Pages

Saturday, 25 May 2013

MARINIR INDONESIA DAN AMERIKA LAKSANAKAN LATIHAN PERANG KOTA

Kormabar

 
      Jakarta, 25 Mei 2013. -- Prajurit Marinir TNI Angkatan Laut melaksanakan latihan perang kota bersama Marinir Amerika atau United States Marine Corps (USMC) di daerah Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Antralina, Jawa Barat,  Kamis (23/5).

     Latihan perang kota merupakan salah satu materi latihan Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2013, melibatkan Satuan Setingkat Peleton (SST) yang dilaksanakan Marinir Indonesia dan Amerika.

     SST Marinir TNI Angkatan Laut gabungan dari Batalyon Infantri (Yonif) jajaran Brigif-2 Marinir yang berjumlah 27 personel di bawah pimpinan Letnan Dua Marinir Galih. H melaksanakan latihan taktik perang kota seperti pemantapan latihan tanda-tanda visual dalam patroli, teknik melintasi bangunan serta tehnik penyerangan pemukiman dan kota.

     Disamping itu, latihan perang kota kali ini juga untuk melihat sejauh mana taktik maupun teknik yang digunakan antara Marinir kedua negara apabila terjadi gesekan dari pihak yang tidak bertanggung jawab dan bagaimana cara penyelesaiannya.

LATIHAN CENTRIXS SATGAS LATMA CARAT 2013

Kormabar


 

     Jakarta, 24 Mei 2013, -- Prajurit  TNI Angkatan Laut dan US Navy melaksanakan pelatihan tentang Alat Komunikasi Elektronika Combined Enterprise Regional Information Exchange System (Centrixs exercise)  yang akan digunakan untuk mendukung Satuan Tugas (Satgas) Latihan Bersama (Latma) Cooperation Afloat Readiness and Training (Carat) 2013 pada kegiatan manuvra di laut (sea Phase) di Ruang Rapat, Markas Komando (Mako) Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta, Jalan Gunung Sahari, Jakarta, Jumat (24/5).

     Kegiatan Centrixs exercise merupakan kerjasama antara TNI Angkatan Laut dengan US Navy dalam bidang pengenalan alat komunikasi yang berbasis website dengan Combined Enterprise Regional Information Exchange System.

      Dalam Centrixs Exercise yang diikuti lima personel komunikasi elektronika dari US Navy dan enam personel  TNI Angkatan Laut  tersebut, dilatihkan  bagaimana cara mengirimkan informasi atau berita dari suatu pangkalan ke kapal yang berlayar dan antar kapal serta  bagaimana dengan mudah mengetahui keberadaan posisi kapal kawan maupun lawan melalui  sistem jaringan yang digunakan di kapal perang. 
      

SATGAS LATMA CARAT LATIHAN SEA PHASE DI LAUT JAWA, SELAT SUNDA DAN SAMUDERA HINDIA

 

     Jakarta, 24 Mei 2013, -- Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan Bersama (Latma) Cooperation Afload Readiness And Training (Carat) 2013 antara TNI Angkatan Laut dan US Navy Kolonel Laut (P) Edi Sucipto yang sehari-harinya menjabat sebagai Asisten Operasi (Asops) Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta,  memimpin latihan manuvra di laut (sea Phase) dengan dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (24/5).

    Dansatgas Latma Carat 2013 yang on board di kapal markas KRI Sultan Iskandar Muda-367 mengatakan, latihan sea Phase yang akan berlangsung hingga tanggal 26 Mei 2013 mendatang, selain melibatkan unsur laut juga melibatkan unsur udara dari TNI Angkatan Laut dan US Navy.

    Latihan bersama tahap laut (Sea Phase) akan dilaksanakan di perairan Laut Jawa, Selat Sunda dan Samudera Hindia dengan melibatkan antara lain unsur kekuatan TNI Angkatan Laut  yaitu KRI Sultan Iskandar Muda-367 dan KRI Oswald Siahaan-354, sedangkan unsur kekuatan Amerika Serikat melibatkan USS Tortuga LSD-46 dan USS Charles Momsen DDG-932.

     Pada  latihan sea Phase tersebut  akan  melaksanakan serial latihan  yang meliputi VBSS-MIO, Formation Steam, ASWEX/EMATT (Expendable Mobile ASW training Target, DCEX (Dammage Control Exercise) / Drill, FLASHEX (Flashing Exercise), PUBEX (Publication Exercise) dan NSIC (Night Steaming In Columm), GUNEX (Gunery Exercise) dengan menggunakan target HSMST (Hight Speed Manouver Surface Target), MISSILEX (Missile Exercise) dengan menggunakan target BQM-74, SAREX (Search and Rescue Exercise), DLQs (Deck Landing Qualifiqations)/Cross Deck Landing, DIVTAC (Tactical Formation in Divsion), PHOTEX (Photo Exercise).
  

PM Inggris Tegaskan Dukung Keutuhan NKRI


PERDANA Menteri Inggris, David Cameron menekankan komitmen pemerintahannya yang mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini disampaikan Cameron saat melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat (24/5) kemarin.

Pernyataan Cameron ini merespon pembentukan kantor perwakilan Papua Merdeka di Oxford, Inggris beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Dubes Inggris untuk Indonesia juga telah menegaskan bahwa pembentukan kantor perwakilan kelompok separatis itu tidak didukung oleh Pemerintah Inggris. "Betul PM UK menyinggung masalah Papua, terkait kantor mereka di Oxford. Dan menekankan kembali posisi pemerintah yang tetap mengakui NKRI secara utuh, dari Sabang dan Merauke," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah saat dihubungi Jurnal Nasional, Sabtu (25/5).

Faizasyah menjelaskan, komunikasi telepon antara SBY dan Cameron fokus membahas rencana pertemuan ke-5 Panel Tingkat Tinggi PBB mengenai Agenda Pembangunan Pasca 2015 (UN High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda). Pertemuan terakhir tersebut akan digelar di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat pada tanggal 29-30 Mei 2013. Pertemuan final yang membahas laporan akhir panel ini akan dipimpin langsung oleh Presiden SBY.

Seperti diketahui, SBY menjabat sebagai ketua bersama (co-chairs) forum HLP bersama PM Cameron dan Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf. "Pokok atau fokus pembicaraan telepon kemarin adalah pertemuan HLP di New York, utamanya terkait laporan akhir panel," ujar Faizasyah.

Jurnas.com

Perkuat Pertahanan, TNI akan Pesan Alutsista Baru


Pesawat Tempur.lustrasi Foto: Ist Pesawat Tempur.lustrasi Foto: Ist
SURABAYA- Tentara Nasional Indonesia memesan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) baru yang rencananya diperkenalkan ke publik bersamaan dengan Hari Ulang Tahun ke-69 TNI pada 5 Oktober 2014.

"Kami jadwalkan pada awal tahun depan sudah ada dan ditampilkan pada HUT TNI di Mako Armatim Surabaya," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono kepada wartawan setelah menutup Latgab TNI 2013 di Dermaga Madura, Ujung, Komplek Mako Armatim, Surabaya, Jumat.

Sejumlah alutsista atau alat-alat perang baru yang akan dimiliki antara lain Pesawat F-16, Tank Battle Mac, Pesawat dan Kapal "Landing Ship Tank" (LST) dari PT. PAL, serta Kapal Fregat (Inggris).

"Selain menambah pesawat tempur, kami juga akan menambah pesawat jenis Hercules, sehingga penerjun bisa menggunakan 14 pesawat sekaligus, dari biasanya yang hanya 10 pesawat," kata dia.

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) tersebut juga mengungkapkan pihaknya akan terlebih dahulu melakukan uji coba terhadap peralatan baru sebelum digunakan. Selain itu juga akan dilakukan evaluasi menyeluruh.

Agus Suhartono mengatakan penambahan peralatan perang baru ini disesuaikan dengan kekuatan pokok minimal dan akan terus dikembangkan.

Sementara itu, sejumlah alutsista yang saat ini dimiliki digunakan dalam Latihan Gabungan TNI 2013, diantaranya 14 unit Tank Scorpio, lima unit Tank Stormer Apc, dan dua unit Tank Stormer Co.

Selain itu, 13 unit Tank Amx, 21 pucuk meriam, 12 Hely Mi 17, 12 Hely Bel, dan tiga Bolco, 36 KRI, tiga Cassa, lima Pesawat SU 27/30, lima Pesawat Hawk SPO, lima unit F-16, dan sebagainya.

Dalam Latgab tersebut, kata Panglima TNI, secara keseluruhan berlangsung sesuai rencana, tidak ada prajurit terluka, maupun material tempur yang rusak atau hilang.

Latgab besar-besaran bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI dalam melaksanakan operasi militer gabungan, serta meningkatkan serta menguji kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan mekanisme operasi gabungan secara tepat guna dan berhasil.

"Latgab juga sebagai bentuk menghadapi segala kemungkinan kontinjensi yang diperkirakan akan terjadi serta bentuk pertanggungjawaban TNI terhadap rakyat dan bangsa Indonesia," kata Agus Suhartono.

Investor

Polisi Indonesia bantah pembunuhan massal di Papua


Sebuah wawancara ABC dengan Jonah Wenda, Juru Bicara sayap militer Organisasi Papua Merdeka menyebut unit anti terorisme Kepolisian dan Militer Indonesia  telah melakukan pembunuhan massal yang mengakibatkan 11 tewas dan 20 lainnya menghilang.
Juru Bicara Kepolisian Daerah Papua, I Gede Sumerta  melalui hubungan telefon kepada Radio Australia, Jumat(24/5) menegaskan hal tersebut merupakan kabar bohong.
Dia juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada operasi gabungan militer sepanjang bulan April lalu dimana dikatakan peristiwa pembunuhan terjadi.
“Itu omong kosong. Kalau itu terjadi pasti akan heboh seantero jagat,”katanya.
Dia menyebutkan nama nama korban dan gambar yang dikirimkan oleh Jonah Wenda bisa jadi merupakan korban dari perang antar suku.
“Jangan jangan diperoleh dari korban perang suku. Bisa saja karena kalau di Pegunungan Tengah itu kan banyak terjadi perang suku,” jelasnya.
ABC menerima sejumlah gambar mengerikan yang dikirimkan lewat email, seperti halnya wawancara dengan Jonah juga dilakukan melalui email karena gagal dengan sambungan telefon.
Jonah Wenda dalam pertukaran teks sempat menulis soal kondisi para korban.
"TNI dan polisi melakukan ini. Mereka ditangkap dari tempat yang berbeda seperti sekolah, taman, di jalan dan bahkan diambil dari rumah mereka dan membunuh mereka dan melemparkan mereka di semak-semak, pinggir jalan dan melalui di sungai."
Dari laporan ini tak satu pun dari klaim soal korban dapat diverifikasi, kendati  mereka sangat mirip di alam untuk tuduhan pelanggaran HAM oleh pasukan keamanan Indonesia.

Radio Australia

167 Prajurit TNI Terima Penghargaan Medali PBB di Haiti

banon-sub
HAITI Sebanyak 167 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII-B/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti) menerima penghargaan Medali PBB atas jasa dan pengabdiannya dalam misi perdamaian PBB di Haiti.
Pemberian Medali PBB ini merupakan suatu bentuk pengakuan atas kontribusi yang luar biasa dari 167 tentara penjaga perdamaian PBB dari Indonesia serta sebagai wujud rasa terima kasih dari PBB untuk pengabdian yang telah diberikan bagi kepentingan perdamaian, stabilitas, dan rekonstruksi di Haiti.
Penyematan Medali PBB / Medal Parade kepada 167 Prajurit TNI Konga XXXII-B/MINUSTAH dilakukan dalam suatu upacara parade yang dilangsungkan di Lapangan Parade Bumi Garuda Camp, Gonaives-Haiti, Jum’at (24/5/2013). Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Deputy of Special Representative Secretary General (SRSG) MINUSTAH Mr. Carl Alexandre.
Dalam upacara ini, untuk pertama kalinya diselenggarakan bersama-sama dengan pelaksanaan Medal Parade Kontingen Argentina yang terdiri atas Argentina Battalion, Argentina Aviation dan Argentina Hospital.
banon-tengah
Deputy SRSG Mr. Carl Alexandre dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada setiap prajurit atas kontribusi yang konsisten terhadap pelaksanaan mandat misi PBB di Haiti, serta penghargaan atas loyalitas yang diberikan kepada perdamaian terlepas dari kesulitan yang dihadapi saat ini. Disamping itu juga usaha, kerja keras dan pengorbanan yang diberikan selama ini tidak akan sia-sia.
“Dalam kehidupan dunia yang semakin mengglobal dan terhubung satu sama lain, kita harus mengakui bahwa tidak ada perdamaian dan keamanan bagi siapapun apabila tidak ada perdamaian dan keamanan bagi semua. Kehadiran Anda disini hari ini menggambarkan komitmen Anda terhadap tujuan ini”, kata Mr. Carl Alexandre dihadapan 500 personil yang hadir.
Kegiatan upacara Medal Parade diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain : penampilan kesenian khas Indonesia yaitu Reog Ponorogo yang dibawakan oleh 18 personil Satgas Kizi TNI serta Tarian Tango yang dibawakan oleh dua personil dari Argentina Battalion.
Sementara itu, Komandan Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/MINUSTAH Letkol Czi Arief Novianto mengatakan, selain mengemban tugas sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB, Satgas Kizi TNI juga mengemban misi sebagai duta bangsa untuk mempromosikan budaya dan kesenian asli Indonesia di dunia Internasional. “Pemberian penghargaan dari PBB merupakan wujud nyata pengakuan PBB atas hasil usaha dan kerja keras yang diberikan bagi misi perdamaian di Haiti”, ujarnya.
:
Perwira Penerangan Konga XXXII-B/MINUSTAH
Kapten Czi Ali Akbar

Poskota

PT DI Jualan Pesawat 'Made in Bandung' ke 6 Negara


http://images.detik.com/content/2013/05/24/1036/155611_cnad.jpeg
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) menawarkan pesawat produksinya ke 6 negara Asia Tenggara. Bertema ASEAN Road Show, Dirgantara Indonesia menawarkan pesawat tipe CN295, CN235 dan N212i dari tanggal 22-31 Mei 2013.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Komersial dan Restrukturisasi Dirgantara Indonesia, Budiman Saleh kepada detikFinance, Jumat (24/5/2013).

"Menawarkan produk industri pertahanan. Dalam hal ini produk dari PTDI, khususnya CN295 sebagai produk kerjasama terbaru dari PTDI dan Aibus Military. Tentunya juga mengangkat produk lainnya yakni 212 dan 235," kata Budiman.

Negara yang pertama dikunjungi adalah Filipina. Selain itu, Dirgantara Indonesia menawarkan produknya ke Brunei Darusalam, Vietnam, Myanmar, Thailand dan Malaysia.

"Target kita adalah menajamkan penetrasi yang sudah mulai meruncing di negara-negara Asean, seperti Filipina, Malaysia dan lain-lain," tambahnya.

Untuk acara ASEAN Roadshow kali ini, Dirgantara indonesia menggadeng Kementerian Pertahanan. "Iya kan Kemhan sebagai KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) dan PTDI sebagai binaan," tegasnya.

 detikFinance

Patroli Bea Cukai Diserang Kapal Penyelundup Narkoba

Baku tembak terjadi di perairan internasional depan Changi, Singapura

Lukman, ABK Wahyu 5, kapal penyelundup yang menyerang patroli Bea Cukai terkena tembak di bagian leher.
Lukman, ABK Wahyu 5, kapal penyelundup yang menyerang patroli Bea Cukai terkena tembak di bagian leher. 
Kapal Patroli 9002 Bea dan Cukai Kanwil Karimun yang sedang melakukan patroli rutin di wilayah perairan Kepri tiba-tiba diserang dua speed boat di Perairan Internasional atau tepatnya di depan Changi, Singapura, Jumat dini hari, 24 Mei 2013, sekitar pukul 1.00 WIB.

Dua speed boat yang masing-masingnya beranggotakan 20 orang bersenjatakan parang dan meriam pelontar mencoba menyerang kapal patroli BC 9002, bahkan sempat mendekat dan mencoba memanjat kapal patroli BC.

"Serangan meriam pelontar dari 2 speed boat lebih kurang 20 menit," kata Direktur Penindakan dan Pengawasan (P2) Bea dan Cukai, Muhammad Sigit dalam konfrensi pers di Kantor BC Batam.

Mendapatkan serangan itu, kapal patroli BC mengeluarkan tembakan balasan terhadap dua speed boat dimana sebelumnya sempat memberikan peringatan sesuai SOP, sehingga dua speed boat berhasil dipukul mundur dengan balasan tembakan dan diketahui lari ke Perairan Tanjung Sengkuang, Batam.

Selang empat jam kemudian, kapal patroli BC 9002 mendapatkan informasi bahwa ada kapal KM Wahyu 5 mencoba melakukan penyeludupan sembako, narkoba, psikotropika dan prekusor dari Pasir Gudang, Johor Bahru, Malaysia.

Mendapatkan informasi itu, kapal patroli BC 9002 berhasil menghadang kapal KM Wahyu yang saat itu dikawal 2 speed boat yang sebelumnya sempat melakukan penyerangan terhadap kapal patroli BC 9002.

"Kapal KM Wahyu 5 Sarat muatan, didalamnya ada sekitar 30 orang bersenjata lengkap parang dan meriam pelontar," terang Sigit.

Selain itu, lanjut dia, di dua speed boat yang melakukan pengawalan terdapat sekitar tujuh orang juga bersenjata parang dan meriam pelontar dan menyerang kapal patroli BC dengan meriam pelontar api.

"Serangan meriam pelontar api ini bila mengenai kapal bisa membuat kapal meledak," kata Sigit dan itu bisa dilihat langsung dari rekaman video yang diputarkan pihak BC dalam konfrensi pers terhadap wartawan.

Menurut Sigit, pihaknya sempat memberikan peringatan kepada KM Wahyu 5, baik melalui isyarat ke melalui chanel radio marine ch-16, klakson, lampu dan pistol signal namun tak diindahkan pihak penyeludup.

"Serangan yang diberikan pihak penyeludup berlangsung selama 20 menit tanpa di balas kapal patroli 9002," lanjut dia.

Selanjutnya, setelah melakukan peringatan sesuai SOP, kapal patroli BC 9002 membalas dengan tembakan ke arah lambung kapal KM Wahyu 5 yang saat itu menuju perairan Tanjung Sengkuang, Batam.

Namun mengingat TKP tersisa tinggal setengah mil dari perairan Tanjung Sengkuang kapal patroli BC 9002 memutuskan untuk menghentikan pengejaran dan kembali ke pangkalan BC.

"Penembakan yang dilakukan kapal patroli BC 9002 ke lambung kapal target adalah tindakan untuk melindungi keselamatan sarana patroli dan petugas karena ada penyerangan yang membahayakan dari kapal penyeludup," tegas Sigit.

Sementara itu, pantauan di lapangan, dua ABK kapal KM Wahyu 5 yang mengalami luka tembak dari serangan balasan patroli BC 9002 kini sedang menjalani perawatan intensif di RS Harapan Bunda, Batam.

Lukman (47), ABK Kapal KM Wahyu 5  mengalami luka tembak pada bagian tenggorokan kanan dan tembus hingga punggung kanan dan kini dirawat di ruang Mawar 4. Sementara, Riko (35), salah seorang ABK lain mengalami luka tembak pada tangan kanan kini sudah kembali ke rumah dan mendapatkan rawat jalan.
 

Panser Canon Tarantula TNI AD



Panser Canon Tarantula

Doosan DST Korea Selatan akhirnya menyelesaikan produksi Panser Tarantula berbobot 18 ton yang dilengkapi canon 90 mm serta senjata mesin 7,62mm/ 12,7mm. Panser Tarantula (Korsel: Black Fox) merupakan kendaraan tempur beroda 6 yang dioperasikan tiga orang (sopir, kkomandan, petembak) yang melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam serta 8 km/jam di dalam air.
Menurut Doosan DST, Panser Tarantula telah disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia, sehingga dibuat lebih ringan dan memiliki kemampuan amphibi. Dengan senjata meriam 90mm dan senapan mesin, Tarantula didisain untuk bisa menyerang lawan yang memiliki kemampuan penuh ataupun bertempur dengan tank musuh. Panser ini juga memiliki kemampuan operasi gerilya: search and destroy.
Chasis Black Fox dengan turret CSE90 Belgia
Chasis Black Fox dengan turret CSE90 Belgia
tarantula2
Blackfox / Tarantula versi APC
Blackfox / Tarantula versi APC

Tahun 2009, TNI AD memesan Panser Canon Tarantula ke Doosan DST Korea Selatan. Panser 6×6 ini memasuki tes operasional, uji menembak dan uji manuver lapangan sejak November 2011. Setelah lulus inspeksi, panser mulai diproduksi Korea Selatan pada awal tahun 2012. Tanggal 5 Mei 2013, Doosan DST mengumumkan telah menyelesaikan produksinya untuk dikirim ke Indonesia.
Tanpa menyebutkan jumlahnya, pihak Cmenyatakan segera mengirim sejumlah Panser Tarantula ke Angkatan Darat Indonesia. Dalam pembuatan panser ini Doosan DST bertanggung jawab membangun panser dan pemasangan turret meriam. PT Pindad juga akan melakukan perakitan semi-knocked-down (SKD) di Indonesia. Menurut catatan SIPRI 2012, Indonesia memesan 22 Black Fox/ Tarantula ke Korea Selatan dan 11 diantaranya akan dirakit di Indonesia.
Masih menurut SIPRI 2012, turret dari Panser Tarantula adalah CSE 90 mm buatan CMI Defence Belgia. Turret ini mengusung meriam Cockerill MkIII 90 mm, senjata mesin 7,62mm / 12,7mm serta pelontar granat. Meriam utama dikendalikan secara elektronik dan mampu menembak sasaran di malam hari. CSE90 mm dilengkapi penjejak laser jarak jauh untuk menembakkan amunisi APFSDS-T, serta berbagai jenis amunisi lainnya.
Defence-Cockerill-CSE-90LP-01
Dengan munculnya informasi dari Doosan DST Korea Selatan ini, menunjukkan road map kendaraan tempur TNI semakin jelas. Setelah Panser Anoa, akan muncul Panser Canon Tarantula lalu disusul Tank Kerjasama FNSS Turki dan PT Pindad.
Indonesia merupakan pengguna pertama Panser Canon Tarantula Korea Selatan, sehingga belum diketahui sejauh apa ketangguhan dari Panser ini. Diharapkan Indonesia bisa mengembangkan disain dan kualitas panser ini, karena TNI AD hanya memesan 22 Panser Tarantula.

JKGR

Bersama Presiden Korsel, Chairul Tanjung Bahas Industri Pertahanan


http://images.detik.com/content/2013/05/24/4/192513_ctkorsel.jpg
Seoul - Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung membahas banyak hal dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun Hye, saat kunjungannya ke Blue House, Istana Presiden Korsel hari ini Jumat (24/5/2013). Kedua pihak membahas masalah kerjasama ekonomi secara umum hingga kerjasama industri pertahanan dan baja kedua negara.

Chairul mengatakan KEN melakukan pembicaraan soal peningkatan hubungan industri baja, industri pertahanan, infrastruktur antara Indonesia dan Korsel. Selama ini Korsel adalah negara yang sangat maju di bidang infrastruktur sehingga diharapkan ada kerjasama di sektor tersebut.

"Kita tahu Korea telah berhasil membuat pesawat tempur, kapal selam, tank, untuk perang. Kita berharap bahwa kita tak hanya bisa sebagai pembeli dari produk-produk pertahanan dari Korea, tapi kita dapat memproduksinya bersama antara Indonesia-Korea agar bisa lebih bermanfaat untuk kedua negara," kata Chairul Tanjung saat ditemui di Grand Hyatt, Seoul, Korea Selatan, Jumat (24/5/2013).

Menurut Chairul, dalam pertemuan tersebut Presiden Park sangat mengapresiasi posisi Indonesia, Korea menganggap Indonesia sebagai mitra utama bagi negaranya. "Ini tentu suatu hal yang baik karena ini menandakan kesinambungan daripada kerjasama yang telah dilakukan dengan baik oleh presiden sebelumnya," ucap Chairul.

Ia juga menyampaikan tentang besarnya potensi ekonomi Indonesia dengan penduduk 250 juta orang. Di depan Presiden Park, Chairul mengatakan Indonesia memiliki jumlah penduduk kelas menengah hingga 50 juta orang.

Bahkan berdasarkan prediksi lembaga survei McKinsey pada tahun 2020, kelas menengah di Indonesia akan bertambah menjadi 90 juta orang dan pada tahun 2030 bisa berkembang menjadi 170 juta orang.

"Ini merupakan pasar yang besar dan Korea sebagai salah satu partner yang penting bagi Indonesia tentu dapat mengambil manfaat yang cukup besar, terkait dengan partnership atau kerjasama antara Indonesia dan Korea," katanya.
Dalam pertemuan itu Chairul Tanjung diantar oleh Duta besar dan berkuasa Penuh untuk Korea Selatan, John Prasetyo, didampingi Raden Pardede selaku Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional, Aviliani Sekretaris Komite Ekonomi Nasional dan Peter Gontha anggota Komite Ekonomi Nasional.

Detik

Mencetak Perwira Berkualitas

Foto
Peristiwa itu terjadi pada 3 Juli 2003. Kala itu lima pesawat tempur F 18 Hornet Amerika secara sembarangan bermanuver di angkasa Indonesia dan mengganggu jalur penerbangan sipil. Sontak dikirimlah 2 pesawat F 16 TNI Angkatan Udara untuk mencegat dan melakukan identifikasi. Bukannya bersikap ramah, pesawat Paman Sam malah mengunci F 16 TNI AU dengan rudal. Terjadilah dog fight udara. Guna melepaskan diri dari kuncian rudal F 18 Amerika, awak F 16 TNI AU melakukan beberapa manuver. Antara lain hard break (berbelok sampai 90 derajat) dan gerakan zig-zag. Beberapa saat duel berlangsung, salah satu Pilot TNI AU berhasil membuka komunikasi. Mereka menjelaskan bahwa pesawat Amerika telah melanggar wilayah Indonesia. Berdasarkan hukum internasio-nal, jika pesawat asing memasuki suatu negara harus ijin kepada pemerintah setempat. Setelah mendengar penjelasan itu, pesawat Amerika lantas kembali ke pangkalannya di Kapal Induk Carl Vinson.
Peristiwa tersebut bisa diambil sebuah kesimpulan: ternyata pilot-pilot TNI AU mampu meladeni penerbang Amerika. Baik dalam kemampuan bertempur maupun kepiawaian berdiplomasi. Tentu hal ini tak lepas dari kualitas pendidikan mereka. Sampai saat ini semua penerbang tempur TNI AU merupakan alumni Akademi Angkatan Udara. Di sinilah calon-calon perwira TNI Angkatan Udara dilahirkan.
Sebenarnya tidak semua lulusan Akademi Angkatan Udara menjadi pilot. Awalnya, setelah lulus AAU dan berpangkat letnan dua semua diseleksi jadi pe-nerbang. Syaratnya harus lulus dengan Indeks Prestasi Komulatif minimal 2,75. Setelah itu ada tes jasmani dan psikologi. Jika di-
nyatakan lolos, perwira muda ini masuk Sekolah Penerbang (Sekbang). Setelah lulus Sekbang, barulah mereka bertugas di Korps Penerbang.
Memang yang lolos jadi pe-nerbang tidak banyak. Karena disesuaikan dengan kebutuhan. Jumlahnya sekitar 30 orang tiap tahun. Sedangkan AAU tiap tahun menghasilkan 109 lulusan. “Sedangkan yang tidak lolos seleksi penerbang akan ditugaskan di korps lain. Yaitu Navigasi, Pasukan Khas (Paskhas), Teknik, POM, Intel, Elektronika dan Khusus,” kata Gubernur Akademi Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI Tabri Santoso.
Sejarah Akademi Angkatan Udara dimulai sejak didirikannya Lembaga Pendidikan Pertama Perwira TNI AU di Maguwo Yogyakarta pada Desember 1945. Ketika itu Komodor Udara Suryadi Suryadarma merencanakan tugas pembentukkan personel Angkatan Udara. Tugas ini kemudian diserahkan kepada Agustinus Adisutjipto. Inilah Lembaga Pendidikan Angkatan Udara pertama yang merupakan embrio Akademi Angkatan Udara dengan menggunakan pesawat latih jenis cureng buatan tahun 1933.
Sistem Pendidikan di Akademi Angkatan Udara menganut sistem Tri Tunggal Terpadu yang meliputi kegiatan pengajaran, jasmani militer, latihan serta pengasuhan secara terpadu. Jadi kurikulum pendidikannya memadukan kultur militer dan paradigma perguruan tinggi yang ilmiah.
Kegiatan pengajaran dan latihan diupayakan dalam bentuk kuliah atau praktikum dengan menerapkan sistem kredit semester (SKS). Beban studi bagi Karbol dan Perwira Siswa sebanyak 120 SKS untuk setiap jurusan.
Dalam kegiatan jasmani kemiliteran (jasmil) dan latihan diupayakan dalam bentuk aplikasi di lapangan. Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan, memelihara dan mananamkan kesadaran melatih jasmani, menanamkan kedisiplinan dan tata tertib. Karena inilah dasar dalam mengatur sikap lahir dan batin guna mencapai jasmani yang serasi dalam mendukung tugas sebagai Tentara Nasional Indonesia khususnya TNI Angkatan Udara.
Sedangkan pola pengasuhan Karbol di Akademi Angkatan Udara adalah «Tri Tunggal Pusat». Artinya sistem pengasuhan me-ngacu pada tiga sumber pengaruh sentral yang berlangsung secara simultan dan saling memengaruhi dalam proses pertumbuhan individu, yaitu kesatrian, keluarga dan masyarakat. Kegiatan pe-ngasuhan bertujuan membentuk, menumbuhkankembangkan dan memantapkan kepribadian karbol.

 Majalah-lifetyle

Tanpa "National Power" Sulit Wujudkan Kepentingan Nasional

Secara ekstrim dapat dikatakan, tanpa national power adalah hampir mustahil bagi sebuah negara dapat mewujudkan kepentingan nasionalnya.

Tanpa "National Power" Sulit Wujudkan Kepentingan Nasional
Panglima TNI Tutup Latgab TNI 2013 di Surabaya.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, mencermati paradigma militeristik, keamanan negara pada dasarnya dipandang sebagai keadaan di mana rakyat Indonesia secara penuh harus dilindungi pada setiap aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan pemanfaatan sumber daya nasional dalam rangka menciptakan kesejahteraan bangsa. 
"Usaha pertahanan negara harus pula diarahkan untuk menciptakan situasi aman dan kondusif bagi keberlangsungan pembangunan nasional itu sendiri," ujar Panglima TNI ketika menutup Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Divisi tahun 2013 dengan upacara militer, di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Jawa Timur, Jum’at (24/5/2013).

Menurut Panglima TNI, persoalan pertahanan keamanan bukanlah konsep yang mutually exclusive, yang dapat dipisahkan secara hitam-putih.
Namun merupakan kesatuan usaha dari segenap komponen bangsa untuk membangun kekuatan TNI, kekuatan pertahanan, dan ketahanan nasional, dihadapkan kepada tantangan dan ancaman yang bergulir seiring perkembangan lingkungan strategis.
Kebutuhan paling hakiki dari sebuah negara adalah eksistensi, yang harus diperjuangkan dan dipertahankan sehingga menjadi pijakan bagi suatu bangsa dalam memperjuangkan kepentingan nasionalnya.
"Pada konteks kepentingan mempertahankan eksistensi itulah, maka Latihan Gabungan TNI tahun 2013 telah dilaksanakan selama lebih kurang 40 hari," terangnya.
Gelar kekuatan dan kemampuan TNI yang telah kita latihkan ini merupakan salah satu national power, yang ditujukan guna menjamin keberlangsungan hidup bangsa Indonesia di tengah persaingan global yang ketat dan kompetitif.
Secara ekstrim dapat dikatakan, tanpa national power adalah hampir mustahil bagi sebuah negara dapat mewujudkan kepentingan nasionalnya.
Terlebih, dalam konteks hubungan internasional, national power menjadi suatu hal yang kemudian sifatnya sangat esensial, karena national power tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan nasional.
"Selamanya akan menjadi modal pokok bagi negara agar dapat menjadi pemeran utama di dalam hubungan internasional, khususnya dalam penerapan soft power diplomacy," imbuhnya.

Empat Pesawat Latih Grob Siap Dikirim ke Indonesia


Grob G 120TP nomor empat


Empat unit pesawat latih Grob G 120TP buatan pabrik Grob, Jerman telah siap dikirim ke Indonesia. Keempat pesawat yang telah diberi warna dan registrasi TNI AU tersebut, diluncurkan (Rolled Out) di pabrik pesawat Grob di Tussenhausen,Mattsies, Jerman, Rabu (22/5/2013), pukul 10.00 waktu setempat.

Upacara Roll Out pesawat Grob G 120TP dilaksanakan oleh CEO Grob, André Hiebeler dan disaksikan oleh rombongan delegasi Indonesia dipimpin Kabaranahan Kementerian Pertahanan RI Laksda TNI Rachmad Ir. Rachmad Lubis. Duta Besar RI untuk Republik Federasi Jerman Dr. Eddy Pratomo dan Atase Pertahanan RI Kolonel Pnb Syamsul Rizal turut menghadiri seremonial ini. Sementara dari pihak TNI AU sebagai pengguna pesawat ini diwakili oleh Asops KSAU Marsda TNI Bagus Puruhito, Aslog KSAU Marsda TNI Ida Bagus Anom Manuaba, Dankodikau Marsda TNI M. Nurullah, serta Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Agus Munandar.




Roll out grob tampak CEO Grob dan Kabaranahan Kemhan disaksikan Dubes RI untuk Jerman


Keempat pesawat Latih Dasar (LD) dengan registrasi LD-1201, LD-1202, LD-1203, dan LD-04 tersebut selanjutnya akan dikirim ke Indonesia menggunakan kapal laut dan akan tiba di Indoensia sekitar pertengahan atau akhir Juli 2013. Pesawat Grob G 120TP dibeli Pemerintah Indonesia untuk digunakan TNI AU sebagai pengganti pesawat Latih Mula (LM) AS-202 Bravo dan pesawat Latih Dasar (LD) T-34C yang telah digunakan selama lebih 30 tahun. Indonesia membeli 18 unit pesawat ini sekaligus menjadikannya sebagai launch customer. Ke-18 pesawat dijadwalkan pengirimannya akan selesai tahun depan.



Wartawan Maj. Angkasa Roni Sontani terbang dengan Grob 120TP bersama Chief Test Pilot Capt Ulrich Schell

Angkasa yang turut dalam rombongan sempat diberi kesempatan untuk terbang sekitar 15 menit dan mencicipi beberapa manuver menggunakan pesawat serupa milik Grob bersama Chief Test Pilot Ulrich Schell

Angkasa

Panglima TNI Tutup Latihan Gabungan 2013

Panglima TNI menginspeksi barisan
 
Surabaya - Latihan gabungan (latgab) TNI 2013 resmi ditutup secara militer. Latgab selama 40 hari itu berjalan sesuai meski ada beberapa rangkaian latihan yang harus ditingkatkan.

"Sebelum ditutup diadakan kaji ulang atau evaluasi. Dari semuanya itu tujuan dari latgab bisa dicapai. Semua aspek yang dipenuhi ada beberapa hal yang ditingkatkan," kata Laksamana Agus Suhartono kepada wartawan usai upacara militer penutupan Latgab di Dermaga Ujung Koarmatim, Jumat (24/5/2013).

Panglima TNI ini memberikan contoh, rangkaian latihan yang perlu ditingkatkan diantaranya, adanya kendala prajurit saat melakukan terjun payung saat malam hari. Kata Agus, para prajurit mengeluh tidak dapat melihat sesama prajurit karena terlalu gelap.

"Kalau kita beri lampu pasti akan terang dan terlihat sehingga menjadi sasaran empuk. Kedepan akan kita ciptakan dan memodifikasi sebuah alat sehingga prajurit yang melakukan terjun malam hari bisa melihat kawan tanpa terlihat musuh," ungkapnya.

Mantan KSAL ini menambahkan, latgab yang diikuti 16.745 prajurit TNI tiga unsur ini dinilai sangat penting karena merupakan national power yang dibutuhkan Indonesia.

"National Power sangat penting untuk melangsungkan pembangunan Indonesia dalam menyongsong era globalisasi. Dan latgab sendiri sangat berperan penting selain untuk makin meningkatkan keahlian prajurit untuk menjaga kesatuan NKRI," tandas Agus.

Dalam penutupan latgab yang dilakukan secara militer, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono melepas tanda pita secara simbolis kepada perwakilan prajurit peserta latgab TNI 2013. Dalam upacara ini seluruh prajurit peserta latgab hadir termasuk beberapa peralatan tempur yang digunakan.

Detik

Friday, 24 May 2013

Panser Canon Tarantula TNI AD

Panser Canon Tarantula
 
Doosan DST Korea Selatan akhirnya menyelesaikan produksi Panser Tarantula berbobot 18 ton yang dilengkapi canon 90 mm serta senjata mesin 7,62mm/ 12,7mm. Panser Tarantula (Korsel: Black Fox) merupakan kendaraan tempur beroda 6 yang dioperasikan tiga orang (sopir, kkomandan, petembak) yang melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam serta 8 km/jam di dalam air.
Menurut Doosan DST, Panser Tarantula telah disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia, sehingga dibuat lebih ringan dan memiliki kemampuan amphibi. Dengan senjata meriam 90mm dan senapan mesin, Tarantula didisain untuk bisa menyerang lawan yang memiliki kemampuan penuh ataupun bertempur dengan tank musuh. Panser ini juga memiliki kemampuan operasi gerilya: search and destroy.


Chasis Black Fox dengan turret CSE90 Belgia
Chasis Black Fox dengan turret CSE90 Belgia
tarantula2

Blackfox / Tarantula versi APC
Blackfox / Tarantula versi APC
Tahun 2009, TNI AD memesan Panser Canon Tarantula ke Doosan DST Korea Selatan. Panser 6×6 ini memasuki tes operasional, uji menembak dan uji manuver lapangan sejak November 2011. Setelah lulus inspeksi, panser mulai diproduksi Korea Selatan pada awal tahun 2012. Tanggal 5 Mei 2013, Doosan DST mengumumkan telah menyelesaikan produksinya untuk dikirim ke Indonesia.

Tanpa menyebutkan jumlahnya, pihak Cmenyatakan segera mengirim sejumlah Panser Tarantula ke Angkatan Darat Indonesia. Dalam pembuatan panser ini Doosan DST bertanggung jawab membangun panser dan pemasangan turret meriam. PT Pindad juga akan melakukan perakitan semi-knocked-down (SKD) di Indonesia. Menurut catatan SIPRI 2012, Indonesia memesan 22 Black Fox/ Tarantula ke Korea Selatan dan 11 diantaranya akan dirakit di Indonesia.

Masih menurut SIPRI 2012, turret dari Panser Tarantula adalah CSE 90 mm buatan CMI Defence Belgia. Turret ini mengusung meriam Cockerill MkIII 90 mm, senjata mesin 7,62mm / 12,7mm serta pelontar granat. Meriam utama dikendalikan secara elektronik dan mampu menembak sasaran di malam hari. CSE90 mm dilengkapi penjejak laser jarak jauh untuk menembakkan amunisi APFSDS-T, serta berbagai jenis amunisi lainnya.

Defence-Cockerill-CSE-90LP-01

Dengan munculnya informasi dari Doosan DST Korea Selatan ini, menunjukkan road map kendaraan tempur TNI semakin jelas. Setelah Panser Anoa, akan muncul Panser Canon Tarantula lalu disusul Tank Kerjasama FNSS Turki dan PT Pindad.

Indonesia merupakan pengguna pertama Panser Canon Tarantula Korea Selatan, sehingga belum diketahui sejauh apa ketangguhan dari Panser ini. Diharapkan Indonesia bisa mengembangkan disain dan kualitas panser ini, karena TNI AD hanya memesan 22 Panser Tarantula.

JKGR

Tiru Malaysia dan Singapura, RI Butuh 2 Kawasan Industri Bengkel Pesawat

http://images.detik.com/content/2013/05/22/1036/gmfluar.jpgJakarta: Sampai saat ini Indonesia belum memiliki Aerospace Park atau kawasan industri terpadu untuk bengkel pesawat. Para pengusaha penerbangan Indonesia mengusulkan agar pemerintah membangun 2 Aerospace Park karena wilayah yang luas.

"Kita butuh 2 Aerospace Park di Timur dan Barat Indonesia karena negara kita ini terlalu luas. Oleh karena itu, kita minta dukungan perusahaan aviasi untuk mengusulkan ini ke tingkat pemerintah terutama daerah," tutur Direktur Utama PT GMF Aeroasia sekaligus Presideni IAMSA (Indonesia Aircraft Maintenance Shop Association) Richard Budihadiyanto saat memberi sambutan acara Aviation MRO Indonesia di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (22/05/2013).

Beberapa tempat dinilai cocok untuk dibangun Aerospace Park di Indonesia antaralain di Makassar dan Manado. Sedangkan di Barat daerah Cengkareng, Kuala Namu, Bintan dan Batam dinilai cocok.

Ia mengharapkan ada dukungan pemerintah terutama pemerintah daerah untuk memberikan regulasi dan kemudahan perizinan pembebasan lahan pendirian Aerospace Park.


"Ini harus ada kerjasama dengan Pemda karena Pemda juga mendapatkan untung itu. Contoh di Kertajati, ada konsep Aerospace Park tetapi nanti kita lihat apakah ini feasible atau tidak. Kita juga harus mengkreasi soal infrastrukturnya," katanya.

Setidaknya Indonesia membutuhkan area lahan seluas 75 hingga 100 hektar untuk membangun satu Aerospace Park. Untuk biaya investasi sebesar US$ 75 hingga US$100 juta harus disiapkan melalui kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta.

"Luas lahan yang kita butuhkan antara 75 sampai 100 hektar untuk Indonesia ideal. Investasi US$ 75 hingga 100 juta," katanya.

Indonesia harus membangun Aerospace Park secepatnya seperti Malaysia dan Singapura. Dibangunnya Aerospace Park salah satu dampak positifnya adalah tercipta lapangan pekerjaan.

"Kehadiran Aerospace Park di Indonesia juga menciptakan 3.500 lapangan kerja baru baik yang terkait langsung atau tidak langsung dengan industri perawatan pesawat. Di Singapura saja dengan dibangun Seletar Aerospace Park terserap 10.000 lapangan pekerjaan baru," kata Richard.

Aerospace Park tidak hanya sebagai industri perawatan pesawat alias bengkelnya pesawat terbang, namun di wilayah terpadu ini juga akan dijual sparepart (suku cadang pesawat) dan yang tidak kalah pentingnya adalah ruang khusus pelatihan pilot.

Salah satu manfaat lain dengan keberadaan Aerospace Park akan meminimalkan perawatan pesawat maskapai domestik ke luar negeri sehingga terjadi penghematan devisa dan belanja luar negeri.

"Hasil penghematan ini bisa digunakan untuk meningkatkan industri dalam negeri. Perputaran bisnis di area terpadu ini diperkirakan mencapai US$ 600 juta/tahun. Selain itu ketersediaan dan akses terhadap kebutuhan perawatan pesawat semakin mudah karena berada di dalam satu area," katanya.

detik

Korvet Kelas Parchim

ARC
 
Beberapa waktu lalu, ARC memergoki sekumpulan korvet kelas Parchim tengah sandar di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.


Penasaran, kami pun mendekati dan meminta izin komandan kapal untuk naik. Alhamdulillah, izin diberikan. Jadilah kami tur mendadak di Korvet asal Jerman Timur ini.


Secara umum, bisa dibilang korvet ini dalam kondisi baik serta rapi. Menurut Komandan Kapal, semua senjata juga berfungsi baik. Bahkan beberapa persenjataan sudah mengalami modifikasi serta penambahan. Diantaranya penambahan meriam anti serangan udara kaliber 20mm pada belakang super structure kapal.


Di jajaran Armada Barat, Korvet kelas parchim tergabung dalam satuan eskorta. Tugas utamanya selain mengawal konvoi adalah memburu kapal selam. Penasaran seperti apa isi Korvet Parchim?, silahkan nikmati jepretan ARC'ers berikut ini.

Soekarno akan menangis tahu kekayaan Papua habis dikeruk Amerika

Soekarno akan menangis tahu kekayaan Papua habis dikeruk Amerika
 


Presiden Soekarno tahu kapitalisme pertambangan akan menerkam Indonesia bulat-bulat. Maka sejak awal Soekarno tak mau ada pemodal asing berkuasa. Dia menolak saat para pengusaha Amerika Serikat hendak membuka usaha tambang di Papua.

Tahun 1961, Soekarno berpendapat baru 20 tahun kemudian pemerintah bisa mengeluarkan izin perusahaan tambang asing beroperasi. Berarti sekitar tahun 1981. Saat itu Soekarno yakin Indonesia sudah memiliki ahli-ahli pertambangan sendiri sehingga tak hanya jadi jongos, tetapi bisa menjadi rekan. Para pengusaha asing pun tak bisa mengeruk kekayaan alam seenaknya.

Menurut sejarawan Asvi Marwan Adam, Soekarno benar-benar ingin sumber daya alam Indonesia dikelola oleh anak bangsa sendiri. Asvi menuturkan sebuah arsip di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengungkapkan pada 15 Desember 1965 sebuah tim dipimpin oleh Chaerul Saleh di Istana Cipanas sedang membahas nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia.

Soeharto yang mendukung pemodal asing, datang ke sana menumpang helikopter. Dia menyatakan kepada peserta rapat dia dan Angkatan Darat tidak setuju rencana nasionalisasi perusahaan asing itu.

"Soeharto sangat berani saat itu, Bung Karno juga tidak pernah memerintahkan seperti itu," kata Asvi saat dihubungi merdeka.com.

Dalam artikel berjudul JFK, Indonesia, CIA, and Freeport dterbitkan majalah Probe edisi Maret-April 1996, Lisa Pease menulis pada awal November 1965, Langbourne Williams, ketua dewan direktur Freeport, menghubungi direktur Freeport, Forbes Wilson.

Williams menanyakan apakah Freeport sudah siap melakukan eksploitasi di Papua. Wilson hampir tidak percaya mendengar pertanyaan itu. Dia berpikir Freeport akan sulit mendapatkan izin karena Soekarno masih berkuasa.

Kekuasaan Soekarno berakhir setelah peristiwa 30 September. Jenderal Soeharto memulai rezim baru. Setelah dilantik, Soeharto segera meneken pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing pada 1967. Freepot menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.

Sejak itulah Freeport mengeruk kekayaan alam Papua.

Freeport Indonesia telah menjual 915.000 ons atau setara 28,6 ton emas dan 716 juta pon (358 ribu ton) tembaga dari tambang Grasberg di Papua. Hasil penjualan emas itu menyumbang 91 persen penjualan emas perusahaan induknya.

Berdasarkan laporan keuangan Freeport McMoran, total penjualan emas Freeport sebanyak 1,01 juta ons (31,6 ton) emas dan 3,6 miliar pon ( 1,8 juta ton) tembaga. Penjualan tembaga asal Indonesia menyumbang seperlima penjualan komoditas sejenis bagi perusahaan induknya.

Laba Freeport naik sekitar 16 persen pada kuartal keempat tahun lalu menjadi USD 743 juta (Rp 7,2 triliun). Total pendapatan juga meningkat menjadi USD 4,51 miliar dari USD 4,16 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.

Ironisnya, Freeport hanya memberikan royalti satu persen dari hasil penjualan emas dan 3,75 persen masing-masing untuk tembaga dan perak. Kewajiban terbilang sangat rendah dibanding keuntungan diperoleh Freeport.

Kontrak Karya Freeport Indonesia di tambang Garsberg akan habis pada 2021. Freeport mendapat kesempatan memperpanjang kontrak dua kali 10 tahun setelah durasi kontrak pertama, 30 tahun, berakhir. Freeport mendapatkan hak kelola tambang di Mimika pada 1991. Akankah dengan renegoisasi Indonesia akan mendapat sesuatu yang lebih?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik terang-terangan menyebut Freeport masih enggan membahas renegosiasi kontrak bagi hasil tambang. Pemerintah Indonesia seolah tak berkutik diatur Freeport.

"Renegosiasi itu sulit, diucapkan saja sulit, apalagi mengerjakan. Tapi kita berjalan terus dengan Freeport, Newmont, Vale, dan tambang-tambang lain," ujar Jero saat jumpa pers di kantornya, Rabu (22/5).

Hebatnya Freeport, mereka juga bisa menolak permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan mengirim menteri ESDM dan menakertarns mengusut lokasi longsor tambang yang menewaskan 28 pekerja. Entah kenapa SBY menurut saja ketika Freeport menolak dua pejabat itu.

"Semula menteri ESDM, Tenaga Kerja akan berangkat ke lokasi. Tapi permintaan dari Freeport di Tembagapura, sementara mereka ingin fokus, konsentrasi untuk jalankan tugas. Dan memohon kepada Jakarta agar kehadiran pejabat dari Jakarta menunggu beberapa saat sampai situasinya tepat," kata SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/5).

Luar biasa, menolak permintaan presiden saja Freeport berani.

Kalau Soekarno melihat kekayaan alam dikeruk luar biasa, pejabat Indonesia dilecehkan oleh Amerika Serikat dan kapitalisme mengoyak Papua, pasti Soekarno akan menangis.

Merdeka

Thursday, 23 May 2013

Alkom Fiscor – 100


Dalam dunia militer, alat komunikasi (Alkom) memiliki nilai penting bagi keberhasilan suatu kegiatan operasi militer. Alat komunikasi dibutuhkan antara lain untuk membantu pasukan yang ada di lapangan berhubungan dengan unit-unit lainnya yang berada di tempat berbeda.

Alat komunikasi yang banyak dipakai pihak militer di dunia sekarang ini adalah yang mudah dibawah ke mana-mana dalam berbagai medan. Saat ini, kebanyakan alat komunikasi untuk kegiatan militer diproduksi oleh perusahaan-perusahaan di luar negeri. Tentunya harga jual yang dipatok juga tergolong mahal.

Namun saat ini, Indonesia juga sudah mampu memproduksi alat komunikasi untuk dunia militer yang tidak kalah kualitasnya dengan produk-produk serupa buatan luar negeri. Adalah Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) yang menggalang kerjasama dengan PT Len Industri (Persero) untuk membuat dan mengembangkan alat komunikasi untuk dunia militer. Kerjasama tersebut telah menghasilkan suatu produk alat komunikasi yang diberi nama Alkom Fiscor-100.

Kegiatan produksi Fiscor-100 telah mulai dilaksanakan PT Len Industri sejak Agustus 2010 lalu. Hingga Oktober 2010, sudah 30 unit yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut. Ke-30 unit Alkom Fiscor-100 itu telah diserahkan Menristek kepada Kementerian Pertahanan untuk dilakukan ujicoba oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) di berbagai medan terhadap alat tersebut.

Menurut Nurman Setiawan, bagian pemasaran PT Len Industri, kegiatan ujicoba itu dilakukan agar user (pengguna) bisa mencoba alat komunikasi tersebut sebelum membeli dan diharapkan adanya masukan-masukan dari user mengenai kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki pada alat itu.

Selain itu, ujicoba di lapangan dengan berbagai medan juga diperuntukkan agar produsen bisa mendapatkan bahan masukan bagi pengembangan alat tersebut di kemudian hari. Kegiatan ujicoba diperkirakan memakan waktu paling cepat tiga bulan dan paling lambat satu tahun.

Miliki Keunggulan

Nurman menjelaskan, Alkom Fiscor-100 merupakan alat komunikasi yang dibuat oleh tenaga-tenaga ahli dari dalam negeri yang berasal dari Kemenristek dan PT Len Industri. Alat ini dibuat dengan mengkombinasikan teknologi yang ada pada alkom buatan Australia dan Prancis sehingga dipastikan Alkom Fiscor-100 lebih maju dari produk kedua negara tersebut.

Kandungan lokal yang dimiliki oleh alat itu kini telah mencapai 85%. Hanya komponen berupa handset, komponen elektronika dan conector yng masih harus diimpor. Menurut Nurman, kegiatan impor terhadap komponen-komponen itu terpaksa dilakukan karena di dalam negeri sendiri belum ada pabrik yang membuat komponen-komponen tersebut.

Karena dibuat oleh tenaga ahli dari dalam negeri, Alkom Fiscor-100 juga memiliki sejumlah keunggulan lainnya jika digunakan oleh pihak TNI. Keunggulannya itu antara lain siitem sekuriti nya bisa didesain oleh tenaga-tenaga lokal sehingga tidak sama dengan sistem yang digunakan di luar negeri. Alat ini juga bisa dicustomisasi sesuai keinginan.

Desain operasional dan maintenance dibuat sederhana sehingga mudah bagi pengguna dan teknisi untuk melakukan kegiatan operasional dan perawatan. Selain itu, di kelas HF, Alkom Fiscor-100 memiliki kecepatan hoping yang sangat tinggi sehingga bisa dipilih kecepatan 5 hope/second, 10 hope/second, 20 hope/second dan 50 hope/second.

Keunggulan lainnya adalah soal harga jual. Menurut perhitungan PT Len Industri, harga jual satu unit Alkom Fiscor-100 berkisar antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Harga itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan produk serupa buatan luar negeri yang mencapai Rp 250 juta hingga Rp 500 juta/unit.

Kemampuan Alkom Fiscor-100 untuk menembus pasar yang sangat potensial itu kini bergantung pada hasil ujicoba yang tengah dilakukan pihak TNI di sejumlah medan. Selain itu, kebijakan pemerintah untuk menggunakan produk dalam negeri juga memegang peranan penting bagi pengembangan Alkom Fiscor-100.(Sumber : Majalah Kina, Edisi 01 – 2011, Halaman 38-39)

Spesifikasi:
Technology Base:  Software Based Radio
Security System Base:  ISCOP100 (Integrated Secure Communication Protocol)
Hop Speed:  Programmable  5/10/25/50/Random hop/sec
Frequency Range:  2-30Mhz
Channel Capacity:  100 programmable Channel
Modulation Mode:  J3E (LSB;USB) ; J2A (CW); J2B (AFSK)
Tuning Step:  100Hz
Clarify Step:  10Hz
RF Output Power:  Max 20W PEP
Sensitivity:  -110 dBm for 10 dB S/N
Frequency Stability:  2ppm
Receiver Selectivity:  2.4kHz @-6db; 4kHz @-60dB
RF Connection:  Whip with internal ATU (selecable WHIP : W1.5, W3.0, Wire) & Dipole @50 Ω
Supply Voltage:  12-16.8 VDC
Average battery life:  24 hour
Audio Output:  250mW @8Ohm
Temperature Range:  -10C – 50C
IP Rating:  IP67
Vibration:  Ground Tactical
Immertion:  1 meter of water for 1 hour
Dimension:  250mm (width) x 90mm(deep) x 320mm (high)
Weight:  3.5kg (without battery pack), 5.5kg (with battery pack)
Standard:  MIL-STD-810F shock, vibration, dust & amp; spray
 
GARUDA MILITER

Pemerintah Semakin Waspadai Intelijen Asing


Intelijen, ilustrasi
Intelijen, ilustrasi

JAKARTA -- Pendaratan darurat pesawat militer milik Amerika Serikat (AS) di Aceh beberapa waktu lalu, menyedot perhatian sejumlah kalangan. Tak pelak, kejadian ini kemudian menimbulkan kecurigaan tentang adanya upaya intelijen asing yang berusaha masuk ke Indonesia.
"Kegiatan (intelijen asing) ini patut diwaspadai semua pihak," kata Staf Ahli Menhan Bidang Keamanan, Mayjen Hartind Asrin, kepada Republika, Kamis (23/5).
Ia mengungkapkan, sejak kejadian tersebut, pemerintah semakin meningkatkan kualitas pengawalan di daerah-daerah perbatasan. Termasuk berbagai pintu masuk, seperti bandar udara dan pelabuhan.
Para aparat yang bertugas di tempat-tempat tersebut pun diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
Hartind tak menampik adanya agen-agen asing yang masuk ke Indonesia. Mereka biasanya memiliki cover story dan cover job yang beragam. Ada yang bekerja sebagai wartawan, aktivis LSM, buruh, dan lain sebagainya.
Tidak sampai di situ saja, lanjutnya, tidak terutup kemungkinan organisasi intelijen luar negeri juga merekrut WNI sebagai perpanjangan tangan mereka. "Merekrut orang-orang lokal adalah cara yang paling bagus buat mereka," ujarnya.
Sekitar satu dekade lalu, mantan pimpinan TNI Ryamizard Ryacudu pernah menyatakan, ada 60 ribu agen asing yang berkeliaran di Indonesia. Terkait hal tersebut, Hartind mengaku pemerintah sampai saat ini belum lagi mengantongi data pasti soal jumlah agen asing yang masuk ke negara ini.
"Karena tugas pendataan itu ada pada BIN (Badan Intelijen Negara-red), sedangkan pemerintah (kemenhan) hanya membuat kebijakannya," tuturnya.
Menurutnya, isu yang berkembang sejauh ini umumnya masih sebatas opini publik saja.

Republika

Melihat Dapur KRI Slamet Riyadi


Seorang prajurit TNI AL sedang memasak di dapur KRI Slamet Riyadi.
Di sinilah makanan para prajurit diolah sebelum akhirnya dihidangkan.
Dalam sehari dapur ini menyiapkan makan sebanyak 3 kali untuk seluruh penumpang KRI Slamet Riyadi.
Seorang prajurit TNI AL menunjukkan makanan yang siap untuk dihidangkan.