Sumber-sumber di Moskow mengatakan Angkatan Laut Rusia telah menginvestasikan sekitar 54 miliar rubel (£ 1 miliar) untuk membiayai type SSGN Severodvinsk K-329, dan pengiriman diharapkan dalam waktu dekat, karena dokumen-dokumen pengiriman telah ditandatangani pada tanggal 30 Desember 2013. K-329 direncanakan sejak tahun 1993 dan awalnya dijadwalkan untuk pengiriman pada tahun 1998. Namun proyek ini dilanda oleh berbagai masalah dan penundaan berulang kali.
Kapal selam ini adalah yang pertama dari delapan armada kapal selam kelas Yasen terbaru – masing-masing dipersenjatai dengan 24 peluncur rudal jelajah yang membawa hulu ledak 200 kiloton, serta rudal anti-kapal, ranjau dan torpedo.
Type K-329 telah jauh melampaui teknologi kapal selam pesaing yang digunakan oleh angkatan laut Inggris dan Amerika, dan dapat dibandingkan dengan kapal selam berteknologi tinggi yang diambil alih oleh seorang kapten Rusia pembelot di tahun 1990 dalam Film The Hunt for Red October , yang dibintangi oleh Sean Connery (perbedaannya hanya K-329 belum memakai mesin ulat sutera /caterpillar).
K-329 dirancang dengan kecepatan sangat tinggi dan hampir tidak terdeteksi. Kapal selam sepanjang 390 kaki ini memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir yang bekerja nyaris tanpa suara, lambung kapal dilapisi bahan penyerap suara, dan bisa menyelam hingga kedalaman 2.000 meter. Kapal selam ini juga memiliki kecepatan tertinggi 30-35 knot (maks 60 km per jam), melampaui kecepatan senjata anti-kapal selam.
Coating anti sonar untuk melapisi lambung kapal yang memungkinkan mereka menjadi hampir tak terlihat selama mode tempur dikembangkan di St Petersburg. Coating ini termasuk generasi pengembangan desain Nazi Jerman. Bahan baru ini menggunakan sensor aktif tertanam yang mampu menetralkan sinyal sonar pencarian dari kapal atau pesawat ASW musuh. Dengan teknologi ini, kapal-kapal jenis Yasen dan Borey mampu mengurangi “sonar visibility” hingga 3 kali lipat! lapisan tidak hanya menyerap sinyal sonar (seperti halnya yang ada pada bahan pelapis pasif), tapi juga menetralisir radiasi yang masuk.
Lapisan elektronik aktif yang tertanam pada dinding KS akan menentukan frekuensi di mana radar lawan beroperasi dan meluncurkan sinyal frekuensi sendiri yang sama intensitasnya tetapi dalam fase yang berlawanan. Sinyal yang saling berlawanan ini akan saling meniadakan (contohnya kalau kita bermain tali. Jika 1 orang diujung sini menggerakkan tali keatas untuk membuat gelombang, kemudian 1 orang di ujung tali yang lain menggerakkan tangan kebawah dengan intensitas yang sama, maka kedua gelombang yang bertemu, yang satu gelombang atas, lainnya gelombang bawah akan saling meniadakan/menetralisasi sehingga talinya pada satu saat tampak tidak bergerak sama sekali). Teknologi terbaru ini akan diterapkan untuk semua kapal selam dan akan terkoneksi dengan sistem komputer canggih yang menjadi bagian dari manajemen tempur kapal selam Rusia.
Teknologi pelapisan anti sonar didasarkan pada bahan kain khusus menggunakan komposit yang dikembangkan dalam waktu tiga tahun. Media Rusia melaporkan bahwa sampel pertama akan tersedia pada akhir 2016. Ilmuwan Rusia yang terlibat dalam pembuatan kapal militer telah lama mengembangkan teknologi lapisan tersebut. Menurut Izvestia, pengembangan lebih lanjut dari teknologi sistem anti sonar telah menghabiskan lebih dari 200 juta rubel.
Tampaknya bahwa lapisan anti sonar baru dapat diterapkan tidak hanya pada kapal selam Rusia generasi keempat dari proyek terbaru yang saat ini sedang dibangun, tetapi juga kapal generasi ketiga yang telah lama dalam pelayanan. Misalnya, kapal penjelajah rudal strategis bertenaga nuklir 6677BDRM.Kremlin telah mengambil keputusan untuk mengganti lapisan pada lambung kapal-kapal mereka dengan yang baru yang bisa “link” ke sistem elektronik kapal. Saat ini, kapal-kapal tersebut masih menggunakan pelapis yang disebut lapisan pasif anti sonar, berupa bahan komposit berbasis karet (juga digunakan AL USA dan Inggris), digunakan untuk menyembunyikan kapal selam dari sistem deteksi lawan. Rusia adalah yang pertama untuk aplikasi pelapis dengan bahan fabric aktif baru.
Harus diakui bahwa ide untuk menggunakan lapisan yang mengurangi efektivitas radar pencari pertama kalinya dimiliki Jerman. Bahkan selama Perang Dunia II perusahaan kimia IG Farben melayani armada kapal selam Jerman. Di bawah kepemimpinan insinyur muda E. Meyer, diciptakan teknologi yang disebut penyerap suara bawah air yang dikenal sebagai Alberich. Ini adalah aplikasi praktis pertama dari teknologi yang kemudian disebut teknologi siluman.
Sayangnya, penemuan ini tidak menunda kekalahan Jerman. Jerman telah gagal untuk membuat pelapis ajaib untuk kapal selam mereka. Tidak ada cukup banyak lapisan Alberich untuk semua kapal selam.
Pada tahun 1970 British Acoustic Society menganugerahkan medali fisika Rayleigh award kepada seorang Jerman Profesor Meyer yang sudah berusia tujuh puluh tahun. Ini adalah orang yang sama yang di masa mudanya menemukan lapisan pelindung sonar untuk awak kapal selam Jerman yang menghancurkan kapal-kapal Inggris.
Penulis – Menurut beberapa sumber, ketika tim TNI-AL berkunjung, sempat diberi bisikan mengenai kehebatan lapisan pelindung kapal-kapal selam terbaru yang sedang dibangun Rusia, yang belum pernah diimplementasikan pada project paltus 877 maupun varshavyanka 636 (termasuk yang diekspor ke Vietnam). Sehingga terlihat perbedaan teknologi yang sangat mencolok antara kapal-kapal sebelumnya dengan kapal-kapal selam Rusia terbaru. Mungkin hal inilah yang menyebabkan TNI-AL membatalkan pembelian KS bekas tersebut, jadi bukan karena kondisinya sudah amburadul sama sekali. Apalagi hubungan Rusia-Indonesia termasuk dekat, sehingga akan sangat memalukan bagi Kremlin jika menawarkan kapal yang acak-adut pada sahabatnya ini.
Sebuah sumber intelijen angkatan laut mengatakan kepada The Sunday Times bahwa akuisisi kapal selam baru oleh angkatan laut Rusia akan memberikan dampak memprihatinkan kepada Inggris dan AS. Sumber tersebut mengatakan: “Perlombaan ini sekarang untuk melihat siapa yang dapat memperoleh rahasia untuk pertama kalinya. Kita mungkin hanya tahu separuh dari apa yang ada dalam pemberitaan mengenai K-329. Angkatan Laut AS sangat prihatin karena sampai saat ini membual bahwa “kapal selamnya adalah… yang paling canggih di planet ini”.
Iain Ballantyne, seorang penulis dan ahli perang bawah laut, mengatakan: “Kekuatan kapal selam angkatan laut Rusia selalu menjadi elemen yang paling elit dan bergengsi dalam militer Kremlin, sehingga, menghabiskan milyaran rubel dari pendapatan minyak dan gas di kapal selam bertenaga nuklir baru itu, sepenuhnya sejalan dengan filosofi tersebut.
“Presiden Vladimir Putin tidak merahasiakan tekadnya untuk membangun angkatan laut Rusia agar dapat bertindak sebagai alat politik dan militer global yang kuat dalam gaya Soviet. Tidak ada keraguan K-329s akan berada di garis terdepan.”
jakarta greater