Kemenangan pasukan Komando Gabungan (Kogab) TNI berhasil
mengembalikan wilayah Sangatta, Kalimantan Timur dan Bima, Nusa Tenggara Barat
kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Aliansi “Negara Sonora” membentuk gerombolan
bersenjata melalui Gerakan Sumpit Merdeka (GSM), di wilayah Kaltim dan Gerakan
Nusa Merdeka (GNB) untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Perlawanan terhadap pemerintah RI itu kini telah berakhir
dengan tewasnya Mayjen Lodwijk sebagai Panglima Bersenjata “Aliansi Sonora”,
dan ditangkapnya 65 pengikutnya, dalam sebuah pertempuran sengit dengan pasukan
Kogab TNI, di Bima, NTB, Sabtu (18/05).
Perebutan dua bagian wilayah NKRI melalui kampanye militer
dari kekuatan Aliansi “Negara Sonora”, berlangsung selama kurang lebih satu
bulan, mulai tanggal 29 April sampai dengan 18 Mei 2013. Seluruh unsur kekuatan
musuh mulai dari darat, laut dan udara berhasil dihancurkan dan sisa pengikut
gerombolan bersenjata berhasil ditangkap.
Menindak lanjuti kemenangan itu, Pangkostrad selaku Panglima
Komando Gabungan (Pangkogab) TNI melaporkan pelaksanaan operasi yang
dilaksanakan Kogab TNI di Kaltim (Tarakan dan Sangatta) serta wilayah Bima yang
berda di NTB, kepada Panglima TNI. Dalam laporannya Pangkogab mengatakan, Kogab
TNI telah selesai melaksanakan kampanye militer meliputi operasi khusus,
operasi udara, operasi laut gabungan, operasi amphibi, operasi Linud, operasi
pendaratan administerasi, dan operasi darat gabungan.
Operasi tersebut dapat
merebut dan menguasai serta menghancurkan kekuatan "Aliansi Sonora dan Gerakan
Sumpit Merdeka (GSM) serta Gerakan Nusa Merdeka (GNM)" terhitung mulai tanggal
29 April 2013 sampai dengan tanggal 18 Mei 2013 di Mandala Operasi Kalimantan
Timur dan Nusa Tenggara Barat dengan hasil sebagai berikut.
Wujud keberhasilan tersebut adalah, penguasaan kembali
wilayah darat, laut dan udara yang pernah diduduki musuh yakni di wilayah
Kaltim dan NTB, kembali ke pangkuan NKRI. Selanjutnya kekuatan Alutsista musuh
dapat dihancurkan, pimpinan “Sonora” atas nama Mayjen Lodwijk tewas dan
sebagian besar kekuatan personel musuh tewas, kecuali 56 orang yang menjadi
tawanan. Sedangkan kerugian dari pihak Kogab TNI yaitu17 prajurit gugur dimedan
tempur dan 45 prajurit mengalami luka berat.
Setelah menerima
laporan tersebut, Panglima TNI mengeluarkan perintah melalui direktif
No.4 yang berisi diantaranya agar Pangkogab segera melaksanakan alih Komando
dan Pengendalian (Kodal) kepada Pangliama wilayah dalam hal ini Pangdam VI
Mulawarman Kaltim dan Pangdam IX Udayana wilayah NTB, Kemudian untuk melakukan
konsolidasi personel dan meterial dan segera melakukan pull out kembali ke Home Base dan pangkalan masing-masing.
Direktif Panglima TNI itu dibacakan Pangkogab di Ruang Pusat
Pengendalian dan Operasi (Puskodal)
Koarmatim, disiarkan langsung melalui video konferen yang diakses seluruh
jajaran Kogab TNI baik di Kaltim, NTB dan komando pasukan di lapangan.
Didampingi Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono,
S.H., M.Hum., selaku Wapangkogab, kemudian Pangkogab Letjen TNI M. Munir
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit TNI
yang terlibat dalam pelaksanaan kampanye militer ini. Berdasarkan direktif
Panglima TNI No. 4 tersebut, maka kampanye militer yang telah dilaksanakan
mulai tanggal 29 April sampai dengan 18 Mei 2013 dinyatakan selesai.
Penyampaian direktif Panglima TNI tersebut
merupakan salah satu rangkaian sekenario Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013.
Latihan ini merupakan bentuk aplikasi antara lain
dengan mengantisipasi dan merespon
kemungkinan terjadinya kontinjensi seperti
aksi separatisme bersenjata, baik oleh gerakan separatisme yang berdiri
sendiri, maupun gerakan separatisme yang
didukung dan disponsori pihak asing sebagai bagian dari strategi pihak asing
dalam rangka untuk mencapai tujuannya yaitu menguasai serta mengendalikan
sumber daya alam Indonesia.
TNI AL