Secara ekstrim dapat dikatakan, tanpa national power adalah hampir mustahil bagi sebuah negara dapat mewujudkan kepentingan nasionalnya.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, mencermati
paradigma militeristik, keamanan negara pada dasarnya dipandang sebagai
keadaan di mana rakyat Indonesia secara penuh harus dilindungi pada
setiap aspek kehidupan, termasuk ekonomi dan pemanfaatan sumber daya
nasional dalam rangka menciptakan kesejahteraan bangsa.
"Usaha pertahanan negara harus pula diarahkan untuk menciptakan situasi
aman dan kondusif bagi keberlangsungan pembangunan nasional itu
sendiri," ujar Panglima TNI ketika menutup Latihan Gabungan (Latgab) TNI
Tingkat Divisi tahun 2013 dengan upacara militer, di Dermaga Koarmatim,
Ujung Surabaya, Jawa Timur, Jum’at (24/5/2013).
Menurut Panglima TNI, persoalan pertahanan keamanan bukanlah konsep yang mutually exclusive, yang dapat dipisahkan secara hitam-putih.
Menurut Panglima TNI, persoalan pertahanan keamanan bukanlah konsep yang mutually exclusive, yang dapat dipisahkan secara hitam-putih.
Namun merupakan kesatuan usaha dari segenap komponen bangsa untuk
membangun kekuatan TNI, kekuatan pertahanan, dan ketahanan nasional,
dihadapkan kepada tantangan dan ancaman yang bergulir seiring
perkembangan lingkungan strategis.
Kebutuhan paling hakiki dari sebuah negara adalah eksistensi, yang
harus diperjuangkan dan dipertahankan sehingga menjadi pijakan bagi
suatu bangsa dalam memperjuangkan kepentingan nasionalnya.
"Pada konteks kepentingan mempertahankan eksistensi itulah, maka
Latihan Gabungan TNI tahun 2013 telah dilaksanakan selama lebih kurang
40 hari," terangnya.
Gelar kekuatan dan kemampuan TNI yang telah kita latihkan ini merupakan
salah satu national power, yang ditujukan guna menjamin keberlangsungan
hidup bangsa Indonesia di tengah persaingan global yang ketat dan
kompetitif.
Secara ekstrim dapat dikatakan, tanpa national power adalah hampir
mustahil bagi sebuah negara dapat mewujudkan kepentingan nasionalnya.
Terlebih, dalam konteks hubungan internasional, national power menjadi
suatu hal yang kemudian sifatnya sangat esensial, karena national power
tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan nasional.
"Selamanya akan menjadi modal pokok bagi negara agar dapat menjadi
pemeran utama di dalam hubungan internasional, khususnya dalam penerapan
soft power diplomacy," imbuhnya.