N
Teknisi
sedang melakukan pengecekan pada pesawat CN-235 Patroli Maritim pesanan
TNI AL, di hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Kota Bandung,
Selasa (18/9/2012). TNI AL memesan 5 unit pesawat ini ke PT DI untuk
memudahkan dalam mengontrol wilayah kelautan Indonesia. (Tribun
Jabar/Gani Kurniawan)
BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia
(DI) menargetkan bisa merampungkan pembuatan 18 unit pesawat sepanjang
tahun ini. Sejumlah pesawat yang beberapa diantaranya pesanan TNI
tersebut merupakan hasil kontrak tahun lalu.
Sonny Saleh Ibrahim, Direktur Bidang Kualitas sekaligus Manager
Komunikasi Dirgantara Indonesia, mengatakan ke-18 pesawat tersebut yaitu
CN 295 pesanan TNI AU sebanyak 3 unit. Lalu, CN 235 patroli maritime
untuk TNI AL sebanyak 3 unit, NC 212 untuk TNI AU mencapai 2 unit, dan 1
unit helikopter Super Puma NAS 332 untuk TNI AU.
"Selanjutnya, ditambah 6 unit helikopter Bell 412 EP bagi TNI AD yang
kami serahkan beberapa waktu silam," kata Sonny. Khusus pemesanan TNI,
Sonny menegaskan, pihaknya terus menyelesaikannya hingga 2015. Jenis
pesawatnya adalah CN, Super Puma, dan helikopter Cougar.
Target Kontrak
Sementara, tahun ini PT DI memproyeksikan nilai kontrak yang bakal
diperoleh perseroan hanya tembus Rp 4,24 triliun. Sonny mengakui bahwa
proyeksi kontrak tahun ini lebih kecil daripada realisasi tahun lalu.
Pada 2012, total nilai kontrak PT DI mencapai Rp 7,9 triliun.
Kontrak-kontrak tahun lalu berupa pengadaan pesawat bagi TNI. Selain itu
juga termasuk pemesanan pesawat beberapa negara.
Tahun lalu, kata Sonny, kontrak terbesar merupakan pengadaan pesawat
CN dan helikopter. Nilainya, sekitar Rp 7,5 triliun. Kemudian pihaknya
memperoleh kontrak sektor lainnya yang bernilai total Rp 385 miliar.
"Kontrak Rp 385 miliar itu bersumber pada aircraft service senilai Rp
104 miliar, komponen pesawat komersil sejumlah Rp 216 miliar, dan
alutsista engineering seharga Rp 65 miliar," tuturnya.