Pages

Saturday, 22 November 2014

KRI Tarakan 905: Kapal Tanker Produksi Lokal dengan Kemampuan RAS System


Cover-BCM
Setelah serial LPD (Landing Platform Dock) yang dibuat PT PAL dan LST (Landing Ship Tank) KRI Teluk Bintuni 520 buatan PT Daya Radar Utama, TNI AL diperkuat kembali dengan kapal perang bertonase besar buatan Dalam Negeri. Yang dimaksud adalah KRI Tarakan 905, jenis kapal tanker/BCM (Bantu Cair Minyak) buatan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB). Kapal dengan bobot kosong 2.400 ton ini seolah menjadi angin segar bagi lini armada kapal tanker TNI AL yang sudah lama mendambakan penambahan kapal untuk tugas dukungan operasi tempur jarak jauh.
Sebagai kapal tanker, KRI Tarakan 905 masuk ke dalam Satuan Tugas Kapal Bantu (Satban) Komando Armada Timur (Koarmatim). Kehadiran KRI Tarakan 905, menambah list keluarga kapal tanker TNI AL yang kini terdiri dari KRI Balikpapan 901, KRI Sambu 902, KRI Arun 903, KRI Sungai Gerong 906, dan KRI Sorong 911. Dari segi tonase, jawara kapal tanker TNI AL masih disabet oleh KRI Arun 903 yang punya bobot 11.520 ton.

KRI Tarakan 905 punya kapasitas angkut 5.500 M3 BBM. Guna mendukung misi operasi, kapal dengan panjang 122 meter ini dilengkapi dengan geladak untuk di darati helikopter ukuran sedang, namun sayangnya tidak ada fasilitas hangar. Seperti halnya KRI Arun 903 dan KRI Sorong 911, KRI Tarakan 905 juga punya kemampuan RAS (Replenishment At Sea) system, yakni mampu mengadakan proses isi ulang bahan bakar ke kapal lain sembari terus berlayar. KRI Tarakan 905 yang punya peran strategis dan taktis, misi yang diemban tak sebatas penyaluran bahan bakar dan pembekalan logistik cair di laut (fleet underway replenishment at sea), melainkan ideal sebagai kapal komando, mendukung misi SAR, dan beragam operasi militer bukan perang.
Peresmian KRI Tarakan 905 oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada 26 September 2014.
Peresmian KRI Tarakan 905 oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada 26 September 2014.
image22915771_707494612663560_3476184555975481885_n10354178_527780324023978_7884419344062209089_nKRI Tarakan 905
KRI Tarakan 905 diawaki oleh 108 personel, dengan komanda berpangkat Letnan Kolonel. Meski perannya untuk tugas bantuan, tapi identitas KRI Tarakan 905 tetap sebagai kapal perang, untuk itu ada bekal persenjataan untuk pertahanan terbatas, diantaranya 2 pucuk kanon kaliber 20 mm dan 2 pucuk SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm. Dalam misi tempur, sudah barang tentu kapal tanker membutuhkan pengawalan dari KCR (Kapal Cepat Rudal) maupun korvet atau frigat.
Menurut rencana, selepas kehadiran KRI Tarakan 905, masih akan tiba KRI Dumai yang sedang dibuat oleh galangan yang sama. Penamaan Tarakan mengambil latar sejarah bahwa kota tersebut dikenal sebagai salah satu daerah penghasil minyak bumi di Indonesia mempunyai andil yang besar untuk memenuhi kebutuhan BBM di tanah air. (Gilang Perdana)
Spesifikasi KRI Tarakan 905
  • Panjang keseluruhan : 122,40 meter
  • Panjang garis tegak : 113,90 meter
  • Lebar : 16,50 meter
  • Tinggi : 9 meter
  • Berat baja : 2.400 ton
  • Kecepatan max : 18 knot
  • Jarak jelajah : 7.680 Nautical Mile (14.224 Km)
  • Kapasitas muatan cair : 5.500 matrik
  • Tenaga penggerak : 2 buah daya 6.114 PS dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller
(Indomiliter)

Menyambut Tank BMD-4 Marinir

 
BMD-4M, TANK YANG BISA BERENANG DAN TERBANG

image001
Tahun depan akan ada penambahan tank, yakni 54 tank BMD-4M seperti yang disampaikan KASAL Marsetio pada HUT Marinir ke-69 di lapangan tembak Bumi Marinir, Karangpilang Surabaya, 17/11/2014.

Sebenarnya apa istimewanya tank yang diklaim unik dan tank bersenjata paling lengkap di kelasnya ini ?. Keunikan yang pertama tank ini bisa berenang di laut sebagai tank amphibi sehingga cocok dipergunakan oleh pasukan marinir. Yang kedua tank ini bisa diterjunkan dari pesawat sehingga bisa dikirimkan ke medan tempur manapun dengan cepat dan tank ini bisa pula digunakan oleh pasukan lintas udara.

BMD-4M dapat melewati medan air tanpa persiapan khusus. Saat mengapung di atas air, kendaraan ini dapat melaju dengan kecepatan hingga 10 km/jam dan dipacu di jalanan rata dengan kecepatan 70 km/jam dapat mencapai jarak 500 km dengan bahan bakar penuh.
Saat diluncurkan dari pesawat dan mendarat, tank ini dapat langsung operasional dengan persiapan cukup beberapa menit. Dengan lapisan “aluminium diperkeras” yang baru tank ini dapat melindungi awaknya dari senapan ringan dan pecahan peluru artileri.

Tank ini dilengkapi pula dengan suspensi hidropneumatik yang membuat kendaraan ini dapat mengubah ketinggiannya. Dengan suspensi yang fleksibel tank ini dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam pesawat dan dapat dengan mudah pula berkamuflase dalam operasi tempur.
Kepala Perancang BMD-4M Sergey Salnikov menyebutkan kemampuan baru kendaraan ini antara lain penguncian sasaran dan pelacakan, serta cadangan amunisi yang lebih besar. Radius tembakan meningkat hingga tujuh kilometer dengan adanya senapan artileri baru, yang mampu menyerang kendaraan militer ataupun bangunan berbenteng.

Amunisi diisi ulang secara otomatis sehingga mengurangi beban fisik dan fisiologis awak, sementara sistem kendali otomatisnya dapat beroperasi dalam modus pencitraan panas. Senapan artileri 100 mm kendaraan ini dapat menembakkan rudal anti-tank Arkan (PTUR/Protivotankovye Upravlyaemye Snaryady) hampir tanpa suara. Semua karakteristik ini membuat BMD-4M menjadi sistem artileri dan roket gerak otomatis yang multifungsi.
image002
Berikut data teknis Tank BMD-4M
Operasional 2005
Kru 3
Personel 5
                       Dimensi dan berat
Berat 13.6 t
Panjang 6.36 m
Panjang Hull 6.1 m
Lebar 3.11 m
Berat 2.45 m
                           Persenjataan
Kanon 100-mm gun, 30-mm
ATGW Bastion, AT-5 Spandrel
Senapan Mesin 1 x 7.62-mm, 1 x 5.45-mm
Peluncur Granat 1 x 40-mm
                             Mobilitas
Mesin 2V-06-2 diesel
Engine power 450 hp
Kecepatan Maksimal 70 km/h
Kecepatan Di Air 10 km/h
Jarak Tempuh 500 km
BMD-4M ketika diterjunkan dari pesawat
BMD-4M ketika diterjunkan dari pesawat
image006
image007
image008
image010
Hanya butuh beberapa menit utk mempersiapkan tank sebelum siap tempur
(JKGR)

Pulau Derawan Menyusul Sipadan Ligitan ?

 
Pulau Derawan
Pulau Derawan

Jakarta -Pemerintah mulai khawatir Pulau Derawan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur akan lepas dari Indonesia. Alasannya karena banyaknya aktivitas ratusan manusia perahu dari Filipina dan Malaysia di pulau tersebut.
Pemerintah nampaknya takut kejadian serupa akan terjadi seperti yang dialami Pulau Sipadan dan Ligitan. Namun hal berbeda justru dingkapkan oleh Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana. Pemerintah tak perlu takut Pulau Derawan akan diklaim negara lain.

“Terkait dengan manusia perahu maka sepanjang Tanjung Balu, Derawan adalah milik Indonesia dan tidak ada klaim negara lain terhadap pulau tersebut. Maka didiaminya pulau tersebut oleh warga asing tidak akan menjadikan pulau tersebut menjadi milik negara lain,” tegas Hikmahanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/11/2014).

Ia mengatakan, bila keberadaan warga asing di Pulau Derawan sudah dirasa mengkhawatirkan, pemerintah tinggal mengambil tindakan. Caranya bisa dilakukan deportasi atau cara-cara lain yang sesuai dengan Undang-undang Keimigrasian.
Pulau Derawan
Pulau Derawan

“Kalaupun terdapat permasalahan warga asing yang mendiami pulau Derawan, maka hal tersebut harus diselesaikan secara keimigrasian,” imbuhnya.
Hikmahanto juga menjelaskan hal penting saat Indonesia kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan. Dalam kasus tersebut, ia mengungkapkan, Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ) tidak pernah memutuskan kepemilikan kedua pulau tersebut berdasarkan suara dari masyarakat atau referendum, namun didasarkan pada negara mana yang melakukan penguasaan efektif (effectivite;s). Peristiwa yang dijadikan rujukan pun adalah peristiwa yang terjadi sebelum tahun 1969.

Berdasarkan hal tersebut, ICJ memenangkan Malaysia karena Inggris, selaku penjajah atau pendahulu Malaysia, terbukti telah melakukan penguasaan efektif terhadap kedua pulau tersebut. Bukti yang disampaikan adalah adanya pemberlakuan aturan terkait pengumpulan telur penyu dan didirikannya cagar alam untuk perlindungan burung. Sementara bukti lain adalah adanya mercusuar yang dibangun oleh Ingggris di pulau tersebut. (finance.detik.com).

5 Kapal Nelayan Thailand Ditangkap

 
Kapal Pengawas Perikanan Hiu Macan 301
Kapal Pengawas Perikanan Hiu Macan 301

Pontianak – Lima kapal nelayan asing asal Thailand yang menjarah hasil laut Indonesia ditangkap kapal patroli Kementerian Kelautan Perikanan Hiu Macan 301 di wilayah perairan Natuna. Kelima kapal ini sengaja mengelabui petugas dengan mengganti bendera negara asal mereka dengan bendera Indonesia, Merah putih.

Kelima kapal asing berbendera Indonesia dengan nama lambung di kapal masing-masing KM Laut Natuna 99 berisi 16 anak buah kapal (ABK), KM Natuna 30 berisi 11 ABK, KM Natuna 25 berisi 17 ABK, KM Natuna 24 berisi delapan ABK, KM Natuna 23 yang berisi 9 orang ABK. Seluruh ABK berkewarganegaraan Thailand. Kelima kapal ini juga menggunakan pukat ikan.
“Kesalahan kapal ini melakukan fishing ground (melanggar daerah penangkapan ikan) dan seluruh izin mereka telah mati. Dokumen yang mereka gunakan juga palsu,” kata Kapten Kapal Hiu Macan 301, Samson kepada sejumlah wartawan, Sabtu (22/11/2014) di Stasiun Pengawasan Perikanan Pontianak.

Kelima kapal ini menggunakan dokumen palsu. Izin penangkapan ikan yang mereka miliki juga dalam bentuk foto copy-an. Bahkan saat diperiksa, kelima kapal nelayan asing ini tercatat sudah dua tahun lalu tidak masuk ke Indonesia. Sementara dari dokumen, tercatat pangkalan kapal ini di wilayah Batam.

“Mereka men-copy surat yang ada, dugaan awal fishing ground, yang jelas dokumen mereka palsu secara kasat mata. Namun ini akan dikoordinasi lagi ke pusat, untuk memastikan dokumen mereka palsu atau tidak,” ujarnya.

Kapal ini ditangkap menjelang malam, dan ukuran kapal ini seluruhnya di atas 100 gross ton (GT). Saat penangkapan ini, kelima kapal sempat melarikan diri. Namun dikejar kapal patroli, setelah kapal patroli mendekat, kelima kapal ini menyerah dengan mematikan mesin.

“Kelima kapal ini kami serahkan ke Stasiun pengawasan di Pontianak. Selanjutnya akan diproses hukum oleh stasiun pengawasan di Pontianak. Tindaklanjutnya di tangan kejaksaan,” jelas Samson. (Detik.com).

Yes, Blok Mahakam Diserahkan ke Pertamina

 
Migas Blok Mahakam
Migas Blok Mahakam

Jakarta – Pemerintah akan memberikan hak pengelolaan Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero). Hak pengelolaan ini berlaku pada 2017 setelah kontrak dengan Total E&P Indonesie berakhir. Meski demikian, Pertamina dapat bekerja sama dengan Total E&P Indonesie.
Dengan mengelola Blok Mahakam, Kalimantan Timur, Pertamina diharapkan mampu meningkatkan produksi minyak nasional, sehingga pendapatan dan cadangan minyak dan gas bumi (migas) akan naik.

Kepastian itu disampaikan Pelaksana Tugas Direktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagimin, di Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Meski demikian, pemerintah ingin memastikan lebih dahulu penawaran dari Pertamina. Dari penawaran itu, akan ditentukan apakah pengelolaan bisa keseluruhan atau mayoritas.
”Pemerintah menyerahkan Blok Mahakam kepada Pertamina. Namun, kami mengimbau Pertamina untuk menggandeng kontraktor sebelumnya,” kata Naryanto.
Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM Widhyawan Prawiraatmadja seperti dikutip Antara mengatakan, pemerintah menyerahkan sepenuhnya kepada Pertamina mekanisme pengelolaan Blok Mahakam ke depan setelah 2017.

”Kami memberikan Mahakam kepada Pertamina. Silakan Pertamina mengoptimalkan sebesar-besarnya bagi negara. Kami tunggu bagaimana maunya Pertamina,” katanya.
Widhyawan mengatakan, ada dua opsi mekanisme pengelolaan Blok Mahakam setelah 2017. Pertama, dilakukan Pertamina sendiri. Kedua, bekerja sama dengan pengelola lama, yakni Total E&P Indonesie, dengan skema yang menguntungkan bagi negara. ”Namun, Pertamina tetap menjadi mayoritas dan operator di Blok Mahakam,” ujarnya.

Menurut Widhyawan, salah satu skema kerja sama yang mungkin dilakukan adalah Pertamina mendapat kesempatan mengelola blok migas milik Total di luar negeri. ”Kalau Total masih diajak di Mahakam, apa yang akan dia berikan kepada kita. Silakan keduanya melakukan pembicaraan bisnis. Kami akan memfasilitasi,” ujarnya.

Hanya saja, tambahnya, apa pun opsi yang akan dipilih, Pertamina harus meyakinkan kepada pemerintah bahwa Pertamina bisa memberikan yang terbaik bagi negara. Ia juga meminta Pertamina segera menyampaikan proposal pengembangan Blok Mahakam ke depan. ”Kalau dulu, pemerintah yang dikejar-kejar. Sekarang, kami yang akan terus tagih,” katanya.
Nursatyo Argo, Corporate Secretary Pertamina, mengatakan, Pertamina siap mengelola Blok Mahakam.

Hingga berita ini diturunkan, Vice President HR Communications and General Services Total E&P Indonesie A Noviyanto tidak menjawab pesan singkat dari Kompas.

Cepat laksanakan
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi (ReforMiner Institute) Pri Agung Rakhmanto mengatakan, penyerahan Blok Mahakam kepada PT Pertamina merupakan hal positif. ”Sangat bagus. Dengan begitu ada kepastian. Namun, hal ini harus cepat dilaksanakan,” ujarnya.

Menurut Pri, tak masalah jika Pertamina akan memegang 100 persen hak pengelolaan Blok Mahakam atau pemegang hak mayoritas. ”Tidak perlu kaku apakah 100 persen atau tidak. Yang terpenting, Pertamina menjadi operator,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno mengungkapkan, Total E&P Indonesie dimungkinkan mengelola Blok Mahakam selama dua atau tiga tahun bersama PT Pertamina selama masa transisi (Kompas, 15/11).

Total sudah mengelola Blok Mahakam selama 47 tahun. Perusahaan migas multinasional asal Perancis itu memperoleh kontrak Blok Mahakam pada 1967. Pada 1997, Total mendapat perpanjangan kontrak selama 20 tahun hingga 2017. (Kompas.com).

Malaysia segera Pensiunkan F-5 dan MiG 29

 
mig-29-rmaf
Malaysian “Smokey Bandit” Team MiG-29 TUDM

Wakil Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Abdul Rahim Bakri mengatakan kepada parlemen pada 18/11/2014 bahwa penggunaan jet tempur Mig-29N dan F-5 Angkatan Udara Malaysia (RMAF) akan berakhir masing-masing pada akhir tahun 2014 dan 2015.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Menteri Pertahanan di depan anggota DPR, saat membahas anggaran untuk tahun 2015. Namun anggota DPR Abdul Rahim mengatakan dana pengganti kedua pesawat tempur belum dialokasikan (MRCA programme).

Wakil menteri tidak mengatakannya secara harfiah, tapi pernyataannya itu berarti RMAF akan kehilangan setengah dari kekuatan tempur dalam jangka waktu 12 bulan ke depan tanpa ada pengganti di waktu dekat.

Rencana pensiunnya kedua pesawat tersebut tidak mengejutkan karena batas waktu penggunaan pesawat itu telah dipublikasikan sebelumnya. Untuk F-5, akan memasuki pensiun gelombang kedua setelah pertama kali dinonaktifkan pada Nov 10, 2000. Pada tahun 2003, setidaknya sepuluh F-5s – empat F-5ES, empat F-5Fs dan dua RF -5Es diremajakan lagi dan masuk ke Skuadron 12. Namun kini masanya telah habis.

Skuadron 12 diaktifkan tahun 1975 untuk mengoperasikan F-5ES dan F-5BS, jet supersonik yang memiliki lifetime 25 tahun. Ketika F-5 diaktifkan kembali pada tahun 2003 – Skuadron 12 dirancang ulang menjadi Skadron Reconnaissance Udara Taktis dengan pola, RF-5ES single seaters berperan sebagai pendamping dari pesawat twin-seaters yang menjalankan peran utama.(Malaysian Defence).

Menko Maritim Khawatir Pulau Derawan Dicaplok

 
Pulau Derawan
Pulau Derawan

Jakarta – Menko Maritim Dwisuryo Indroyono Soesilo khawatir dengan kehadiran manusia perahu dari Suku Bajau yang merapat ke Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Dia resah kalau tak segera ditangani, Derawan menjadi milik bangsa lain, bukan lagi milik Indonesia.

“Kalau nanti banyak datang suku ini, suatu saat bisa kejadian, Derawan akan jadi pulaunya orang lain,” kata Dwisuryo saat menggelar jumpa pers di Gedung KKP, Jumat (21/11/2014).
Suku Bajau sendiri adalah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Terpantau sejauh ini, kata Dwisuryo, sudah sekitar 400 kapal yang milik suku tersebut merapat ke pulau berjuluk perawan tersebut.

“Kita sedang tangani masalah ini. Harus segera, karena sudah pernah ada kejadian Sipadan dan Ligitan di zaman Presiden Soeharto yang disidangan di Mahkamah Internasional,” kata Dwisuryo. (tribunnews.com).

Panser Kanon Negara Jiran

 
Sibmas AFSV-90 Malaysia
Sibmas AFSV-90 Malaysia

Jika Indonesia baru saja meluncurkan panser badak 6×6, maka tetangga Jiran kita Malaysia sudah lebih dulu memilikinya. Sibmas 6×6. Pada tahun 1983 Angkatan Darat Malaysia memesan 150 Sibmas 6×6 AIFV dari Belgia dan 450 Condor 4×4 APC dari Jerman.

Panser Sibmas dilengkapi canon Cockerill 90mm Mk III serta senjata mesin coaxial 7.62 mm dan senjata anti-pesawat 7.62 mm machine gun yang ditujukan Malaysia sebagai fire support. Kendaraan ini memiliki top speed 100 km dan daya jelajah 1000 km.

Bedanya dengan Indonesia, Sibmas 6×6 ini buatan Belgia, sementara Panser Badak buatan dalam negeri, PT Pindad.
Sibmas AFSV-90 Malaysia
Sibmas AFSV-90 Malaysia

Namun demikian, kini Malaysia telah melompat mengadopsi panser 8×8 yakni AV-8 yang akan digunakan untuk APC maupun IFV. AV-8 8×8 merupakan kandidat pengganti Sibmas 6×6 dan Condor 4×4. AV-8 atau PARS merupakan kerjasama Malaysia dengan FNSS Turki yang sebelumnya mensupport Malaysia dan Tank ACV-300.
AV-8 Malaysia
AV-8 Malaysia

Dengan format 8×8 maka panser ini bisa mengadopsi berbagai varian, karena memiliki platform yang lebih stabil.  AV-8 bersifat modular dan memiliki perlindungan armor tingkat 4 yang mampu menangkis amunisi 14.5 mm, 7.62mm dan 14.5mm. Kemampuan menangkis amunisi 14.5 mm setara dengan kemampuan Stryker AS.

AV-8 menggunakan sistem integrator Thales yang membuatnya bisa berkomunikasi dan bertukar data dengan MBT PT-91 Malaysia. Kendaraan 8×8 ini menggunakan mesin diesel Deutz turbocharged buatan Jerman yang menghasilkan tenaga 524 hp dengan mesin yang terletak di tengah hull, di belakang kompartemen sopir dan bersifat fully amphibious, bisa diangkut oleh pesawat kargo C-17 atau pun A400M.
contoh mast mounted sensors
contoh mast mounted sensors

Malaysia memesan 178 AV8 dengan konfigurasi: turret 30 mm, turret 25mm, RCWS 12,7. Varian lainnya adalah kendaraan surveillance yang dilengkapi battlefield radar dan mast mounted sensors (24), command vehicles (13), armored ambulances (9), armored recovery vehicles (9), maintenance vehicles (9), 120-mm mortar carriers (8), engineering and NBC reconnaissance vehicles (4) dan signals vehicles (3). (JKGR).

Dua Oknum TNI AL Berusaha Lawan KRI Todak Hendak Tangkap Penyelundup Rotan

Dua Oknum TNI AL Berusaha Lawan KRI Todak Hendak Tangkap Penyelundup Rotan
Tribunnews batam/alvin
Kapal KRI Todak bersandar seusai menangkap kapal bermuatan rotan yang hendak diselundupkan ke luar negeri di perairan Berakit, Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (21/11/2014). 


 BATAM-  Kapal Patroli Bea Cukai Tanjung Balai Karimun bersama KRI Todak yang melakukan patroli laut, berhasil menangkap Kapal Motor (KM) Jembar Hati di perairan Berakit, Jumat (21/11/2014) petang.

Kapal milik warga Indonesia tersebut ditangkap saat hendak menyelundupkan rotan ke luar negeri,
Sumber Tribun Batam menyebutkan, saat kapal milik agen PT Pancaran Haluan Samudera Palembang dengan bobot 281 GT tersebut dihentikan BC dan KRI, sempat terjadi perlawanan.
Perlawanan tersebut berasal dari sebuah  speedboat yang bermuatan tiga orang yang bertugas mengawal KM Jembar Hati. Namun akhirnya kapal tersebut berhasil diamankan petugas BC dan KRI.

Setelah dicari tahu, diketahui dua dari tiga penumpang yang berada di speedboat yang mengawal KM Jembar Hati merupakan oknum TNI AL berinisial MU dan MT, sedangkan salah satunya masyarakat sipil.

"Mereka menghalau dan mencoba lawan kapal patroli bea cukai yang berusaha menghentikan. Mereka pakai parang, " kata sumber.(TRIBUNNEWSBATAM.COM)

Krakatau Steel Pasok 98 Persen Baja Militer

Krakatau Steel Pasok 98 Persen Baja Militer Panser Anoa buatan Pindad saat Peringatan HUT TNI Ke-69 di Dermaga Ujung Armada RI Kawasan Timur (Armatim), Surabaya, Selasa (7/10). Sebanyak 526 alat utama sistem persenjataan (alutsista) dikerahkan pada TNI kali ini antara lain 192 unit alustsista dari TNI AD, 195 alutsista dari TNI AL, dan 139 pesawat dari TNI AU.
 
Jakarta, PT Krakatau Steel memperbarui kerjasama suplai baja khusus militer dengan PT Pindad. Perjanjian itu ditandatangani di sela kegiatan Indo Defence 2014 di Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/11). Sebanyak 98 persen bahan baku pembuatan peralatan militer berasal dari perusahaan baja itu.

Presiden Direktur Krakatau Irvan K. Hakim mengatakan penandatanganan itu adalah pembaruan kerjasama yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

“Ini dilakukan dalam rangka menyambut kebutuhan besar untuk alutsista TNI dan kepentingan pertahanan nasional dari Kementerian Pertahanan,” kata Irvan.

Irvan mengatakan 98 persen bahan baku baja untuk pembuatan kapal cepat rudal TNI, panser buatan Pindad, dan kapal logistik Kementerian Pertahanan, dipasok oleh Krakatau Steel.

Jadi kami merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Komite Industri Pertahanan. Dalam hal ini, kami bertindak sebagai supplier bahan baku untuk industri ini," kata Irvan kepada CNN Indonesia.

Irvan menjamin kualitas produksi baja untuk Pindad selalu di bawah pengawasan ketat baik Kementerian Pertahanan dan harus memenuhi standar kualitas NATO. Baja khusus Pindad adalah jenis armor steel yang tidak bisa diperjualbelikan secara bebas.

Untuk memproduksi baja yang antipeluru itu, Krakatau membangun fasilitas produksi tersendiri. “Standar kualitas bukan sesuatu yang bisa ditawar-tawar,” katanya.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Irvan dan Pelaksana Tugas Direktur Utama Pindad Tri Hardjono.(CNN Indonesia)

Kasau ‎Baru Harus Mampu Perkuat Konsep Negara Maritim


Sejumlah pesawat dari Jupiters Aerobatic Team TNI Angkatan Udara melintas di atas langit di Kawasan Monumen Nasional dalam rangkaian acara "Independence Day Run 2014" di Kawasan Silang Monas, Jakarta, Minggu (31/8). Acara tersebut masih dalam suasana merayakan hari Kemerdekaan RI ke-69.
Sejumlah pesawat dari Jupiters Aerobatic Team TNI Angkatan Udara melintas di atas langit di Kawasan Monumen Nasional dalam rangkaian acara "Independence Day Run 2014" di Kawasan Silang Monas, Jakarta, Minggu (31/8). Acara tersebut masih dalam suasana merayakan hari Kemerdekaan RI ke-69.
 
Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara (Ksau) Marsekal Ida Bagus Putu Dunia akan segera mengakhiri masa jabatannya di TNI dalam waktu dekat.

Pengamat militer Universitas Padjajaran, Muradi, Phd, menyatakan pengganti Ida Bagus harus orang yang berkompeten dan memahami orientasi politik besar Joko Widodo- Jusuf Kalla (Jokowi-JK), sehingga diharapkan dapat lebih membantu mewujudkan gagasan Indonesia sebagai negara maritim.
"Jangan sampai "jenderal salon" yang jadi Ksau atau yang hanya bermodalkan kedekatan dengan presiden atau menteri di era sebelumnya," kata Muradi, Sabtu (22/11).
Ditegaskan, Jokowi harus mengangkat orang yang punya kemampuan penuh untuk memperkuat Indonesia sebagai negara maritim.

Ksau mendatang harus profesional dan tidak hanya menguasai matra udara. Namun, juga bisa berkoordinasi dengan baik dengan matra lainnya. "Maka, pergantian orang nomor satu di setiap matra menjadi sangat penting untuk segera dilakukan," ucapnya.
Saat ini diungkapkan, pihaknya mengamati beberapa calon Ksau yang beredar, termasuk Wakil Ksau Marsdya Bagus Puruhitno dan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya Ismono Wijayanto.

Marsdya Bagus Puruhitno alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1984 adalah bekas ajudan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) dan dekat dengan Cikeas. Bagus dinilai tidak cukup memiliki prestasi dan kenaikan karirnya dianggap lebih karena kedekatandengan elit politik di rezim sebelumnya.

Sementara Ismono yang dekat dengan seniornya, Marsekal (purn) Joko Suyanto juga dianggap kurang terdengar sebagai jenderal yang banyak prestasi.
Presiden Jokowi, menurut Muradi, membutuhkan figur yang satu visi dan sanggup membantu untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang disegani dunia. "Negara maritim artinya kita harus punya Angkatan laut dan Angkatan Udara yang kuat sekaligus," ujarnya.(beritasatu.com)

LCH Balikpapan Class: Identitas Indonesia di Kapal Perang Australia


1529663_-_main
Berita ini memang tak ada kaitan dengan alutsista TNI, tapi kami memandangnya sebagai sesuatu yang menarik. Lepas dari tensi diplomatik antara Indonesia dan Australia yang kerap pasang surut, nyatanya pemerintah Australia sejak lama memberi penghormatan tersendiri pada identitas ke Indonesiaan untuk penamaan armada kapal perangnya, khususnya pada jenis kapal LCH (Landing Craft Heavy).


LCH punya peran sebagai kapal angkut dengan daya muat cukup besar, mulai dari cargo, pasukan, ranpur sekelas tank ringan hingga MBT, dapat dihantarkan oleh LCH menuju bibir pantai pendaratan. Bila di lingkungan TNI AL, jenis kapal ini akan dimasukkan ke Satuan Kapal Amfibi (Satfib). Melihat dari fungsinya, LCH tak ubahnya LCU (Landing Craft Utility) yang diluncurkan dari LPD (Landing Platform Dock), hanya saja ukuran LCH jauh lebih besar, juga punya kemampuan jelajah yang lebih jauh.

Sedari awal, Australia memang memberi nama yang unik untuk armada LCH-nya. Armada LCH milik RAN (Royal Australian Navy) disebut Balikpapan Class LCH. Mengapa disebut Balikpapan Class? Tak lain karena HMAS Balikpapan L126 adalah kapal pertama di kelas ini, lainnya ada HMAS Labuan 128, HMAS Tarakan L129, HMAS Wewak L130, HMAS Betano L133 dan HMAS Brunei L127. Khusus untuk HMAS Balikpapan, HMAS Tarakan, dan HMAS Labuan, belum jelas benar apa latar belakang penamaan kapal perang Australia yang mengusung nama kota di Indonesia ini. Boleh jadi Australia punya kenangan tersendiri pada kota tersebut saat terlibat kancah Perang Dunia II.
HMAS Balikpapan
HMAS Balikpapan.
Proses offloading di HMAS Balikpapan
Proses offloading di HMAS Balikpapan.

Kesemua LCH Balikpapan Class ini dibuat oleh galangan Walkers Limited di Maryborough, Queensland, Australia. Penyerahan armada kapal ini dimulai pada rentang tahun 1971 – 1974. Dan, karena usianya yang sudah tua dan adanya perubahan strategi gelar kekuatan perang Australia, RAN pun kini telah memensiunkan seluruh LCH ini. Seperti dikutip dari Janes.com (20/11), tiga LCH Balikpapan Class resmi dipensiunkan dari kedinasan pada 20 November 2014 lewat upacara pelepasan di Cairns. Ketiga kapal tersebut adalah HMAS Brunei, HMAS Labuan, dan HMAS Tarakan. Tiga kapal lainnya, HMAS Wewak , HMAS Balikpapan dan HMAS Betano sudah lebih dahulu pensiun pada tahun 2012. Karena punya tugas untuk misi pendaratan amfibi, hampir semua kapal Balikpapan Class ikut terlibat dalam misi INTERFET di Timor Timur pada tahun 1999.
Setelah dipensiunkan, sebagai kapal ada yang di scrap, tapi sebagian lainnya seperti HMAS Labuan dan HMAS Balipapapan dihibahkan pemerintah Australia untuk militer Panua Nugini. Nah, soal hibah menghibah ini jadi mengingatkan tatkala TNI AL pernah menerima hibah armada kapal patroli Attack Class dari Australia pada tahun 70-an.
HMAS Tarakan saat mengikuti International Fleet Review tahun 2013.
HMAS Tarakan saat mengikuti International Fleet Review tahun 2013 di Sydney.

Sekilas Balikpapan Class LCH
Kapal besutan Negeri Kangguru ini punya bobot standar 364 ton dan bobot full 517 ton dengan dimensi 44,5 x 10,1 meter. Sebagai kapal angkut berat, Balikpapan Class mampu membawa muatan hingga 180 ton. Daya muatnya bisa membawa 3 unit MBT Leopard atau 13 unit tank APC M113. Bisa juga sekali berlayar membawa 23 truk ukuran 4 ton. Semisal ditugasi membawa pasukan, sekali angkut bisa dibawa 400 personel.

Setelah melalui proses repowering, kapal ini menggunakan mesin 2 × Caterpillar 3406E diesel engines sejak 2005. Balipapan Class mampu melaju pada kecepatan jelajah 10 knots. Sementara jarak jelajahnya bisa sampai 5.600 km. Navigasinya mengandalkan Racal Decca Bridgemaster I-band navigational radar. Bicara soal senjata, kapal dengan 16 awak ini hanya dibekali dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm.

LCT20 Turret: Adopsi Kubah Kanon 20mm di Ranpur Anoa 2 6×6

IMG_20141106_155409
Keluarga seri panser Anoa Pindad kembali mendapat suguhan warga baru, yakni ranpur Anoa 2 6×6 yang kali dibekali kubah kanon 20 mm. Meski adopsi kanon 20 mm bukan sesuatu yang baru, namun mencangkokkan kubah kanon 20 mm pada Anoa jelas menjadi terobosan tersendiri. Wujud ranpur berkubah kanon 20 mm ini telah ditampilkan di hadapan publik dalam ajang Indo Defence 2014.
Dari hasil pengamatan visual di lokasi, pada kubah Anoa 2 6×6 tertulis “PK20 Turret, manufactured by Denel.” Denel adalah manufaktur persenjataan asal Afrika Selatan, dubut Denel juga bukan hal baru di lingkungan TNI. Beberapa senjata besutan Denel yang digunakan TNI seperti senjata anti material NTW-20 dan kanon PSU Vektor G12 yang digunakan di korvet SIGMA Class dan KRI Clurit TNI AL.
IMG_20141106_155500IMG_20141106_155438a08bb78a7c9241a31682853326610cbf??????????????????????????????????????????????????????????????
Sekilas kubah kanon 20 mm di Anoa 2 tampak berdesain lawas, sedikit mengingatkan pada kubah pada tank ringan AMX-13. Tapi setelah ditelusuri, spesifikasi hardware pada kanon ini ternyata sudah cukup maju. Uniknya, meski diberi label PK20 Turret, sejatinya label asli kubah ini adalah LCT20 Turret, Denel merancang kubah ini untuk dipadukan sebagai senjata utama di IFV (Infantry Fighting Vehicle). Sistem operasi pada kubah diawaki oleh dua orang yang didukung kapabiltas perangkat penglihatan siang/malam (advanced electro optical sighting) dan pengukur jarak ke sasaran. Selain senjata utama kanon 20 mm, pada sisi laras kanon utama disematkan senapan mesin sedang kaliber 7,62 mm yang beroperasi secara coaxial. Bekal senjata kaliber 7,62 mm tak hanya dalam wujud coaxial, tapi juga disematkan di bagian atas hatch sebelah kiri, lengkap dengan perisai anti tembakan.
Pengukuran dan analisan sasaran sudah tersedia dalam solusi digital, seperti Gunner Colour Display Panel, juru tembak dapat mengganti moda tembakan secara otomatis untuk penggunaan kanon utama dan senjata coaxial, berikut update informasi jumlah sisa amunisi. LCT20 Turret dapat dimuati 300 amunisi untuk kanon 20 mm, sementara 200 amunisi untuk coaxial gun. Beberapa perangkat canggih untuk gunner yang dibenamkan di kubah LCT20 seperti laser range finder, thermal imaging sight, dan zoomable day camera.
IMG_20141106_155400??????????????????????????????????????????????????????????????
Dari spesifikasinya, bobot kubah secara keseluruhan mencapai 1.550 kg. Sudut elevasi laras antara -8 hingga 38 derajat, serta sudut putar kubah 360 derajat. Untuk perlidungan, di bagian luar kubah terdapat 8 buah pelontar granat asap, masing-masing empat di sisi kanan dan kiri. Kami belum tahu persis, berapa pasukan yang bisa dibawa Anoa berkanon 20 mm. Semisal tak ideal untuk membawa pasukan, mengingat kompartemen yang jadi sempit, maka klasifikasi ranpur ini lebih tebat disebut sebagai AFSV (Armoured Fire Support Vehicle).(Indomiliter)

Indonesia dan Australia Sepakati Peningkatan Kerjasama Militer

Jakarta - Indonesia dan Australia sepakat untuk lebih sering melakukan latihan bersama dan pertukaran tentara dan instruktur. Australia menganggap Indonesia sebagai mitra penting di bidang militer karena memiliki permasalahan dan kepentingan yang sama.

Panglima TNI Jendral Moeldoko berkunjung ke Canberra, selama dua hari (19-20/11/2014). Dalam kunjungannya, Jendral Moeldoko mengadakan pertemuan dengan Panglima Pertahanan Udara Australia, Marsekal Mark Binskin.

Marsekal Binskin mengatakan Indonesia adalah mitra pertahanan yang sangat penting bagi Australia, karena kedekatannya secara geografis dan memiliki kepentingan yang sama.

"Sebagai tetangga kita memiliki kepentingan yang sama dalam hal stabilitas keamanan di kawasan," ujar Masekal Binskin seperti yang dikutip dari halaman resmi situs Departemen Pertahanan Australia.

"Kita juga menghadapi permasalahan yang sama, seperti keamanan perairan, teroris, dan kejahatan transnasional. Karenanya menjadi penting untuk melanjutkan kerjasama untuk mengatasi masalah ini secara efektif," tambahnya.

Jendral Moeldoko, Panglima TNI bersama Marsekal Udara Mark Binskin saat berada di Canberra. Foto: Department of Defence Australia, Lauren Larking.

Dalam pertemuan tersebut, Jenderal Moeldoko dan Marsekal Binskin mendiskusikan soal prioritas untuk membuat kerjasama militer menjadi hubungan militer.

Mereka juga setuju untuk lebih sering melakukan program bersama, seperti latihan bersama, pertukaran siswa dan instruktur, pertukaran kebijakan dan intelejensia, serta dialog rutin soal strategi militer.

"Hubungan pertahanan bilateral kami telah terbukti tangguh dari waktu ke waktu, dengan dasar yang lebih ditekankan pada hubungan orang ke orang. Hubungan ini diperkuat dengan berbagai kegiatan, termasuk lebih dari 150 pelatihan yang ditawarkan bagi para perwira militer Indonesia setiap tahunnya."

Menurut Marsekal Biskins, Australia masih akan terus berkomitmen untuk melakukan kerjasama militer untuk jangka panjang dan lebih menyeluruh dan kami tak sabar lagi untuk melakukan program di tahun 2015."

Panglima TNI, Jendral Moeldoko memeriksa barisan kehormatan tentara Australia. Foto: Department of Defence, Lauren Larking.

Dalam kunjungannya ke Australia, Panglima TNI Jenderal Moeldoko juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Australia, Senator David Johnston.

Senator Johnston membicarakan masalah soal warga yang berpergian ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok militan, atau mereka yang kembali dari daerah konflik. Menurutnya ini menjadi masalah yang juga dihadapi Indonesia.

Ia juga menyampaikan keinginannya agar soal melakukan pelatihan dan pendidikan bersama di bidang militer, selain juga bantuan Australia untuk modernisasi program militer Indonesia.(detik.com)

DPR: tindak tegas oknum TNI-Polri bentrok

DPR: tindak tegas oknum TNI-Polri bentrok
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq.
 
Surabaya  - Komisi I Bidang Pertahanan, intelejen, Luar Negeri, Komunikasi, dan Informatika DPR RI meminta oknum TNI-Polri yang terlibat bentrok di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (19/11) ditindak tegas.

"Terulangnya kasus bentrok tersebut menunjukkan penyelesaian persoalan gesekan antaraparat tidak tuntas," kata Ketua Komisi DPR RI Mahfudz Siddiq saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Akhir Tahun Lembaga Penyiaran Publik RRI 2014 di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, penyelesaian bentrok selama ini hanya disikapi dengan pernyataan bersama dan nota kesepahaman bersama. "Tidak ada upaya yang serius untuk duduk bersama mencari akar masalah dan solusinya," katanya.

Dengan kondisi itu, ia memperkirakan kasus perselisihan akan terus terulang. Untuk mengatasi masalah bentrok antara aparat TNI-Polri, Mahfudz Siddiq meminta oknum yang terlibat dari dua belah pihak ditindak tegas.

"Tentunya yang terlibat harus ditindak tegas, dan institusi Polri dan TNI tidak boleh ada yang melindungi oknum yang terlibat," katanya.

Mahfudz menegaskan penegakkan hukum harus diciptakan untuk memberikan efek jera. Ia menduga, perselisihan terjadi karena masih ada aparat TNI-Polri di lapangan yang menjalankan tugas di luar tupoksi mereka.

"Tugas polisi menegakkan keamanan dan hukum, sedangkan TNI adalah pertahanan. Jadi, tidak ada urusannya menjadi beking kemanan mengamankan bisnis ilegal," tegasnya.

Mahfudz menambahkan selama aparat TNI-Polri terlibat dalam bisnis di luar tugasnya, maka konflik akan terus terjadi. Ketika ditanya siapa yang bertanggung jawas atas terulangnya bentrok TNI-Polri di Kepri Ia menegaskan, bahwa polemik antardua korps ini adalah masalah institusi.

"Ini bukan urusan orang per orang yang harus bertanggung jawab, tapi sudah masalah institusi," katanya.

Mahfudz menegaskan, jika tidak ada respons dari TNI-Polri untuk menyelesaikan masalah bentrokan tersebut secara sungguh-sungguh. Komisi I dan III menyelenggarakan rapat kerja untuk membahas masalah tersebut.

"Komisi I dan III akan bahas masalah ini, tapi kita beri kesempatan pada TNI-Polri untuk selesaikan masalahnya. Gak perlu DPR terlibat, nanti malah tambah complicated," katanya.

Diketahui pada Rabu malam, sekitar 30 anggota TNI AD Yonif 134/Tuah Sakti menyerang Mako Brimob Polda Kepri. Sejak sore hari hingga malam, terjadi penembakan di Mako Brimob. Saat kejadian, Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo beserta sejumlah staf dan empat jurnalis terjebak di dalam hingga akhirnya berhasil dievakuasi sekitar pukul 22.30 WIB. Hingga saat ini pihak terkait masih menyelidiki penyebab kejadian tersebut.(ANTARA News)

Indonesia Kecam Australia soal Pencari Suaka

Indonesia Kecam Australia soal Pencari Suaka
Menlu Indonesia, Retno Marsudi, mengecam kebijakan baru Australia soal pencari suaka. | (Sindonews / Victor Maulana)
JAKARTA - Kebijakan baru Australia yang menolak para pencari suaka dikecam Indonesia dan badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR).

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan pihak UNHCR untuk membahas masalah ini.

"Intinya kami sangat menyesalkan kebijakan yg diambil secara unilateral oleh Australia," ungkap Retno, Kamis (20/11/2014) di Jakarta.

"Kebijakan ini merupakan satu pengingkaran dari kewajiban Australia sebagai negara pihak konvensi dan juga pengingkaran dari kewajiban internasional," ucapnya.

"Semntara Indonesia sebagai negara bukan pihak konvensi justru sudah melakukan langkah-langkah yang cukup banyak," lanjut Retno.

Menurutnya kebijakan seperti yang ditempuh Australia tidak akan membantu menyelesaikan masalah para pencari suaka.

Dalam kebijakan baru mengenai pencari suaka, Australia memutuskan untuk mengurangi jumlah penerimaan pencari suaka yang mendaftar di UNHCR di Indonesia, dari 650 per tahun menjadi 450 per tahun. Bahkan, bila pencari suaka yang mendaftar di Indonesia per 1 Juli lalu, Australia tidak akan menerima mereka.(sindonews.com)

Skadron Hawk 12 Pekanbaru

Pesawat tempur Hawk 209 dari Skadron Hawk 12 bersiap lepas landas untuk latihan pengeboman "weapon delivery" di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis (20/11/2014). Skadron Hawk 12 Pekanbaru melakukan latihan yang melibatkan lima pesawat tempur dan 11 penerbang untuk mengasah skill dan presisi pengeboman dari udara ke darat. 

Make Money at : http://bit.ly/copy_win

Make Money at : http://bit.ly/copy_win


Bentrok Batam, Pangdam dan Kapolda Bisa Dicopot


JAKARTA, - Politisi PDIP TB Hasanuddin menyesalkan insiden bentrok TNI AD Batalyon 134 dan Brimob di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), karena membahayakan, dan memberi contoh buruk terhadap masyarakat.

Kalau insiden itu terjadi lagi di wilayah manapun, maka hukum harus ditegakkan dan atau Kapolda dan Pangdamnya dicopot.
"Bentrok antar aparat pemeirntah itu tidak boleh terjadi. Sebelumnya Danrem sudah turun, dan tidak bisa berhenti. Panglima Kodam juga turun, sudah bolak balik ke Batalyon, ke Brimob, juga masih terjadi tembakan-tembakan yang bisa membahayakan masyarakat sekitar," tegas TB. Hasanuddin yang merupakan purnawirawan TNI pada wartawan di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (20/11/2014).
Menurut purnawirawan TNI mayor jenderal itu, agar bentrokan serupa tidak terulang, maka dia menyarankan Presiden Jokowi untuk segera memanggil Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman.

“Jadi, kedua belah pihak itu harus duduk bersama dan membuat kesepakatan. Itu solusi yang baik. Bahwa bapak Presiden memanggil Panglima TNI dan Kapolri untuk duduk bersama. Dibuat kesepakatan kalau bentrok lagi di sebuah wilayah Kodam atau Polda, maka Kapolda dan Pangdamnya bertanggung jawab sampai dicopot dari jabatannya," tambahnya.
Dikatakan, bentrok TNI-Polri sudah sering terjadi. Kasus terakhir di Batam sudah sangat meresahkan masyarakat. Seharusnya kedua institusi itu bisa memberi contoh yang baik, bukan malah berantem.
"Aparat yang seharusnya memberi contoh kedamaian, kerukunan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, malah dicederai dengan pertempuran," ujarnya.

Karena itu TB Hasanuddin berharap pihak-pihak yang bersalah dalam kasus bentrokan tersebut harus diproses secara hukum.
"Saya kira, siapapun yang salah harus dihukum. Ada aturan-aturannya, dengan hukum disiplin militer, atau pidana militer. Sebab, mengeluarkan senjata itu termasuk pidana militer," pungkasnya.(PRLM)

KSAL Laksamana Marsetio Resmikan Pangkalan TNI AL Nias

Laksamana Marsetio | wikipedia.org
Laksamana Marsetio |

 NIAS SELATAN – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio dijadwalkan meresmikan Pangkalan TNI AL Nias di Kecamatan Telukdalam, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara pagi ini.


Adapun Markas Komando Pangkalan TNI AL Nias tersebut menggunakan Kantor Bupati Nias di kawasan Baloho, yang telah dihibahkan. Selain itu, juga akan meresmikan Monumen Saonigeho, salah satu pejuang yang mengusir Belanda dari Nias Selatan, dari Desa Bawömataluo.
Sejumlah kegiatan akan digelar dalam peresmian tersebut, di antaranya atraksi terjung payung oleh personil TNI Angkatan Laut. Para personil itu, sehari sebelumnya juga telah melakukan latihan dengan lokasi pendaratan Lapangan Orurusa di Teluk Dalam.
Sejak pagi, masyarakat juga sudah mulai berdatangan ke lokasi, termasuk peserta Tari Perang dari Desa Bawömataluo.

Kehadiran Lanal Nias tersebut akan berfungsi sebagai unsur pendukung kegiatan operasi laut gugus tempur dan gugus keamanan laut bagi unsur-unsur kekuatan TNI AL di wilayah pantai barat Sumatera. (NIASSATU)

Friday, 21 November 2014

Ini Cerita Prajurit Operasikan Tank Leopard

Tank Leopard TNI AD
Tank Leopard TNI AD

 PASURUAN -- Keberadaan tank Leopard sebagai alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI AD disambut baik prajurit. Ini karena Leopard membantu pergerakan prajurit saat berada di lapangan.
Mayor Kavaleri Jacky, Wakil Komandan Batalyon Kavaleri (Yonkav) 8 Kostrad, mengatakan bahwa mengoperasikan Leopard sangat gampang.  "Saat mengendalikan setir Leopard sudah seperti memegang stir mobil Formula 1," kata Jacky sambil tertawa kepada awak media yang berkunjung ke Yonkav 8 di Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (19/11).

Ia membandingkan dengan tank Scorpion yang sebelumnya merupakan tank utama yang digunakan Kavaleri TNI AD. Setir Scorpion seperti traktor yang relatif keras.

Selain itu, Jacky mengatakan, keunggulan Leopard bisa mengarahkan tembakan saat tank masih bergerak dan getarannya pun tak terlalu kuat. Ini berbeda dengan jenis tank lainnya yang untuk mengendalikan sasaran tembak, tank-nya harus berhenti terlebih dahulu.

Sedangkan Kolonel Anton Iman Santosa, Kabid Pemberitaan Puskom Publik Kementerian Pertahanan, keberadaan Leopard sebagai pendukung alutsista TNI AD, bisa meningkatkan moral prajurit. Ini karena keberadaan tank tersebut meningkatkan wibawa pertahanan militer Indonesia.

Seperti diketahui, Leopard  adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) asal Jerman.  Kementerian Pertahanan baru saja membeli puluhan unit tank tersebut. Selain Batalyon Kavaleri 8 Kostrad, Leopard rencananya akan ditempatkan di sejumlah daerah. Yakni, di Cijantung, Padalarang, dan Baturaja.(REPUBLIKA.CO.ID)

Strategi Maritim untuk Kepentingan Nasional Perlu Undang-Undang Maritim

COAST GUARD - Dua armada Bakorkamla, KN Singa Laut dan KN Kuda Laut. Dalam kondisi damai, coast guard menjadi tumpuan menjalankan strategi maritim nasional. (Foto: Bakorkamla)
COAST GUARD – Dua armada Bakorkamla, KN Singa Laut dan KN Kuda Laut. Dalam kondisi damai, coast guard menjadi tumpuan menjalankan strategi maritim nasional.

Jakarta, Konsep Indonesia Poros Maritim Dunia dianggap beberapa kalangan masih mengandung ketidakjelasan, baik secara teori maupun aplikasinya. Forum Kajian Pertahanan dan Maritim (FKPM) mengemukakan masalah itu dengan memberi pandangan tentang maritim sebagai strategi nasional, dalam kajian strategis di kantor FKPM, Gunung Sahari, Jakarta, Rabu (19/11/2014).
“Gagasan Poros Maritim dari presiden membuat kita semakin terperangah. Namun, yang perlu dicermati adalah mengenai pengertian apa maritim itu sendiri dan bagaimana strateginya, kemudian kaitannya dengan kepentingan nasional kita,” ucap Wakil Ketua FKPM, Laksda (Purn) Budiman Djoko Daid.

Menurutnya, domain maritim yang menyangkut seluruh aktivitas, baik bawah, permukaan, dan ruang udara di atasnya perlu dijabarkan terlebih dahulu. Selain itu, strategi maritim untuk kepentingan nasional harus mengarah kepada ends atau goals-nya, baru dapat disusun program untuk mencapainya. Karena kepentingan nasional terkait dengan domain maritim maka strategi menyangkut elemen domain maritim perlu dikembangkan pemerintah.

“Sebenarnya, goals sudah ada, yaitu di Pembukaan UUD 45, di mana itu merupakan fundamental national goal dan itu harus diturunkan menjadi kepentingan nasional selama jangka waktu beberapa tahun. Ketika sudah ditetapkan itu, barulah kita berpikir bagaimana strategi nasionalnya. Kalau di maritim, berarti menyangkut masalah politik, ekonomi, dan pertahanan,” tandasnya.
Terkait elemen domain maritim yang menjadi turunan strategi maritim sebagai strategi nasional, Budiman menuturkan, hal tersebut dapat dijabarkan dengan rumus domain maritim sama dengan fungsi elemen domain maritim.

“Fungsi dari elemen domain maritim, misalnya ada perikanan. Perikanan itu pun nanti bisa dijabarkan lagi: perikanan satu, perikanan dua, sampai seterusnya. Kemudian ada subscribe-subscribe-nya lagi. Begitu pun di politik dan pertahanan. Memang ini sangat rumit sekali, tetapi harus seperti itu, untuk kita mencapai tujuan dari kepentingan nasional kita,” tambah Budiman.
Dari penjabaran itu, sambungnya, akan terlihat program-program yang dibangun selama kurun waktu tertentu. Program itu ada yang berpola top-down dan bottom-up.
“Itu pasti ada banyak program yang terbangun. Maka dari itu, perlu metode multiple objective decision making untuk men-standarkan dari banyaknya program itu,” paparnya.

Kondisi Perang dan Damai
Di akhir pemaparannya, Budiman menjelaskan bahwa strategi domain maritim juga harus melihat kondisi, baik perang maupun damai. Hal itu perlu diatur dalam Undang-Undang Maritim.
“Strategi maritim itu ada dua, satu untuk perang dengan jantungnya angkatan laut, dan strategi nasional untuk keamanan pada masa damai dengan jantungnya coast guard. Jadi, yang satunya kondisi krisis, penangkalan konflik, dan perang, kemudian yang satunya pada damai dan sudah pasti ancamannya beda,” kata Budiman.

Lebih lanjut, mantan Danseskoal tahun 2000 ini menuturkan ancaman dalam kondisi perang, lawannya adalah state actor-regular threat, dan dalam kondisi damai adalah non-state actor dan bersifat irregular threat.

“Itu semua harus diatur oleh pemerintah dalam suatu strategi maritim untuk kepentingan nasional. Berarti perlu ada Undang-Undang Maritim, bukan Undang-Undang Kelautan,” tegasnya.(http://jurnalmaritim.com)