Pages

Saturday, 12 July 2014

Helikopter Tempur AS Jatuh Ditabrak Angsa, 4 Tewas

Daily Mail Helikopter yang jatuh itu disebut jenis helikopter tempur militer Pave Hawk.
LONDON— Sekelompok angsa liar menabrak sebuah helikopter militer AS saat tengah terbang di atas sebuah kawasan suaka di Inggris timur. Empat orang kru helikopter tewas dalam kejadian tersebut. Demikian penyidik militer menjelaskan, Rabu (9/7/2014).

Helikopter milik AU Amerika Serikat jenis HH-60 Pave Hawk, yang berbasis di pangkalan udara Lakenheath ini, jatuh di Norfolk pada 7 Januari lalu dalam sebuah latihan rutin.

Saat helikopter itu tengah mengudara, sekelompok angsa liar tiba-tiba beterbangan yang kemungkinan besar dipicu karena suara bising mesin helikopter.

Akibatnya, sekitar tiga ekor angsa menabrak kaca depan helikopter dan menembus masuk ke dalam kokpit, lalu langsung menghantam wajah pilot, kopilot, dan petugas penembak hingga pingsan. Demikian pernyataan Badan Investigasi Kecelakaan yang diterbitkan Angkatan Udara di Eropa dan Afrika.

Salah satu angsa itu juga membuat sebagian kendali helikopter tak berfungsi, di saat para kru helikopter tengah berlatih melakukan penyelamatan pada malam hari.

"Pingsannya pilot dan kopilot, ditambah rusaknya fungsi stabilisator helikopter, membuat helikopter itu bergerak tak terkendali," tambah laporan itu.

"Akibatnya, helikopter itu kemudian jatuh sekitar tiga detik setelah ditabrak sekelompok angsa," lanjut laporan itu.

Helikopter tersebut berasal dari Skuadron Penyelamat ke-56 AU Amerika Serikat, Wing Tempur ke-48, yang banyak dikenal dengan nama Wing Patung Liberty. Kesatuan ini adalah salah satu unit penting militer AS di Eropa.

Helikopter HH-60 Pave Hawk biasa digunakan dalam proses penyelamatan korban perang dan kerap digunakan untuk menolong kru udara yang jatuh di wilayah musuh.

Helikopter ini banyak digunakan di Afganistan, Irak, dan dalam operasi penyelamatan seusai hantaman Badai Katrina di New Orleand, AS, pada 2005.


Kompas 

Vympel R-77 (AA-12 Adder) : Rudal Andalan untuk Perang Udara


Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal udara ke udara jarak menengah/jauh ini?

            Paling tidak ada sepuluh varian induk yang dibuat Vymvel Design Bureau untuk rudal udara ke udara jarak menengah R-77 yang dalam istilah NATO diberi kode AA-12 Adder. Mulai dari varian standar hingga varian terbaru untuk penempur generasi kelima Rusia, T-50 PAK FA, yakni K-77M yang dilengkapi radar AESA. Indonesia melengkapi armada Su-27/30 dengan varian RVV-AE (Izdeliye 190), yang khusus dibuat Rusia untuk versi ekspor.
Walaupun R-77 dasarnya adalah rudal udara ke udara, namun pihak pembuat juga telah mengembangkan R-77 menjadi rudal darat ke udara (R-77-SRK) dan juga rudal kapal ke udara (R-77-ZRK). R-77 jadi andalan para pengguna jet tempur Rusia dan kini sudah digunakan di sembilan negara: Rusia, Aljazair, Tiongkok, India, Malaysia, Venezuela, Vietnam, Peru, dan Indonesia.

R-77 dibuat Vympel pada 1982. Rudal dengan panjang 3,6 meter, diameter 20 cm, dan bobot antara 175 kg (R-77) – 226 kg (R-77-PD) ini mampu mengejar sasarannya dengan kecepatan Mach 4,5. Kemampuan menjangkau sasaran berada dikisaran 40-160 km tergantung varian dan ketinggian terbangnya. Maka R-77 disebut pihak pembuatnya sebagai rudal udara ke udara jarak menengah dan jarak jauh.

R-77 dapat diluncurkan pada ketinggian terbang pesawat antara 5 meter (16,5 kaki) hingga 25 km (82.000 kaki). Rudal ini ditenagai oleh roket berbahan bakar padat (R-77) atau sistem penghisap udara ramjet (R-77-PD). Hulu ledak rudal berkisar 22 kg, menggunakan fragmentasi high explosive serta sistem pemandu inersial baik aktif, pasif maupun infra merah.

Salah satu ciri yang dapat dilihat dari R-77 selain bentuknya yang panjang dan runcing, adalah digunakannya grid fin di bagian ekor. Sirip tegak berlubang dengan pola kotak menyerupai waffle besi ini berfungsi untuk mengarahkan aliran udara di bagian ekor rudal pada kecepatan supersonik. Arahnya dapat diatur dengan poros engsel di bagian pangkalnya. Grid fin lazim digunakan pada rudal balistik buatan Soviet era 1970-an dan juga roket Lunar N1 serta kapsul Soyuz TM-22.

Paling efektif
            Dengan kecepatan lajunya yang sangat tinggi, R-77 diklaim sebagai rudal udara ke udara paling efektif yang dapat digunakan untuk menghancurkan beragam sasaran di udara termasuk rudal Mach 4 AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air-to-Air Missile), AIM-54 Phoenix maupun rudal darat ke udara semacam Patriot. R-77 digunakan AU Rusia sejak 1994 dan telah diekspor pertama kali ke India tahun 2002. Di kawasan ASEAN, RVV-AE telah dimiliki oleh Malaysia dan Vietnam yang sama-sama menggunakan Su-27/30 sebagai kekuatan pemukul utama.

            Tiongkok yang getol membeli beragam persenjataan Rusia, tak ketinggalan melengkapi armada Su-27/30 dengan R-77. Tidak hanya itu saja, Tiongkok kemudian juga membuat secara lisensi seeker dan sistem pemandu pada R-77 dan menerapkannya pada rudal PL-12/SD-10 Sino-AMRAAM.

            Dibandingkan AIM-120 AMRAAM buatan Hughes/Raytheon yang telah diproduksi sejak 1991, dapat dikatakan R-77/RVV-AE memang masih kalah dalam pengoperasiannya di medan laga. Sehingga untuk mengukur seberapa hebat rudal ini rasanya masih butuh pembuktian. Sementara AIM-120 telah berhasil menembak jatuh MiG-25 Irak pada 27 Desember 1992 dimana saat itu AIM-120 diluncurkan dari F-16D AU AS. Catatan berikutnya, Januari 1993 MiG-23 Irak juga berhasil dijatuhkan F-16C AU AS menggunakan AIM-120 AMRAAM, dan setelah itu AIM-120 masih membukukan berbagai kill lainnya.

            Rusia dan negara-negara pengguna R-77 lainnya mungkin masih menunggu kesempatan untuk bisa menggunakan rudal BVR (Beyond Visual Range) R-77 dalam kesempatan yang pas. Secara teori di atas kertas, rudal ini lebih unggul dari para pesaingnya. Itu pula yang menyebabkan AS dan para sekutunya selalu waspada pada berbagai persenjataan buatan Rusia, termasuk R-77 atau AA-12 Adder ini. (Roni Sontani)

Angkasa

Bercermin Dari Demokrasi Mesir dan Thailand



Sesungguhnya perjalanan demokrasi kita hari-hari ini sedang panas dalam, meriang dan kalau tidak mampu dikelola bisa menjadi meraung dan mengaum saling menerkam.  Di tataran pengambilan suara tanggal 9 Juli 2014 yang lalu para pemilih suara telah menampakkan kualitas demokrasinya dengan antusias mendatangi berbagai TPS di seluruh Indonesia.  Artinya rakyat Indonesia yang punya hak pilih telah memenuhi kewajibannya untuk memilih RI-1. Dunia mengakui kehebatan para pemilih Indonesia dalam menjalankan hak demokrasinya.
Masalahnya kemudian adalah di model perhitungan suara yang bernama quick count yang berbeda satu sama lain jika berhadapan dengan kubu yang berseberangan. Ini kemudian melahirkan sebuah kalimat populer yang pernah disebutkan almarhum  Gus Dur yaitu membela yang bayar. Di kubu A lembaga survey membela kliennya demikian juga di kubu B.  Ini juga salah satu indikator yang menjadi pemicu gejolak panas dalam ditambah lagi dengan keberpihakan media yang terbelah menjadi dua kubu yang berseberangan.  Meminjam istilah sastrawan, Indonesia saat ini bagai bulan yang terbelah dua.
Sesuai perintah, saat ini satu juta Polisi dan Tentara dalam kondisi siaga penuh untuk mengantisipasi kondisi terburuk dalam perjalanan berdemokrasi kita.  Ada pergerakan dan pergeseran pasukan bersama  sejumlah  alutsista di berbagai tempat strategis.  Sebagai alat dan instrumen penyelamat negara dari gangguan keamanan dan pertahanan, menyiagakan personel dan sejumlah alutsistanya merupakan keniscayaan yang dibenarkan.  Kendali tokoh publik atau politisi tentu ada di lisan dan laku sikap.  Manakala lisan provokasi dan laku sikap berlaku anarkis jelas akan berhadapan dan berlawanan dengan instrumen penyelamat negara.
Militer Indonesia bersiaga penuh
Berbagai contoh telah diperlihatkan manakala jalan berdemokrasi melewati ambang batas laku sikap dan lisan yang mau menang sendiri. Mesir yang perolehan suara kaum religi menang tipis terhadap kaum nasionalis dalam Pemilu beberapa tahun silam sangat mengejutkan lingkungan sekitarnya.  Termasuk penggemar status quo yang berpuluh tahun menikmati rezim Hosni Mubarak dan tetangga sebelahnya Israel.
Sayangnya pihak pemenang tipis pemilu ingin cepat-cepat merevolusi tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di negeri piramid itu sehingga menimbulkan birahi berkelahi. Disamping itu sesungguhnya Israel berkepentingan dengan posisi Mesir yang status quo alias tidak adanya aroma ikhwanul muslimin di pemerintahannya. Oleh karena itu berbagai upaya intelijen dilakukan untuk mengembalikan posisi status quo tadi.  
Meski gejolak politik di Mesir menimbulkan efek domino alias Arab Springs dengan kejatuhan beberapa rezim pemerintahan di sekitarnya tapi kita bisa lihat sekarang kondisi negeri “Firaun” itu yang tidak sembuh dari luka dan cuka demokrasi. Militer mengambil alih pemerintahan untuk menyelamatkan wibawa negara. Sebabnya karena posisi sama kuat blok demokrasi di dalam negeri itu yang tak mampu merekonsiliasi diri.  Kemudian adanya campur tangan Israel dan AS untuk tetap “memegang dan menggenggam” Mesir agar tetap jinak.
Demikian juga pertarungan demokrasi sama kuat antara kelompok baju ningrat dengan kelompok baju egaliter yang dikenal dengan sebutan kaos kuning dan kaos merah di Thailand. Berlarutnya dalam hitungan tahunan saling hujat antara kedua kelompok itu akhirnya memancing militer Thailand untuk mengambil alih pemerintahan. Seperti kita ketahui seorang pengusaha kaya Thaksin Shinawatra dalam sekian tahun memerintah negeri gajah putih itu, dan terguling, telah berhasil memikat hati kaum egaliter terutama petani dan pedagang.  Kaum inilah yang menjadi lawan tanding kelompok kaos kuning sebutan untuk mereka yang berada dalam kelas pegawai negeri, keluarga tentara dan pemuja nilai-nilai kerajaan.
Titik Nol Yogya, haruskah kembali ke titik Nol
Demokrasi Indonesia sedang diuji kematangannya terutama ditingkat elite partai dan sekutunya.  Perhitungan suara manual yang sedang dilakukan KPU saat ini hendaknya disikapi dengan ketenangan cara pandang dan cara bicara.  Apalagi kita berada di bulan suci Ramadhan yang nota bene menahan dari segala hal, menahan amarah, menahan emosi termasuk menahan nafsu provokasi. Rakyat bangsa telah membuktikan kematangan berdemokrasi dengan tingkat kedatangan di TPS meningkat tajam.  Rakyat bangsa telah menjalankan “ritual demokrasi” nyaris sempurna tanpa ribut dan cela. 
Maka saatnya elite partai dan kelompok masing-masing harus mampu menunjukkan kecerdasan berpolitik, kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual.  Asal tahu saja kalangan grass root atau akar rumput tidak akan melakukan tindakan apa-apa jika tidak ada instruksi dari atasan partai atau kelompoknya.  Mestinya kita banyak bercermin dari kedewasaan masyarakat pemilih kita yang sudah kembali menjalankan aktivitas mereka. Berbagai aktivitas mereka sesungguhnya menggerakkan perekonomian yang terus tumbuh dan berkembang di negeri ini.
Ketika saatnya diumumkan siapa yang menjadi pemenang untuk menjadi Presiden lima tahun ke depan, mestinya jauh-jauh hari sudah dikondisikan bagi kedua petarung dan kelompoknya untuk siap kalah dan menerima kekalahan dengan legowo.  Tentu ini berat karena ongkos politik tidak hanya berupa nilai tukar tetapi juga gengsi diri, harga diri, aktualisasi diri, emosi diri dan ambisi diri terhadap apa yang disebut nilai perolehan harga kekuasaan.  Tentu semua ada limitnya.  Oleh sebab itu pusat gravitasi kendali  merupakan kunci untuk memberikan ketenangan pada harga diri, gengsi diri termasuk kendali kelompok.
Pada posisi tak terkendali, bukan sesuatu yang haram jika Polisi dan Tentara bahu membahu menghantam habis kelompok anarkis yang berusaha mencederai martabat demokrasi karena tak siap kalah.  Posisi darurat sipil maupun darurat militer bisa dan sah diberlakukan di seluruh tanah air manakala kemarahan lisan berubah menjadi kemarahan destruktif tak terkendali.  Kita berada di persimpangan itu, mau meneruskan universitas demokrasi dengan nilai cum laude atau terpaksa harus mengulang kembali karena tidak lulus mata kuliah pengendalian diri.  
Semoga berkah Ramadhan ini mampu memberikan berkah demokrasi yang bening, pengendalian diri untuk sebuah kemenangan Indonesia Raya yang majemuk. Dan di Idul Fitri nanti kita semua bisa mengembalikan nilai kesejatian pada fitrah diri, fitrah berbangsa, sebuah kebanggaan pada nilai kebangsaan Indonesia Raya.
****
 

Satgas Pamtas RI-Timor Leste gagalkan penyelundupan mobil


Satgas Pamtas RI-Timor Leste gagalkan penyelundupan mobil
ilustrasi - sejumlah anggota satuan tugas pengamanan perbatasan 
Kupang,  - Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste di pos lintas pintu utama Mota Ain, Kabupaten Belu, menggagalkan upaya penyelundupan mobil jenis Toyota Avanza ke Timor Leste.

"Kendaraan dan oknum pengendaranya sudah kami serahkan ke aparat Polres Belu di Atambua, setelah diamankan di pintu lintas batas Mota Ain, Jumat (11/7) kemarin sore," kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infantri 742/Satya Wira Yudha (SWY) Letkol Inf Fransiskus Ari Susetio, yang dihubungi dari Kupang, Sabtu.

Dia mengatakan, penggagalan itu terjadi setelah personel TNI unsur Satgas Pamtas RI-Timor Leste merasa curiga dengan kendaraan berwarna hitam, bernomor polisi DH 4121 EA yang melintas ke arah Timor Leste, dalam beberapa hari terakhir hingga pada Jumat (11/7) siang itu.

Berawal dari laporan intelijen Satgas Pamtas, akan terjadi transaksi ilegal (penyelundupan) kendaraan tersebut ke Timor Leste, maka personel di pintu lintas batas Mota Ain, semakin memperketat pengawasannya.

Modus yang digunakan, adalah dengan mengubah plat nomor polisi kendaraan tersebut, dari nomor polisi yang asli ke nomor polisi lainnya, untuk mengelabui petugas, baik TNI penjaga pintu perbatasan, maupun petugas lainnya di Mota Ain, termasuk petugas di pintu masuk Timor Leste.

Letkol Fransiskus mengatakan personel Satgas Pamtas di pintu lintas batas, sudah sangat mengenali kendaraan tersebut dengan sejumlah tanda unik di mobil.

Karenannya, pada Jumat (11/7), kendaraan yang dikendarai oleh seorang berinisial AM itu, diminta segera kembali ke Indonesia, menjelang penutupan pintu lintas batas di Mota Ain.

Menurut Letkol Fransiskus, informasi intelijen menyatakan, bahwa telah terjadi transaksi sopir kendaraan AM di Batugede, Distrik Bobonaro, Timor Leste.

Melihat adanya transaksi tersebut, Satgas Pamtas Yonif 742/SWY, berkoordinasi dengan penjaga perbatasan Timor Leste (UPF), untuk segera meminta kendaraan itu kembali ke Indonesia, melalui Mota Ain.

"Saat kendaraan itu kembali menjelang penutupan pintu perbatasan itulah, kami langsung mengamankannya," kata Fransiskus.

Dalam pemeriksaan, ternyata kendaran itu memiliki STNK dengan nomor Polisi W 1530 BH asal Sidoarjo, Jawa Timur.

Sementara untuk nomor Polisi DH 4121 EA, adalah nomor palsu yang sebenarnya nomor kendaraan lainnya berjenis Xenia.

"Dengan kondisi itu, kami langsung tahan AM dan kendaraannya, lalu kami serahkan ke aparat Polres Belu, untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," katanya.


Antara

KRI Jajaran Koarmabar Laksanakan SAR Kapal Yacht Perancis


 
     Jakarta,  KRI Sultan Thaha Syaifuddin (STS-376) salah satu KRI di bawah jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) berhasil melaksanakan SAR (Search an Rescue) terhadap Kapal Yacht berbendera Perancis, SY. Malick, Kamis (10/7) yang telah tiga hari terombang-ambing di lautan karena mengalami kerusakan mesin dan sistem kemudi akibat cuaca buruk selama pelayaran sejak dari perairan India.

     Menurut Komandan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 Letkol Laut (P) Ario Sasongko, S.E, M.P.M., Yacht tersebut berhasil ditolong setelah KRI STS-376  mendeteksi sinyal distress yang dipancarkan oleh Yacht tersebut. Setelah terjalin komunikasi, diketahui Yacht tersebut dinahkodai oleh Rondeau David Jean Marie Marcel serta diawaki dua orang ABK, yaitu Leprette Thyl Sylvain dan Mechling Laura Juliette warga negara Perancis. Berdasarkan pengakuan nahkoda kapal, saat itu mereka sedang dalam perjalanan dari Pelabuhan Seychelles menuju Pelabuhan Vanuatu, namun karena mengalami kerusakan peralatan mesin serta kemudi mereka terbawa arus hingga masuk wilayah Indonesia sampai ke pelabuhan Jakarta.

     Setelah diberi bantuan air minum dan makanan oleh KRI STS-376, mereka kemudian dikawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut Pondok Dayung, Jakarta untuk proses penanganan lebih lanjut oleh Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal III Jakarta dan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Perancis di Jakarta.
  

Informasi tentang Kekalahan Jepang Pada Perang Dunia II Diketahui Pertama Kali oleh Pelaut Indonesia


Secara formal, Jepang menyerah kepada sekutu yang diwakili Jenderal Douglas MacArthur, di atas USS Missouri. (Foto: PRX)

Jakarta,  Tidak banyak yang mengetahui bahwa berita kekalahan Jepang diketahui pertama kali oleh pelaut-pelaut Indonesia yang bekerja untuk Jepang atau yang dididik sebagai kadet, baik di Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) maupun Sekolah Pelayaran Rendah (SPR).
“Pertama kali informasi kekalahan Jepang atas Sekutu itu didengar oleh para pelaut Indonesia, bukan dari kelompok-kelompok pemuda (Menteng 31 dan Prapatan 13—red),” ucap Kasubdis Sejarah Dispenal, Kolonel Laut (P) Roni E Turangan, di kantornya.
Pasalnya sampai dengan saat ini, sumbangsih mereka terhadap perjuangan menjelang kemerdekaan tidak pernah tercatat dalam buku-buku sejarah. Biasanya, yang sering tertulis dalam sejarah hanya kelompok Menteng 31 seperti Adam Malik, BM Diah, Sukarni, Chaerul Saleh, atau kelompok Sjahrir, yang pada saat itu menyegel kantor berita milik Jepang. Dari situ mereka mengetahui berita kekalahan Jepang dari siaran berita Sekutu.
Padahal sebelumnya, banyak pelaut Indonesia sudah mengetahui berita kekalahan Jepang melalui interaksinya dengan pelaut Jepang. Hal itu cukup masuk akal mengingat jalinan emosional yang kuat antara pelaut Jepang dan Indonesia yang terbangun selama masa pendudukan Jepang di Indonesia.
“Pelaut Indonesia yang dididik oleh Jepang bukan orang-orang yang tidak paham politik. Mereka sering mendapat pendidikan politik dari kaum pergerakan, seperti Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo. Jadi, ketika mereka mendapat informasi apa pun cepat mereka komunikasikan kepada kelompok-kelompok pergerakan,” kata Roni.
Lebih lanjut, Roni menambahkan, walaupun sistem pendidikan dalam Sekolah Pelayaran Jepang sangat ketat, tetapi akses hubungan dengan kaum pergerakan pemuda berjalan dengan baik, dan itu ditujukan untuk kepentingan bangsa.
Kelompok pergerakan pemuda (Menteng 31 dan Prapatan 13), bisa jadi hanya membuktikan kebenaran informasi yang mereka dapat dari para pelaut Indonesia, melalui siaran radio luar negeri. Setelah positif kebenarannya, barulah mereka datang menemui Soekarno-Hatta untuk menuntut Proklamasi.
Wajar bila sejarah hanya mencatat perjuangan kelompok ini dengan heroiknya peristiwa Rengasdengklok. Tetapi memang maksud perjuangan yang sesungguhnya adalah bukan untuk tercatat nama mereka dalam sejarah.
Roni pun juga tidak mengetahui secara pasti, siapa-siapa saja para pelaut yang punya peran besar dalam penyampaian informasi ini. Ia hanya menyebutkan beberapa nama seperti Mas Pardi, Adam, dan RE. Martadinata, yang dikemudian hari semuanya menjadi tokoh penting di TNI AL.
“Yang pasti mereka sebagai pelaut, juga memiliki fungsi intelijen dalam tujuan mencapai kemerdekaan,” papar pria yang juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Info Historia, Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman ini.

Jurnal Maritim

Mengenal Rudal Hamas M-302 yang Hantam Israel Tiap 10 Menit

Mengenal Rudal Hamas M-302 yang Hantam Israel Tiap 10 Menit
Sejumlah rudal M-302 yang disebut milik Iran untuk militan Hamas yang disita Israel beberapa waktu lalu.

GAZA - Rudal andalan militan Hamas, yakni rudal M-302 jadi buah bibir para analis Israel dan Amerika Serikat. Sebab, rudal jenis itu menghujani wilayah Israel setiap 10 menit selama Israel menginvasi Jalur Gaza dalam empat hari terakhir.

Para analis itu bertanya-tanya, bagaimana bisa militan Gaza mampu membuat rudal yang bisa menjangkau wilayah Israel dalam jumlah besar. Padahal, kondisi ekonomi Palestina sedang sakit sejak Israel memblokade Jalur Gaza beberapa tahun lalu.

Israel selama ini gencar menuduh Hamas menerima pasokan rudal seperti itu dari Suriah dan Iran. Tentara Pertahanan Israel (IDF) mencatat, rudal M-302 Hamas ditembakkan ke wilayah Israel setiap 10 menit. Bahkan dalam 72 jam, sudah 400 rudal ditembakkan. Data itu mengacu dari keberhasilan sistem pencegat rudal Israel, Iron Dome, yang 90 persen berhasil menangkis rudal Hamas.

Iron Dome menjadi andalan Israel, sejak Hamas menguasai Jalur Gaza tahun 2007. Menurut IDF, Hamas memiliki gudang dengan 10 ribu bahan mentah untuk pembuatan rudal, yang salah satunya bertipe M-302.

Diproduksi China

Menurut IB Times, pada Kamis (10/7/2014), rudal M-302 pertama kali dikembangkan oleh militer Suriah. Namun, rudal jenis itu kini sudah biasa digunakan kelompok Hizbullah dan Hamas, serta pasukan loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Sejak Hamas memperoleh rudal M-302, Israel dibuat repot berkali-kali. Hamas setidaknya telah berhasil menembbakan rudal jenis itu ke wilayah pesirir Hadera , sekitar 30 km dari Tel Aviv atau 70 km dari Jalur Gaza.

Meski Israel meragukan kemampuan Hamas untuk memproduksi rudal M-302, namun analis AS justru percaya dengan kemampuan Hamas. ”Hamas mampu memproduksi rudal secara mandiri,” kata Patrick Megahan, analis untuk Pertahanan dan Demokrasi yang berbasis di AS, kepada NBC.

“Setelah kita melihat semuanya, kelompok pemberontak di Suriah juga memproduksi beberapa rudal tanpa bantuan dari luar negeri. Apakah Iran dan Suriah menawarkan bantuan berupa bahan yang diproduksi secara massal, itu sulit dilakukan di Gaza di mana bahan-bahan terbatas,” ujar Patrick.
 
Para pemimpin Hamas telah menegaskan bahwa senjata mereka dibuat sendiri dan tidak dijual di tempat lain. Namun, sumber lain menyatakan, rudal M-302 tidak hanya diproduksi Suriah, dan Hamas. China juga memproduksi dengan nama Weishi-2 (WS-2).

”Ini dibuat di bawah lisensi dari China," kata Tal Inbar, analis Israel kepada NBC. Militer Israel mengakui  rudal M-302 merupakan model rudal hebat.” Yang paling canggih, yang  bisa menyerang dengan jarak lebih dari 100 mil, dan jika itu digunakan di Gaza maka warga Israel di bawah ancaman,” kata juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner.
(mas)

Sindo

Begini Kerja Sistem Pertahanan 'Iron Dome' Israel


Begini Kerja Sistem Pertahanan 'Iron Dome' Israel   
Sebuah sistem pertahanan, Iron Dome meluncurkan sebuah roket untuk mencegah roket lainnya di jalur Gaza di Tel Aviv, Israel, 9 Juli, 2014.
Jakarta - Sistem pertahanan Iron Dome dioperasikan Israel dalam konflik berdarah terbaru mereka dengan Hamas. Sistem ini merupakan sistem pertahanan anti-rudal untuk mencegat roket Hamas yang menarget Tel Aviv dan Yerusalem--dua kota terbesar Israel.

Seperti yang terlihat dalam rekaman video yang diambil oleh ABC News, Iron Dome "menangkal" rudal udara dalam hitungan detik. Rudal meledak di udara sebelum mencapai sasaran.

Menurut CNN, sistem ini bekerja dengan pertama-tama mengidentifikasi rudal masuk dan kemudian menentukan apakah jangkauan dan arah mereka mengancam daerah padat penduduk, seperti sebuah kota. Jika rudal yang masuk dianggap merupakan ancaman, operator Iron Dome meluncurkan kontra-rudal. Rudal ini akan menghancurkan rudal musuh di udara.

Departemen Pertahanan Israel (IDF) mengatakan sistem ini telah mencegat 56 roket yang ditembakkan dari Gaza dengan sasaran Yerusalem, Tel Aviv, Asdod, Askelon, Kiryat Gat, dan di tempat lain. Menurut IDF, lebih dari 250 roket telah ditembakkan dari Gaza.

IDF menyatakan Israel menggunakan sistem Iron Dome hanya terhadap roket yang meluncur ke daerah-daerah berpenduduk. Jika tampaknya menuju sebuah lapangan kosong, Iron Dome tidak diaktifkan. "Sistem ini merupakan inti dari strategi pertahanan Israel," tulis CNN.

Ada dua pekerjaan utama sistem ini, yakni mengidentifikasi target dan peluncur rudal portabel akan menembakkan anti-rudal untuk meledakkan rudal Hamas di udara. Sistem ini mudah diangkut, dengan hanya beberapa jam saja untuk merelokasi dan mengaturnya.

Rudal Iron Dome memiliki panjang 3-10 meter dengan diameter 15 sentimeter dan berat 90 kilogram, tulis analisis keamanan IHS Jane pada 2012. Hulu ledak diyakini membawa 11-24 kilogram bahan peledak. Jangkauannya mulai 4 kilometer sampai 70 kilometer.

Israel mulai mengembangkan sistem ini pada 2007. Setelah serangkaian tes penerbangan tahun 2008 dan 2009, alat ini pertama dioperasikan pada 2011. Seperti dikutip IHS Jane, Angkatan Udara Israel melaporkan tingkat keberhasilan sistem ini mencapai 70 persen pada 2011.

Apakah Amerika Serikat terlibat dalam Iron Dome? Ya, tulis ABC News. Pengembangan awalnya dilakukan oleh perusahaan teknologi pertahanan Israel, Rafael. Namun sistem ini disponsori AS. Menurut Congressional Research Service, pada 2014 negara adidaya itu memberikan US$ 235 juta untuk penelitian Iron Dome, termasuk pengembangan dan produksi.

IHS Jane menyatakan pembuatan satu unit Iron Dome menelan biaya US$ 50 juta. Sedangkan sebuah rudal, menutur pejabat Israel, dihargai US$ 62 ribu.




"Ini adalah program yang dirancang untuk memberikan keamanan dan keselamatan bagi keluarga Israel," ujar Presiden AS Barack Obama mengomentari alat ini. The Jerusalem Post melaporkan, negara-negara lain telah menyatakan minatnya untuk membeli sistem ini, termasuk AS, Korea Selatan, dan beberapa negara anggota NATO di Eropa.

Tempo

Indonesia aktif berusaha hentikan aksi Israel ke Gaza


Indonesia aktif berusaha hentikan aksi Israel ke Gaza
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia ikut aktif berusaha menghentikan aksi militer Israel di Palestina lewat diplomasi.
Jakarta  - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan Indonesia aktif melakukan diplomasi di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Gerakan Non Blok untuk menghentikan aksi militer Israel ke Gaza, Palestina.

"Indonesia, di samping mengecam aksi militer Israel yang berlebihan, juga aktif menjalankan diplomasi baik di tingkat PBB, OKI dan Gerakan Non Blok," katanya saat menyampaikan pengantar dalam rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat.

Dia juga mengatakan empat hal yang diupayakan Indonesia untuk mengatasi masalah Israel-Palestina, yakni penghentian aksi militer Israel, gencatan senjata di bawah pengawasan PBB, pencegahan aksi saling balas, dan penggalangan bantuan kemanusiaan untuk para korban di Palestina.

Israel sejak Selasa (8/7) memulai operasi militer yang dijuluki Operation Protective Edge guna menghentikan tembakan roket dari Jalur Gaza. Israel terus menyerang Jalur Gaza dan telah menyebabkan 82 orang tewas, 633 orang terluka.


Agenda Lain


Selain membahas masalah Gaza, rapat kabinet paripurna juga akan membahas situasi terkini setelah pemilihan presiden dan wakil presiden 2014 dan penyelesaian program seratus hari terakhir sebelum masa kerja Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II usai pada 22 Oktober 2014.

Presiden Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono dalam rapat yang juga dihadiri oleh para menteri KIB II seperti Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, serta Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin.

Selain itu hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pendidikan dan Olahraga Roy Suryo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh,
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Perdagangan M Lutfhi, dan Menteri Keuangan Chatib Basri.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S Alisjahbana, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Kelautan dan Perikanan Cicip Syarif Sutardjo, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Kepala Badan Intelijen Nasional Marciano Norman, Kepala Polri Sutarman dan Jaksa Agung Basrief Arief juga hadir dalam rapat itu.



Antara

Pesawat F-16 C/D 52ID Perkuat TNI AU

pesawat-sub

AKHIRNYA pesawat F-16 C/D 52ID dalam Proyek “Peace Bima Sena II” akan tiba bergabung menjadi tulang punggung pengawal dirgantara kita. Pesawat ini akan memperkuat jajaran TNI AU dengan 5 buah pesawat F-16D (kursi ganda) dan 19 pesawat F-16C kursi tunggal. Enam instruktur penerbang tempur F-16 A/B Skadron Udara 3 TNI AU saat ini sedang mengikuti latihan konversi pesawat F-16 C/D Block 52ID di Tucson ANG Base Arizona dibawah pimpinan Letkol.Pnb.Firman “Foxhound” Dwi Cahyono (40 th) para instruktur penerbang ini menjalani latihan “Differential Training” F-16 C/D di Tucson Arizona mulai tanggal 30 Juni hingga 11 juli 2014.
Selanjutnya pada tanggal 15 Juli dua orang penerbang TNI AU akan ikut dalam penerbangan “Ferry” jarak jauh tiga pesawat pertama yang akan dikirim ke Indonesia yaitu sebuah pesawat -16 C (kursi tunggal) dengan nomer ekor TS 1625 dan dua pesawat F-16 D (kursi ganda) dengan nomer ekor TS 1623 dan TS 1621. Selama perjalanan ketiga pesawat akan terbang melintasi Samudera Pasifik dengan melaksanakan “air refueling” atau pengisian bahan bakar di udara dari pesawat tanker KC 135 milik USAF.
Rencananya penerbangan dimulai dengan take off dari Hill AFB, Utah pada pikul 11.00 menuju Eilsen AFB Alaska (4 jam 23 menit), selanjutnya tgl 17 Juli Dari Eilsen AFB Alaska menuju Andersen AFB Guam (9 jam 40 menit) dan leg terakhir tanggal 20 Juli dari Guam langsung menuju Lanud Iswahyudi Madiun ( 5 jam 16 menit). Ketiga pesawat direncanakan akan mendarat di Madiun pada tanggal 20 Juli 2014 pukul 11.16.
Keenam instruktur penerbang selanjutnya mulai bulan Agustus akan melanjutkan latihan terbang konversi F-16 C/D nya di Lanud Iswahyudi Madiun dibawah supervisi para instruktur penerbang dari US Air Force (Mobile Training Team). Karena konfigurasi awal pesawat F16C/D-52ID tidak dilengkapi dengan drag chute (rem payung) maka pesawat-pesawat ini direncanakan akan menjalani modifikasi pemasangan peralatan drag chute yang dilakukan tehnisi TNI AU dibantu personil Lockheed Martin pada kuartal pertama 2015.
Pengadaan 24 pesawat F16 C/D-52ID dalam Proyek “Peace Bima Sena II” ini merupakan kerjasama antara Pemerintah AS dan Indonesia berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tanggal 17 Januri 2012. Pelaksanaan regenerasi meliputi structural/airframe upgrade pesawat Block 25 hingga mencapai masa usia pakai (service life) optimal. Disisi lain modernisasi avionic dan engine pesawat akan meningkatkan kemampuan menjadi setara dengan F-16 block 52. Seluruh mesin pesawat tipe F100-PW-220/E menjalani upgrade di sehingga menjadi baru kembali. Seluruh pesawat menjalani upgrading dan refurbished rangka “airframe” serta sistem “avionic” dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center Hill AFB, Utah. Rangka pesawat diperkuat, cockpit dierbarui, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang, semua system lama di rekondisi menjadi baru dan system computer baru ditambahkan agar pesawat lahir kembali dengan kemampuan jauh lebih hebat.
Upgrade Pesawat F-16 C/D 52ID ini tidak main-main karena mengejar kemampuan setara dengan Block 52, terutama pemasangan Mission Computer MMC- 7000A versi M-5 yang dipakai Block 52+, Improved Data Modem Link 16 Block-52, Embedded GPS INS (EGI) block-52 yang menggabungkan fungsi GPS dan INS , Electronic Warfare Management System AN/ALQ-213, Radar Warning Receiver ALR-69 Class IV, Countermeasures Dispenser Set ALE-47 untuk melepaskan Chaff/Flare. Sedangkan kemampuan radar AN/APG-68 (V) ditingkatkan agar mampu mendukung peralatan dan system baru yang dipasang.
Dalam operasi udara niscaya kemampuan pesawat ini cukup handal, untuk urusan pertempuran udara mampu membawa rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C sehingga pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU tidak kalah dengan pesawat F-16 C/D Block 50/52. Sedangkan untuk sasaran darat dan perairan pesawat ini membawa persenjataan kanon 20 mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb Paveway, JDAM (GPS Bomb), Bom anti runway Durandal, rudal AGM-65 Maverick K2, rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar). Peralatan Improved Data Modem Link 16 memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain atau radar darat, radar laut atau radar terbang.
Yang paling penting peswat dilengkapi peralatan pemandu navigasi yang terbaru memadukan INS/GPS sehingga akurasi sangat tinggi. Head Up Display layar lebar terbaru akan dipasang yang kompatibel dengan Helmet Mounted Cueing System dan Night Vision Google yang akan menjadi kelengkapan kita. Pesawat juga akan dilengkapi navigation dan targeting pod canggih seperti Sniper/ Litening untuk operasi tempur malam hari seperti layaknya siang disamping mampu melaksanakan missi Supression Of Enemy Air Defence (SEAD) untuk menetralisir pertahanan udara musuh.
Selain pengadaan 24 pesawat F-16, kontrak kerjasama juga meliputi pengadaan spare parts, ground support equipment, training, JMPS (Joint Mission Planning System), RIAIS (Rackmount Improve Avionic Intermediate System ), AME (Alternate Mission Equipment) dan PMEL (Precision Measurement Equipment Laboratory).
Pesawat-pesawat F-16 C/D-52ID tersebut akan melengkapi Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin untuk menambah kekuatan tempur TNI Angkatan Udara sebagai tulang punggung Air Power kita demi menjaga Keamanan Nasional Indonesia.
Dilengkapi sistem avionic dan senjata udara modern serta kemampuan daya jangkau operasi lebih dari 700 km maka pesawat ini sudah cukup memadai untuk menghadang penerbangan gelap atau menghantam sasaran baik siang atau malam disemua tempat di luar atau dalam wilayah kedaulatan kita. Kemampuan dan tehnologi pesawat ini sudah memadai untuk meningkatkan secara signifikan kemampuan kita dalam manajemen perang udara modern.
Harapan kita pada saat pesawat tempur masa depan IFX sudah bisa dioperasikan maka kita bisa menerapkan berbagai prosedur, taktik, pengalaman dan ilmu yang didapat dari pengoperasian pesawat F-16 C/D 52ID ini. Pengalaman dan pemahaman dari aplikasi penggunaan tehnologi perang udara modern yang didapat akan membantu kita untuk memperbaiki doktrin dan taktik perang udara untuk menjadi tulang punggung kekuatan dirgantara nasional kita.

Poskota

SBY Telepon Presiden Iran Bahas Palestina

prabowo317

JAKARTA  – Kehadiran Calon Presiden Prabowo Subianto di tengah aksi solidaritas Palestina yang digelar di Bundaran Hotel Indonesia menambah semarak aksi tersebut. Dan yang tidak kalah penting, Prabowo  membantu penderitaan rakyat Palestina akibat serang militer Israel sebesar Rp1 miliar.
Selain Prabowo, di tempat yang sama,  Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie juga akan mengeluarkan uang pribadinya sebesar Rp1 miliar.
“Saya keluarkan uang pribadi Rp1 miliar untuk membantu rakyat Palestina akibat serangan militer Israel,” papar Prabowo dalam orasinya di depan  relawan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP).
“Sebetulnya Pak Aburizal mau menyumbang Rp5 miliar, tapi tidak enak dengaan saya,” canda Prabowo yang mendapat tepuk tangan masyarakat yang hadir dalam aksi solidaritas tersebut.
Mantan Danjen Kopassus itu datang ke lokasi aksi aksi solidaritas Palestina pk. 15;30 WIB. Ia mengenakan kemeja putih yang langsung disambut ratusan massa.
Prabowo pun mengajak masyarakat Indonesia untuk memberikan bantuan dalam bentuk nyata. Dirinya meminta agar kecaman terhadap Israel tidak hanya di mulut saja.

TELEPON PRESIDEN IRAN
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara lewat  telepon membahas serangan Israel ke jalur Gaza  mendiskusikan situasi di Jalur Gaza. Rouhani berbicara dengan SBY dalam kapasitasnya sebagai Ketua Gerakan Non Blok.
Dalam pembicaraan itu, SBY mengharapkan  Iran bersama Indonesia bisa melakukan sesuatu untuk menghentikan aksi kekerasan Israel terhadap warga Palestina.
Baik SBY maupun Rouhani sama-sama prihatin atas aksi militer Israel. Sebab serangan Israel itu banyak warga yang tidak berdosa itu menjadi korban, apalagi serangan itu dilakukan di bulan Ramadhan yang harus dijaga kesuciannya.
Kepala Negara juga memberikan masukan agar Iran memimpin kawasan dan GNB untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, memastikan dihentikannya agresi militer Israel terhadap Palestina.
Dalam pembicaraan SBY dengan Rouhani, juga hadir  Menlu Marty Natalegawa dan Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah.
Jumat subuh, di tengah warga Gaza usai melaksanak salat Subuh, mendadak serangan militer Israel di perkampungan Gaza. Selama tiga hari serangan Israel jumlah yang tewas yang sudah menyampai 85 orang.
Belum lagi mereka yang luka sehingga menimbulkan cacat fisik bagi anak-anak, dan juga orangtua mereka akibat serangan Israel.

Poskota

DUTA BESAR JERMAN Kunjungi galangan pembuat “BERLIN NAKROMA”













Duta Besar German Dr. Georg Witschel


Kapal buatan dalam negeri banyak dilirik Manca Negara, salah satunya German. Produk PT PAL INDONESIA (PERSERO) yang masih terkait dengan German yakni “BERLIN NAKROMA” maupun “FAST PATROL BOAT (FBP-57)” kini masih berfungsi dengan baik. Duta Besar German untuk Indonesia Dr. Georg Witschel, mengunjungi galangan kapal yang pernah melakukan kerjasama dengan German di era pimpinan Presiden RI ketiga B.J. Habibie. Diterima oleh Direktur Desain dan Teknologi, Saiful Anwar dan Direktur Produksi, Edi Widarto, di ruang rapat Ground PIP PT PAL INDONESIA (PERSERO), Selasa pagi (08/07). Beragam Informasi dan pandangan diutarakan dalam diskusi kecil ini, baik terkait kerjasama bidang ekonomi maupun pendidikan.

Dalam penjelasan singkat terkait perkembangan PT PAL INDONESIA (PERSERO), Saiful Anwar menuturkan PAL INDONESIA akan disibukkan dengan kegiatan produksi di tahun-tahun mendatang dengan membangun kapal perang. Sesuai dengan Amanah Undang-Undang 16 Tahun 2012 tentang Industri Startegis Pertahanan, PAL INDONESIA juga mengemban tugas sebagai Pemadu Utama ALUTSISTA Matra laut. “Tahun ini dan mendatang, kami sangat berfokus pada pembangunan kapal perang sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepada kami oleh Pemerintah. Namun kami masih dapat menerima order untuk produksi kapal niaga dan non kapal” tandas Saiful. Duta besar German untuk Indonesia, Dr. Georg Witschel mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya atas pembangunan kapal “BERLIN NAKROMA” 2006 silam. “Kapal itu kini masih berfungsi dengan baik dan performa yang bagus utuk keperluan Pemerintah Demokratis Republik Timur Leste. Kami berharap PT PAL INDONESIA (PERSERO) dapat mengembangkan bisnis dengan tujuan dapat meningkatkan Ekspor German dan meningkatkan investasi yang menjadi tujuan utama kami” imbuhnya. Kapal “BERLIN NAKROMA” yang diserahkan PT PAL INDONESIA (PERSERO) kepada Pemerintah Demokratis Republik Timur Leste pada 14 September 2006, dengan panjang 47,25 meter dan lebar 41,33 meter ini melayani rute Dili-Oecussi dan Dili-Atauro.

Pada diskusi yang cukup hangat, tersirat keinginan untuk meningkatkan kerjasama dalam pembangunan kapal. Terutama pada pembangunan kapal sejenis “BERLIN NAKROMA”. Namun German masih menunggu kebijakan dari pemerintah Indonesia dalam hubungan bilateral setelah pemilihan presiden RI pada 9 Juli 2014. Karena pembangunan kapal pada industry Galangan adalah sebuah proyek multiyear, yang dapat dikerjakan PAL INDONESIA dalam waktu mendatang.

PAL

Thursday, 10 July 2014

Kisah Sumbangsih Tentara Laut Jepang dalam Perang Kemerdekaan


Rahmat Shigeru Ono dalam liputan Stasiareport.com.

Jakarta,  Tentara laut Jepang yang tidak dapat kembali ke negerinya pasca-kekalahan Jepang dari Sekutu, banyak membantu perjuangan Indonesia dalam perang kemerdekaan. Kasubdis Sejarah Dinas Penerangan AL Kolonel Laut (P) Roni E Turangan menuturkan hal tersebut kepada JMOL saat ditemui di kantornya, Senin (7/7).
“Banyak tentara Jepang yang tidak dapat kembali, membantu perjuangan Indonesia melawan sekutu, baik dalam persenjataan, informasi, dan strategi bertempur,” kata Roni.
Menurutnya, faktor ideologis menyebabkan puluhan tentara Jepang itu membantu Indonesia. Pasalnya, ketika meninggalkan negerinya, tentara Jepang hanya memiliki satu misi, yaitu melawan Sekutu. Jadi biar pun negaranya kalah dalam Perang Dunia II, mereka tetap berperang melawan Sekutu.
“Mereka yang membantu perjuangan Indonesia dikenakan desersi oleh pimpinannya. Tetapi bagi mereka tidak masalah terhadap hukuman tersebut. Mereka menganggap Indonesia sebagai negeri keduanya,” tambahnya.
Kehadiran mereka menambah energi bagi pejuang Indonesia. Bukan hanya bantuan dalam teknik berperang, melainkan dalam mental dan kedisiplinan. Perapihan organisasi TNI AL juga mereka sumbangkan bagi perjuangan Indonesia.
Tentara Jepang yang membantu perjuangan Indonesia, setelah perang kemudian menjadi Warga Negara Indonoesia. Banyak dari mereka yang menikah dengan wanita Indonesia dan mengubah namanya menjadi nama Indonesia. Satu yang tersisa dari mereka, yang masih hidup, yaitu Rahmat Shigeru Ono.
“Karena kecintaannya terhadap Indonesia, ia menambahkan nama Indonesia di depan nama Jepangnya. Saat ini ia menjadi veteran pejuang yang terus mendapat perhatian pemerintah,” ujar Roni.
Keberadaan veteran Jepang ternyata telah mempererat hubungan antara Indonesia dengan Jepang. Mereka selalu mendapat kunjungan dari Dubes Jepang, bahkan perwakilan pemerintahan langsung yang datang dari Jepang.
“Nilai-nilai perjuangan mereka selalu menjadi teladan bagi kita semua dan bagi hubungan kedua negara,” tambahnya. 

Jurnal Maritim

KRI TELUK BONE-511 SUKSES DUKUNG SERPAS SATGASPAM RI – MALAYSIA


 


Sebagai salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Teluk Bone (TBO)-511  terus melaksanakan  operasi Angkutan Laut Militer (Anglamil) dalam rangka mendukung pergeseran pasukan (Serpas) Batalyon Infantri 501 Lintas Udara (Linud) Kostrad Madiun, Jawa Timur, dalam rangka Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan perbatasan Republik Indonesia dengan Malaysia wilayah Kalimantan tahun 2014.
KRI Teluk Bone (TBO)-511 dikomandani oleh Mayor Laut (P) M. Nizarudin merupakan  kapal jenis Landing Ship Tank (LST) buatan Amerika pada tahun 1940-an  yang memiliki spesifikasi berat 2160 ton dan mampu mengangkut 17 tank dengan beberapa jenis  kendaraan, serta dilengkapi dengan fasilitas yang mampu mengangkut sampai  800 pasukan, memiliki kemampuan kecepatan berlayar sampai dengan 7 knot atau 7 mil per jam dan saat ini merupakan salah satu unsur Kolinlamil yang berada di jajaran Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Surabaya dibawah kepemimpinan Kolonel Laut (P) Bambang Irawan.
Menurut  Komandan KRI Teluk Bone (TBO)-511  Mayor Laut (P) M. Nizarudin mengatakan bahwa KRI TBO-511, mendukung pergeseran pasukan (serpas) Satgas Yonif  501 Lintas Udara (Linud) Kostrad dengan rincian sebanyak 350 personil dan 6 unit kendaraan dengan menempuh rute mulai dari pangkalan Surabaya-Pontianak-Lampung dan kembali lagi ke pangkalan Surabaya.
Selama pelayaran menuju daerah sasaran yang berlangsung dengan aman dan lancar, KRI TBO-511 juga melaksanakan operasi penegakan hukum di laut  dengan melakukan pendeteksian terhadap kemungkinan berbagai tindak pidana yang terjadi di sepanjang rute pelayaran menuju daerah operasi, sehingga  diharapkan dari kegiatan tersebut  dapat memberikan dampak yang berarti dalam pengendalian laut di kawasan perairan Indonesia khususnya kawasan perbatasan RI-Malaysia.
(Dispen Kolinlamil)

KOLINLAMIL SUKSES GELAR LATIHAN SAR DAN SEA SURVIVAL 2014


 

Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) sukses menggelar latihan Search and Rescue (SAR) dan Sea Survival  Kolinlamil tahun 2014 yang digelar dari 23 Juni hingga 7 Juli 2014, hal tersebut tampak pada laporan hasil pelaksanaan latihan yang dibacakan oleh Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Dansatlinlamil) Jakarta Letkol Laut (P) Heri Widodo kepada Kaskolinlamil Laksamana Pertama TNI Karma Suta, S.E., saat berlangsung upacara penutupan di Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara (8/7/2014).
Upacara penutupan diawali dengan laporan hasil pelaksanaan latihan oleh Komandan Satlinlamil Jakarta selaku Komandan Satgas  latihan Search and Rescue (SAR) dan Sea Survival  Kolinlamil tahun 2014, kemudian dilanjutkan pelepasan tanda peserta dan pelatih.
Dalam sambutan Pangkolinlamil yang dibacakan oleh Kaskolinlamil mengatakan, latihan SAR dan Sea Survival ini merupakan salah satu kegiatan pembinaan kemampuan prajurit dalam meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan unsur khususnya dalam melaksanakan SAR dan Sea Survival dalam rangka menunjang tugas pokok Kolinlamil.
Pelaksanaan Latihan SAR dan Sea Survival kali ini dapat dijadikan tolok ukur dan evaluasi sejauh mana tingkat pencapaian sasaran latihan, apakah telah sesuai dengan harapan atau tidak, sehingga hasilnya dapat dirasakan manfaatnya bagi Kolinlamil di dalam melaksanakan tugas di masa mendatang yang semakin kompleks dan penuh tantangan, lanjut Pangkolinlamil.
Sementara itu, Dansatlinlamil Jakarta selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan Search and Rescue (SAR) dan Sea Survival Kolinlamil tahun 2014, dalam laporannya menjelaskan penyelenggaraan latihan SAR dan Sea Survival tahun 2014 mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengakhiran dapat berjalan lancar sesuai skenario dan zero accident, selain itu kelancaran proses latihan ini juga terselenggara berkat semangat dari seluruh anggota dan pendukung.
Diharapkan selesai diadakannya latihan SAR dan Sea Survival ini, dapat memberikan manfaat khususnya pada tingkat kesiapan personel sekaligus menjadi tolak ukur profesionalisme prajurit serta meningkatkan ketrampilan anggota saat melaksanakan SAR maupun pada saat menghadapi situasi darurat di tengah laut, lanjut Dansatlinlamil Jakarta.
Latihan yang mengusung  tema” “Melalui latihan SAR dan Sea Survival Tahun 2014, Kolinlamil Siap Meningkatkan Profesionalisme & Kesiapsiagaan Unsur Dalam Rangka Menunjang Tugas Pokok TNI Dalam OMSP” melibatkan 450 orang  terdiri dari pelaku 350 orang, pelatih dan pendukung 100 orang diantaranya dari Basarnas, Koarmabar dan Satpaska serta dua buah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yakni KRI Mentawai-959 dan KRI Tanjung Nusanive-973 yang berlangsung di dua tempat yakni kegiatan teori secara klasikal dan latihan kering bertempat di Mako Kolinlamil, dilanjutkan dengan pelaksanaan latihan di Perairan Teluk Jakarta.
(Dispen Kolinlamil)

11-7-1995: Pembantaian Srebrenica

 
 
Suasana pemakaman korban pembantaian Srebrenica 1995  
 
  - Pada 19 tahun yang lalu, Perang Saudara di Balkan memasuki tahap terburuk. Ribuan warga Muslim Bosnia dibantai pasukan fasis Serbia pimpinan Jenderal Ratko Mladic, setelah PBB gagal menjaga zona aman di Kota Srebrenica, Bosnia-Herzegovina, yang merupakan wilayah pecahan Yugoslavia.

Menurut stasiun berita BBC, sebanyak 1.500 tentara Serbia mengepung pasukan penjaga perdamaian PBB asal Belanda. Pasukan PBB, saat itu kalah jumlah meski didukung oleh serangan udara NATO atas tank-tank Serbia.

Perdana Menteri Bosnia, Haris Silajdzic, menyebut tindakan NATO itu "terlalu kecil, dan sudah terlambat" sehingga penduduk Srebrenica telah "dikhianati." Masuknya pasukan Serbia itu membuat 30.000 warga Srebrenica dan sekitarnya, yang mayoritas Muslim, berjuang mengungsi ke arah utara.

Situasi ini membuat Amerika Serikat, saat itu mempertanyakan kemampuan PBB dalam menjalankan "misi kemanusiaan" di wilayah Balkan tersebut. PBB pun pasrah. "Sepengetahuan kami, Srebrenica telah jatuh ke tangan pasukan Bosnia," kata juru bicara PBB saat itu, Alexander Ivanko.

"Ribuan pengungsi menyelamatkan diri ke suatu desa bernama Potocari. Pasukan Belanda yang bertugas di Srebrenica juga telah mundur ke Potocari," lanjut Ivanko.

Sebagai panglima pasukan Serbia, Mladic, menulis kepada PBB bahwa anak buahnya tengah melancarkan operasi untuk "membasmi teroris." Mladic juga menyatakan bahwa warga sipil setempat dan pasukan penjaga perdamaian tidak perlu khawatir akan keberadaan anak buahnya.

Namun, setelah menduduki Srbrenica, Mladic dan pasukannya justru melakukan pembantaian terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Pasukan Serbia diketahui membantai sedikitnya 8.000 laki-laki Muslim Bosnia selama 11 Juli hingga 22 Juli 1995 di Srebrenica dan sekitarnya. Mereka rata-rata disuruh menggali lubang beramai-ramai sebelum akhirnya dieksekusi massal oleh tentara Serbia.

Itulah sebabnya, setelah Perang Balkan usai dan situasi di Bosnia dan sekitarnya kembali aman dan damai, PBB memburu Mladic dan para anak buahnya. Bersama mantan Presiden Serbia, Radovan Karadzic, Mladic akhirnya berhasil ditangkap dan tengah diadili di Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag atas kasus genosida. (asp)

Abrasi Pulau Nipah Susutkan Luas Maritim NKRI


Pulau Nipah.


Jakarta, Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sudirman Saad, mengatakan, Pulau Nipah nyaris tenggelam.
“Pulau Nipah yang pada awalnya memiliki luas sekitar 60 ha mengalami abrasi parah hingga luasnya hanya tersisa sekitar 700 m2,” ujarnya.
Untuk menyelamatkan eksistensi Pulau Nipah, dilakukanlah reklamasi oleh Pemerintah Indonesia pada 2004. Reklamasi Pulau Nipah terus dilakukan hingga 2008 untuk menjaga agar pulau tidak tenggelam, mengingat pulau ini memiliki arti sangat strategis bagi acuan pengukuran garis batas wilayah kedaulatan NKRI.
Menurutnya, pulau ini berbatasan langsung dengan Singapura dan tidak berpenduduk secara tetap. Hanya ditempati pasukan Marinir, TNI-AL, dan pasukan Angkatan Darat yang bertugas secara berkala. Jika abrasi terus-menerus terjadi , bukan tidak mungkin, luas batas maritim dengan Singapura yang telah ditetapkan dalam perjanjian perbatasan Indonesia-Singapura pada 1974 silam akan berkurang.
Saat ini Pulau Nipah telah direklamasi hingga luasnya sekitar 50 ha. Sebagai salah satu pulau-pulau kecil terluar yang sangat strategis, pengembangan Pulau Nipah diperuntukkan bagi aktivitas pertahanan keamanan dan pengembangan ekonomi (pertahanan keamanan berbasis ekonomi).
“Dari sisi pertahanan keamanan, di Pulau Nipah telah dibangun pangkalan TNI Angkatan Darat dan Marinir Angkatan Laut. Dari sisi ekonomi, telah disusun blue print pengembangan Pulau Nipah untuk pembangunan oil storage dan transit anchorage area. Sedangkan dari sisi lingkungan, telah diperuntukkan laguna sekitar 6 ha untuk pengembangan kawasan mangrove,” jelasnya.
Sudirman Saad menambahkan, status lahan pasca-reklamasi di Pulau Nipah adalah Barang Milik Negara (BMN) yang hak pengelolaannya (Hak Pakai) diberikan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Pertahanan.

Jurnal Maritim

Menjaga Kedaulatan Batas Maritim NKRI

Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong Kalimantan Barat.

Zulhilmi BangkitKetua Himpunan Mahasiswa Geomatika ITS 2013-2014.
Mereka tidak tahu bahwa negeri kami adalah rangkaian pulau jang terbesar di dunia. Bahwa negeri kami terhampar sepandjang 5.000 kilometer atau menutupi seluruh negeri-negeri Eropa sedjak dari pantai Barat benuanja sampai keperbatasan paling udjung di sebelah Timur. Mereka tidak tahu, bahwa kami sesudah Australia adalah negara keenam terbesar, dengan luas tanah sebesar dua djuta mil persegi. Mereka umumnja tidak menjadari bahwa kami terletak antara dua benua, Benua Asia dan Australia, dan dua buah samudera raksasa, Lautan Teduh dan Samudera Indonesia.
Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat
ILMU geomatika atau lebih dikenal dengan sebutan teknik geodesi merupakan rumpun keilmuan yang mempelajari penggambaran permukaan bumi, dengan pemetaan menjadi fokus utamanya. Pemetaan darat dan pemetaan laut tersebut sangat berpengaruh pada kondisi perbatasan NKRI.
Sebagai Negara Maritim, Indonesia tentu memiliki batas wilayah perairan dengan negara tetangga. Menurut Badan Informasi Geospasial, untuk mempersiapkan materi perundingan dalam penetapan batas maritim pada 2007 dilakukan kajian batas laut dengan Singapura sebanyak 2 kali, Malaysia 4 kali, dan Filipina 3 kali.
Berdasarkan amandemen UUD 1945 Bab IXA tentang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara Kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan haknya ditetapkan undang-undang. Maka dari itu, penetapan batas wilayah NKRI harus mengacu pada UNCLOS (United Nations Convension on the Law of the Sea) yang kemudian diratifikasi dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang batas maritim Indonesia.
Selanjutnya, perlu diketahui bahwas batas laut Indonesia bersinggungan dengan sepuluh negara, yakni Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Australia, Timor Leste, Papua Nugini, Thailand, India, dan Palau. Singgungan ini sangat berkaitan dengan kedaulatan, keamanan, ekonomi, dan sumberdaya alam Indonesia. Kompleksitas permasalahan di laut semakin memanas karena banyak memunculkan berbagai isu, dari kedaulatan sampai perekonomian. Oleh karena itu, pemetaan batas laut wilayah Indonesia sangatlah penting.
Kondisi Beberapa Daerah Perbatasan
Perundingan batas laut dengan Singapura, sejak 1973 baru dimulai kembali pada 2005. Pada 2007 dilakukan pertemuan di Singapura dan Bandung.
Kesepakatan yang dicapai adalah bahwa area yang akan didelimitasi kedua negara, yaitu titik nomor 1 perjanjian laut wilayah tahun 1973 sampai dengan garis 1030 34’ Bujur Timur (hanya sektor barat). Berdasarkan perjanjian 1973 tentang penetapan 6 titik pangkal tersebut sudah definit atau tidak terpengaruh dengan perluasan wilayah Singapura karena reklamasi.
Sementara ini, bagian yang masih dipermasalahkan adalah di bagian barat sepanjang 14 mil. Sedangkan di sebelah timur meliputi garis batas sepanjang 28 mil. Pembicaraan penetapan batas wilayah antara Singapura dan Indonesia telah dimulai lagi tahun 2006. Namun, bila perundingan dengan Singapura tentang batas wilayah tetap buntu, langkah yang mungkin ditempuh Indonesia adalah mengajukannya ke International Tribunal for the Law of the Sea di Hamburg, Jerman.
Sementara itu dengan Malaysia telah dilakukan perundingan batas maritim pada tingkat teknis di Malaysia dan Jakarta. Pada beberapa kali pertemuan masih mendiskusikan isu-isu yang telah dibahas pada tahun-tahun sebelumnya, terkait delimitasi batas maritim Indonesia-Malaysia di Laut Sulawesi (batas teritorial, Continguous Zone, Landas kontinen, dan ZEE), dan batas Indonesia-Malaysia yang masih belum selesai, yaitu Selat Malaka, Selat Singapura, dan Laut Tiongkok Selatan.
Terakhit, dalam pertemuan bilateral Indonesia-Filipina, dikaji batas laut kedua negara dan telah disepakati delimitasi batas di Laut Sulawesi untuk mencapai sebuah common provisional line yang merupakan ZEE line. Hal ini mempercepat langkah perundingan.
Penentuan batas wilayah laut menjadi urgen karena beberapa alasan. Pertama, mengancam kedaulatan NKRI akibat kepemilikan status yang terjadi pada pulau terluar Indonesia, seperti berpindahnya status kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan dari Indonesia ke Malaysia.
Kedua, mencegah jatuhnya sumberdaya alam Indonesia ke tangan bangsa asing. Ketiga, mencegah terjadinya pelanggaran internasional oleh pihak asing yang merugikan bangsa Indonesia.
Rekomendasi Penyelesaian
Pertama, melaksanakan kajian tentang batas Zona Ekonomi Eksklusif, Batas Laut Teritorial, dan batas teritorial. Meski ketentuan internasional UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) 1982 tentang ZEE telah diratifikasi dan mulai berlaku 1994, 70 persen ZEE Indonesia belum disepakati negara tetangga.
Selanjutnya, dua batas yurisdiksi maritim yang belum terselesaikan, yaitu batas laut teritorial dan batas landas kontinen. Meski batas landas kontinen telah ditetapkan berdasarkan Konvensi PBB tahun 1958, tetapi proses tersebut belum terselesaikan hingga kini.
Untuk landas kontinen, sekitar 30 persen belum disepakati, yakni pada hal yang berbatasan dengan Filipina, Palau, dan Timor Leste. Pemetaan landas kontinen Indonesia (LKI) menjadi dasar bagi klaim Indonesia atas landas kontinen di sekelilingnya.
Seperti disebutkan dalam Article 76 UNCLOS tahun 1982 bahwa Negara Kepulauan mempunyai hak melakukan klaim landas kontinen melampaui 200 mil laut maksimum sampai dengan 350 mil laut. Klaim disampaikan ke UN-Commision on the Limits of Continental Shelf (CLCS) disertai bukti-bukti.
Lalu jangan lupakan zona tambahan, karena berdasarkan UNCLOS 1982 pasal 33 ayat 1 dan 2, zona tambahan (contiguous zone) merupakan jalur laut di sebelah luar batas terluar laut teritorial atau laut wilayah, yang lebarnya tidak boleh melebihi 24 mil laut dari garis pangkal, dan wilayah zona tambahan merupakan bagian laut di mana negara memiliki yurisdiksi terbatas.
Kedua, Melaksanakan pengawalan terhadap sumberdaya alam yang ada pada lautan Indonesia. Pengawalan terhadap pulau-pulau terluar yang ada pada wilayah Indonesia, dan melaksanakan pemetaan ALKI di mana sangat berpengaruh terhadap alur kelautan Indonesia.
Maka dari itu diperlukan kerja sama antara seluruh elemen yang ada di kementerian serta badan dan lembaga keamanan negara, sehingga bangsa Indonesia tidak kehilangan kedaulatannya atas apa yang telah diberikan Tuhan.
Ketiga, Selain berperan mengawal terlaksananya penegakan kedaulatan NKRI dan melaksanakan pengkajian masalah, Indonesia diharapkan berperan dalam pembuatan dan riset teknologi kelautan, mengkolaborasikan berbagai macam rumpun keilmuan. Contohnya, pembuatan kapal survei pemetaan batas wilayah dan survei eksplorasi sumberdaya alam.

Jurnal Maritim

Komandan Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif Linud 501/BY Menghadiri Upacara Serah Terima Satgas Tentara Diraja Malaysia



Komandan Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif Linud 501/BY Menghadiri Upacara Serah Terima Satgas Tentara Diraja Malaysia
KOSTRAD, Serah terima Satgas Pamtas RI-Malaysia tidak hanya dilakukan oleh Yonif Linud 501/BY dengan Yonif 315/Garuda, tetapi Satgas Tentara Diraja Malaysia juga melaksanakan rotasi Batalyon. Semula Satgas TDM Malaysia adalah Batalyon 13, kemudian digantikan oleh Batalyon 11 Malaysia.
Upacara serah terima Satgas TDM yang dilaksanakan di Kab. Serikin, Malaysia, dihadiri oleh Dansatgas Yonif Linud 501/BY, Letnan Kolonel Inf Andi Kusworo. Dengan menghadiri Upacara tersebut maka Dansatgas akan lebih mengenal pasukan tetangga yang akan bekerjasama untuk menjaga wilayah perbatasan RI-Malaysia.
Dalam Upacara yang dipimpin oleh Irup (Inspektur Upacara), Komandan Brigade TDM, Brigjen Nazir menekankan kepada Satgas baru yaitu Batalyon 11 agar senantiasa menjalin hubungan yang baik dan kerjasama dengan Satgas Yonif Linud 501/BY di wilayah perbatasan. Setelah melaksanakan Upacara Serah Terima mengadakan foto bersama pasukan TDM dengan Dansatgas Yonif Linud 501/BY.

TNI 

Rusia Tangkap Pilot Wanita Kiev, Ukraina Tak Terima

Rusia Tangkap Pilot Wanita Kiev, Ukraina Tak Terima
Nadia Savchenko, 33 pilot wanita Ukraina diborgol tangganya setelah ditangkap aparat Rusia.
MOSKOW - Aparat keamanan Rusia menangkap seorang pilot militer Ukraina, Pilot perempuan Ukraina itu ditangkap atas dugaan keterlibatan pembunuhan dua wartawan Rusia.

Pilot bernama Nadiya Savchenko, 33, merupakan relawan militer yang ikut dalam operasi militer untuk menumpas separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

Bulan lalu dia terlihat ambil bagian dalam serangan terhadap sebuah pos pemeriksaan separatis, di mana dua wartawan Rusia tewas ditembak.
Pemerintah Ukraina tidak terima dengan penangkapan pilot wanita itu. Mereka menuduh Rusia menculik. Pihak Kiev juga menuntut agar Savchenko dibebaskan dan diizinkan pulang.

Savchenko merupakan pilot helikopter yang bekerja untuk batalion Aidar yang pro-pemerintah Ukraina. Dia semula ditangkap kelompok separatis pro-Rusia, dan kini menjadi tahanan Rusia. Hingga kini belum ada kejelasan di mana pilot itu ditahan.

Belum ada kejelasan pula, bagaimana pilot yang ditangkap separatis di Ukraina timur bisa sampai Rusia. Sementara itu, pemerintah Rusia mengkonfirmasi, pilot itu meyeberangi perbatasan Rusia secara ilegal, dengan menyamar sebagai pengungsi.

Namun, pemerintah Ukraina tidak percaya dengan penjelasan Rusia. Mereka menuduh pilot tersebut dipaksa menyeberang ke wilayah Rusia.

Kementerian luar negeri Ukraina, memprotes penculikan pilotnya itu.”Ini lebih banyak lagi konfirmasi bahwa ‘teroris’ merencanakan dan melaksanakan kejahatan mereka di Ukraina, dan menjalin kontak ang sangat dekat dengan badan intelijen Federasi Rusia.
  
“Dengan secara terbuka menculik warga Ukraina di wilayah negara mereka, pihak berwenang Rusia tidak hanya melanggar semua norma-norma internasional, tetapi juga melampaui norma-norma dasar kesopanan dan moralitas,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip BBC, semalam (9/7/2014).


Sindo

Kolinlamil Siagakan Lima KRI Amankan Pulau-pulau Terluar

KRI Teluk Amboina-503 melaksanakan beaching di Lantamal IX Ambon

Jakarta,  Pulau-pulau kecil terluar memiliki arti penting sebagai garda depan penjaga dan pelindung keutuhan NKRI dari okupasi negara lain. Pulau-pulau terluar tersebut berperan sebagai garis depan kedaulatan dan yurisdiksi Indonesia serta berperan dalam penentuan batas teritorial NKRI dengan negara tetangga, selain dapat menjadi acuan luas wilayah maritim.
Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar, ada 17.504 pulau yang dimiliki Indonesia. Sejumlah 92 pulau kecil berada di posisi terluar, dan 67 pulau di antaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga, atau disebut pulau-pulau kecil terluar.
Oleh karena itu, Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) mendukung Pengamanan Perbatasan (Pamtas) serta pengamanan wilayah pulau terluar (Pamputer), melalui pergeseran pasukan (Serpas) maupun pergeseran logistik (Serlog).
Hingga kini, Kolinlamil menggerakkan lima buah KRI di bawah pembinaan Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil), baik di Surabaya maupun Jakarta.
“Saat ini, Kolinlamil mendukung sebanyak lima buah kapal perang untuk pelaksanaan pergeseran pasukan, material, maupun kendaraan tempur dalam menjaga pengamanan perbatasan maupun pengamanan di pulau-pulau kecil terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik di wilayah Timur maupun wilayah Barat,” ujar Asisten Operasi Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Umar Arief, seperti dilansir Dispenal.
Pulau kecil terluar yang mendapatkan prioritas Pengamanan Perbatasan, antara lain Pulau Rondo, Pulau Sekatung, Pulau Nipa, Pulau Berhala, Pulau Marore, Pulau Miangas, Pulau Marampit, Pulau Dana, Pulau Fani, Pulau Fanildo, Pulau Bras, dan Pulau Batek.
Pulau-pulau tersebut berbatasan langsung dengan negara tetangga dan juga menjadi akses strategis masuk wilayah NKRI.
Lebih lanjut, Asops pangkolinlamil mengatakan, kelima kapal perang di jajaran Kolinlamil tersebut, yakni KRI Teluk Ratai-509 dengan Komandan Letkol Laut (P) Tarus Rostiyadi yang baru selesai mendukung Serpas Pamtas RI-Malaysia di wilayah Kalimantan Barat, dilanjutkan KRI Teluk Bone-511 dengan komandan, Mayor Laut (P) M. Nizarudin.
Sedangkan KRI Teluk Amboina-503 dengan komandan, Letkol Laut (P) Heri Prihartanto, mendukung Serpas Satgasmar pengamanan Ambalat. KRI Teluk Hading-538 yang dikomandani Mayor Laut (P) Rapy Tadung mendukung Serpas Satgasmar Pengamanan pulau terluar (Pamputer) wilayah Barat. KRI Teluk Lampung-540 yang dikomandani Letkol Laut (P) Ahmad Muharam mendukung Serpas Satgasmar Pengamanan pulau terluar (Pamputer) wilayah Timur.
Kolinlamil merupakan salah satu Komando Utama di jajaran TNI Angkatan Laut yang pembinaannya berada di bawah Kepala Staf Angkatan Laut. Sedangkan komando operasional berada di bawah Panglima TNI. Sebagai Kotama operasi, Kolinlamil bertugas menyelenggarakan operasi angkutan laut TNI, baik dalam rangka Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Jurnal Maritim

Rusia Berhasil Uji Coba Rudal S-500

Rudal S-400
Rusia berhasil melakukan uji peluncuran rudal pencegat jarak jauh yang akan menjadi bagian dari sistem rudal pertahanan udara baru generasi kelima "S-500," kantor berita Rusia ITAR-TASS melaporkan Senin, 7 Juni 2014.

ITAR-TASS mengutip pernyataan seorang sumber anonim di Kompleks Industri dan Pertahanan Rusia, mengatakan bahwa peluncuran dilakukan pada akhir Juni.

"Semua tujuan dan tugas yang ditetapkan dalam even ini terpenuhi sepenuhnya," kata sumber anonim seperti dikutip ITAR-TASS.

Sebagai bagian dari program modernisasi pertahanan Rusia yang sudah didanai sampai tahun 2020, gabungan perusahaan pertahanan Rusia, Almaz-Antey, saat ini sedang mengembangkan sistem rudal pertahanan udara generasi baru S-500.
S-500 dikembangkan untuk melampaui kemampuan sistem rudal pertahan udara S-400 Triumph (rival dari sistem pertahanan rudal AS "RAS-3" - model terbaru dari sistem rudal pertahanan udara Patriot) yang saat ini sudah digunakan militer Rusia. S-500 sendiri bukanlah merupakan upgrade dari S-400, dan S-500 akan disebarkan bersama S-400.

Dengan perkiraan jangkauan deteksi 600 km, sistem rudal permukaan ke udara ini dirancang untuk mendeteksi dan mencegat sepuluh target aerodinamis dan rudal balistik antarbenua secara simultan yang terbang dengan kecepatan tujuh kilometer perdetik di ketinggian berapapun (beberapa laporan menyebutkan hingga 400 km). Selain itu S-500 juga dirancang untuk mencegat rudal jelajah hipersonik, dan sebagai senjata pertahanan dari pesawat airborne early warning and control, airborne warning and control system, dan jamming.
Sebelumnya, seorang pejabat tinggi di Kementerian Pertahan Rusia mengatakan bahwa S-500 akan mulai diproduksi selambat-lambatnya tahun depan, dan pada laporan lain disebutkan bahwa S-500 akan mulai disebarkan pasukan pertahanan udara Rusia mulai tahun 2017.
 

Eks Koninklijke Marine dan Kaigun, Tulang Punggung TNI AL Pada Masa Awal Kemerdekaan

BKR Laut.

Jakarta,  Masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia meninggalkan manfaat berharga berupa pendidikan maritim bagi orang-orang pribumi. Keberadaan itu disampaikan oleh Kasubdis Sejarah Dinas Penerangan AL (Dispenal) Kolonel Laut (P) Roni E Turangan di kantornya saat ditemui JMOL, Senin (7/7).
“Banyak kaum Bumiputera yang direkrut oleh Koninklijke Marine pada masa Belanda, dan pembantu Kaigun pada masa Jepang. Walaupun status mereka hanya sebagai kelas pembantu (baca: ABK) di kapal-kapal penjajah dan untuk kepentingan penjajaah, tetapi ini modal dasar dalam membangun TNI AL pasca-kemerdekaan,” kata Roni.
Pasalnya, para Bumiputera yang direkrut baik dalam Koninklijke Marine maupun Kaigun sudah pasti mendapat pendidikan kemaritiman sekaligus pelatihan tempur di laut.
Lebih lanjut, Roni menjelaskan adanya jiwa nasionalisme dari mereka yang bekerja di kapal penjajah walaupun mendapat tekanan yang tinggi dari pihak penjajah. Buktinya, pasca-terjadinya World Malaise pada tahun 1933, meletus pemberontakan ABK di kapal De Zeven Provincien.
“Para pelaut Belanda selalu mengolok-olok pelaut pribumi. Mereka menganggap, pelaut pribumi itu bodoh dan tidak bisa mengemudikan kapal. Ternyata itu dibuktikan oleh pelaut pribumi di kapal De Zeven Provincien. Mereka berhasil mengambil alih kemudi kapal dan melintas Perairan Sumatera sampai Perairan Jawa, baru Belanda menghentikan dengan tembakan rudal,” ungkapnya.
Di masa Jepang, perkembangan pendidikan kemaritiman bagi pribumi mengalami kemajuan. Saat itu Jepang sudah membuka Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) dan Sekolah Pelayaran Rendah (SPR). Banyak dari siswa di sekolah itu yang sudah diikutsertakan bertempur menghadapi sekutu di Laut Pasifik.
SPT telah dubuka di beberapa kota di Indonesia antara lain Asahan, Jakarta, Tegal, Juwana, Pasuruan, dan Surabaya. Diperkirakan sebanyak 2.000 orang pribumi telah ditempa di sekolah tersebut.
“Beberapa jebolan SPT itu ada Ali Sadikin dan Sudomo, yang di kemudian hari menjadi petinggi TNI AL,” tambahnya.
Menjelang kemerdekaan, banyak siswa SPT juga terlibat saat pembacaan teks Proklamasi di Pegangsaan. Mereka berkumpul membentuk beberapa barisan di sekitar rumah Soekarno untuk mengawal jalannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Roni menyayangkan, peristiwa itu selalu luput dalam penulisan sejarah, karena yang terlihat di foto hanya beberapa orang pasukan PETA yang mengibarkan bendera merah putih.
Pasca kemerdekaan, mereka yang pernah menempa pendidikan di Koninklijke Marine dan Kaigun mendirikan BKR Laut pada 10 September 1945.
“Seragam mereka saat itu masih belum beraturan. Rata-rata warnanya biru dongker atau biru gelap, karena merupakan rampasan dari tentara Jepang. Selain itu, beberapa alutsista peninggalan Jepang juga digunakan oleh BKR Laut saat mengadakan pertempuran dengan Sekutu,” pungkas Roni.

Jurnal Maritim

Wednesday, 9 July 2014

F-16 C/D Block 25


Benarkan pesawat F-16 C/D Block 25 yang dihibahkan AS kepada Indonesia setelah di-upgrade akan memiliki kemampuan setara F-16 C/D Block 52 ?


Pesawat tempur F-16 C/D yang saat ini sedang di-upgrade di Hill AFB memiliki nama resmi F-16 C/D k 52 ID, memang akan memiliki kemampuan dalam banyak hal setara F-16 Block 52,  khususnya kecanggihan avionik, kemampuan tempur, dan jenis persenjataannya. Seluruh pesawat hibah sebelumnya digunakan AU AS dan sudah disimpan dengan baik di Davis Monthan AFB/AMARG (Aerospace Maintenance & Regeneration Group) di gurun yang sangat kering sehingga sangat ideal sebagai tempat penyimpanan pesawat AU AS. Sementara seluruh mesin pesawat F-16 C/D 52ID yaitu F100-PW-220/E menjalani upgrade di pabrik Pratt & Whitney di Old Kelly AFB, sehingga memiliki umur komponen dua kali lebih lama dari mesin standar.

Sebetulnya F-16 C/D 52ID F-16 berdasarkan F-16 C/D Block 25 yang memiliki bentuk fisik dan berat kotor maksimum serta tipe mesin yang sama dengan F-16 Block 15 A/B OCU yang kita miliki. F-16 C/D 52ID memiliki berat kotor maksimum 37.500 lbs dan mesin jet turbo fan yang sama yaitu Pratt & Whitney F100-PW-220/E dengan daya dorong 24.000 lbs sehingga  memiliki thrust to weight ratio 0,64. Beda dengan F-16 C/D Block 52 yang mempunyai berat kotor maksimum 52.000 lbs dan didorong mesin F100-PW-229 dengan daya dorong 29.000 lbs yang memiliki T/W ratio 0,56.  Dalam close combat atau pertempuran udara jarak pendek, F-16 TNI AU dengan T/W ratio lebih besar memiliki kelincahan lebih baik dari F-16 Block 52.

Selanjutnya pesawat menjalani upgrading dan refurbished rangka serta sistem avionik dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center di Hill AFB, Odgen, Utah. Rangka pesawat diperkuat, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang, semua sistem lama direkondisi menjadi baru dan sistem baru ditambahkan agar pesawat lahir kembali, siap menjadi pesawat baru dengan kemampuan jauh lebih hebat dari saat kelahirannya.

Menyangkut peningkatan kemampuan memang F-16 C/D Block 52 dengan daya dorong lebih besar mampu mengangkut senjata lebih berat dan bisa dipasang Conformal Fuel Tank di punggung dan menggotong drop tank 600 gallon sehingga bisa terbang lebih jauh. Namun untuk urusan pertempuran udara, dengan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T  (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C, jelas F-16 C/D 52ID TNI AU tidak kalah dengan Block 50/52.

Bahkan dipastikan dalam duel jarak dekat, F-16 C/D 52ID TNI AU mampu mengungguli Block 50/52 soal kelincahan.Untuk serangan permukaan darat dan perairan, F-16 ID juga mampu menggotong persenjataan kanon 20mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb, rudal AGM-65 Maverick, AGM-84 Harpoon antikapal, AGM-88 HARM antiradar, ACMI Pod serta mampu menggunakan navigation dan targeting pod untuk operasi malam hari serta misi Suppression Of Enemy Air Defence (SEAD), yaitu menghancurkan pertahanan udara musuh.  Improved data modem memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain dan radar darat, radar laut atau radar terbang.

Upgrade F-16 C/D 52ID tidak main-main karena mengejar kemampuan setara dengan Block 52, di antaranya memasang Mission Computer MMC-7000A versi M-5 yang dipakai Block 52+ dan bahkan F-22, dilengkapi komputer sistem kemudi (FLCS) digital, sepasang Multifunction Displays Berwarna block-52, HUD lebar block-52 dengan kemampuan night visiondigital terrain system & Digital Moving Map block 52, color cockpit camera block-52, throttle grip & side stick controller Block-52, countermeasures management switch to control ALE-47, voice message unit untuk collision avoidance system dan ground avoidance advisory function Block-52.

Pemindahan landing/taxi lights ke nose landing gear door untuk memberi tempat pada targeting pod, improved data modem link 16 Block-52, embedded GPS INS (EGI) block-52  yang menggabungkan fungsi GPS dan INS, common data entry electronics unit Block-52,  AN/ALQ-213 electronic warfare management system, ALR-69 Class IV radar warning receiver,  ALE-47 countermeasures dispenser set untuk melepaskan chaff/flare serta pemasangan instalasi drag chute Block-52 yang akan dipasang di Indonesia.

Sementara radar AN/APG-68 (V) di-upgrade software agar meningkat kemampuannya sesuai mission computer 7000A. Prinsipnya F-16 C/D 52ID TNI AU menjalani program The Common Configuration Implementation Program (CCIP) seperti yang dilakukan pada F-16 CD Blok 40/42 AU AS agar meningkat menjadi standar Blok-50/52.

Semua F-16 C/D 52ID TNI AU juga menjalani modifikasi struktur rangka pesawat dengan program Falcon STAR (Structural Augmentation Roadmap) sehingga umur rangka pesawat menjadi lebih dari 10.000 jam. Hal ini memungkinkan pesawat dipakai 10 tahun lagi sebelum menjalani Dervice Life Extension Program (SLEP) yang mampu menambah umur rangka pesawat sekitar 2.000 jam atau 10 tahun masa pakai.

Pada saat usia pakai F-16 C/D 52 ID berakhir maka diharapkan Indonesia sudah memiliki armada pesawat tempur modern  masa depan generasi 4,5 atau generasi 5. F-16 C/D 52ID ini merupakan jembatan yang sangat baik untuk membawa Indonesia selangkah lebih maju, tidak hanya menghasilkan penerbang dan teknisi yang mahir, namun juga membawa kita untuk bersama-sama menguasai teknologi, manajemen, dan taktik pertempuran udara modern, khususnya dalam operasi gabungan dengan alutsista lain di darat, laut dan udara. Sehingga tahu apa yang diperlukan Indonesia untuk membangun air power yang kuat. (Kol. Pnb. Agung “Sharky” Sasongkojati)

Angkasa 

Apresiasi Eropa kepada Model Kerjasama Airbus-Indonesia

foto-foto: Airbus


Pola kerjasama Airbus Defence and Space dan PT Dirgantara Indonesia kembali mendapat apresiasi internasional. Airbus Defence and Space, Head of Military Aircraft, Domingo Urena Raso, mengungkap pujian itu di hadapan puluhan wartawan kedirgantaraan dunia, sembari menjelaskan bahwa kerjasama kedua pihak merupakan model kerjasama bisnis dan industri yang mampu memelihara dan memenuhi kebutuhan pasar regional.

Ketika angkatan udara di berbagai negara Eropa menghadapi masalah pemotongan anggaran, combined customer base yang dibangun di luar Eropa, seperti PT Dirgantara Indonesia, justru mampu memberi harapan yang lain. Potensi pasar juga tampak bersinar di Timur Tengah dan Amerika Latin. Dalam beberapa tahun terakhir, pemotongan anggaran membuat banyak pemerintahan selektif dalam menentukan pilihan alutsista, termasuk untuk pesawat militer. Kini, mereka cenderung memilih pesawat yang mampu melakukan aneka ragam misi.

Berikut laporan langsung wartawan Angkasa Adrianus Darmawan dan Dudi Sudibyo dari ajang Airbus Defence and Space Trade Media Briefing (TMB) 2014, 10-11 Juni lalu di Sevilla dan Madrid, Spanyol. Di bagian lain, dari ajang Airbus Innovation Days 2014 di Toulouse, Perancis, Dudi Sudibyo juga menyampaikan perkembangan terkini pertarungan dua raksasa besar produsen pesawat komersial badan besar, Airbus dan Boeing.

Pernyataan Domingo Urena Raso pada jamuan makan malam di sebuah daerah sejuk di pinggiran kota Sevilla itu jelas bikin puluhan wartawan penerbangan dunia terhenyak. Tak terkecuali Angkasa. Pasalnya, industri pesawat terbang terbesar di dunia ini bukanlah yang terhebat di antara 22 subsidiaries yang berdiri di berbagai negara. Kenapa justru PT Dirgantara Indonesia (DI) yang diunggulkan? Adakah keunikan khusus dari pabrik pesawat yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat ini?

            Seperti biasa, pimpinan Airbus yang dikenal supel itu tak langsung menerangkan gamblang. Namun, dari paparan taktisnya terjelaskan berbagai hal. Menurutnya, DI bisa dijadikan model karena, pertama, didirikan atas dasar kesepahaman bilateral, dan, kedua, dalam perjalanannya, meski diwarnai berbagai rintangan,  telah ikut mengembangkan pasar yang cukup unik di kawasannya. DI begitu menarik perhatian negara-negara di sekitarnya karena memproduksi pesawat transpor militer badan kecil/menengah yang bisa digunakan untuk berbagai misi.

            Kerjasama telah dimulai sejak 1976, ketika Airbus Defence and Space yang bermarkas di Spanyol masih bernama CASA (Construcciones Aeronauticas SA). Diawali pembuatan pesawat badan kecil berlisensi C-212 Aviocar, kini kerjasama dengan DI telah meningkat dengan produk yang masih tetap populer, yakni pesawat transpor badan menengah CN235 dan C295. Selain bisa digunakan untuk misi standar angkut pasukan, keduanya juga bisa didayagunakan untuk misi bantuan kemanusiaan, patroli maritim, pemantauan lingkungan dan lain-lain. Belakangan C295 sudah bisa dipesan dalam versi airborne early warning.

            Sampai saat ini, CN235 yang pertama kali diperkenalkan pada 1988, masih tetap digemari berbagai operator di kawasan Asia. Seperti dikatakan Direktur Komersial dan Restrukturisasi DI, Budiman Saleh. “CN-235 masih tetap jadi favorit, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Pesawat ini dibeli Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Brunei, Uni Emirat Arab, Pakistan, Senegal dan lainnya.” (Kompas (15/2/2014).

            Hingga kini, lebih dari 270 unit CN235 telah terjual ke berbagai negara. Selain dibeli berbagai operator di wilayah Asia, Timur Tengah, dan Amerika Selatan,  pesawat ini juga dibeli sejumlah negara di Eropa dan Amerika Utara. Sementara C295, tercatat lebih dari 120 unit telah terjual. Berkat peraihan total market-share mencapai 58 persen antara 2005 sampai 2014, kedua pesawat selanjutnya tercatat sebagai market-leader di kelas transpor menengah.

Selain dengan Airbus DS, DI juga menjalin kerjsama yang cukup penting dengan unit bisnis strategis Airbus Group lainnya, yakni Airbus Helicopter, terkait penjualan dan perawatan helikopter EC225/775; juga dengan Bell-Textron AS terkait pembuatan helikopter Bell-412.

Meski dikatakan masih perlu kesepahaman dan pendekatan lebih lanjut, Domingo Raso tak memungkiri bahwa pemerintah Indonesia telah ikut mendukung upaya pemasaran pesawat-pesawat tersebut. Di antara yang terbaru adalah lawatan ke enam negara (Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand dan Malaysia) pada Mei 2013 untuk memperkenalkan C295. Melalui beberapa pertemuan intens, empat negara yakni Filipina, Myanmar, Thailand, bahkan Timor Leste, mengajukan berbagai pesanan.
Ketangguhan-kemudahan
Dalam TMB 2014, secara detail, Airbus DS menyampaikan laporan tahunan performa bisnis, perkembangan uji terbang atas beberapa produk baru serta program layanan purna atas produk-produknya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya mereka bergerak dalam pembuatan, pemasaran, program pelatihan serta layanan purna jual untuk pesawat CN235, C295, A400M dan A330 MRTT, mulai Desember 2013 lalu kepadanya ikut “dititipkan” pesawat tempur Eurofighter Typhoon dan Sistem Pesawat Tanpa Awak (UAS).

--- Artikel selengkapnya dapat dibaca di Maj. Angkasa edisi Juli 2014---




Upaya Jemput “Bola” ke Luar Eropa
            “Eropa harus berhenti untuk malu mengakui bahwa dirinya memiliki kemampuan yang amat baik. Kenapa harus malu? Kenapa kita justru tak bergerak bersama? Kita punya kekuatan industri. Untuk itu kenapa tidak berkolaborasi? Jangan takut untuk bekerjasama dengan berbagai negara di dunia,” ungkap Domingo Urena Raso tegas di hadapan puluhan wartawan kedirgantaraan dari berbagai negara, yang pada 10 Juni lalu berkumpul di Sevilla, Spanyol.

            Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dalam Trade Media  Briefing (TMB) 2014 kali ini petinggi Aircraft Military, Airbus Defence and Space itu, tampak sudah tak bisa lagi menyembunyikan kegalauannya. Ia menganggap perlu menyatakan sikap karena sejumlah industri kedirgantaraan dan kemiliteran di Eropa sedang resah menghadapi penurunan skala produksi akibat gelombang pengetatan anggaran belanja yang dialami angkatan bersenjata di banyak negara Eropa. Pengetatan anggaran ini tak lain adalah akibat krisis ekonomi dan kebijakan bersama Masyarakat Eropa.

            Dampak krisis ini tampaknya juga bakal menerpa Airbus DS, karena beberapa negara yang masuk dalam konsorsium pembuatan pesawat militer badan besar A400M mulai goyah dalam memegang kesepakatan pembeliannya. Jerman yang sebelumnya sepakat membeli 53 unit, belakangan hanya menyanggupi 40. Sementara Perancis, yang semula menyatakan perlu 50 unit dari berbagai jenis pesawat transpor taktis buatan Airbus DS, tampaknya akan meninjau kembali. Selain Jerman dan Perancis, kemitraan A400M juga melibatkan Belgia, Luksemburg, Spanyol, Turki, dan Inggris.

            Masalah pemotongan anggaran di Eropa hampir bisa dipastikan juga akan berimbas pada kelangsungan industri serupa di Amerika Serikat, karena dalam pertemuan di Brussel, Belgia, Maret 2014, Presiden AS Barrack Obama mengisyaratkan perlunya negara-negara NATO di Eropa mewaspadai krisis dan setiap perkembangan yang akan terjadi di Crimea dan Ukraina.  Krisis di kedua tempat akan menjadi “alarm bangun pagi” (wake-up call) karena tak satu pun negara di sekitarnya paham seburuk apa imbasnya.

Merger di Airbus
            Meski pihak Airbus DS terus berjuang agar penciutan jumlah pesanan tidak terjadi, mereka tetap harus waspada dengan berbagai kemungkinan terburuk. Segala hal bisa terjadi karena kepentingan politik di internal pemerintahan kerap berpengaruh. Maka, sangatlah lumrah jika – untuk menghadapi permasalahan ini – berbagai industri pertahanan terkemuka berupaya melakukan merger serta meningkatkan pengaruhnya ke pasar di luar Eropa.

            Merger di keluarga Airbus sudah terjadi sejak Januari 2014. Untuk perampingan manajemen dan memancing pasar yang lebih luas, European Aeronautic Defence and Space Company – pengelola Airbus Group --  menggabungkan Astrium dan Cassidian dengan Airbus Military, menjadi Airbus Defence and Space. Kepada perusahaan ini, EADS juga menitipkan pemasaran Eurofighter Typhoon dan sistem pesawat tanpa awak yang mereka buat.

            Dengan demikian di dalam induk perusahaan Airbus Group, ada tiga bisnis unit, yakni Airbus yang mengelola industri pesawat komersial; Airbus Defence and Space yang mengelola industri pesawat militer, jet tempur, satelit dan UAV; dan Airbus Helicopter yang mengelola industri helikopter.

Terkait perluasan pasar sendiri, dalam TMB 2014, misalnya, pimpinan Airbus DS kembali menyatakan minatnya untuk meningkatkan harmonisasi dan skala kerjasama produksi serta layanan purna jual dengan negara-negara di Asia Pasifik (termasuk Indonesia), Timur Tengah, dan Amerika Selatan. Ke wilayah-wilayah ini mereka akan “jemput bola” menawarkan produk lewat paket-paket kerjasama bilateral. Dengan Indonesia mereka bisa memuluskan penjualan CN235 dan C295 di wilayah Asia Tenggara dan sekitarnya.

“Selain di Asia, pesawat-pesawat badan menengah ini juga disukai di tempat lain. Pada 2013 dan 2014, Mesir, Kazakhstan, Ekuador, Kolumbia dan beberapa costumer yang belum bisa disebutkan namanya, masing-masing telah memastikan membeli C295 sebanyak 6 unit, 2 unit, 3 unit, 1 unit dan 17 unit. Sementara US Coast Guard kembali menyatakan minatnya untuk menambah 1 unit CN235 versi patroli maritim. Dengan total penjualan sebanyak 171 pesawat antara 2005 sampai 2014, kedua pesawat pun bisa disebut sebagai market leader di kelas badan menengah,” tutur Head of Commercial, Military Aircraft, Airbus DS, Antonio Rodriguez Barberan kepada wartawan.

Tingkat penjualan pesawat-pesawat tersebut telah meninggalkan pesaing-pesainnya, seperti C-27J, ATR-48, DHC-8, dan G-222. Selain dari ketangguhan dan kemudahan perawatan, ketertarikan pasar pada CN235 dan C295 juga dipengaruhi oleh ragam pilihan misi yang ditawarkan. Selain untuk standar angkut pasukan, misalnya, CN235 juga ditawarkan dalam versi patroli maritim. Sedang untuk C295, customer juga bisa memesan dalam versi pemadam kebakaran, airborne early warning, dan signal intelligence.

A400M, A330 MRTT, AC295
Ragam pilihan fungsi juga ditawarkan pada pesawat angkut berat A400M. Pesawat yang kerap disebut-sebut sebagai airlifter for the 21st century ini telah diuji untuk mampu melakukan tugas pengisian bahan bakar di udara dan kemampuan self-defence. Dalam kesempatan uji pengiriman kendaraan dan helikopter ke empat wilayah di Mali, Afrika, pesawat ini bahkan terbukti melampui pesawat angkut berat yang dibanggakan AS, C-17 Globemaster II. Bukan dari kuantitas daya angkutnya, melainkan dari kapabilitasnya mendarat di landasan tak beraspal.

Dari 174 pesawat yang dipesan delapan negara (Belgia, Perancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol, Turki, Inggris dan Malaysia), tiga pesawat sudah dinyatakan dikirim dan beroperasi, sementara 14 pesawat sedang dalam proses persiapan pengiriman dan 20 dalam tahapan produksi/perakitan. Daya angkutnya jauh lebih besar dari C-130J Hercules. Maka dari itu, ketika AS tak mau mengekspor C-17 ke sembarang negara, pimpinan Airbus DS menyebut A400M, sebagai satu-satunya pesawat angkut berat taktis yang paling terbuka untuk dibeli.

“Kami memperkirakan, dari 1.850 pesawat sejenis yang kini beroperasi, dunia masih memerlukan 700 pesawat sekelas A400M dalam jangka 30 tahun mendatang. Kami berharap 400 di antaranya berbagai negara akan memilih pesawat ini,” ujar Antonio Barberan.

Di lain pihak, Airbus DS juga tak mengurangi perhatiannya dalam menuntaskan pesanan berbagai negara atas A330 MRTT. Lagi-lagi pesawat militer berbasis pesawat komersial badan lebar A330 ini dirancang untuk multimisi. Selain untuk angkut pasukan, juga bisa didayagunakan sebagai tanker udara. Lima pesawat ini kini telah dioperasikan AU Australia, 3 unit di UAE, 4 unit di Inggris, dan 7 unit lainnya di Turki. Pesawat ini, di antaranya, dikembangkan untuk menyaingi KC-135 Stratotanker yang dibuat Boeing (AS) berbasis Boeing B707.

--- Artikel selengkapnya dapat dibaca di Maj. Angkasa edisi Juli 2014---



Airbus : Tak Ada Pengaruh Pembatalan Pesanan A350 Emirates
            Airbus menegaskan pembatalan pesanan 70 pesawat badan lebar bermesin ganda A350 senilai 16 miliar dollar AS oleh Emirates, tidak mempengaruhi roda produksi pesawat terbang Eropa ini. Pembatalan dadakan operator terbesar superjumbo A380 dari Dubai, diterima Airbus sehari sebelum ajang tahunan Airbus Innovation Days 2014 di Toulouse untuk media massa, dan hanya beberapa bulan sebelum terbang komersial oleh launch customer Qatar Airways, yakni setelah delapan tahun pengembangannya dan menelan investasi sekitar 15 miliar dolar AS.

            “Pasti tidak akan ada kekosongan dalam produksi (Airbus),” tegas John Leahy, Chief Operating Officer, Customer, pucuk pimpinan penjualan Airbus sambil mengingatkan 150 wartawan mancanegara – termasuk Angkasa, bahwa Boeing pernah mengalami hal serupa saat pembatalan bagi 787 Dreamliner, yang badannya juga dibalut bahan ringan carbon fibre.

            Beda dengan Airbus, pabrik mesin pesawat Inggris, Rolls-Royce yang menjadi sole engine maker untuk A350XWB (singkatan dari Extra Wide Body), dikutip kantor berita Reuters, menyatakan keputusan Emirates tersebut akan berdampak kehilangan pendapatan 2,6 miliar poundsterling atau 4,4 miliar dolar dalam buku pesanannya. Seperti Airbus, Rolls-Royce juga yakin kekosongan yang ditinggalkan Emirates akan tergantikan oleh pesanan maskapai lain jelang penutupan dekade.

Maskapai dari Teluk ini memesan pesawat rancangan baru sarat teknologi mutakhir Airbus A350XWB pada 2007. Dijadwalkan akan diterima pertama pada 2019, lebih awal daripada pesaing langsung Boeing 777X, dimana Emirates merupakan operator terbesarnya dengan pesanan 150 unit. Emirates tercatat sebagai salah satu di antara maskapai pertama yang tertarik A350XWB saat programnya diperkenalkan 2007. Tak tanggung-tanggung langsung pesan 70 unit, terdiri dari 50 unit A350-900 dan 20 versi lebih besar A350-1000.

Menurut Airbus, alasan klien topnya membatalkan pesanan, mengacu pada tinjau ulang rencana kebutuhan armada dimana titik beratnya pada superjumbo A380. Sejalan tinjauan ulang, maskapai Dubai ini November 2013 ajukan pesanan tambahan 50 superjumbo dalam pagelaran Dubai Airshow 2013. Menjadikan Emirates operator terbesar dunia dengan mengoperasikan total 140 A380.

Keyakinan Airbus tidak akan mengalami gejolak akibat pembatalan Emirates, didasarkan pada posisi kokoh pesanan pasti 742 unit A350 yang dikantongi, kurang dari setengah tahun A350XWB akan terbang komersial di bawah bendera launch customer Qatar Airways. “Flight test campaign A350 berjalan mulus, type certification is on track,” John Leahy menambahkan.

Tidak suka
Pucuk pimpinan Airbus, Fabrice Bregier menegaskan lagi dalam jamuan makan malam di Aeroscopia, museum Airbus yang sedang dibangun, bahwa pembatalan pesanan Emirates tidak akan berpengaruh negatif pada kelompok usaha kedirgantaraan Eropa. “Apakah menjadi masalah bagi kami? Jawabannya pasti tidak, tetapi jujur saya tidak suka mengingat Emirates merupakan top-class customer (Airbus), dan saya akan lebih senang bila mereka mengoperasikan  A350,” ujarnya dalam ruangan museum yang disulap menjadi ruang jamuan makan.

Dapat dimaklumi kenapa Fabrice Bregier mengatakan demikian. Bagaimana pun Airbus dibuatnya merasa kurang nyaman bagi upayanya berada di ujung tombak pasar pesawat twin-engine badan lebar jarak jauh yang banyak diminati maskapai. Menurut catatan Angkasa, A350XWB dibuat Airbus untuk menjawab 787 Dreamliner Boeing. Sedang varian A350-1000 ditawarkan sebagai pesaing langsung pesawat derivatif Boeing 777X.

Di sisi lain, John Leahy dalam presentasinya tidak kesampingkan bahwa pembatalan pesanan Emirates merupakan suatu indikator titik-balik bagi industri pesawat terbang, yang secara tak langsung memberi sinyal baik kepada Airbus maupun Boeing untuk tidak memproduksi banyak pesawat. Karena pasar sudah tidak dapat menyerapnya lagi. “Apakah kami terlalu banyak membuat pesawat terbang? Apakah terjadi bubble (market)? Menurut saya tidak,” kata John menanggapi sinyal tersebut.

Kedua produsen pesawat dunia tersebut pernah memproyeksikan bahwa hingga 2025 tidak akan ada rancangan pesawat baru. Terakhir, Boeing menawarkan Dreamliner dengan sirip blended winglet pada kedua ujung sayapnya. Kemudian Airbus menyusul dengan A350XWB, ujung sayapnya dilengkapi sirip sharklet. Yang menonjol dari kedua jenis pesawat tersebut, badannya terbuat dari bahan ringan komposit carbon fibre, menggantikan bahan tradisional aluminium agar berat pesawat lebih ringan. Dibantu sirip-sirip tersebut menghasilkan irit konsumsi bahan bakar.

Untuk menjembatani kebutuhan pesawat hingga 2025, Airbus memperkenalkan program re-engine rancangan pesawat yang sudah ada dengan mesin baru irit bahan bakar. Lahirlah program A320Neo (singkatan New Engine Option) bersayap sharklet berdasarkan pesawat laris single aisle badan sedang A320. Boeing menjawabnya dengan 737MAX dengan dasar 737-800.

Tetapi yang paling mendesak saat ini bagi Fabrice Bregier dan Airbus adalah memenuhi jadwal target yang dijanjikan kepada pemesan, terbang komersial sebelum penutupan tahun 2014. Target tersebut yakin dapat dicapai, mengingat program uji terbang yang dimulai sekitar setahun lalu, menggunakan empat pesawat untuk sertifikasi berjalan lancar sesuai rencana. Tambah diperlancar dengan beroperasinya pesawat kelima baru-baru  ini. Total keempat pesawat sudah mengumpulkan 1.900 jam terbang dan lebih dari 440 penerbangan.

Agkasa