Sejumlah
prajurit Taifib Korps Marinir melaksanakan latihan menembak di lapangan
tembak Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran, Karangtekok,
Situbondo, Jatim, Jumat (20/3). Menembak merupakan salah satu materi
yang dilatihkan dalam latihan bersama Marinir Indonesia- Amerika dengan
sandi Lantern Iron 15-5524 yang akan berlangsung hingga 10 April.
Saturday, 21 March 2015
Indonesia Modernisasi Angkatan Bersenjata dalam Skala Besar, Sukhoi Konfirmasi Ikuti Tender Pengadaan Pesawat Tempur
Perusahaan aviasi Rusia Sukhoi
akan ikut serta dalam tender pembelian pesawat tempur oleh Indonesia.
Perusahaan Sukhoi dikabarkan telah menyerahkan berkas keikutsertaan
dalam tender pengiriman pesawat tempur untuk Indonesia. Hal tersebut
telah dikonfirmasi dalam konferensi pers perusahaan Sukhoi kepada kantor
berita Rossiyskaya Gazeta.
Rosoboronexport: Pengiriman Su-35 ke Indonesia Masih Dinegosiasikan
Badan militer Indonesia dikabarkan berencana untuk
membeli sekitar 15 unit pesawat tempur. Namun, sampai saat ini masih
belum diketahui jenis pesawat tempur apa tepatnya yang dimaksud.
Pesawat tempur Rafale buatan perusahaan Prancis
Dassault Aviation dinilai sebagai salah satu saingan bagi Sukhoi dalam
tender tersebut. Saat ini, Indonesia tengah merealisasikan program
modernisasi Angkatan Bersenjata Indonesia dalam skala besar, yang
menyerap anggaran sebesar 15 miliar dolar AS dalam waktu lima tahun.
Sebelumnya, Rusia dan Indonesia
telah menandatangani kontrak jual beli senjata untuk enam unit pesawat
tempur Su-30MK2 senilai 470 juta dolar AS. Kontrak tersebut menjadi
kontrak terbesar sepanjang sejarah kerja sama teknis-militer antara
Rusia dan Indonesia. Dalam persenjataan angkatan udara TNI Indonesia
kini terdapat pesawat tipe Su-27SKM dan Su-30MK2.
Uji Coba Pesawat A-100 Akan Dimulai Tahun 2015
Selain Indonesia, negara-negara besar di Asia lainnya yang menggunakan pesawat tempur Sukhoi adalah India, Tiongkok,
Vietnam, dan Malaysia. Rusia pun menilia kawasan ASEAN sebagai kawasan
yang “sangat menarik” bagi pertumbuhan perdagangan objek aviasi militer
Rusia. Rusia berharap, dalam beberapa tahun ke depan negara-negara ASEAN
akan mulai meremajakan armada-armada pesawat tempurnya yang sudah
menua. Ketika saatnya tiba, perusahaan aviasi terbesar Rusia tersebut
pun akan mempersiapkan penawaran menarik bagi negara-negara tersebut
pada waktu yang tepat.
Rusia Siap Transfer Teknologi Sukhoi Su-35 ke Indonesia
Indonesia berencana membeli pesawat tempur Sukhoi
Su-35 dari Rusia, dan proses negosiasi antara Kementerian Pertahanan RI
dengan pihak Rusia saat ini masih berjalan, demikian disampaikan oleh
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin dalam konferensi pers
di kediamannya, Kamis (5/3).
TNI AU Berharap Pemerintah Setujui Pengadaan Sukhoi Su-35
TNI Angkatan Udara (AU) Indonesia menilai pesawat
Sukhoi Su-35 buatan Rusia memenuhi spesifikasi untuk melengkapi kekuatan
TNI AU. Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU)
Marsekal Madya TNI Agus Supriatna kepada kantor berita Antara, Rabu
(4/2).
RI Rancang Jet Tempur 'Siluman' Mirip F22 Buatan AS
Pengembangan konsep pesawat tempur 'siluman' diberi nama Lapan Fighter Experiment (LFX) sejak 2 tahun lalu.
"Lapan Fighter Experiment dirancang mulai tahun 2012. Kita lakukan riset. Dasarnya diminta oleh Kemhan (kementerian pertahanan)," kata Peneliti Utama LAPAN Sulistyo Atmadi saat diskusi penerbangan di Kantor Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Rumpin, Bogor, Kamis (19/3/2015).
LAPAN saat itu mengusulkan 2 jenis jet tempur LFX. Saat ini, tahap pengembangan baru masuk ke fase awal.
"Kalau pengembangan jet tempur harus ada beberapa design," sebut Sulistyo sambil menunjukkan model LFX di Kantor Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN.
Namun program tersebut terpaksa dibekukan karena keterbatasan biaya. Apalagi LAPAN memiliki fokus mengembangkan pesawat terbang sipil, seperti N219, apalagi pengembangan N219 membutuhkan dana tidak sedikit. Saat ini N219 sudah tahap finalisasi pembuatan prototipe oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung, Jawa Barat.
"Lama pengembangan seharusnya 10 tahun. Seharusnya dilanjutkan tahun berikutnya. Tahun kedua nggak ada dana," sebutnya.
Meski demikian, pengembangan awal tersebut bisa menambah kompetensi LAPAN. Apalagi Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bersama PT Dirgantara Indonesia dan Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang mengembangkan jet tempur KFX/IFX bersama Korea Selatan. LAPAn siap membantu pengembangan program KFX/IFX.
"Tujuan kita bukan sampai bikin pesawat. Kita siapkan sumber daya manusia untuk mampu dukung KFX/IFX," ujarnya. (Detik)
Poros Maritim butuhkan 157 kapal
Surabaya - Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto
menegaskan bahwa kebijakan Poros Maritim Dunia membutuhkan 157 kapal
untuk memperkuat TNI AL, bahkan jumlah itu hanya merupakan kebutuhan
minimal dibandingkan dengan luas wilayah lautan Indonesia.
"Saat ini sudah ada 130-an kapal dengan 80-an kapal di antaranya di wilayah Timur (Armatim), karena wilayah Timur sudah mencakup 2/3 wilayah laut kita," katanya setelah berbicara dalam dialog publik di Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya, Kamis.
Di hadapan 150-an mahasiswa dan pelajar SMA/SMK yang menghadiri dialog tentang kemaritiman yang digelar BEM Fakultas Hukum UHT Surabaya itu, ia mengatakan pihaknya juga masih menghadapi kendala bahan bakar untuk kapal perang RI (KRI) yang sangat terbatas.
"Kita belum mampu melakukan kejar-kejaran dengan perompak di laut, seperti perompak yang melakukan illegal fishing, karena bahan bakar kapal-kapal kita hanya terpenuhi 37-40 persen, sehingga kita sering menunggu di daerah operasi," katanya.
Namun, pihaknya mampu melaksanakan instruksi pemerintah untuk menenggelamkan kapal ikan asing yang mencuri ikan di lautan Indonesia. "Penenggelaman itu juga tidak kita lakukan sembarangan, namun kita selalu mengacu bukti dan keputusan dari pengadilan," katanya.
Ditanya tentang diskriminasi dalam penenggelaman kapal ikan asing terkait adanya kapal ikan asing yang hanya dihalau, mantan Komandan KRI Dewaruci yang mendapat gelar kehormatan sebagai "Kapita Marinyo Lau Nyili Lovo-Lovo" (Panglima Armada Laut Wilayah Timur) Kesultanan Tidore itu membantah hal itu.
"Kita selalu mengacu pada proses hukum, tapi kita juga menghindari baku tembak dengan kapal asing yang membawa bahan-bahan berbahaya, karena baku tembak justru menambah masalah," katanya.
Harus Serius
Dalam dialog publik yang juga menampilkan pakar hukum lingkungan Unair Dr H Suparto Wijoyo dan dosen FISIP UHT Dr Budi Rianto, Pangarmatim mengatakan konsep Poros Maritim juga perlu kebijakan yang komprehensif.
"Kalau kita menenggelamkan kapal dan melarang pengambilan biota laut tertentu, tentu akan menurunkan pasokan ikan, baik di dalam negeri maupun di dunia, karena itu kita perlu melakukan action lain," katanya.
Selain itu, koordinasi antarlembaga juga penting, seperti pariwisata di Bunaken yang juga merusak lingkungan laut, karena banyak kapal yang justru melakukan lego jangkar yang merusak terumbu karang yang indah. Tantangan lain adalah proses perizinan kapal ikan yang harus ke Jakarta justru mendorong jual beli perizinan, karena itu perlu perizinan tingkat provinsi.
Dalam kesempatan itu, pakar hukum lingkungan Unair Dr H Suparto Wijoyo menyatakan Poros Maritim Dunia itu mensyaratkan anggaran yang optimal untuk TNI AL, karena TNI AL merupakan kunci untuk mewujudkan poros dunia itu.
"Coba bandingkan, TNI hanya diberi anggaran Rp40 triliunan dan itu pun dibagi untuk AL, AD, AU, sehingga hanya Rp15 triliunan per angkatan, padahal seharusnya TNI AL saja perlu diberi Rp40 triliunan, seperti Polri yang sudah diberi anggaran Rp40 triliunan," katanya.
Menurut dia, kebijakan Poros Maritim Dunia akan menjadi tidak serius bila anggaran untuk TNI AL tidak memadai, apalagi bahan bakarnya juga tidak cukup. "Zaman Kartanegara saja kita punya ribuan kapal, lho sekarang kok hanya 130-an kapal," katanya.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah harus serius memperhatikan TNI AL. "Pada masa lalu, Nusantara merupakan salah satu dari tiga negara besar bersama Tiongkok dan India, lalu sekarang tertinggal dari Amerika dan Eropa, karena itu kita harus bangkit," katanya. (ANTARA News)
"Saat ini sudah ada 130-an kapal dengan 80-an kapal di antaranya di wilayah Timur (Armatim), karena wilayah Timur sudah mencakup 2/3 wilayah laut kita," katanya setelah berbicara dalam dialog publik di Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya, Kamis.
Di hadapan 150-an mahasiswa dan pelajar SMA/SMK yang menghadiri dialog tentang kemaritiman yang digelar BEM Fakultas Hukum UHT Surabaya itu, ia mengatakan pihaknya juga masih menghadapi kendala bahan bakar untuk kapal perang RI (KRI) yang sangat terbatas.
"Kita belum mampu melakukan kejar-kejaran dengan perompak di laut, seperti perompak yang melakukan illegal fishing, karena bahan bakar kapal-kapal kita hanya terpenuhi 37-40 persen, sehingga kita sering menunggu di daerah operasi," katanya.
Namun, pihaknya mampu melaksanakan instruksi pemerintah untuk menenggelamkan kapal ikan asing yang mencuri ikan di lautan Indonesia. "Penenggelaman itu juga tidak kita lakukan sembarangan, namun kita selalu mengacu bukti dan keputusan dari pengadilan," katanya.
Ditanya tentang diskriminasi dalam penenggelaman kapal ikan asing terkait adanya kapal ikan asing yang hanya dihalau, mantan Komandan KRI Dewaruci yang mendapat gelar kehormatan sebagai "Kapita Marinyo Lau Nyili Lovo-Lovo" (Panglima Armada Laut Wilayah Timur) Kesultanan Tidore itu membantah hal itu.
"Kita selalu mengacu pada proses hukum, tapi kita juga menghindari baku tembak dengan kapal asing yang membawa bahan-bahan berbahaya, karena baku tembak justru menambah masalah," katanya.
Harus Serius
Dalam dialog publik yang juga menampilkan pakar hukum lingkungan Unair Dr H Suparto Wijoyo dan dosen FISIP UHT Dr Budi Rianto, Pangarmatim mengatakan konsep Poros Maritim juga perlu kebijakan yang komprehensif.
"Kalau kita menenggelamkan kapal dan melarang pengambilan biota laut tertentu, tentu akan menurunkan pasokan ikan, baik di dalam negeri maupun di dunia, karena itu kita perlu melakukan action lain," katanya.
Selain itu, koordinasi antarlembaga juga penting, seperti pariwisata di Bunaken yang juga merusak lingkungan laut, karena banyak kapal yang justru melakukan lego jangkar yang merusak terumbu karang yang indah. Tantangan lain adalah proses perizinan kapal ikan yang harus ke Jakarta justru mendorong jual beli perizinan, karena itu perlu perizinan tingkat provinsi.
Dalam kesempatan itu, pakar hukum lingkungan Unair Dr H Suparto Wijoyo menyatakan Poros Maritim Dunia itu mensyaratkan anggaran yang optimal untuk TNI AL, karena TNI AL merupakan kunci untuk mewujudkan poros dunia itu.
"Coba bandingkan, TNI hanya diberi anggaran Rp40 triliunan dan itu pun dibagi untuk AL, AD, AU, sehingga hanya Rp15 triliunan per angkatan, padahal seharusnya TNI AL saja perlu diberi Rp40 triliunan, seperti Polri yang sudah diberi anggaran Rp40 triliunan," katanya.
Menurut dia, kebijakan Poros Maritim Dunia akan menjadi tidak serius bila anggaran untuk TNI AL tidak memadai, apalagi bahan bakarnya juga tidak cukup. "Zaman Kartanegara saja kita punya ribuan kapal, lho sekarang kok hanya 130-an kapal," katanya.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah harus serius memperhatikan TNI AL. "Pada masa lalu, Nusantara merupakan salah satu dari tiga negara besar bersama Tiongkok dan India, lalu sekarang tertinggal dari Amerika dan Eropa, karena itu kita harus bangkit," katanya. (ANTARA News)
Hibah Kapal untuk Bakamla Tunggu Keputusan Panglima TNI
10 unit kapal patroli TNI AL tersebut akan dioptimalkan guna melakukan operasi bersama stakeholder terkait, yang bertujuan mendukung visi Presiden Joko Widodo, yakni Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pantauan Jurnal Maritim, sejauh ini belum diketahui nama-nama kapal yang bakal dialihtugaskan kepada Bakamla.
Kepada Jurnal Maritim, Kepala Dinas Penerangan Umum, Dinas Penerangan Mabes TNI AL, Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet mengatakan sejauh ini belum ada keputusan dari Panglima TNI. “Untuk saat ini belum ada keputusan dari Panglima TNI. Usulan yang diajukan 20 kapal, namun yang akan dihibahkan sebanyak 10 kapal. Kita belum bisa menginfokan, tunggu keputusan dari Panglima TNI,” kata Suradi, melalui sambungan telepon, Kamis (19/3).JMOL
Militer Indonesia dan Amerika Serikat sepakat perangi ISIS
Jakarta - Militer Indonesia dan Amerika Serikat
sepakat memerangi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) serta
meningkatkan kerjasama militer kedua negara yang selama ini telah
berjalan dengan baik.
Panglima TNI, Jenderal
TNI Moeldoko, menyatakan itu, saat menerima kunjungan Duta Besar Amerika
Serikat untuk Indonesia, Robert O Blake Jr, beserta stafnya, di ruang
tamu panglima TNI, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, kemarin
(19/3).
Turut mendampingi Moeldoko dalam
pertemuan itu, Asisten Intelijen Panglima TNI, Laksamana Muda TNI Amri
Husaini, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI M Fuad Basya,
Kepala Pusat Kerja Sama Internasional TNI, Laksamana Pertama TNI Suselo,
dan Staf Khusus Panglima TNI, Marserkal Pertama TNI (Purnawirawan)
Prayitno.
Bagi TNI, menurut pernyataan Pusat
Penerangan TNI, di Jakarta, Kamis, ISIS merupakan ancaman potensial bagi
eksistensi Indonesia, sehingga harus dikelola secara baik. Belum lama
ini diketahui ada 16 WNI yang ditahan imigrasi Turki di Gazientap, saat
akan menyeberang ke Suriah.
Posisi kota itu
hanya 97 kilometer di barat laut Aleppo dan Kobani, Suriah, yang
dikuasai ISIS. Turki bukan mempersoalkan niat mereka menyeberang namun
semata karena kelengkapan dokumen keimigrasian mereka.
Mengingat
intensitas dan kekerapan propaganda ISIS semakin meningkat, untuk
kepentingan nasional maka Moeldoko menyatakan terus berkomunikasi dengan
para pimpinan agama Islam dan beberapa komponen lain di Indonesia.
Tujuan menggalang komunikasi itu untuk menyatukan persepsi yang sama dan menempatkan ISIS menjadi musuh bersama.
“ISIS tidak boleh berkembang, tidak boleh tumbuh di satu wilayah pun di Indonesia, ini sudah menjadi suatu keputusan,” katanya.
“Untuk
itu TNI akan menggelar latihan dalam jumlah yang relatif besar di Poso,
karena saya mewaspadai Poso, saya tidak ingin Poso menjadi tempat yang
nyaman bagi tumbuhnya ISIS setelah mereka kembali dari Suriah dan Irak,”
kata Moeldoko.
“Saya punya keyakinan penuh bahwa
dalam kepemimpinan duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia dapat
membangun komunikasi yang sangat baik dengan TNI khususnya, dan dapat
membuahkan hal-hal baru dalam konteks hubungan antara kedua angkatan
bersenjata” kata dia.
Moeldoko juga menyampaikan,
pada saat pertemuannya dengan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata
Amerika Serikat, Jenderal Martin Dempsey, terkait prospek hubungan kedua
angkatan bersenjata, bahwa Indonesia dan Amerika Serikat memiliki
pandangan sama untuk membangun kekuatan dan hubungan yang semakin kuat.
Sementara
itu, Blake Jr sangat menghargai atas ketegasan Moeldoko terkait masalah
ISIS, dan mengharapkan Indonesia dapat mengawasi ISIS secara baik serta
dapat bekerja sama dengan negara ASEAN.
“Saya
berkeinginan untuk dapat mengundang para perwira-perwira di kawasan
ASEAN, untuk membicarakan tentang perkembangan ISIS ke depan dan
bagaimana dalam menyikapinya”, ujar Blake Jr.
Dalam
kesempatan itu, Blake Jr juga menyampaikan penggunaan landasan di
Pangkalan Udara TNI AU, Natuna, dapat digunakan sebagai tempat pengisian
BBM pesawat dalam mendukung pelaksanaan latihan gabungan militer
Indonesia dengan Amerika Serikat. (Antara)
Bapeten Telah Siapkan Standar Keamanan Kebocoran Nuklir
JAKARTA – Selama ini pembangunan pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN) terhambat kecemasan berlebihan jika terjadi
kebocoran. Padahal, disampaikan oleh disampaikan oleh Kepala Biro Hukum
Humas dan Kerjasama Batan, Totti Tjiptosumirat, sebenarnya PLTN sangat
aman.
“Kita lihat saja negara-negara yang sudah membangun PLTN seperti China, Amerika, Jepang, dan lainnya. Kehidupan mereka baik-baik saja dan perekonomiannya berjalan baik,” ucap Totti.
Ia menambahkan, Indonesia telah belajar dari Jepang mengenai cara menangani kebocoran nuklir melalui kunjungan kerja bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dilakukan pada beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, reaktor nuklir Negeri Sakura pernah rusak akibat bencana tsunami pada 2011.
“Jepang mematikan 48 PLTN miliknya sewaktu terjadi nuklir tersebut dan menunda penggunaannya hingga saat ini sebagai langkah antisipatif,” beber Totti, di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Namun, lanjut Totti, pasokan listrik harus tetap berjalan, jadi mereka menggantinya dengan energi fosil. Ternyata akibat konversi tersebut, mereka harus membayar senilai Rp400 triliun.
Menurut Totti, Batan telah menyiapkan teknologi untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kebocoran seperti di Jepang. Selain itu, regulator dalam hal ini Bapeten telah menyiapkan standar keamanan untuk pembangunan PLTN.
“Di dalam standar keamanan menyinggung semua prosedur keselamatan dari mulai langkah antisipasi, operasi, dan persiapan apabila terjadi kecelakaan. Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir lagi mengenai kebocoran nuklir tersebut,” demikian jelas Totti. (Okzone)
“Kita lihat saja negara-negara yang sudah membangun PLTN seperti China, Amerika, Jepang, dan lainnya. Kehidupan mereka baik-baik saja dan perekonomiannya berjalan baik,” ucap Totti.
Ia menambahkan, Indonesia telah belajar dari Jepang mengenai cara menangani kebocoran nuklir melalui kunjungan kerja bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dilakukan pada beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, reaktor nuklir Negeri Sakura pernah rusak akibat bencana tsunami pada 2011.
“Jepang mematikan 48 PLTN miliknya sewaktu terjadi nuklir tersebut dan menunda penggunaannya hingga saat ini sebagai langkah antisipatif,” beber Totti, di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Namun, lanjut Totti, pasokan listrik harus tetap berjalan, jadi mereka menggantinya dengan energi fosil. Ternyata akibat konversi tersebut, mereka harus membayar senilai Rp400 triliun.
Menurut Totti, Batan telah menyiapkan teknologi untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kebocoran seperti di Jepang. Selain itu, regulator dalam hal ini Bapeten telah menyiapkan standar keamanan untuk pembangunan PLTN.
“Di dalam standar keamanan menyinggung semua prosedur keselamatan dari mulai langkah antisipasi, operasi, dan persiapan apabila terjadi kecelakaan. Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir lagi mengenai kebocoran nuklir tersebut,” demikian jelas Totti. (Okzone)
Saat Saksi Hidup Pertempuran di Mapu Melihat Rekannya Gugur Kala 'Ganyang Malaysia'
"Ada suara 'Yesus...Yesus..Yesus...' Kemudian teman saya Sugimin saya senggol 'Min ada suara tentara Inggris mau mati itu, ada suara Yesus..Yesus'.
Kemudian direspons, rupanya Soenardi, 'Nggak ini..saya teman.. saya kena dada saya.. aku sudah nggak kuat lagi.. Ini senjata saya.. ini underbag saya..'," kisah Soemadji saat ditemui detikcom di RT 4 RW 7, Cijantung, Kelurahan Baru, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (17/3/2015) lalu.
Setelah mendengar lenguhan rekannya yang sekarat itu, Soemadji lantas mengambil 2 underbag milik Soenardi dan senjata RPG Bren yang dibawa Soenardi diambil rekannya, Sugimin. Saat itu, cuaca hujan deras di dalam hutan yang masih lebat. Soemadji dan Sugimin, sambil membopong Soenardi yang sudah menghembuskan nafas terakhir sampai salah mengira matahari yang ada di atas adalah bulan.
"Akhirnya kami sadar, kami sudah kesiangan. Saya sama Sugimin menggendong (jasad Soenardi), kena air hujan, darah keluar mengucur ke mana-mana, digendong itu melorot terus. Saya semakin kecut, helikopter musuh berputar-putar di atas kami. Untungnya bisa kami halau dengan senjata, dhuer-dhuer-dhuer! Jadi helinya nggak begitu berani. Waduh gawat, kalau kami lama-lama di sini karena jenazah ini, berbahaya, bisa-bisa pos musuh lain datang membantu mengejar kami. Akhirnya, jasad Soenardi kami tinggal," kenangnya.
Dalam misi pemunduran ini, akhirnya setelah menaruh jasad Soenardi, mengucapkan selamat tinggal dan memberi hormat pada jasadnya, Soemadji dan Sugimin mundur ke perbatasan Indonesia dalam kondisi heli-heli musuh beterbangan di atas kepala mereka. Setelah sampai di perbatasan dan masuk ke Indonesia, Soemadji melihat jasad rekannya diikat dan dibawa berputar-putar dengan helikopter.
"Tentara Inggris itu kurang ajar. Mereka mungkin ingin over acting, jasad Soenardi itu diikat tali digandulkan ke helikopter. Saya tembakkan senjata itu, heli itu menjauh," jelas dia.
Sedangkan dalam catatan eks Dan Kompi Benhur, Mayor Purn Oerip Soetjipto yang didapatkan dari Museum Pustaka Korps Baret Merah, Soenardi gugur karena menembak dengan senapan bren sambil berdiri. Berikut kesaksian Mayor Purn Oerip yang dituliskan:
Karena kemenangan dan rasa dendam akan kegagalan waktu yang lalu, maka dilampiaskanlah semuanya sehingga banyak anggota yang bertempur dengan berdiri tanpa menghiraukan tembakan-tembakan musuh. Pratu Soenardi menembak bren dengan berdiri sedangkan tembakan ini mudah dikenal oleh musuh karenanya langsung dibalas dan Pratu Sunardi gugur sebagai Kusuma Bangsa.
Sebelum menghembuskan nafas yang terakhir, ia masih sempat menyebut kebesaran Tuhannya. Semopga arwahnya diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Saat Kompi Benhur mundur masing-masing, diketahui ada yang 2 hari berhasil kembali ke posko di Engkahan, ada yang 7 hari, 10 hari hingga 40 hari. Selain FX Soenardi yang diketahui gugur tertembak musuh, ada Tosari yang hilang.
"Ada yang hilang, Tosari. Dugaan saya, dia membawa senjata berat kemudian hilang terseret arus sungai. Arus sungainya deras sekali," tuturnya.
Sedangkan Mayor Purn Oerip menuliskan, Pratu Tosari penembak rocket launcher hilang pada waktu pasukan bergerak mundur, kemungkinan tersesat.
Sedangkan dokumen lain dari Museum Pustaka Korps Baret Merah menyebutkan Tosari yang sebelumnya dilaporkan hilang, ternyata gugur.
Selain 2 rekannya yang gugur, Soemadji mengingat ada rekannya bernama Sugiri, yang untuk menghindari kejaran musuh, dia bersembunyi di bawah pohon bambu yang rimbun. Kondisi Sugiri saat itu, kepala bagian kiri terserempet peluru sehingga menyebabkan sebelah matanya buta.
"Untung saat itu ada Kompi penutup dan cadangan yang melakukan pembersihan. Sugiri mendengar ada orang bercakap-cakap dalam bahasa Jawa.
Dia, di bawah pohon bambu itu kemudian berteriak 'Aku nang keneee!' (Aku di sini-red). Dengan demikian dia ditemukan tim pembersih tadi," tutur Soemadji.
Ada pula rekannya yang bernama Kazin, tertembak di bagian dada sebelah kiri. Namun, dia masih selamat. "Kazin tertembak di dada kiri, itu tempatnya jantung kan ya. Ternyata dia masih hidup. Belakangan diketahui, jantungnya berada di sebelah kanan. Lucu ya," kenang veteran ini.
Mayor Oerip menuliskan, Pratu Kazin nyaris buta karena luka-lukanya di leher dan terpisah jauh dengan Kompi Benhur, akhirnya berhasil dibawa oleh Kompi Kenyung hingga ke basis yang aman. Sedangkan dokumen lain dari Museum Pustaka Korps Baret Merah menuliskan, bahwa Pratu Kazin
mengalami luka berat, tidak kurang dari 10 peluru mengenai tubuhnya namun Tuhan masih melindunginya hingga bisa diselamatkan. Sedangkan Perwira Sejarah Kopassus Lettu Rosida, menegaskan, fakta 2 prajurit gugur di Mapu itu membantah klaim buku yang dituliskan penulis Inggris, bahwa ada 300 prajurit RPKAD berhasil ditewaskan. Buku yang dimaksud Rosida adalah "Para! 50 Years of Parachute Regiment" yang ditulis Peter Harclerode yang terbit tahun 1996 lalu. Di situ dituliskan klaim Pemerintah Inggris berhasil menewaskan 300 prajurit RPKAD di halaman 261, dan dibantah sendiri oleh sang penulis di halaman 265 bahwa diperkirakan yang tewas dari RPKAD adalah 2 prajurit.
"Mungkin Pemerintah Inggris juga menghitung gerilyawan yang kita latih saat Dwikora dan dianggap RPKAD. RPKAD saat itu melatih gerilyawan dari Kalimantan Utara untuk berperang dengan Malaysia," tutur Rosida saat mengantarkan detikcom di depan Sasana Kusuma Bangsa, Selasa lalu.
"Jadi, tidak benar bahwa ada 300 prajurit RPKAD yang gugur. Saya saksi hidupnya, yang gugur hanya 2 saat di Mapu," imbuh Soemadji di tempat terpisah, di rumahnya.
Sedangkan dalam buku "Britain's Secret War: The Indonesian Confrontation, 1962-66" yang ditulis Will Fowler di halaman 21, RPKAD dituliskan sebagai 'satuan yang tangguh dari Jawa di bawah pimpinan Letkol Sarwo Edhie Wibowo, yang memiliki aksi yang bagus di tahun 1950-an dan awal 1960-an, menikmati status elite sebagai penjaga kepercayaan rezim saat itu dengan peralatan yang bagus campuran dari negara Soviet dan Barat'.
Dalam buku "Britain's Secret War" pula, diketahui, bahwa yang membawa jasad FX Soenardi bernama CSM Williams. Memang tidak disebutkan nama jasad dari prajurit RPKAD yang ditemukan Williams, namun kemungkinan besar seperti yang dituturkan Soemadji, jasad itu adalah FX Soenardi yang ditinggalkannya.
"Saat CSM Williams melakukan patroli pembersihan, dia menemukan satu orang Indonesia, yang dibunuhnya. Tak ada tanda-tanda musuh, hanya jejak darah yang banyak tumpah dan peralatan dan pakaian yang dibuang menuju perbatasan," demikian dituliskan Fowler di halaman 21.
Kini, nama FX Soenardi A dan Tosari terukir di dinding Sasana Kusuma Bangsa Mako Kopassus Cijantung, Jakarta Timur. Nama mereka terukir di dinding dengan pangkat anumerta Kopda, terukir gugur pada 27 April 1965. Dalam 2 tahun, dari 1964-1966 Operasi Dwikora di Kalimantan, di dinding itu terukir ada 21 prajurit RPKAD yang gugur. (Detik)
Mengintip Tradisi Capai 2.000 Jam Terbang Pilot Pesawat Tempur TNI AU
Mandi kembang seusai raih 2.000 jam terbang.
Adalah Letkol (Pnb) Jajang Setiawan (40), Komandan Skadron Udara 12 yang baru saja meraih 2.000 jam terbang, Selasa (17/3/2015). Siang tadi, dengan pesawat Hawk, Letkol (Pnb) Jajang melaksanakan terbang seperti biasanya. Namun terbang siang itu merupakan ukiran pretasinya sejak tamat Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1997 silam.
Ketika pesawat Hawk mendarat, sejumlah anggota TNI AU sudah menunggunya di bawah. Ketika turun dari pesawat, Jajang diberi aplaus dari kesatuannya.
Dipimpin Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kolonel (Pnb) Muhammad Khairil Lubis, acara mandi kembang pun dimulai, setelah dilakukan doa bersama. Letkol Jajang yang mengenakan seragam warna orange khas penerbang itu, dipersilahkan jongkok yang tak jauh dari pesawat tempur yang barusan diterbangkannya. Ember besar berisi air dan kembang sudah tersedia.
Danlanud Lubis menjadi orang pertama yang menyiramkan air kembang itu. Selain air kembang, ternyata disediakan juga teh manis kemasan. Sambil menyiram di bagian kepala, Danlanud memerintahkan Jajang minum air dingin yang manis tersebut.
"Ayo, kamu minum airnya! Enak kok," kata Danlanud yang disambut gelak tawa para anggota TNI AU di acara tersebut.
Rupanya, teh manis yang dingin itu awalnya dikira Jajang adalah oli.
"Saya kira tadi oli, rupanya teh manis dingin. Pucat juga kalau sempat dimandikan pakai oli," seloroh Jajang kepada komandannya.
Selanjutnya, sejumlah perwira di Lanud Roesmin Nurjadin memberikan ucapan selamat sembari menyiramkan air kembang ke tubuh Jajang.
Danlanud Lubis menyatakan, pencapaian 2.000 jam terbang untuk pilot pesawat tempur merupakan kebanggaan tersendiri. Tidak semua pilot pesawat tempur bisa mencapai angka tersebut. Prestasi yang tidak mudah diraih ini, diharapkan jadi motivasi bagi penerbang lainnya untuk memacu semangat dalam mengawal langit Indonesia.
"Tidak gampang lho dapatkan 2.000 jam terbang. Saya sendiri belum sampai segitu," ujar Lubis.
Menurut Lubis, saat ini ada empat penerbang yang sudah meraih jam terbang sampai 2.000 jam di Lanud Roesmin Nurjadin. Tiga lainnya yakni Letkol (Pnb) Dedi Suprianto, Mayor (Pnb) Adi S Akbar, dan Mayor (Pnb) Asri Rangkuti.
"Sebenarnya ada dua penerbang yang juga sampai di 2.000 jam terbang. Namun keduanya kini sudah bertugas di Mabes TNI AU," kata Lubis.
Usai tradisi mandi kembang tadi, Jajang rupanya hari ini juga berulang tahun yang ke 40. Tanpa sepengetahuannya, anggota Skadron 12, sudah menyediakan kue tar dan nasi tumpeng. Lagu panjang umur pun kembali meramaikan suasana tersebut. (detik)
TNI AD Juara Pertama Lomba Tembak Runduk
KODAM III/SILIWANGI- TNI AD diwakili 5 (lima) petembak
Runduk dari Batalyon Infanteri 310/Kidang Kencana dan Batalyon 312/Kala Hitam
Brigif 15/Kj Kodam III/Siliwangi telah memenangkan Lomba Tembak Runduk yang
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 Maret 2015, di lapangan Tembak Gunung
Bohong Cimahi, Jawa Barat, dalam rangkaian kunjungan Panglima TNI ke wilayah Kodam
III/Siliwangi.
Lomba Tembak Runduk
antar Angkatan tersebut terdiri dari: TNI AL yang diwakili Petembak Runduk
terbaik dari Marinir, TNI AU yang diwakili oleh Petembak Runduk terbaik dari
Paskhas, dan TNI AD yang diwakili oleh Kodam III/Siliwangi. Menurut Kadispenad
Brigjen TNI Wuryanto sedianya TNI AD diwakili oleh Petembak Runduk dari
Kopassus dan Kostrad, tetapi Pangdam III/Siliwangi atas seijin Kasad
memberanikan diri untuk menunjuk petembak dari Batalyon-Batalyon terdekat yang
bukan Raider, dalam hal ini dari satuan jajaran brigif 15/Kujang yaitu dari
Yonif 310/Kidang Kencana dan Yonif 312/Kala Hitam. Hal tersubut sekaligus
bentuk pertanggungjawaban Pangdam III/Siliwangi kepada Kasad atas perintah
melaksanakan upaya peningkatan kemampuan menembak mahir kepada semua prajurit
dan kemampuan Bela Diri Militer sabuk Hitam Dan I di setiap satuan.
"Kalo petembak dari
Kopassus dan Kostrad sudah tidak perlu lagi dipertandingkan di sini, mereka
adalah petembak-petembak kelas Dunia yang selalu memenangkan perlombaan di even
pertandingan Internasional, antara lain Lomba Tembak BISAM dan AARM,"
kata Brigjen TNI Wuryanto Kadispenad yang mengikuti rangkaian kunjungan
Panglima TNI di Bandung. (TNI)
|
PT DI Siap Suplai Pesawat MPA Torpedo untuk Malaysia
Patroli maritim dan pengawasan menjadi tema yang paling menonjol
dalam Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA)
tahun ini, di mana produsen besar berebut mempromosikan berbagai solusi
untuk misi tersebut.
Sumber industri mengatakan Kuala Lumpur dalam proses mengkristalisasikan pengadaan enam sampai delapan pesawat patroli maritim jarak jauh (MPA). Keinginan tersebut menarik perhatian dari berbagai perusahaan termasuk Boeing, Saab, Dassault, dan Dirgantara Indonesia.
Boeing mendemonstrasikan teknologi Maritime Surveillance Aircraft (MSA) dalam LIMA 2015 ini. Pesawat itu mereka munculkan dalam demonstrasi statis sambil user dari militer AS untuk memaparkan kemampuan MSA ini. Sebuah jet bisnis Challenger 605 modifikasi, MSA tak bersenjata ini, dioptimalkan untuk ketinggian dan surveilans di wilayah yang luas.
Saab, Dassault, dan Dirgantara Indonesia juga menampilkan model MSA dan MPA pada stan mereka.
Ini adalah perubahan yang signifikan dari esksebisi LIMA 2013 yang ketika itu satu-satunya perusahaan yang aktif mempromosikan pesawat MPA adalah Alenia Aermacchi dalam bentuk ATR 72MP, varian dari ATR 72-600.
Indonesia Aerospace, menawarkan CN235 MPA dengan pemasangan torpedo di bawah sayap pesawat – sebuah CN235 Angkatan Laut Indonesia muncul pada tempat pameran statis.
PT DI juga akan menambahkan dua torpedo dalam rongga tersembunyi di bawah badan pesawat CN235 MPA, sehingga memberi kemampuan untuk membawa empat torpedo. PT DI menambahkan ramp di bawah badan pesawat juga berguna untuk menjatuhkan rakit atau barang lainnya.
Untuk negara dengan garis pantai yang panjang dan kepentingan ekonomi yang luas di laut, Malaysia memiliki keterbatasan dalam kemampuan pengawasan maritim. Malaysia hanya mengoperasikan empat pesawat King Air 350 dalam misi pengawasan maritim.
Dalam beberapa tahun terakhir domain maritim dinilai semakin penting oleh negara negara di Asia Tenggara. Pada awal 2013, Kuala Lumpur mendapatkan serbuan dari 200 orang bersenjata Filipina di negara bagian timur Malaysia Sabah, yang mengakibatkan konfrontasi bersenjata dengan pasukan militer Malaysia. Kuala Lumpur akhirnya menghancurkan penyusup dengan artileri, serangan udara dan pasukan darat, tapi insiden tersebut menyoroti kerentanan garis pantai Malaysia yang panjang.
Selain itu, Beijing menjadi semakin tegas tentang sengketa klaim teritorial di Laut Cina Selatan. Negara-negara seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina mewajibkan diri untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memantau domain laut, jauh dari garis pantai. (flightglobal.com).
Sumber industri mengatakan Kuala Lumpur dalam proses mengkristalisasikan pengadaan enam sampai delapan pesawat patroli maritim jarak jauh (MPA). Keinginan tersebut menarik perhatian dari berbagai perusahaan termasuk Boeing, Saab, Dassault, dan Dirgantara Indonesia.
Boeing mendemonstrasikan teknologi Maritime Surveillance Aircraft (MSA) dalam LIMA 2015 ini. Pesawat itu mereka munculkan dalam demonstrasi statis sambil user dari militer AS untuk memaparkan kemampuan MSA ini. Sebuah jet bisnis Challenger 605 modifikasi, MSA tak bersenjata ini, dioptimalkan untuk ketinggian dan surveilans di wilayah yang luas.
Saab, Dassault, dan Dirgantara Indonesia juga menampilkan model MSA dan MPA pada stan mereka.
Ini adalah perubahan yang signifikan dari esksebisi LIMA 2013 yang ketika itu satu-satunya perusahaan yang aktif mempromosikan pesawat MPA adalah Alenia Aermacchi dalam bentuk ATR 72MP, varian dari ATR 72-600.
Indonesia Aerospace, menawarkan CN235 MPA dengan pemasangan torpedo di bawah sayap pesawat – sebuah CN235 Angkatan Laut Indonesia muncul pada tempat pameran statis.
PT DI juga akan menambahkan dua torpedo dalam rongga tersembunyi di bawah badan pesawat CN235 MPA, sehingga memberi kemampuan untuk membawa empat torpedo. PT DI menambahkan ramp di bawah badan pesawat juga berguna untuk menjatuhkan rakit atau barang lainnya.
Untuk negara dengan garis pantai yang panjang dan kepentingan ekonomi yang luas di laut, Malaysia memiliki keterbatasan dalam kemampuan pengawasan maritim. Malaysia hanya mengoperasikan empat pesawat King Air 350 dalam misi pengawasan maritim.
Dalam beberapa tahun terakhir domain maritim dinilai semakin penting oleh negara negara di Asia Tenggara. Pada awal 2013, Kuala Lumpur mendapatkan serbuan dari 200 orang bersenjata Filipina di negara bagian timur Malaysia Sabah, yang mengakibatkan konfrontasi bersenjata dengan pasukan militer Malaysia. Kuala Lumpur akhirnya menghancurkan penyusup dengan artileri, serangan udara dan pasukan darat, tapi insiden tersebut menyoroti kerentanan garis pantai Malaysia yang panjang.
Selain itu, Beijing menjadi semakin tegas tentang sengketa klaim teritorial di Laut Cina Selatan. Negara-negara seperti Malaysia, Vietnam, dan Filipina mewajibkan diri untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memantau domain laut, jauh dari garis pantai. (flightglobal.com).
Pemerintah Seleksi Ketat Penambahan Alutsista
TRIBUN NEWS / DANY PERMANA
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, diperkenalkan oleh Presiden Joko
Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014).
MEDAN, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengakui, pemerintah menyeleksi ketat penambahan alutsista atau alat utama sistem persenjataan untuk mengefektifkan fungsi alat tersebut. Ia menekankan, alutsista yang akan dibeli adalah yang memang diperlukan.
"Alutsista yang dibeli adalah alat-alat yang memang berguna dan sudah sangat penting atau diperlukan," kata Ryamizard, seusai ramah tamah dengan Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (18/3/2015) malam.
Ia mencontohkan, peralatan yang penting adalah pesawat berbadan besar yang bisa mengangkat alat berat, serta radar. Kapal besar pengangkut alat berat itu sangat penting jika terjadi bencana alam di berbagai daerah.
Sementara, radar di laut juga bisa mendeteksi berbagai bencana seperti kasus kecelakaan pesawat AirAsia beberapa waktu lalu, dan termasuk aksi perompakan hasil laut.
"Walau tidak salah, tapi saya kira pembelian pesawat untuk dipertunjukan dalam acara-acara tertentu tidak begitu penting," katanya.
Selain itu, ia menegaskan, membeli alat persenjataan jangan karena bagus atau faktor lainnya, tetapi memperhatikan soal kegunaannya untuk mengatasi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang bisa mengancam kesatuan dan persatuan Indonesia. Apalagi, katanya, ancaman perang terbuka belum nyata dan kemungkinan kecil terjadi di Indonesia.
"Makanya alutsista untuk kepentingan hal-hal itu yang dinilai tepat untuk dibeli," ujar Ryamizard. (Kompas)
Latihan Harus di Medan Sebenarnya
"Ya namanya latihan, harus medan yang sebenarnya," kata Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2015).
Moeldoko juga menegaskan, memang ada potensi ancaman di Poso. Namun terkait dengan terorisme, dia menyerahkan kepada kepolisian.
"Ada (ancaman). Memang ada, seperti kelompok Santoso. Polisi sudah bekerja, cuma kita nambah kekuatan," katanya.
Moeldoko tak membantah jika latihan itu disinyalir karena ada dugaan markas ISIS di Poso. Malah latihan itu diharapkan membuat takut kelompok yang dimaksud.
"Ya kita takutkan. Kalau kita diamin, kok nyaman di sana," kata Moeldoko. (Detik)
Rosoboronexport Berencana Kirim 50 Unit BMP-3F ke Indonesia
Perusahaan perantara ekspor-impor senjata Rusia
Rosoboronexport mengumumkan niat Pemerintah Indonesia untuk kembali
membeli kendaraan tempur infanteri tank amfibi Rusia BMP-3F yang baru.
BMP-3F dapat bergerak di air dengan bantuan mesin jet air di belakang
kendaraan tersebut. Tank ini juga dapat bergerak di air dengan
kecepatan relatif tinggi, yaitu 10 km/jam. Kemampuan untuk berperang di
air dan mendarat di pantai bahkan pada saat terjadi ombak dengan
kecepatan angin berskala 3.
Direktur Utama Rosoboronexport Anatoliy Isaykin
menyatakan, perusahaannya dalam waktu dekat akan menandatangani kontrak
pengiriman kendaraan tempur infanteri BMP-3F baru dengan Indonesia.
“Indonesia akan kembali membeli BMP-3F. Dalam waktu dekat, kami akan menindaklanjuti hal tersebut,”
ujar Isaykin saat ditanya mengenai kontrak-kontrak baru dengan
Indonesia kepada kantor berita RIA Novosti. Isaykin sebelum ini pernah
mengatakan bahwa ia berencana untuk berunding dengan menteri-menteri
pertahanan di sejumlah negara ASEAN pada saat pameran LIMA 2015 di Malaysia yang kini tengah berlangsung, termasuk dengan kepala instansi militer Indonesia.
Saat ini, BMP-3F digunakan oleh Korps Marinir TNI.
Pengiriman pertama sebanyak 17 unit sudah dilakukan Rusia pada November
2010. Pengiriman ini dilaksanakan dalam lingkup pemberian kredit kepada
Indonesia oleh Rusia sebesar satu miliar dolar AS, yang ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungannya ke Jakarta pada September 2007 lalu.
Marinirnya Indonesia, Senjatanya Rusia
Pemerintah kemudian Indonesia kembali menandatangani
kontrak pembelian 37 unit BMP-3F bernilai 114 juta dolar AS yang
diperuntukkan bagi marinir Indonesia pada bulan Mei 2013. Pada bulan
Januari 2014, kelompok pengiriman kedua BMP-3F secara resmi diserahkan
kepada TNI Indonesia sehingga total BMP-3F yang dimiliki TNI adalah
sebanyak 54 unit.
Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di Vzglyad. (RBTH)
PT Pindad segera pensiunkan mesin produksi yang telah uzur
... mesin tua itu selama ini menjadi tulang punggung di pabrik senjata api, amunisi maupun di pabrik amunisi kaliber besar...Bandung - Mesin-mesin tua alat produksi senjata dan amunisi PT Pindad (Persero) dipastikan segera pensiun setelah mesin baru dalam program revitalisasi permesinan BUMN strategis itu tiba.
Mesin-mesin
produksi itu saksi sejarah penting usaha kemandirian industri
pertahanan bangsa yang harus dikonservasi dari sisi kesejarahan.
"Mesin-mesin tua itu ada yang buatan 1930, mesin itu dipesan Jenderal Ahmad Yani. Bayangkan sampai saat ini mesin itu masih bisa dipertahankan, namun nanti setelah mesin baru tiba akan segeda dipensiunkan," kata Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim, di sela-sela lomba menembak antar-wartawan di Bandung, Rabu.
Mesin-mesin tua itu selama ini menjadi tulang punggung di pabrik senjata api, amunisi maupun di pabrik amunisi kaliber besar. Mesin-mesin itu, menurut dia, hingga saat ini masih terpelihara dan memenuhi standar produksi setelah diremajakan.
Karim menyebutkan, Penanaman Modal Negara yang diterima Pindad 2015 ini senilai Rp700 miliar. Sebagian besar akan digunakan untuk peremajaan mesin-mesin produksi itu.
"Kebutuhan anggaran revitalisasi sebenarnya Rp5 triliun, namun tahun ini direalisasikan Rp700 miliar. Sebagian besar akan dilakukan untuk revitalisasi mesin yang sudah tua itu," katanya.
Ia menyebutkan, senjata SS-1 awalnya senjata laras panjang perorangan dengan lisensi dari Fabrique Nationale (FN) Belgia.
"Mesin-mesin tua itu ada yang buatan 1930, mesin itu dipesan Jenderal Ahmad Yani. Bayangkan sampai saat ini mesin itu masih bisa dipertahankan, namun nanti setelah mesin baru tiba akan segeda dipensiunkan," kata Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim, di sela-sela lomba menembak antar-wartawan di Bandung, Rabu.
Mesin-mesin tua itu selama ini menjadi tulang punggung di pabrik senjata api, amunisi maupun di pabrik amunisi kaliber besar. Mesin-mesin itu, menurut dia, hingga saat ini masih terpelihara dan memenuhi standar produksi setelah diremajakan.
Karim menyebutkan, Penanaman Modal Negara yang diterima Pindad 2015 ini senilai Rp700 miliar. Sebagian besar akan digunakan untuk peremajaan mesin-mesin produksi itu.
"Kebutuhan anggaran revitalisasi sebenarnya Rp5 triliun, namun tahun ini direalisasikan Rp700 miliar. Sebagian besar akan dilakukan untuk revitalisasi mesin yang sudah tua itu," katanya.
Ia menyebutkan, senjata SS-1 awalnya senjata laras panjang perorangan dengan lisensi dari Fabrique Nationale (FN) Belgia.
Kemudian
dikembangkan dan saat ini sudah bervarian SS-2 yang telah memiliki
kualifikasi dan sertifikasi sebagai senapan organik militer. Senjata itu
merupakan salah satu produk yang menembus ekspor, termasuk jenis
senjata genggam.
"PT Pindad tengah mengikuti tender pengadaan senjata di Filipina, untuk jenis SS-2 maupun senjata genggam," kata Karim.
Terkait kapan program revitalisasi permesinan PT Pindad itu akan rampung akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan anggaran yang ada.
"Revitalisasi dilakukan di sektor yang telah mendesak untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi maupun kualitas produknya, yang jelas mesin-mesin yang sudah sangat tua itu akan segera diganti," kata Silmy Karim.
Selain itu, Pindad juga menyatakan kesiapannya untuk memproduksi munisi kaliber besar 105 milimeter untuk memenuhi kebutuhan TNI.
"Kami sudah produksi munisi kaliber besar 105mm, sudah diuji coba dan sudah sesuai dengan kebutuhan TNI. Tahun ini akan segera dilakukan penjualan produk munisi besar itu untuk TNI, tapi kami akan menunggu kontraknya," katanya.
Ia menyebutkan kebutuhan munisi kaliber besar 105mm sejumlah 281.429 unit baik itu munisi tempur maupun munisi latihan. (Antara)
"PT Pindad tengah mengikuti tender pengadaan senjata di Filipina, untuk jenis SS-2 maupun senjata genggam," kata Karim.
Terkait kapan program revitalisasi permesinan PT Pindad itu akan rampung akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan anggaran yang ada.
"Revitalisasi dilakukan di sektor yang telah mendesak untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi maupun kualitas produknya, yang jelas mesin-mesin yang sudah sangat tua itu akan segera diganti," kata Silmy Karim.
Selain itu, Pindad juga menyatakan kesiapannya untuk memproduksi munisi kaliber besar 105 milimeter untuk memenuhi kebutuhan TNI.
"Kami sudah produksi munisi kaliber besar 105mm, sudah diuji coba dan sudah sesuai dengan kebutuhan TNI. Tahun ini akan segera dilakukan penjualan produk munisi besar itu untuk TNI, tapi kami akan menunggu kontraknya," katanya.
Ia menyebutkan kebutuhan munisi kaliber besar 105mm sejumlah 281.429 unit baik itu munisi tempur maupun munisi latihan. (Antara)
Kopaska dan AL AS gelar latihan bersama
Komandan Satkopaskaarmabar Kolonel Laut (P) Tjatur Soniarto, mengatakan, latihan yang digelar ini dalam rangka pengembangan teknik dan taktik peperangan laut khusus serta kemampuan lain yang disesuaikan dengan perkembangan situasi terkini ancaman global guna mendukung terlaksananya tugas pokok kedua satuan.
Latihan ini juga merupakan wadah kerja sama antara kedua negara terutama di bidang kemiliteran dan sebagai wahana pertukaran ilmu serta memupuk rasa solidaritas sebagai pasukan khusus yang berbasis Naval Special Warfare.
Tjatur mengatakan, sasaran dalam latihan ini adalah tercapainya kemampuan baik perorangan maupun tim untuk merencanakan sebuah operasi sampai dengan perencanaan serta meningkatkan kemampuan baik perorangan, tim maupun satuan untuk menerapkan doktrin taktis dan teknis yang ada sesuai dengan prosedur yang berlaku di lingkungan TNI AL.
Latihan bersama melibatkan 73 personel terdiri dari 57 personel TNI AL dan 16 personel US Navy Seal. Materi latihan meliputi Tactical Combat Casualty Care (TCCC), Military Operation on Urban Terrain (MOUT), Closed Quarters Combat (CQC) serta Small Craft Operation (SCO) dengan metode latihan meliputi latihan teknis, taktis, manuver lapangan, teori, drill dan praktik lapangan.
Latihan pasukan khusus Angkatan Laut Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tersebut direncanakan berlangsung selama 25 hari, mulai 16 Maret hingga 10 April 2015, mengambil tempat untuk menguji materi atau praktik lapangan di perairan Teluk Jakarta, Gedung Pelni Kemayoran dan Purwakarta Jawa Barat. (Antara)
Menhan Ryamizard Antusias Lihat Berbagai Alutsista Canggih di Langkawi
Ryamizard hadir di event LIMA ke-13 yang diselenggarakan di Mahsuri International Exhibition Center (MIEC), Langkawi, Malaysia, Rabu (18/3/2015) pukul 10.20 waktu setempat. Ia memakai kemeja lengan panjang warna silver dipadu celana panjang hitam.
Ryamizard terlihat asyik melihat-lihat alutsista yang dipamerkan di berbagai booth seperti pesawat tempur, senjata berat, radar, dan lain-lain. Sesekali ia tampak berbincang dengan para pemilik booth.
Beberapa booth yang dikunjungi Ryamizard adalah Rosoboroneexport (Rusia), booth industri pertahanan dirgantara Malaysia, booth perusahaan pertahanan dan keamanan asal Swedia Saab, dan lain-lain.
Ryamizard disambut hangat di booth Saab. Ia berada sekitar 5 menit di situ melihat-lihat dan mendengarkan pemaparan tentang berbagai produk pertahanan dan keamanan canggih yang ditawarkan Saab. Ryamizard juga diketahui hadir di booth Saab di acara Indo Defence 2014 lalu di Indonesia.
Seperti diketahui, Tentara Nasional Indonesia (TNI) tertarik dengan pesawat tempur canggih Gripen produksi Saab. Pesawat tersebut diproyeksikan untuk menggantikan posisi pesawat F-5E/F Tiger yang memasuki masa pensiun.
Di booth Saab, Ryamizard juga antusias melihat model kapal cepat rudal trimaran buatan PT. Lundin yang diproduksi di Banyuwangi, Jawa Timur. Kapal itu bekerjasama dengan Saab dalam hal teknologinya. (Detik)
Tim Jupiter Kembali Unjuk Gigi 9 April 2015
Rencana aksi Tim Aerobatik Jupiter itu tak terpengaruh dua pesawat Tim Aerobatik Jupiter lainnya yang mengalami tabrakan saat geladi bersih menjelang Langkawi International Maritime dan Aerospace 2015 di Malaysia, Minggu 15 Maret 2015.
Empat penerbang yang mengalami kecelakaan itu telah tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin (16/3/2015) pukul 19.57 WIB, bersama rombongan TNI AU menggunakan pesawat TNI AU Boeing 737.
Sementara, para penerbang lainnya sudah berada di Pekanbaru, dari Malaysia. "Besok (Selasa) rencananya dari Pekanbaru ke Palembang, dari Palembang ke Halim. Dari Halim baru pulang ke Bandara Adisutjipto Yogyakarta," ujar Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin (16/3/2015) malam.
Setelah di Yogyakarta, kata dia, para penerbang beristirahat selama dua hari. Setelah beristirahat, para penerbang Tim Aerobatik Jupiter akan kembali melaksanakan latihan.
"Yang penting kita harus meresapi, kita harus mengambil hikmahnya, kita harus tahu apa sebabnya (kecelakaan) ini," tuturnya.
Hal senada dikatakan Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto. "Tanggal 9 April mereka (Tim Aerobatik Jupiter) pun akan bermain lagi pada acara 69 tahun TNI AU," ujar Hadi. (Sindo)
Menghadirkan Superioritas Udara Ke Tengah Samudera
TNI Angkatan Udara bertekad menghadirkan superioritas udara ke tengah samudera guna melaksanakan security coverage bagi kekuatan laut dalam mendukung visi Poros Maritim Dunia.
Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo disambut baik dan didukung penuh oleh TNI Angkatan Udara. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna menandaskan hal tersebut di sela Rapat Pimpinan TNI AU yang dilaksanakan awal Februari lalu di Jakarta dan dihadiri 306 komandan satuan dari seluruh jajaran TNI AU.
Dikatakan, relevansi TNI AU sebagai pembina kekuatan secara signifikan menentukan peran TNI AU sebagai subsistem dalam pertahanan poros maritim dunia. "TNI AU harus bisa menghadirkan superioritas udara ke tengah samudera, melaksanakan security coverage bagi naval forces," ujar Agus Supriatna, alumni AAU 1983. "Ärtinya, Sistem Pertahanan Maritim tidak hanya butuh TNI Angkatan Laut yang kuat, namun juga TNI AU yang lebih kapabel," jelasnya.
ADIZ dan FIR
Dalam rangkaian pembangunan poros maritim dunia, KSAU juga menyoroti masalah penerapan Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ - Air Defence Identification Zone). ADIZ dinilai penting sebagai wilayah payung perlindungan maritim dan ruang udara untuk menjaga keseimbangan geostrategi. Penetapan ADIZ di atas Pulau Jawa dipandang sudah tidak sesuai lagi dan ini harus menjadi suatu pemikiran bersama termasuk di dalamnya TNI AU. Menurut KSAU, penentuan ADIZ yang benar adalah harus mencakup seluruh wilayah kedaulatan NKRI hingga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan harus berintegrasi dengan kekuatan Pertahanan Udara.
Untuk hal tersebut, pemerintah dan instansi terkait lainnya perlu membuat suatu pengaturan hukumnya sebagai wadah melakukan tindakan-tindakan dalam upaya pengendalian ruang udara. Hal yang sama juga terkait dengan pengelolaan Wilayah Informasi Penerbangan (FIR - Flight Information Region) di atas Pulau Natuna dan Kepulauan Riau. Terkait hal ini, TNI AU terus berupaya mendorong untuk segera diambil oleh Pemerintah Indonesia. "Tentunya, pemerintah harus menyiapkan sarana dan prasaran yang dapat meyakinkan dunia penerbangan internasional bahwa Indonesia sudah bisa mengontrol FIR di atas wilayah tersebut," ujar KSAU.
Pesawat intai strategis
Dengan tidak mengubah rencana strategisnya, TNI AU saat ini tengah menetapkan prioritas program pembangunan kekuatannya guna mendukung Visi Poros Maritim Dunia. Peningkatan kemampuan tiga pesawat intai strategis B737-200 Surveiller Skadron Udara 5 masuk dalam program tersebut.
Disamping itu ada pengadaan pesawat intai strategis modern yang perencanaannya sudah masuk dalam daftar rencana strategis di Kementerian Pertahanan.
Agus Supriatna menhatakan, di era modern ini TNI AU sudah saatnya harus memiliki pesawat intai strategis yang modern sebagaimana negara tetangga telah memilikinya, yakni pesawat jenis AWACS (Airborne Warning and Control System) atau AEW&C (Airborne Early Warning and Control). Pesawat ini berkemampuan memberikan deteksi dini dan data-data sasaran yang terintegrasi baik dengan kekuatan udara maupun kekuatan laut.
"Dengan duduk di pesawat ini saja, kita sudah bisa mengontrol semua pergerakan sasaran baik di udara maupun di atas permukaan. Demikian juga bila terjadi perang udara," ujarnya seraya mennggambarkan bahwa TNI AU akan optimal bila memiliki tiga pesawat jenis ini untuk ditempatkan di wilayah barat, tengah, dan timur.
Menurut Agus Supriatna, TNI AU memang lebih cocok mengoperasikan pesawat intai strategis, ketimbang pesawat intai taktis (seperti CN 235 MPA) yang lebih pas dioperasikan oleh TNI AL. (Defense Studies)
Panhard CRAB
TNI
dengan program MEF I yang telah berakhir memang sudah melaju kencang
dan boleh dikatakan berhasil memodernisasi alutsista TNI yang telah
ketinggalan jaman. TNI AD kebagian cukup banyak, namun dari sekian
alutsista yang dibeli, Paspampres sebagai kesatuan yang ditugasi
mengamankan Presiden RI nampaknya masih tertinggal dalam hal kebutuhan
pengadaannya. Walaupun Dronkavser (Eskadron Kavaleri Panser) sudah
kedatangan ranpur buatan dalam negeri Anoa, namun kehadirannya dipandang
belum memadai untuk melakukan operasi matan. Anoa dipandang hanya mampu
menggantikan Commando Ranger milik Dronkavser, namun belum untuk
Commando Scout. Ranpur ringan buatan Cadillac Gage ini andal karena
lincah, ukurannya kecil, dan enak digeber pada kecepatan tinggi. Lalu
apa kira-kira ranpur yang sanggup didapuk menggantikan Commando Scout?
Tiga tahun yang lalu untuk pertama kalinya pabrikan Panhard memamerkan CRAB, kendaraan lincah 4x4 yang didapuk untuk menggantikan Panhard VBL sesuai dengan spek program SCORPION (Synergie du Contact Renforcé par la Polyvalence et l’Infovalorisation) yang bertujuan untuk membuat sistem manajemen pertempuran yang mengarah pada sistem tempur berbasis jaringan – semuanya terhubung.
Salah satu komponen yang masih dicari oleh pemerintah Perancis adalah program VBAE (Vehicule Blindé d’Aide a l’Engagement – Kendaraan tempur pembantu pertempuran). VBAE bertujuan untuk membuka jalan, melakukan pengintaian, pengamanan, screening, dan kalau perlu, operasi penghancuran lawan.VBAE adalah program yang secara khusus memang ditujukan untuk menggantikan VBL yang dianggap sudah kehabisan ruang untuk tumbuh – mengadopsi sistem komunikasi atau persenjataan baru.
CRAB memiliki sistem gerak permanen 4x4, namun keistimewaannya terletak pada kedua sumbu roda yang dapat disetir secara independen. Artinya, gerak roda depan dan belakang bisa berbeda. Fitur ini sangat berguna saat CRAB harus berbelok, sehingga radius putarnya sangat kecil, cocok sekali untuk bermanuver di jalan-jalan sempit, sesuatu yang jamak ditemui di Indonesia khususnya Jakarta.
Keistimewaan lain dari CRAB terletak pada kabinnya. Desain kabin dibuat dalam bentuk sel dengan nama Citadel, yang independen dari kulit luar kendaraan. Barisan tempat duduk dibuat unik: Tiga kursi disediakan pada baris depan, dengan pengemudi di tengah. Pengemudi mengendalikan CRAB melalui setir kemudi yang tak beda dengan kemudi pada mobil sport. Seluruh cluster meter sudah ditampilkan secara digital, melalui layar LCD.Di baris belakang duduk juru tembak yang mengendalikan sistem kubah CPWS buatan CMI Defense Belgia. Perlindungan terhadap ranjau dijamin dengan membuat sistem lantai berlapis dengan rongga di antara, sehingga ledakan ranjau tidak mampu mencapai Citadel. CRAB sendiri memiliki kemampuan menahan impak ranjau sampai STANAG level 3a/b, jadi sangat pantas untuk menggantikan Commando Scout.
Sistem kubah CPWS 20-25-30 dikontrol dengan menggunakan joystick dan membidik melalui layar LCD yang tersaji di depannya. CMI menyediakan tiga macam opsi kanon untuk CPWS: 20mm Rh202, 25mm M242 Bushmaster, atau 30mm M230 seperti milik heli serang AH-64 Apache. Peluru 20mm sama dengan milik Marder, dan 30mm tentu nantinya akan dibeli bersama dengan kedatangan AH-64E Guardian, jadi soal logistik peluru tentu bukan merupakan suatu masalah.
Selain sistem senjata kanon, tersedia beberapa opsi untuk sistem senjata di atap kendaraan dan setidaknya Panhard sudah siap dengan tiga alternatif: kubah CPWS 20-25-30, sistem rudal anti pesawat Mistral, atau kubah dengan laser designator untuk kendaraan pengarah artileri. Satu fitur ajaib yang mungkin tidak ada pada kendaraan lain adalah sistem catu daya berbasis alternator. Artinya, saat CRAB perlu mengintai di garis depan, kendaraan bisa dibuat senyap dengan mengandalkan motor listrik. Musuh dijamin susah mendengar kedatangan CRAB sehingga unsur kejutan dapat dipertahankan. Sumber tenaga untuk alternator ini dipasok oleh panel tenaga surya dengan efisiensi tinggi yang terpasang di punggung atas CRAB. Walaupun belum ada kepastian untuk pengadaannya, ARCinC mendengar bahwa CRAB merupakan salah satu kandidat utama yang akan dievaluasi untuk menggantikan Commando Scout. Kita ikuti terus perkembangannya!
Tiga tahun yang lalu untuk pertama kalinya pabrikan Panhard memamerkan CRAB, kendaraan lincah 4x4 yang didapuk untuk menggantikan Panhard VBL sesuai dengan spek program SCORPION (Synergie du Contact Renforcé par la Polyvalence et l’Infovalorisation) yang bertujuan untuk membuat sistem manajemen pertempuran yang mengarah pada sistem tempur berbasis jaringan – semuanya terhubung.
Salah satu komponen yang masih dicari oleh pemerintah Perancis adalah program VBAE (Vehicule Blindé d’Aide a l’Engagement – Kendaraan tempur pembantu pertempuran). VBAE bertujuan untuk membuka jalan, melakukan pengintaian, pengamanan, screening, dan kalau perlu, operasi penghancuran lawan.VBAE adalah program yang secara khusus memang ditujukan untuk menggantikan VBL yang dianggap sudah kehabisan ruang untuk tumbuh – mengadopsi sistem komunikasi atau persenjataan baru.
CRAB memiliki sistem gerak permanen 4x4, namun keistimewaannya terletak pada kedua sumbu roda yang dapat disetir secara independen. Artinya, gerak roda depan dan belakang bisa berbeda. Fitur ini sangat berguna saat CRAB harus berbelok, sehingga radius putarnya sangat kecil, cocok sekali untuk bermanuver di jalan-jalan sempit, sesuatu yang jamak ditemui di Indonesia khususnya Jakarta.
Keistimewaan lain dari CRAB terletak pada kabinnya. Desain kabin dibuat dalam bentuk sel dengan nama Citadel, yang independen dari kulit luar kendaraan. Barisan tempat duduk dibuat unik: Tiga kursi disediakan pada baris depan, dengan pengemudi di tengah. Pengemudi mengendalikan CRAB melalui setir kemudi yang tak beda dengan kemudi pada mobil sport. Seluruh cluster meter sudah ditampilkan secara digital, melalui layar LCD.Di baris belakang duduk juru tembak yang mengendalikan sistem kubah CPWS buatan CMI Defense Belgia. Perlindungan terhadap ranjau dijamin dengan membuat sistem lantai berlapis dengan rongga di antara, sehingga ledakan ranjau tidak mampu mencapai Citadel. CRAB sendiri memiliki kemampuan menahan impak ranjau sampai STANAG level 3a/b, jadi sangat pantas untuk menggantikan Commando Scout.
Sistem kubah CPWS 20-25-30 dikontrol dengan menggunakan joystick dan membidik melalui layar LCD yang tersaji di depannya. CMI menyediakan tiga macam opsi kanon untuk CPWS: 20mm Rh202, 25mm M242 Bushmaster, atau 30mm M230 seperti milik heli serang AH-64 Apache. Peluru 20mm sama dengan milik Marder, dan 30mm tentu nantinya akan dibeli bersama dengan kedatangan AH-64E Guardian, jadi soal logistik peluru tentu bukan merupakan suatu masalah.
Selain sistem senjata kanon, tersedia beberapa opsi untuk sistem senjata di atap kendaraan dan setidaknya Panhard sudah siap dengan tiga alternatif: kubah CPWS 20-25-30, sistem rudal anti pesawat Mistral, atau kubah dengan laser designator untuk kendaraan pengarah artileri. Satu fitur ajaib yang mungkin tidak ada pada kendaraan lain adalah sistem catu daya berbasis alternator. Artinya, saat CRAB perlu mengintai di garis depan, kendaraan bisa dibuat senyap dengan mengandalkan motor listrik. Musuh dijamin susah mendengar kedatangan CRAB sehingga unsur kejutan dapat dipertahankan. Sumber tenaga untuk alternator ini dipasok oleh panel tenaga surya dengan efisiensi tinggi yang terpasang di punggung atas CRAB. Walaupun belum ada kepastian untuk pengadaannya, ARCinC mendengar bahwa CRAB merupakan salah satu kandidat utama yang akan dievaluasi untuk menggantikan Commando Scout. Kita ikuti terus perkembangannya!
- (ARC)
Badan Cyber Nasional Harus Segera Dibentuk
ikahan.com
Yono Reksoprodjo (kanan) saat menjadi pembicara dalam satu seminar
JAKARTA - Staf Ahli Panglima TNI bidang C4IST, Dr. Yono Reksoprodjo mengharapkan pemerintah segera membentuk Badan Cyber Nasional (BCN) mengingat serangan cyber (cyber attack) sudah dikategorikan sebagai peperangan politik di masa kini, dan menjadi ancaman dan serangan yang sangat serius terhadap keamanan dan ketahanan negara, ekonomi, sosial, politik, budaya dan integrasi nasional.
“Sebagian memang kurang memahami esensi ranah cyber. Karena ini tidak terlihat, bukan komputernya melainkan isi dan datanya, ini yang perlu di protek. Tidak cukup dengan mamasang alat-alat bagus, tapi data bocor. Ini yang perlu dipahami,” ungkap Yono Reksoprodjo dalam seminar "Membangun Kedulatan Cyber Nasional Dalam Kancah Global" yang diadakan oleh Ikatan Alumni Lemhanas angkatan 49 (Ikal) di Jakarta.
Olehkarenanya bentuk dari BCN ini adalah pengawasan yang ketat terhadap cyberspace. Dan badan ini sangat penting untuk menjamin kemanan dan kenyamanan.
Saat ditanya, siapa yang pantas untuk menjadi penanggungjawab BCN? Yono mengatakan tetap tanggungjawab berada di Kepala Negara, sementara isinya dari berbagai lembaga, seperti kepolisian, BAIS, kementerian itu sendiri dan lembaga-lembaga lain.
“Ini tidak akan terjadi pengambilalihan wewenang, karena urusan cyber ini harus punya banyak tangan, dengan koordinasi kepala negara,” tuturnya.
Pembentukan BCN ini lanjut Yono semakin cepat semakin baik, karena persiapannya cukup panjang, seperti adanya simulasi, pelatihan. Karena pembentukan BCN ini bukan semata adanya SK kemudian berdiri.
Pembentukan lembaga ini harus dipersiapkan secara struktur, agar semuanya tahu bagaimana cara kerjanya.
“Yang berada di BCN ini harus dilatih, diadakan simulasi dan uji kesiapan. Serangan cyber ini beda dengan perang konvensional, yang rumusnya satu musuh diserang dengan satu pasukan. Ini cukup dilawan satu orang,” jelasnya.
Sementara itu, diacara yang sama, Menkopolhukam, Tedjo Edhi P mengatakan melalui cyber attack, lawan dapat menciptakan dampak kerusakan yang masif, seperti melumpuhkan infrastruktur industri keuangan dan pasar modal, fasilitas pelayanan umum, transportasi publik, inilah yang disebut internet sebagai senjata efektif.
Karena memiliki konsekuensi biaya dan korban jiwa yang lebih rendah, dibanding peperangan konvensional. Pernyataan tersebut disampaikan Menkopolhukam sebagai Keynote Speech
Menkopolhukam juga menyebutkan, berdasarkan prediksi beberapa tahun kedepan akan terjadi hal yang lebih buruk di cyberspace seperti, pencurian dan penghancuran data, penyerangan terhadap system data cloud, target link terlemah dalam rantai data exchange, memanfaatkan kelemahan dari system pertahanan cyber.
Maka penting adanya keamanan informasi maupun ketahanan cyber.
"Menyadari dampak buruk adanya potensi ancaman mengenai ketahanan cyber, Menkopolhukam membentuk sebuah desk ketahanan nasional keamanan informasi cyber nasional atau (DK2ICN), ini merupakan kebutuhan mendesak yang membutuhkan pola berpikir yang out of the box untuk mengelola sistem dan manajemen koordinasi ketahanan dan keamanan informasi di ruang cyber secara integratif," paparnya.
Sedangkan Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (Ikal 49) menilai cyberspace bersifat unik karena selain memberikan manfaat juga memiliki kerentanan dalam berbagai aspek dan memunculkan permasalahan yang bersifat sektoral.
Maka untuk mendorong terciptanya kemandirian di ruang cyber perlu koordinasi dan sinergi yang terpadu serta terarah.
Niat pemerintahan Joko Widodo untuk membentuk badan yang khusus menangani ketahanan cyber nasional melalui Badan Cyber Nasional perlu mendapat apresiasi positif.
Niatan positif ini harus segera diakselerasi, mengingat dinamika cyber global semakin cepat.(Tribun)
Thursday, 19 March 2015
Kekhawatiran Penguatan TNI Upaya Kotak-kotakkan Permasalahan Bangsa
puspen TNI/wahyu aji
Panglima
TNI Jenderal Moeldoko menjadi Inspektur Upacara pada pembukaan
Pendidikan Reguler (Dikreg) XLII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI
tahun 2015 di Aula Sesko TNI Jl. R.A.A. Martanegara No. 11 Bandung, Jawa
Barat, Senin (16/03/2015).
JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Moeldoko menjadi Inspektur Upacara pada pembukaan Pendidikan Reguler (Dikreg) XLII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI tahun 2015 di Aula Sesko TNI Jl. R.A.A. Martanegara No. 11 Bandung, Jawa Barat, Senin (16/03/2015).
Panglima TNI
dalam pengarahannya mengatakan bahwa, kerja sama antarnegara dapat
dilakukan untuk kepentingan negara dan juga untuk mengumpulkan kekuatan
dengan tujuan utama guna mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta terciptanya stabilitas dan keseimbangan dunia
internasional.
Dalam kaitan perkembangan neorealisme tersebut, diharapkan agar para siswa Sesko TNI memiliki pemikiran cerdas dalam mencerna perkembangan lingkungan, dan memiliki pemikiran strategis dalam menghadapi realisme perkembangan nasional, karena realisme yang terjadi adalah pelemahan terhadap kekuatan negara.
Adanya kekhawatiran penguatan militerisme dari satu atau dua elemen masyarakat terhadap banyaknya MoU TNI dengan Kementerian atau Lembaga, merupakan realisme adanya upaya pemikiran untuk mengkotak-kotakan dalam menangani permasalahan bangsa.
Menurut Panglima TNI kecurigaan elemen yang hanya melihat hitam putih dengan tendensius untuk memisahkan TNI dari pemerintah dan rakyat, tanpa melihat realisme yang berkembang, sedangkan permasalahan bangsa tidak bisa dilihat hanya pada satu sisi dan tidak dapat diatasi oleh hanya satu komponen bangsa.
Jenderal Moeldoko mengatakan, tugas mengatasi aksi terorisme; mengamankan wilayah perbatasan; mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategis, membantu tugas pemerintahan di daerah; membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat, membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue), serta membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan, adalah tugas yang realismenya telah ditetapkan oleh undang-undang. (Tribun)
Dalam kaitan perkembangan neorealisme tersebut, diharapkan agar para siswa Sesko TNI memiliki pemikiran cerdas dalam mencerna perkembangan lingkungan, dan memiliki pemikiran strategis dalam menghadapi realisme perkembangan nasional, karena realisme yang terjadi adalah pelemahan terhadap kekuatan negara.
Adanya kekhawatiran penguatan militerisme dari satu atau dua elemen masyarakat terhadap banyaknya MoU TNI dengan Kementerian atau Lembaga, merupakan realisme adanya upaya pemikiran untuk mengkotak-kotakan dalam menangani permasalahan bangsa.
Menurut Panglima TNI kecurigaan elemen yang hanya melihat hitam putih dengan tendensius untuk memisahkan TNI dari pemerintah dan rakyat, tanpa melihat realisme yang berkembang, sedangkan permasalahan bangsa tidak bisa dilihat hanya pada satu sisi dan tidak dapat diatasi oleh hanya satu komponen bangsa.
Jenderal Moeldoko mengatakan, tugas mengatasi aksi terorisme; mengamankan wilayah perbatasan; mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategis, membantu tugas pemerintahan di daerah; membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat, membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue), serta membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan, adalah tugas yang realismenya telah ditetapkan oleh undang-undang. (Tribun)
Prajurit Korps Paskhas Siap dalam 13 Menit
Istimewa
anglima
TNI Jenderal Moeldoko melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Markas
Komando Korps Pasukan Khas (Mako Korps Paskhas) Lanud Sulaiman Bandung,
Jawa Barat, Senin (16/3/2015).
JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Moeldoko
melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Markas Komando Korps Pasukan
Khas (Mako Korps Paskhas) Lanud Sulaiman Bandung, Jawa Barat, Senin
(16/3/2015).
Dalam tempo kurang lebih 13 menit, para Prajurit Korps Paskhas sudah siap dan berkumpul di lapangan apel walaupun ada kegiatan masing-masing.
Kedatangan Panglima TNI disambut langsung oleh Kepala Staf (Kas) Korpaskhas Marsma TNI Seto Purnomo. Sebelum memberikan pengarahan kepada 395 prajurit Korpaskhas, Jenderal TNI Moeldoko beserta rombongan langsung mengecek pos haga, ruang hening, dan euang heritage (Museum) Korpaskhas.
Panglima TNI dalam pengarahannya mengatakan bahwa, kedatangannya ke Mako Korpaskhas tidak diundang karena untuk melihat dan mengecek secara langsung kesiapsiagaan prajurit Korps Paskhas.
"Prajurit Paskhas tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Prajurit Korpaskhas diperintahkan untuk memahami tugas pokok Tentara Nasional Indonesia yaitu menjaga kedaulatan, menjaga keutuhan wilayah NKRI, dan menjaga keselamatan bangsa masyarakat Indonesia," kata Jenderal TNI Moeldoko.
Panglima TNI menekankan bahwa, kedaulatan Indonesia tidak boleh terganggu dan diganggu oleh siapapun. Keutuhan wilayah NKRI sejengkal persada tidak boleh jatuh ke tangan siapapun dan keselamatan masyarakat Indonesia dapat dijaga dengan sebaik-baiknya.
Pikirkan tugas pokok prajurit dengan baik, jangan berpikir macam-macam, dari waktu ke waktu harus latihan dan latihan, tidak ada yang lain.
Jenderal TNI Moeldoko juga menginstruksikan kepada prajurit Korpaskhas untuk terus meningkatkan ketrampilan dengan cara belajar dan berlatih, agar betul-betul menjadi prajurit yang handal, prajurit yang profesional dengan memiliki kesiapsiagaan sangat tinggi.
"Prajurit tidak pernah tahu kapan akan digerakkan, tapi yang harus para prajurit ketahui adalah kesiapsiagaan yang dimiliki harus nomor satu, kalian tidak akan pernah tahu kapan digerakkan, tapi dengan kesiapsiagaan yang tinggi, menjadi prioritas nomor satu maka para prajurit Korps Paskhas setiap saat siap menghadapi tugas," kata Jenderal TNI Moeldoko.
Sebelum melakukan Sidak ke Mako Korps Paskhas, Panglima TNI telah membuka Pendidikan Reguler (Dikreg) XLII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI tahun 2015 di Aula Sesko TNI Jl. R.A.A. Martanegara No. 11 Bandung, Jawa Barat. Dilanjutkan meninjau Garnisun Tetap II/Bandung-Cimahi serta meresmikan Wisma Bela Negara Siliwangi yang berada di kawasan lapangan tembak Gunung Bohong, Cimahi, Jawa Barat.(Tribun)
Dalam tempo kurang lebih 13 menit, para Prajurit Korps Paskhas sudah siap dan berkumpul di lapangan apel walaupun ada kegiatan masing-masing.
Kedatangan Panglima TNI disambut langsung oleh Kepala Staf (Kas) Korpaskhas Marsma TNI Seto Purnomo. Sebelum memberikan pengarahan kepada 395 prajurit Korpaskhas, Jenderal TNI Moeldoko beserta rombongan langsung mengecek pos haga, ruang hening, dan euang heritage (Museum) Korpaskhas.
Panglima TNI dalam pengarahannya mengatakan bahwa, kedatangannya ke Mako Korpaskhas tidak diundang karena untuk melihat dan mengecek secara langsung kesiapsiagaan prajurit Korps Paskhas.
"Prajurit Paskhas tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Prajurit Korpaskhas diperintahkan untuk memahami tugas pokok Tentara Nasional Indonesia yaitu menjaga kedaulatan, menjaga keutuhan wilayah NKRI, dan menjaga keselamatan bangsa masyarakat Indonesia," kata Jenderal TNI Moeldoko.
Panglima TNI menekankan bahwa, kedaulatan Indonesia tidak boleh terganggu dan diganggu oleh siapapun. Keutuhan wilayah NKRI sejengkal persada tidak boleh jatuh ke tangan siapapun dan keselamatan masyarakat Indonesia dapat dijaga dengan sebaik-baiknya.
Pikirkan tugas pokok prajurit dengan baik, jangan berpikir macam-macam, dari waktu ke waktu harus latihan dan latihan, tidak ada yang lain.
Jenderal TNI Moeldoko juga menginstruksikan kepada prajurit Korpaskhas untuk terus meningkatkan ketrampilan dengan cara belajar dan berlatih, agar betul-betul menjadi prajurit yang handal, prajurit yang profesional dengan memiliki kesiapsiagaan sangat tinggi.
"Prajurit tidak pernah tahu kapan akan digerakkan, tapi yang harus para prajurit ketahui adalah kesiapsiagaan yang dimiliki harus nomor satu, kalian tidak akan pernah tahu kapan digerakkan, tapi dengan kesiapsiagaan yang tinggi, menjadi prioritas nomor satu maka para prajurit Korps Paskhas setiap saat siap menghadapi tugas," kata Jenderal TNI Moeldoko.
Sebelum melakukan Sidak ke Mako Korps Paskhas, Panglima TNI telah membuka Pendidikan Reguler (Dikreg) XLII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI tahun 2015 di Aula Sesko TNI Jl. R.A.A. Martanegara No. 11 Bandung, Jawa Barat. Dilanjutkan meninjau Garnisun Tetap II/Bandung-Cimahi serta meresmikan Wisma Bela Negara Siliwangi yang berada di kawasan lapangan tembak Gunung Bohong, Cimahi, Jawa Barat.(Tribun)
Tuesday, 17 March 2015
Tiga Sukhoi jaga perbatasan timur Indonesia
"Operasi pengamanan ruang udara oleh Sukoi Flanker ini sudah direncanakan sejak lama oleh pimpinan, baik di wilayah utara, selatan dan timur," kata Komandan Pangkalan Udara Jayapura Kolonel Pnb I Made Susila di Sentani, Senin.
Menurut I Made Susila, bentuk keberadaan angkatan udara diwujudkan melalui tiga pesawat Sukoi yang disiapkan di Hanggar Lanud Manuhua, Biak.
"Jika kawan-kawan dari Angkatan Darat dan pihak kepolisian mengamankan wilayah darat di perbatasan, maka Angkatan Udara ikut mengamankan kedaulatan RI melalui ruang udara dengan menghadirkan pesawat-pesawat tempur," ujarnya.
Dia menjelaskan meskipun saat ini operasi atau patroli pengamanan ruang udara ini belum rutin dilaksanakan, namun langkah ini akan rutin dilakukan pada masa mendatang, bergantian di Biak dan Merauke serta beberapa wilayah lainnya.
"Jadi untuk satu bulan ini diparkirkan di Biak untuk menjangkau daerah utara dan timur, maka bulan-bulan ke depannya di Merauke guna mengantisipasi di daerah selatan," katanya lagi.
Dia menambahkan saat ini yang berpatroli di ruang udara hanya dua Sukhoi, sedangkan di wilayah Jayapura tidak mendarata karena harus mengetahui keadaan dan kondisi wilayah sekitarnya.
"Tadi hanya dua pesawat yang berpatroli di udara, mereka tidak landing hanya berputar-putar untuk patroli saja," ujarnya lagi.