur ringan dimana calon pilot pesawat tempur sukhoi harus melewati tes dengan T50,Karena kalau latihan pakai Sukhoi "cost operasional" nya cukup besar. Selain untuk latihan, pesawat ini bisa digunakan untuk operasi penyerangan ringan.

T50 Aerobatik TNI AU selain untuk Tim Aerobatik,digunakan juga untuk pesawat penyerang, dimana terdapat tulisan TT(Tempur Taktis) pada bagian Kode Pesawat dimana kode TT pada versi TNI AU untuk Pesawat Tempur yg role utamanya untuk Air to Ground

T50 bisa dipasang rudal "air to air" AIM-9 Sidewinder ( rudal udara ke udara ), rudal "air to ground" AGM-65 Maverick ( rudal udara ke darat ) serta mampu membawa beberapa Bomb seperti CBU-58 cluster, Mk 82, Mk 83/MK, dan Mk 20

 
Khusus untuk Tim Aerobatik, TNI AU memesan camo atau design warna biru kuning,camo ini mirip yang dipakai oleh tim aerobatic Elang Biru.dimana Tim Elang Biru ini menjadi kebanggaan TNI Angkatan Udara karena tim ini dapat disejajarkan dengan beberapa tim aerobatik kelas dunia seperti tim Red arrow (Inggris), Roulette (Australia), Golden Dreams (Inggris).
 
 
 
Desain pesawat yang dibuat khusus untuk T50 Golden Eagle ini sangat mirip dengan Elang Biru,apakah dengan pesawat T50 ini akan jadi penerus dari Elang Biru.Kita tunggu saja....!!!

Sumber : Kaskus

DPR Minta Progres Proyek Kapal Selam Dan KF-IF/X


JAKARTA-(DM) : Komisi I DPR menyetujui rencana pemerintah untuk membeli tiga unit kapal selam dari Korea Selatan. Syaratnya, pembelian itu disertai  alih teknologi. Syarat ini diajukan DPR agar suatu saat Indonesia mampu membuat kapal selam sendiri.

Teknis alih teknologi itu, satu dari tiga kapal selam yang akan dibeli harus dikerjakan di dalam negeri. PT PAL di Surabaya, Jawa Timur, akan dipilih untuk menggarap kapal selam itu.

Anggota Komisi I DPR Helmy Fauzi mengatakan, seusai masa reses ini pihaknya berencana menggelar rapat kerja dengan pemerintah untuk mengetahui perkembangan realisasi pembelian kapal. Komisi I berharap ketiga kapal yang dipesan cepat kelar dan pada 2014 sudah siap digunakan untuk memperkuat pertahanan TNI Angkatan Laut.

"Ini sebenarnya program tahun jamak 2010-2014. Saya lupa berapa anggaran totalnya bagi tiga kapal selam itu. Tapi, yang penting sejauh mana kontrak dan pengerjaannya berjalan," kata Helmy Fauzi kepada JurnalParlemen, Kamis (3/1).

Selain membeli kapal, Helmy mengungkapkan, Indonesia sedang merajut kerja sama dengan Korea Selatan untuk memproduksi pesawat tempur KFX. Pesawat tempur varian baru dari generasi F-16 asal Amerika Serikat ini akan dibikin bersama oleh insinyur Indonesia dan Korsel. 

"Kita harapkan produksi KFX segera diwujudkan guna memenuhi modernisasi pesawat tempur TNI AU," kata Helmy. 

Pekan lalu, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Indonesia mampu membikin kapal selam setelah teknisi PT PAL belajar dari Korsel. Kini PT PAL sedang bersiap memproduksi alutsista kelautan seperti kapal selam, kapal tunda, dan kapal rudal cepat.

Sumber : Jurnamen

Korsel dan Indonesia Diragukan Bisa Membuat Pesawat Siluman


Korsel dan Indonesia Diragukan Bisa Membuat Pesawat Siluman
Desain KFX/IFX
Jika melihat negara-negara yang mengembangkan pesawat jet tempur, track recordnya memang tidak menggembirakan. China saja yang mengembangkan pesawat tempur selama puluhan tahun, tetap saja mengandalkan pesawat dari Rusia. Begitu pula dengan India, Pakistan, Mesir dan bahkan Israel. 

BANYAK pihak meragukan kemampuan Korsel dan Indonesia dalam membuat pesawat tempur siluman. Hal ini dikarenakan teknologi inti masih belum dikuasai, seperti: avionik, mesin, data fusion dan material komposit.

Angkatan Udara Korea Selatan mulai tergoda untuk memiliki T50 PAK FA buatan Sukhoi Rusia karena dirasa lebih tidak beresiko dan pesawat prototype-nya pun telah terbang. Jika AU Korsel memilih T50 PAK FA, bisa jadi Indonesia akan dirugikan karena terlanjur mengeluarkan dana dalam proses pengembangannya.
Jika melihat negara-negara yang mengembangkan pesawat jet tempur, track recordnya memang tidak menggembirakan. China saja yang mengembangkan pesawat tempur selama puluhan tahun, tetap saja mengandalkan pesawat dari Rusia. Begitu pula dengan India, Pakistan, Mesir dan bahkan Israel.

Perancis saja yang sudah malang melintang dalam pembuatan pesawat, tetap saja kesulitan menjual jet tempur Rafale. Hingga saat ini hanya Perancis yang menggunakan Raffale, setelah India akhirnya beralih membeli Typhoon Eurofighter.

Israel pun demikian. Pembuatan jet tempur Kfir tidak sukses. Israel tetap menggunakan F-16 dan F-15 sebagai tulang punggung Angkatan Udara. 

 Membandingkan Proyek IFX/KFX dengan Pesawat Lavi Israel

Membandingkan Projek Prestisius IFX/KFX dan Jet Tempur Kfir Israel
MESKI Israel gagal membuat jet tempur Lavi yang tangguh, namun efek positifnya banyak didapat. Kegagalan Israel dalam jet tempur Lavi, tidak membuat teknologi dirgantara mereka ikut mati. Israel berhasil menciptakan perlengkapan sensor, elektronik dan sistem senjata bagi pesawat tempur AS yang mereka beli. 

Bahkan Israel terus berkembang dengan menciptakan: military air system, ground defense system, naval system dan lain sebagainya. Bahkan Israel sangat berkembang dengan teknologi UAV serta AEW&C. Amerika Serikat tidak ketinggalan menggunakan produk UAV dan AEW&C Israel. Begitu pula Rusia yang mulai menggunakan UAV Israel.

Track record negara baru yang mengembangkan jet tempur memang tidak bagus. Namun pembuatan jet tempur KFX/IFX akan memberi banyak efek positif bagi Indonesia dan bahkan bisa memberi efek tidak terduga (invention).

Untuk itulah PT DI telah membuat unit kerja bayangan program KFX/IFX di Bandung. Unit bayangan ini menyalin semua aktifitas KFX-IFX yang dikerjakan para ahli KAI dan PT DI di Korsel. Hal ini untuk pelajaran bagi insinyur Indonesia lainnya maupun antisipasi jika proyek KFX di Korsel terhenti.

Dengan pembuatan KFX/IFX, Indonesia akan belajar membuat sistem senjata, sensor dan elektronik, radar dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan IFX yang dibangun. Tentu insinyur-insinyur Indonesia akan mempelajari sistem terbaik untuk diinstal di pesawat tempur tersebut.

Kesempatan inilah yang sangat mahal, para ahli penerbangan dan militer Indonesia, memiliki kesempatan melakukan “praktek lapangan” dengan medium IFX.


Sumber : Pelita Online

Thursday, 3 January 2013

“The Most Impresive Ship” Untuk KRI Frans Kaisiepo–368

SURABAYA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaiseipo – 368 dengan  Komandan Letkol Laut (P) Yayan Sofyan, S.T. mendapat predikat “The Most Impresive Ship” dalam Multilateral Exercise Kakadu 2012 yang diikuti oleh 18 Kapal Perang dari berbagai Negara Asia Pasifik. Predikat tersebut berhasil diraih karena seluruh serial latihan dapat dilaksanakan dengan menakjubkan. Hal ini disampaikan melalui surat resmi dari Fleet Commander Royal Australian Navy (RAN) kepada Mabesal dan menjadi juara 1 dalam “Event Sport Day Kakadu”

Latihan  Kakadu merupakan latihan bersama dua tahunan. Latihan ini dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan hubungan kerja sama antarnegara di Asia Pasifik, sehingga diharapkan dapat mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan Asia Pasifik.

Sedangkan dalam Event Latihan Bersama (Latma) Sea Eagle, KRI Frans Kaiseipo – 368 menjadi juara umum dan berhak membawa piala bergilir Eagle Cup. Latma Sea Eagle 2012 merupakan latihan Bilateral antara TNI Angkatan Laut dengan Republic Singapore of Navy (RAN) yang digelar setiap dua tahun sekali.

Penyerahan Piala Kakadu dan Eagle Cup diserahkan oleh komandan KRI FKO kepada Pangarmatim pada saat apel khusus di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya (Kamis, 030113).

Sumber : Koarmatim

Tahun 2013, Kemenristek Fokus Kembangkan Pesawat UAV

JAKARTA:(DM) - USAI mendorong pengembangan dan penelitian mobil listrik sepanjang tahun 2012 lalu, tahun ini pemerintah akan mengalihkan fokus ke pengembangan teknologi satelit, roket dan pesawat tanpa awak (UAV). Rencana ini pun mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan, riset para peneliti Indonesia seputar satelit, roket dan puma sudah berlangsung sejak lama dan hasilnya cukup banyak. Sayangnya, akibat ketidakfokusan pemerintah hasil-hasil penelitian itu tidak dapat dikembangkan secara maksimal.

"Lembaga riset seperti LAPAN dan BPPT sudah sejak lama mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak. Bahkan, BPPT sudah bisa mengembangkan pesawat UAV dalam tiga kelas, pesawat kecil, sedang dan besar,"kata Menristek dalam konferensi pers di gedung BPPT, Jakarta, Kamis (3/1).

Pesatnya pengembangan UAV oleh negara-negara besar seperti Amerika dan China terutama sebagai senjata pertahanan, secara tidak langsung mendesak pemerintah Indonesia untuk lebih gencar mengembangkan kemampuan teknologi terkait.

"Teknologi pesawat tanpa awak ini sangat penting, terutama untuk pengamatan di kawasan-kawasan berbahaya. Misalnya, pengamatan di gunung berapi, lokasi ilegal loging, dan ilegal fishing. Juga cukup membantu untuk pesawat-pesawat pembuat hujan buatan, itukan sangat berbahaya terbang di tengah-tengah awan,"kata Gusti.

Kementerian Pertahanan dan Keamanan bahkan sudah memesan satu skuardron pesawat PUMA buatan anak bangsa ini melalui BPPT. "Ini kabar bagus ya, kita mempercayakan kemampuan anak-anak bangsa yang sebenarnya sudah banyak diakui di internasional,"kata Menristek.

Selain itu, Kemenristek juga sudah mendapatkan order pembuatan pesawat penumpang berkapasitas 29 orang, N-129, yang umumnya digunakan di kawasan-kawasan bermedan berat seperti di Papua.

"Pesawat ini akan dikembangkan bersana LAPAN. Setelah rancangan selesai, tahun ini juga pesawat N-129 akan segera diproduksi oleh PT.Dirgantara Indonesia (PT.DI),"kata Gusti.

Sementara itu hasil evaluasi pengembangan mobil listrik di tahun 2012, kata Menristek, ternyata mendapatkan sambutan cukup baik dari berbagai pihak. Bahkan, salah satu pengusaha swasta di Magetan, telah bersedia untuk memproduksi mobil listrik. Rencananya, produksi mobil-mobil listrik itu akan dimulai pada Mei 2013 ini.

"Kekurangan kita dalam pengembangan mobil listrik hanya terletak pada teknologi baterainya yang lemah. Saat ini sedang dicari jalan keluarnya,"kata Menristek.

 Jurnas

Eks Petinggi Militer AS: RI Kian Andalkan Soft Power

Sekjen PBB dan Presiden SBY saat kunjungi Pusat Pelatihan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Sentul, Jawa Barat, beberapa waktu lalu
Sekjen PBB dan Presiden SBY saat kunjungi Pusat Pelatihan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Sentul, Jawa Barat, beberapa waktu lalu (ANTARA/Widodo S. Jusuf)

VIVAnews - Indonesia kini dipandang sebagai negara yang memiliki kekuatan lunak (soft power) yang kian berpengaruh, baik di tingkat regional maupun global. Kontribusinya bagi upaya mengatasi konflik dan bantuan kemanusiaan dalam beberapa tahun terakhir telah mendapat sorotan luas dari masyarakat internasional.

Penilaian itu dikemukakan mantan Deputi Panglima Komando Militer AS di Pasifik (PACOM), Letnan Jenderal Daniel Leaf. "Dalam beberapa tahun terakhir, posisi Indonesia kian dipandang masyarakat internasional. Indonesia dilihat sebagai negara yang memiliki soft power yang berpengaruh di kawasan," kata Leaf dalam suatu diskusi oleh Forum Indonesia-Amerika (Usindo) di Jakarta, 11 September 2012.

Diperkenalkan oleh ilmuwan politik Amerika, Joseph Nye, Soft Power merupakan konsep hubungan internasional yang menggambarkan kemampuan persuasi suatu negara dengan mengundang daya tarik dan kesediaan dari pihak lain, ketimbang menggunakan paksaan atau kekuatan riil maupun uang.

Leaf, yang kini menjadi pengamat isu-isu keamanan, mengamati bahwa Indonesia sebelum terjadinya bencana dahsyat tsunami akhir 2004 kurang dipandang banyak kalangan, termasuk di Amerika sendiri. "Namun, tsunami mengubah segalanya, mengubah Indonesia sendiri dan juga pandangan internasional atas Indonesia. Sejak itu perhatian di bidang kemanusiaan menjadi bagian yang penting dari negeri ini," kata Leaf.

Bidang kemanusiaan itulah yang menjadi salah satu dari tiga elemen soft power yang menonjol dari Indonesia. "Kita melihat Indonesia tanggap dalam memberi bantuan kemanusiaan bagi negara-negara yang dilanda bencana di kawasan," kata Leaf, yang sejak Januari 2012 menjadi Direktur Asia-Pacific Center for Security Studies (APCSS), lembaga studi yang berada di bawah naungan Departemen Pertahanan AS (Pentagon)     

Modal lain yang dimiliki Indonesia menurut Leaf adalah ikut berupaya mengatasi konflik. "Belakangan ini Indonesia aktif dalam turut serta mengatasi konflik yang dihadapi negara-negara lain. Ini patut diapresiasi," kata Leaf, yang sejak 2008 pensiun dari Angkatan Udara AS setelah berdinas selama 33 tahun.
Dalam kesempatan terpisah, Duta Besar AS, Scot Marciel, juga memberi apresiasi bagi peningkatan kontribusi Indonesia bagi misi perdamaian dunia. "Ini terbukti dengan dibangunnya Pusat Pelatihan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Sentul, Jawa Barat. AS mendukung dan menghargai peran Indonesia itu," kata Marciel beberapa waktu lalu.
Selain itu, pengalamannya sebagai negara yang mengalami transisi menuju demokrasi merupakan elemen lain yang menjadi modal Indonesia dalam menunjukkan kekuatan lunak-nya di dunia. "Memang merupakan tahap yang tidak mudah. Namun, ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi negara-negara lain," kata Leaf, yang juga mantan pilot jet tempur F-15 dan F-16. 

Bahkan, menurut dia, AS pun bisa memetik pelajaran dari Indonesia. "Walau lebih dulu menerapkan demokrasi, kita bisa belajar satu sama lain dari pengalaman masing-masing," kata Leaf.    (umi)

Sumber : VIVA

Kemenristek akan buat skuadron pesawat tanpa awak

http://img.antaranews.com/new/2012/10/small/20121011Pesawat-Tanpa-Awak-111012-wsj-7.jpg
PUNA Wulung
JAKARTA:(DM) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengatakan pada tahun 2013 pihaknya akan membuat satu skuadron pesawat tanpa awak untuk kepentingan mata-mata sistem pertahanan nasional.

"Kementerian Pertahanan meminta untuk dibuatkan satu skuadron pesawat tanpa awak. Setidaknya pembuatannya untuk keperluan memata-matai," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta, di Jakarta, Kamis.

Gusti Muhammad Hatta mengatakan pesawat tanpa awak merupakan salah satu fokus pengembangan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang akan dilakukan lembaganya tahun ini, selain rencana pembuatan roket serta satelit.

Menurut dia, selain untuk keperluan pertahanan pesawat tanpa awak juga dapat berfungsi membantu menghasilkan hujan buatan dan keperluan pengamatan di daerah berbahaya.

"Pesawat tanpa awak dapat masuk menembus awan untuk menabur garam membuat hujan buatan, serta untuk mengamati gunung berapi yang berbahaya apabila dilakukan pesawat berawak. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengamati praktik `ilegal fishing` dan `ilegal logging`," kata dia.

Gusti mengatakan di luar negeri pesawat tanpa awak sudah digunakan untuk kepentingan perang. Di Israel misalnya, pesawat tanpa awak dilengkapi dengan senjata untuk menembak.

Sejauh ini Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menghasilkan sejumlah pesawat tanpa awak. Ia mengatakan bahwa dalam pembuatan skuadron pesawat tanpa awak, Kemenristek kembali akan menggandeng dua lembaga tersebut.

"Sejauh ini LAPAN sudah membuat satu pesawat tanpa awak ukuran kecil. Sedangkan BPPT sudah mengembangkan tiga kelas pesawat tanpa awak yakni ukuran kecil, sedang dan besar," kata dia.

Pendanaan pesawat tanpa awak menurut dia akan disediakan oleh Kementerian Pertahanan.(R028)

Antara

Tak mau kalah dari Israel, RI bikin tank dan pesawat mata-mata

Tak mau kalah dari Israel, RI bikin tank dan pesawat mata-mata
Indonesia berencana mengembangkan industri strategis untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan. Tak cuma itu, riset dan pengembangan teknologi juga terus dilakukan.
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan pada tahun 2013 Indonesia akan membuat satu skuadron pesawat tanpa awak. Pesawat itu digunakan untuk kepentingan mata-mata sistem pertahanan nasional.

"Kementerian Pertahanan meminta untuk dibuatkan satu skuadron pesawat tanpa awak. Setidaknya pembuatannya untuk keperluan memata-matai," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta, di Jakarta, Kamis (3/1).

Gusti Muhammad Hatta mengatakan pesawat tanpa awak merupakan salah satu fokus pengembangan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) yang akan dilakukan lembaganya tahun ini, selain rencana pembuatan roket serta satelit.


Menurut dia, selain untuk keperluan pertahanan pesawat tanpa awak juga dapat berfungsi membantu menghasilkan hujan buatan dan keperluan pengamatan di daerah berbahaya.

"Pesawat tanpa awak dapat masuk menembus awan untuk menabur garam membuat hujan buatan, serta untuk mengamati gunung berapi yang berbahaya apabila dilakukan pesawat berawak. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengamati praktik 'ilegal fishing' dan 'ilegal logging'," kata dia.
Gusti mengatakan di luar negeri pesawat tanpa awak sudah digunakan untuk kepentingan perang. Di Israel misalnya, pesawat tanpa awak dilengkapi dengan senjata untuk menembak.

Sejauh ini Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menghasilkan sejumlah pesawat tanpa awak. Dia mengatakan bahwa dalam pembuatan skuadron pesawat tanpa awak, Kemenristek kembali akan menggandeng dua lembaga tersebut.

"Sejauh ini LAPAN sudah membuat satu pesawat tanpa awak ukuran kecil. Sedangkan BPPT sudah mengembangkan tiga kelas pesawat tanpa awak yakni ukuran kecil, sedang dan besar," kata dia.
Pendanaan pesawat tanpa awak menurut dia akan disediakan oleh Kementerian Pertahanan. Sedangkan terkait alat pertahanan, Gusti mengatakan bahwa Kemenristek sedang mempelajari alat perang berat salah satunya tank.

"Panser kan sudah kita bikin, sekarang kita akan pelajari tank," kata dia.
Sementara itu terkait pembuatan dan peluncuran satelit, Kemenristek akan bekerja sama dengan India.
"Satelit tersebut nantinya akan dapat memotret Indonesia 24 kali sehari untuk keperluan pendataan daerah di Indonesia," ujarnya.

merdeka