Malaysia secara khusus meminta Indonesia ikut mencari kotak hitam MAS.
(Antara/ Andika Wahyu)
Rapat terbatas dilakukan karena Malaysia telah meminta Indonesia lebih intensif mencari kotak hitam pesawat MAS yang diduga berada di Samudra Hindia.
"Kemarin, Menteri Pertahanan Malaysia menelpon saya, dia meminta agar Indonesia secara khusus lebih intens mencari black box MAS karena diduga berada di Samudra Hindia," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro di JCC, Jakarta.
Sebab, kata dia, sejak 11 hari lalu pesawat MAS hilang dan masa aktif kotak hitam itu hanya tinggal 20 hari lagi.
"Ini masalah sangat krusial. Ini akan dibahas di rapat terbatas jam 15.00 nanti," ujar dia.
Indonesia sendiri, kata Purnomo, berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari black box MAS itu. Namun, yang perlu dipahami adalah Samudra Hindia itu sangat luas.
"Kami akan melakukan yang terbaik, tetapi pahamilah keterbatasan kami," katanya.
Tetapi sejauh ini, radar primer milik Indonesia tidak menditeksi MAS. Padahal, radar primer ini sangat sensitif dibanding radar lainnya.
"Kalau seandainya pesawat ini terbang di wilayah utara Malaysia, atau selatan Thailand itu ada di luar radar Indonesia. Jadi radar Indonesia tidak bisa mendeteksi. Sehingga jelas, clear bahwa dia tidak masuk dalam radar kita dan jelas bahwa pesawat itu jauh dari langit Indonesia," kata Purnomo lagi. (eh)
Indonesia sendiri, kata Purnomo, berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari black box MAS itu. Namun, yang perlu dipahami adalah Samudra Hindia itu sangat luas.
"Kami akan melakukan yang terbaik, tetapi pahamilah keterbatasan kami," katanya.
Tetapi sejauh ini, radar primer milik Indonesia tidak menditeksi MAS. Padahal, radar primer ini sangat sensitif dibanding radar lainnya.
"Kalau seandainya pesawat ini terbang di wilayah utara Malaysia, atau selatan Thailand itu ada di luar radar Indonesia. Jadi radar Indonesia tidak bisa mendeteksi. Sehingga jelas, clear bahwa dia tidak masuk dalam radar kita dan jelas bahwa pesawat itu jauh dari langit Indonesia," kata Purnomo lagi. (eh)