Pages

Wednesday, 22 May 2013

Komisi I Kecewa Korsel Tunda Kerja Sama Produksi Pesawat Tempur


MESKI kecewa, Komisi I belum memberikan rekomendasi kepada Menteri Pertahanan untuk menghentikan seluruh kerja sama Indonesia-Korsel di bidang alutsista. Sempat ditengarai adanya intervensi AS dalam kerja sama ini. 
Komisi I Kecewa Korsel Tunda Kerja Sama Produksi Pesawat Tempur
JurnalParlemen/Andri Nurdriansyah
Pimpinan Komisi I DPR, Agus Gumiwang dan Mahfudz Siddid, dalam raker dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (20/5)
Soal faktor negara ketiga boleh jadi berpengaruh. Tapi yang penting bagaimana posisi Korsel sendiri, bukan negara ketiga


Senayan -  Komisi I DPR RI menyatakan kecewa terhadap langkah sepihak Korea Selatan menunda kerja sama produksi pesawat tempur Korean Fighter eXperiment (KFX). Kekecewaan itu disampaikan Komisi I saat rapat tertutup dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (20/5).

Pihak Korea Selatan menyatakan menunda proyek tersebut selama 1,5 tahun. Bagi parlemen, setahun lebih bukanlah waktu yang pendek. Komisi I  menganggap penundaan itu sebagai pemutusan kerja sama.

"Waktu penundaan 1,5 tahun terlalu lama. Hampir bisa disebut sebagai pembatalan. Dalam raker Komisi I dengan Menhan, kami sampaikan kekecewaan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus mengungkapkan, sempat muncul pertanyaan tentang kemungkinan adanya intervensi Amerika Serikat dalam penundaan proyek Indonesia-Korsel tersebut. Sebab, teknologi KFX yang digunakan Korsel adalah milik AS. Dalam raker hal ini pun dibahas. "Soal faktor negara ketiga boleh jadi berpengaruh. Tapi yang penting bagaimana posisi Korsel sendiri, bukan negara ketiga," kata politisi Golkar ini.

Meski kecewa, Komisi I belum memutuskan untuk merekomendasikan penghentian seluruh kerja sama Indonesia-Korea Selatan di bidang alutsista. Komisi I hanya memberi masukan bagi Menhan untuk merespons hal ini dan mengutamakan martabat negara. Batal berikatan dengan Korsel, Indonesia bisa menggandeng negara lain untuk pengembangan alustsista.

Selain merencanakan kerja sama produksi pesawat tempur, Indonesia-Korsel mengikat diri untuk pengadaan tiga unit kapal selama. "Kita harus melakukan antisipasi karena bisa juga kerja sama ini nasibnya seperti rencana produksi pesawat KFX," katanya.