|
Bunyi
ledakan dan kepulan asap tebal mengiringi munculnya ribuan prajurit
Korps Marinir TNI AL dari dalam tanah yang kemudian segera membentuk
barisan untuk melaksanakan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)
ke-69 Korps Marinir TNI Angkatan Laut, di lapangan tembak FX.
Soepramono, Karang Pilang, Surabaya, Senin (17/11/2014).
Bersamaan
waktunya dengan para prajurit keluar dari lubang-lubang tanah yang
memang sudah dipersiapkan, tampak pula para prajurit Korps Marinir
lainnya yang hadir ke lapangan dengan menggunakan payung parasut dari
udara, dan sebagian lainnya memasuki lapangan dengan berlari dari balik
tanggul yang berada di tepi lapangan tembak FX. Soepramono.
Begitu
juga dengan tujuh prajurit yang bertugas sebagai pengucap Sapta Marga,
mereka harus mampu bertahan menunggu giliran tampil dengan berjongkok di
lubang-lubang tanah berukuran kecil dan tertutup samaran alam yakni
rerumputan yang tumbuh subur di tengah lapangan tembak, dan kemudian
muncul secara mengejutkan di depan mimbar upacara, tempat Kepala Staf
Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio berdiri sebagai
Inspektur Upacara (Irup).
Sejatinya
HUT Korps Baret Ungu ini sesuai hari terbentuknya pada tanggal 15
November, tetapi tanpa mengurangi makna peringatan ke-69 dilaksanakan
pada 17 November 2014.
Upacara
peringatan yang mengambil tema “Bersama Rakyat Membangun Negeri” ini
melibatkan sedikitnya 5054 prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang
terbagi menjadi 2 divisi upacara. Tiap-tiap divisi terdiri dari 3
brigade upacara, ditambah dengan kompi bendera perang, kompi Taruna
Marinir AAL, Pasukan Khusus TNI Angkatan Laut yang terdiri dari Yon
Taifib Marinir dan Denjaka serta satu kompi Korps Musik. Bertindak
sebagai Komandan Upacara dalam kesempatan ini, Kolonel Marinir Yohannes
Rudy Sulistyanto yang sehari hari menjabat sebagai Komandan Brigade
Infanteri-1 Korps Marinir TNI Angkatan Laut, sementara yang bertindak
sebagai Komandan Defile adalah Kolonel Marinir Edy Prakoso yang
sehari-hari menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri-2 Korps Marinir
TNI Angkatan Laut.
Selain
mengerahkan ribuan prajurit, upacara ini juga melibatkan berbagai jenis
kendaraan dan material tempur yang dimiliki Korps Marinir TNI Angkatan
Laut, antara lain: 18 unit BMP-3F, 9 unit Kapa 61, 5 unit LVT-7, 3 unit
Kapa PTS, 21 unit PT-76 (M), 18 unit BTR-50 P (M/K), 6 unit RM 70 Grad, 3
unit BVP-2, 9 unit How-105, 2 unit Tatra dan 4 unit Sea Rider.
Sedangkan untuk kendaraan bermotor terdiri dari 27 unit KIA, 2 unit
Rubican, 3 unit Ransus, 12 unit Reo, 12 unit Liaz, 3 unit Ranbeng, 3
unit Durlap, 2 unit opleger, 1 unit Komob, 2unit Ambulance, 2 unit mobil
Patwal, 2 unit motor Patwa, 6 unit Mobil Ranger, serta 13 unit Unimog.
Upacara
ini diwarnai dengan pemberian hadiah berupa penyematan vandel “Unggul
Jaya”, penyerahan piala bergilir, dan pemberian uang pembinaan dari
Kasal kepada Komandan Batalyon Infanteri 4 Korps Marinir Letkol Mar
Nanang Saefulloh yang telah unggul dalam lomba Pembinaan Kesatuan
(Binsat) Korps Marinir 2014. Uang pembinaan juga diberikan Kasal kepada
Dan Yonif 2 Marinir Letkol Mar Bob Osianto Siregar yang telah sukses
meraih juara umum 2, serta kepada Dan Yonif 3 Marinir Letkol Mar Agus
Gunawan Wibisono yang telah berhasil menggondol predikat juara umum 3.
Guna
memeriahkan HUT ke-69 Korps Marinir, panitia juga melibatkan lebih dari
900 personel untuk melakukan berbagai atraksi keterampilan prajurit,
antara lain: tarian kolosal prajurit dan Jalasenastri Marinir Wilayah
Timur yang mempersembahakan tarian nusantara dengan diiringi rampak
bedug, demo serangan kilat gabungan infanteri dan kesenjataan Marinir,
dancing Tank, Free Fall 12 prajurit Pasukan Khusus yang melaksanakan
kerja sama udara Canopy Relative Work (CRW) dan Flag Jump dengan membawa
bendera-bendera satuan, bendera merah putih, Mabes TNI, Mabesal, dan
Marinir.
Sekilas
tentang demonstrasi ketangkasan prajurit dalam serangan kilat, dari
sektor kiri, 2 unit opleger melaksanakan pergeseran material tempur tank
BMP-3F, namun dalam perjalanannya dihadang oleh gerombolan bersenjata
dan menyandera pengemudi opleger.
Dengan
kemampuan yang dimiliki, Crew BMP-3F mampu meloloskan diri dengan
kendaraan tempurnya, Crew kendaraan tempur segera meminta bantuan kepada
satuan atas dengan tetap melakukan pengikatan dengan tembakan, menunggu
bantuan dari Satuan Atas.
Resimen
Artileri Marinir yang telah menerima permintaan bantuan tembakan segera
menembakkan meriam howitzer 105 mm untuk melumpuhkan musuh. Demikian
juga dengan Satuan Kavaleri dengan tank BMP-3F dan BTR-50 serta Satuan
Infanteri, dengan menggunakan teknik Penyerbuan Mekanis (Bunis)
memberikan bantuan kepada satuan depan untuk melumpuhkan musuh dan
membebaskan sandera .
Sementara
itu pergerakan kendaraan tempur di sektor kiri mendapat hambatan berupa
medan ranjau yang telah dipasang oleh musuh. Dengan sigap, Satuan Zeni
Tempur Korps Marinir segera membersihkan medan ranjau dengan bungalor
torpedo.
Dengan
medan ranjau yang telah diatasi, penyerbuan mekanis dapat dilanjutkan
dengan manuver Pasukan Infanteri dilindungi Satuan Kavaleri dan tembaan
Artileri, Prajurit Korps Marinir mampu melumpuhkan dan menghancurkan
musuh serta membebaskan sandera.
Korps
Marinir adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut yang bertugas
membina kekuatan, kesiapan operasional Satuan Marinir sebagai pasukan
pendarat amfibi TNI Angkatan Laut (Pasrat) dalam rangka proyeksi
kekuatan ke darat lewat laut, operasi pertahanan pantai di pulau-pulau
strategis serta operasi tempur lainnya sesuai dengan kebijakan Panglima
TNI.
Secara
historis, kelahiran Korps dengan ciri khas baret ungunya ini bermula
dari berdirinya sebuah Korps Ketentaraan yang diberi nama “Corps
Mariniers” di Pangkalan IV ALRI Tegal tanggal 15 November 1945 (tanggal
ini dijadikan sebagai tanggal terbentuknya Korps Marinir yang setiap
tahun diperingati melalui upacara militer oleh seluruh satuan Marinir di
Indonesia maupun satuan Marinir yang sedang bertugas di luar negeri).
Pada tanggal 9 Oktober 1948, Corps Mariniers ditetapkan menjadi Korps
Komando Angkatan Laut (KKO AL). Selanjutnya, pada tanggal 15 November
1975, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut Nomor Skep/1831/XI/1975 secara resmi KKO AL berubah nama
menjadi Korps Marinir.
Selama
69 tahun pengabdiannya, Korps Marinir selalu berupaya untuk menjadi
kekuatan strategis yang handal dan dapat diandalkan oleh negara, menjaga
tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia serta tegaknya
kewibawaan bangsa. Korps Marinir telah memberi harga mati dan jawaban
pasti untuk selalu siap menghadapi setiap pihak yang ingin merongrong
kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Seiring
pengabdiannya, Korps Marinir telah banyak memberikan sumbangsih dalam
pengabdian kepada bangsa dan negara. Korps Marinir senantiasa hadir
dalam setiap palagan dengan mengibarkan bendera keberhasilan di setiap
pelaksanaan operasi mulai dari Perang Kemerdekaan, Operasi RMS, operasi
DI/TII, Operasi PRRI/Permesta, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, Operasi
G30S PKI, pengamanan Kepulauan Natuna dan Ambalat, Operasi Reformasi,
Operasi Pengamanan Ambon, Operasi Rencong Sakti di Aceh, operasi
pengamanan pulau-pulau terluar Indonesia dan operasi pembebasan sandera
perompak Somalia. Di samping melaksanakan tugas – tugas tempur, Korps
Marinir juga aktif dalam Bakti TNI dan operasi bantu rakyat lainnya.
Dalam rangka ikut serta menjaga ketertiban dunia, Korps Marinir terlibat
aktif sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB sejak tahun 1960 hingga
sekarang. Sepanjang pengabdiannya kepada negara dan bangsa, Korps
Marinir telah kehilangan 838 prajurit terbaiknya yang gugur, tewas dan
hilang. Semua itu terukir rapi dalam Prasasti Sakti Jasawira Perkasa.
Kasal
selaku Inspektur Upacara (Irup) dalam amanatnya mengatakan, seiring
dengan pembangunan satuan Korps Marinir, TNI Angkatan Laut terus
berupaya memodernisasi alutsista Marinir, dengan membangun kekuatan
kesenjataan yang modern sesuai dengan target pemenuhan Minimum
Essential Forces(MEF).
Pada
akhir renstra tahap 1 tahun 2014, lanjut Kasal, Korps Marinir telah
memiliki 54 unit tank amfibi BMP-3F, 15 kendaraan pendarat amfibi LVT-7
A1, dan rencana penambahan roket multi laras. Modernisasi alutsista
Marinir ini akan terus berlanjut pada renstra tahap 2 tahun 2015-2019,
termasuk untuk mengantisipasi pembentukan Divisi-3 Marinir.
Pada
sisi lain, sebagai bagian integral dari TNI Angkatan Laut, Korps Marinir
juga harus mengambil peran konstruktif dalam mendukung kebijakan
pemerintah untuk mengembalikan kejayaan bangsa di laut, sekaligus
sebagai poros maritim dunia, dengan terus membangkitkan kesadaran bahari
masyarakat dimana satuan Marinir berada dan bertugas, harap Kasal.
Upacara
yang dihadiri para mantan Kasal dan warga kehormatan Korps Marinir, para
sesepuh Korps Marinir, para mantan Komandan Korps Marinir, para pejabat
teras Mabesal dan Panglima Komando Utama (Kotama) TNI Angkatan Laut,
sejumlah pejabat TNI dan Polri, para Atase Pertahanan Negara Sahabat,
serta sejumlah undangan lainnya ini diakhiri dengan defile pasukan dan
defile kendaraan tempur yang dimiliki oleh Korps Marinir TNI Angkatan
Laut. (tnial.mil.id)
|