Pages

Saturday, 31 May 2014

10 Kendaraan Tempur Amfibi Terbaik di Dunia

BMP-3F

Kendaraan tempur amfibi, mampu menyerang musuh melalui darat dan air, kini semakin populer seiring dengan sistem dan cara operasinya yang semakin fleksibel. Berdasarkan kinerja, persenjataan dan tingkat perlindungannya, berikut 10 kendaraan tempur amfibi terbaik di dunia saat ini.
BMD-4M Infantry Fighting Vehicle

BMD-4M saat ini dioperasikan oleh Pasukan Lintas Udara Rusia. Di kedua sisi lambungnya terpasang dua water jet yang memberikannya kecepatan maksimum 10 km per jam saat di atas air.
BMD-4M
BMD-4M. Gambar: Vitaly V. Kuzmin
BMD-4M menggunakan baling-baling trim, pompa lambung otomatis dan snorkeling untuk meningkatkan kemampuan amfibinya, dan awak dan pasukannya terlindung dari senjata ringan dan serpihan artileri. Kekuatan tempurnya berasal dari meriam 2A70 100mm, meriam 2A72 30mm dan senapan mesin koaksial 7,62mm.

Sebuah mesin diesel UTD-29 multi-fuel memberikan BMD-4M kecepatan maksimum sekitar 70 km per jam di darat, dan kendaraan ini umum dijatuhkan dari pesawat dengan parasut untuk mendukung misi Pasukan Lintas Udara Rusia.
BTR-82AM Amphibious Armoured Vehicle

BTR-82AM, kendaraan amfibi varian baru yang desainnya berdasarkan BTR-82A beroda, telah berhasil diuji coba di Pangkalan Angkatan Laut Armada Laut Hitam di Sevastopol pada April 2013, dan saat ini sedang dikirim ke pangkalan militer Rusia di Abkhazia.
BTR-82A
BTR-82A. Gambar: Vitaly V. Kuzmin
Bagian belakang lambungnya terpasang waterjet yang membuat BTR-82AM mampu berenang dengan kecepatan maksimum 10 km per jam di atas air. Kendaraan ini terpasang dengan meriam 2A72 30mm dan senapan mesin 7,62mm.

BTR-82AM didukung oleh mesin diesel KAMAZ dengan daya output 300 hp, dan juga dilengkapi dengan transmisi dan suspensi baru untuk mobilitas tinggi di medan kasar.
Terrex Wheeled Armoured Vehicle

Kendaraan lapis baja beroda 8x8 Terrex dikembangkan oleh Singapore Technologies Kinetics (ST Kinetics), mampu berenang dengan kecepatan maksimum 10 km per jam dan efektif beroperasi di air dengan kedalaman 1,8 meter.
Terrex
Terrex. Gambar: Limkopi
Kendaraan ini dapat dikonfigurasi dengan stasiun senjata jarak jauh yang dipersenjatai dengan senapan 12,7mm, senapan mesin koaksial 7,62mm atau meriam 30mm.

Terrex menawarkan perlindungan bagi krunya dari ledakan ranjau, dan tingkat perlindungannya dapat ditingkatkan dengan penambahan active/passive armour untuk perlindungan dari ledakan improvised explosive device (IED). Sebuah mesin diesel Caterpillar C9 turbocharged memberikannya kecepatan maksimum 105 km per jam.
Havoc 8x8 Armoured Modular Vehicle (AMV)

Havoc 8x8 adalah kendaraan amfibi hasil desain Lockheed Martin yang mampu berenang dengan kecepatan maksimum 12,8 km per jam dan efektif dioperasikan pada air dengan kedalaman 2 meter, dan juga dapat dioperasikan di kondisi laut Sea State 2 (kondisi gelombang hingga 0,5 meter). Kendaraan ini dapat mencapai kecepatan maksimum 104 km per jam dan jangkauan 900 km di jalan beraspal.
Havoc
Havoc. Gambar: Lockheed Martin
Pengembagan Havoc masih berdasarkan kendaraan lapis baja Patria AMV 8x8, memiliki tata interior yang luas yang dapat menampung hingga 12 marinir dan bisa diintegrasikan dengan berbagai sistem senjata, sensor, dan komunikasi untuk memenuhi semua kebutuhan pasukan amfibi.

Senjata yang diusungnya adalah senapan mesin 7,62mm, senapan mesin 12,7mm dan peluncur granat 40mm, sementara level perlindungan dari ledakan adalah STANAG Level 4.
BTR-4 Amphibious Armoured Fighting Vehicle

BTR-4 yang didesain oleh Kharkiv Morozov Machine Building Design Bureau (KMDB) adalah kendaraan amfibi lapis baja 8x8 yang dikembangkan untuk Angkatan Darat Ukraina. Kendaraan ini didorong oleh dua water jet, berenang dengan kecepatan maksimum 10 km per jam dan sumber tenaganya bisa menggunakan mesin diesel 3TD two-stroke atau Deutz four-stroke.

BTR-4 dengan kit perlindungan tambahan
BTR-4 dengan kit perlindungan tambahan. Gambar: ХКБМ
Kendaraan ini terpasangi meriam 30mm, peluncur granat 30mm, peluncur rudal anti tank, dan senapan mesin 7,62 mm, dan juga dapat dipasangi dengan meriam kaliber 120mm.

BTR-4 mampu bertahan dari tembakan langsung senjata kaliber kecil dan perlindungannya dapat ditingkatkan lagi dengan pemasangan kit perlindungan tambahan. Desainnya yang modular membuat BTR-4 bisa dibuat dalam berbagai konfigurasi seperti untuk pengangkut personel (APC), kendaraan tempur amfibi, kendaraan komando, ambulans dan sebagai kendaraan perbaikan dan pemulihan.

IVECO SUPERAV Amphibious Armoured Vehicle

Kendaraan amfibi lapis baja SUPERAV 8x8 dikembangkan oleh IVECO Italia, menawarkan keunggulan kinerja amfibi, kapasitas muatan dan perlindungan bagi awak dan pasukan. Pada bagian belakang lambung terpasang water jet yang memungkinkan SUPERAV 8x8 berenang di atas air dengan kecepatan maksimum 10 km per jam.

SUPERAV
SUPERAV. Gambar: Mattes
SUPERAV berdesain modular, artinya bisa dimodifikasi sesuai keinginan pelanggan, dan secara khusus di desain untuk melakukan misi amfibi dalam lingkungan yang keras. Kendaraan ini dilengkapi dengan snorkel dan pompa lambung dan mampu melakukan misi maritim di kondisi laut Sea State 3 (gelombang maksimum 1,25 meter).

Kendaraan ini mengusung senjata kaliber 30mm, dan memiliki perlindungan lambung hardness monocoque steel dan balistik armor yang memberikan perlindungan tingkat dasar dari serangan senjata api langusng dan ranjau anti tank. Mesin diesel IVECO Cursor 13 6L turbocharged membuat SUPERAV mampu berjalan di darat dengan kecepatan 105 km per jam (jalan beraspal).

ZBD-05 Amphibious Infantry Fighting Vehicle

Kendaraan tempur amfibi ZBD-05 dioperasikan oleh Korps Marinir Tentara Pembebasan Rakyat China. Terpasang dua water jet besar pada bagian belakang yang menjadikannya mampu berenang dengan kecepatan maksimum 45 km per jam di atas air (laporan-laporan media menyebut kecepatannya demikian).

ZBD-05
ZBD-05. Gambar: Ausairpower
Turetnya dipersenjatai dengan meriam 30mm, senapan mesin koaksial 7,62mm dan dua peluncur rudal anti tank HJ-73C. Kendaraan ini terlindungi dari tembakan senjata ringan, amunisi 12,7mm dan serpihan artileri, diawaki oleh tiga orang awak dan mampu mengangkut hingga 10 marinir. Kekuatan mesinnya mampu memberikan kecepatan 65 km per jam saat di darat.

ZBD-97/Type 97 Amphibious Infantry Fighting Vehicle

Kendaraan tempur amfibi ZBD-97/Type 97 saat ini digunakan oleh Divisi Infanteri Mekanis Amfibi Tentara Pembebasan Rakyat China. Kendaraan amfibi ini didorong di dalam air dengan dua water jet  besar di lambung bagian belakang.

ZBD-97
ZBD-97. Gambar: Max Smith
Hydraulically actuated wave fence di depan lambung memastikan ZBD-97 tetap bisa berenang di air. Turet yang diposisikan di tengah sasis sudah terpasang dengan meriam atau peluncur rudal 100mm dan meriam 30mm. Sedangkan senjata sekundernya adalah senapan mesin 7,62 mm. Saat di air, ZBD-97 mampu berenang dengan kecepatan maksimum 20 km per jam dan saat di darat kecepatannya 65 km per jam.


BMP-3F Marines Fighting Vehicle

Kendaraan amfibi BMP-3F didesain oleh pabrik Kurganmashzavod Rusia berdasarkan kendaraan tempur infanteri BMP-3, menawarkan keunggulan dalam daya tembak, mobilitas dan perlindungan personel tingkat tinggi.

BMP-3F
BMP-3F Korps Marinir TNI AL. Gambar: Dispenal
BMP-3F mengusung berbagai sistem amfibi modern seperti lighter anti-surge vane dan air intake tube, dan dapat beroperasi pada kondisi laut Sea State 3. BMP-3F dapat tetap bertahan selama tujuh jam di air dan didukung oleh dua water jet dan mesin diesel liquid cooled yang memberikannya kecepatan 10 km per jam saat di air.

BMP-3F mengusung meriam 2A70 100mm, senapan mesin 7,62mm dan senapan otomatis 2A72 30mm. BMP-3F dapat menembakkan semua senjatanya saat berenang di kondisi laut Sea State 2, serta perlindungan tingkat tinggi bagi awak dan pasukan dari tembakan senjata kecil dan serpihan artileri.


AAV7A1 Assault Amphibious Vehicle

AAV7A1 Assault Amphibious Vehicle (AAV) digunakan oleh Korps Marinir Amerika Serikat sebagai kendaraan amfibi utama untuk memobilisasi marinir dan kargo dari kapal ke pantai. AAV berdesain lambung layaknya kapal dan ditambah dengan water jet yang kuat.

AAV7A1
AAV7A1. Gambar: Petty Officer 1st Class Daniel E. Smith, U.S. Navy
Saat di air, AAV7A1 memiliki kecepatan jelajah 13 km per jam dengan daya tahan lebih dari tujuh jam, bisa melakukan misi amfibi di kondisi laut Sea State 3. AAV7A1 dapat diluncurkan dari kapal Landing Ship Dock (LSD) dan Landing Platform Dock (LPD) dan dipersenjatai dengan senapan mesin a.50 cal dan MK19 40mm (grenade machine gun).

Aluminium hull akan melindungi tiga orang awak dan 21 pasukannya dari tembakan senjata kecil, sementara mesin diesel V-8 turbocharged berkekuatan 400 hp membuat AAV7A1 mampu berlari di kecepatan maksimum 72 km per jam saat di darat.
 

Piasecki X-49A "SpeedHawk"


X-49A "SpeedHawk"
Piasecki X-49A "SpeedHawk" adalah helikopter empat bilah, dua mesin General Electric T700-GE-701C, dan merupakan helikopter eksperimental yang sedang dikembangkan oleh Piasecki Aircraft untuk Angkatan Darat Amerika Serikat.
X-49A "SpeedHawk"

X-49A masih menggunakan bodi helikopter Sikorsky YSH-60F Seahawk, namun dimodifikasi dengan menambahkan sistem Vectored Thrust Ducted Propeller (VTDP) dan lifting wing hasil desain Piasecki. Teknologi VTDP menggantikan rotor ekor konvensional dan menyediakan anti-torsi dan yaw control dengan tambahan kemampuan dalam daya dorong ke arah depan. Dengan penambahan sayap, helikopter ini akan lebih bermanuver dan  lebih andal.
X-49A "SpeedHawk"
X-49A merupakan bagian dari program eksperimental Advanced Technology Demonstration (ATD) untuk menerapkan teknologi VTDP ke helikopter-helikopter militer guna memberikan berbagai keunggulan mulai dari kecepatan, jangkauan, survivabilitas dan beban yang mampu dibawanya.
X-49A "SpeedHawk"
X-49A Speedhawk terbang pertama kali pada tanggal 29 Juni 2007. Awalnya ini adalah proyek Angkatan Laut AS senilai USD 26 juta dolar yang terdiri dari sebuah helikopter Sikorsky YSH-60F yang dimodifikasi oleh Piasecki Aircraft sebagai helikopter uji coba untuk memvalidasi sistem VTDP. Pada bulan Mei 2003,YSH-60F/VTDP berganti nama menjadi X-49A. Dan pada tahun 2004, program X-49A VTDP dialihkan dari Angkatan Laut AS ke Angkatan Darat AS. Hingga saat ini program X-49A masih terus berjalan.
 

2015: Rusia Produksi Sistem Rudal S-350E Vityaz


S-350E Vityaz
Pada tahun 2015, Rusia akan mulai memproduksi sistem rudal pertahanan udara jarak menengah baru S-350E Vityaz, Ian Novikov, Direktur Jenderal produsen rudal Rusia Almaz-Antey mengumumkan pada hari Kamis, 22 Mei 2014, Kantor Berita Interfax melaporkan.

Seluruh komponen darat S-350E Vityaz sudah siap, dan uji coba penembakan harus diselesaikan pada tahun ini dan produksi massal dari seluruh perangkat/sistem S-350E sudah akan dimulai pada tahun 2015. Sedangkan pengiriman ke Angkatan Bersenjata Rusia direncanakan pada tahun 2016.

S-350E Vityaz pertama kali dikembangkan pada tahun 2007. Secara bertahap, sistem rudal ini akan menggantikan sistem rudal pertahanan udara S-300PS dan S-300PM yang saat ini digunakan oleh Angkatan Bersenjata Rusia.

Pada Februari 2013 lalu, Departemen Pertahanan Rusia dan produsen rudal Almaz-Antey mengungkapkan bahwa uji coba pertama Vityaz sudah dimulai pada tahun 2013. Sistem rudal ini pertama kali diresmikan di hadapan publik saat Pameran Udara MAKS di Moskow, Agustus 2013.
S-350E Vityaz

S-350E Vityaz adalah sistem pertahanan darat-ke-udara mobile baru yang dirancang, dikembangkan dan diproduksi oleh Rusia melalui perusahaan pertahanan Almaz-Antey. S-350E Vityaz dapat memuat hingga 16 rudal anti pesawat atau 12 rudal peluncuran vertikal. Setiap sistem S-350E terdiri dari tiga truk, yaitu truk peluncur 50P6 (dua gambar atas), truk kontrol 50K6, dan truk komando 50K6E. Sistem rudal ini dilengkapi dengan stasiun relay untuk peralatan komunikasi, shelter-mounted fire control system dengan target yang multifungsi, dan radar surveilance 50N6A.

Rudal yang digunakan pada S-350E Vityaz adalah rudal 9M96 yang awalnya dirancang untuk digunakan pada sistem rudal S-400. Rudal ini dimaksudkan sebagai senjata pertahanan diri pada jarak hingga 15 kilometer dengan fitur passive IR homing guidance, bertindak multiperan sebagai pencegat pesawat dan rudal. Rudal yang berdiameter 240 mm dan rentang sayap 480 mm ini dapat memuat 26 kg hulu ledak FRAG-HE dengan kecepatan 900m/detik pada jarak 40 km. 
Menurut informasi sebelumnya, sistem rudal ini dapat dibuat dalam dua konfigurasi: versi yang dioptimalkan untuk perlindungan dari senjata presisi tinggi (rudal jelajah, anti-radiation missile/ARM, bom pintar dan UAV taktis) dan mampu terlibat hingga delapan target secara simultan, dan versi multi peran, pada baterai terdiri dari radar dan hingga empat peluncur dengan masing-masing 32 buah rudal kecil.


Artileri

Dua Polisi Polda Papua Ditembak, 1 orang tewas

Jakarta - Dua anggota polisi dari polda papua yang sedang di BKO diduga ditembak Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Yagobak, Distrik Tiom, Lanny Jaya, Papua. Dalam penembakan tersebut 1 orang tewas dan 1 orang mengalami luka-luka.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistiyo Pudjo mengatakan korban tewas dalam insiden tersebut atas nama Bripda Ervan dan korban luka Brigpol Arnold Rany. Adapun penembakan terhadap dua anggota polisi tersebut terjadi pada Jumat (30/5/2014) sore hari pukul 16.20 WIT.

Penembakan terjadi saat kedua korban sedang menuju Polres Tiom melewati APMS Kaonal di Kampung Yagobak, tiba-tiba di tengah jalan terjadi penghadangan oleh kelompok kriminal bersenjata.

"Kelompok kriminal bersenjata tersebut menembak Bripda Ervan yang mengenai dada sebelah kiri lalu tangan kiri dibacok dengan sanjata tajam. Sementara Brigpol Arnold Rany hanya mengalami luka sebelah pelipis sebelah kanan," kata Kombes Pol Sulistiyo Pudjo kepada detikcom, Jumat (29/5/2014).

Usai ditembak, Bripda Ervan langsung dilarikan ke RSUD Tiom. Namun sayang nyawa korban tidak dapat tertolong.

"Bripda Ervan tewas akibat kena tembak di dada kiri dan lengan kiri luka kena sajam sedangkan Brigpol Arnold hanya luka terserempet peluru di pipi kanan," terangnya.

lanjutnya, setelah mendapat informasi penembakan tersebut anggota polisi langsung menuju TKP melakukan pengejaran terhadap pelaku. Namun saat pengejaran, pelaku telah melarikan diri ke hutan.

"Saat ini anggota Polres Lanny Jaya sedang olah TKP dengan pengamanan anggota Brimob dan TNI. Akibat penembakan tersebut situasi di Kabupaten Lanny Jaya masih dalam keadaan siaga satu," jelasnya.

Detik

Panglima TNI: Siapa Pun Presidennya, MEF Tidak Boleh Berhenti


Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, saat peresmian Media Center Puspen TNI di Cilangkap Jakarta Timur. (Foto: Aendra Medita)


Jakarta,  Untuk menjadi negara maju yang kuat dan mandiri, pembangunan ekonomi harus sejalan dengan pembangunan kekuatan pertahanan. Oleh karenanya, peningkatan anggaran militer, termasuk alutsista, menjadi penting untuk mengawal proses pembangunan ekonomi.
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengatakan, saat ini Indonesia dalam keadaan sangat baik secara ekonomi. TNI dengan sekuat tenaga akan mempertahankan kondisi tersebut.
“Indonesia sekarang dalam posisi yang sangat baik dalam ekonomi. Saya dan prajurit akan mempertahankan kondisi itu sebaik-baiknya,” ujar Panglima di sela-sela Peresmian Gedung Media Center Puspen TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (29/5).
Berbicara peningkatan kapasitas alutsista TNI tidak terlepas dari program Minimum Essential Force (MEF) yang dicanangkan Kementerian Pertahanan RI. Program MEF dicanangkan melalui tiga tahapan renstra, yaitu renstra I (2011-2014), renstra II (2015-2019), renstra III (2020-2024).
Sesuai targetnya, pada 2024, MEF terpenuhi, dan setelahnya, postur militer Indonesia berbicara tataran ideal, bukan minimum lagi.
Di tengah keterbatasan anggaran pemerintah, program MEF menjadi penting untuk dikawal. Pemerintahan baru diharapkan mampu berkomitmen terus mengawal program MEF.
“Secara spesifik saya belum pernah mendengar, tapi saya yakin para Capres itu pasti memiliki komitmen yang kuat untuk membesarkan TNI,” tutur Moeldoko.
Panglima menceritakan, telah ada sebuah kesepakatan di DPR. Komitmen melanjutkan program MEF akan terus dikawal pemerintahan selanjutnya.
“Kemarin pada saat kita rapat di Komisi I telah membuat sebuah formula yang harapannya MEF itu siapa pun yang akan memimpin nanti akan mengawal terus,” ungkap Moeldoko.
Sebagai panglima TNI, Moeldoko berharap bahwa program MEF tidak boleh berhenti di pemerintahan selanjutnya.
“Saya mewakili prajurit TNI berharap, siapa pun pemimpinnya ke depan, MEF tidak boleh berhenti,” pungkasnya.
Seperti dikatakan oleh Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsudin, dalam sebuah Forum Temu Pemimpin Redaksi Media beberapa waktu lalu, saat ini rasio anggaran pertahanan Indonesia baru mencapai sekitar 0,8 persen dari GDP nasional Sementara idealnya, untuk negara maju adalah 1-2 persen dari GDP. Untuk MEF, pencapaiannya dalam renstra I 2014 sudah mencapai angka 38 persen. Dalam pencapaian 38 persen tersebut, menurut Sjafrie, telah menghabiskan anggaran sebesar US$ 15 miliar.

jurnal maritim

Indonesia Siagakan Kekuatan Udara Sepanjang Laut Tiongkok Selatan


Pesawat tempur Sukhoi milik TNI AU. (Foto: Defense Update)

Kepri, Letnan Kolonel Andri Gandy, Komandan Pangkalan Udara Ranai di Kepulauan Riau, yang berbatasan dengan Laut Tiongkok Selatan, mengatakan, Indonesia sedang meng-upgrade pangkalan udara sehingga bisa menampung pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30.
Secara terpisah, menurut Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Budiman, empat helikopter serang AH-64E Boeing Apache akan dikerahkan ke pangkalan udara Ranai.
Pengumuman ini dikeluarkan saat kekhawatiran Indonesia mulai meningkat merespons posisi teritorial Tiongkok di Laut Natuna, lepas pantai Kepulauan Riau.
Komodor Fahru Zaini, seorang pejabat senior pertahanan Indonesia, mengatakan bahwa Tiongkok telah mengklaim Perairan Natuna.
“Tiongkok telah mengklaim Perairan Natuna sebagai wilayah perairan mereka. Klaim sewenang-wenang ini terkait dengan sengketa Pulau Spratly dan Paracel antara Tiongkok dan Filipina. Sengketa ini akan memiliki dampak besar pada keamanan Perairan Natuna,” ujarnya seperti diberitakan China Daily Mail, Jumat (23/5).
Namun, Laksamana Evan A. menuturkan, pemerintah Indonesia dengan cepat mengingkari pernyataan Zaini. Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, menyatakan bahwa tidak ada sengketa.
Pertama, tidak ada sengketa teritorial antara Indonesia dan Tiongkok, terutama tentang Natuna. Bahkan kami bekerja sama dengan Tiongkok dalam kemungkinan mewujudkan rencana investasi langsung asing di Natuna. Kedua, kita bukan negara penuntut di Laut Tiongkok Selatan,” kata Marty.
Laksmana Evan juga menunjukkan bahwa Indonesia telah lama berencana untuk memperkuat kekuatan militernya di kawasan Natuna.
Wilayah Natuna memiliki peran strategis dan ekonomi. Terletak di ujung selatan Selat Malaka yang penting, di mana banyak impor minyak dan gas alam Asia Timur Laut melakukan perjalanan di sana.
Secara ekonomi, Laut Natuna diyakini mengandung sejumlah besar gas alam. Menurut International Energy Administration, Blok Natuna Timur memegang sekitar 1,3 TCM cadangan gas, hampir setengah dari cadangan gas alam seluruh Indonesia. IEA juga mengatakan, blok ini adalah prospek gas yang belum dikembangkan terbesar di Indonesia.

jurnal maritim

Serunya Melihat Keberhasilan Anggota TNI Menembak Sasaran dengan Meriam


 Persiapan Latgab di Situbondo (ifah/detikcom)  

Situbondo, - Menjelang hari H latihan gabungan, seluruh satuan TNI memperkuat kesiapan tempurnya masing-masing. Tak hanya kesiapan personel, alat perang juga hampir seluruhnya telah tiba di medan tempur di kawasan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.

Salah satu satuan dari TNI AD, Kostrad Artileri Pertahanan Udara Ringan (Arhanudri) 1. Prajurit Arhanudri melakukan latihan tembak dengan menggunakan meriam berkaliber 23 mm. Meriam merk Giant Bow ini berkecepatan tembak 970 meter per detik dengan jarak jangkau efektif 2,5 km.

Pantauan di lokasi, sebanyak 3 unit meriam merk Giant Bow disiagakan di medan tempur. Masing-masing meriam diawaki 7 personel.

"Mereka adalah pengemudi, komandan regu, penembak dan pelayan amunisi," kata Komandan Pleton (Danton) II Baterai Meriam B, Letda Arh Angga Trisna Nugraha di Karang Teko, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (31/5/2014).

Para personel tersebut tampak sibuk menyiapkan amunisi ke dalam meriam. Amunisi diletakkan di sebuah kotak bernama magesan di sisi kanan dan kiri meriam. Masing-masing magesan berisi 50 butir peluru.

"Meriam ini terdiri dari 2 mesin penembak dan 2 laras dengan kecepatan keluar munisi 250 butir per menit," ujarnya.

Mereka menggunakan pesawat rakitan sebagai sasaran tembak. Pesawat tersebut diterbangkan dari lokasi yang sama dengan lokasi meriam buatan Tiongkok itu berada


Meriam yang datang ke Indonesia tahun 2003 ini unggul dalam hal menembak sasaran udara bergerak, khususnya heli. Senjata ini menyebar sehingga sasaran lebih banyak.

"Tank juga bisa tembus, tapi sasaran kita adalah sasaran udara. Tingkat presisinya 90 persen mengenai sasaran," tutur Angga.

Begitu pesawat diterbangkan, bidikan meriam langsung diarahkan ke pesawat. Meriam terus mengintai arah pergerakan pesawat. Tak lama, sekitar 5 menit pesawat berputar, penembak menarik pelatuk meriam lalu terdengar bunyi 'door' yang sangat kencang memekakkan telinga.

"Yaaa," spontan para personel berteriak.

Sasaran berhasil dilumpuhkan. Setelah berkoordinasi sebentar, mereka bersorak-sorai merayakan keberhasilan tersebut. Sebagai Danton, Angga memimpin anak buahnya menyanyikan yel-yel dengan penuh semangat.

"Ini tim terbaik yang pernah saya pimpin. Rekor hanya 30 butir munisi untuk melumpuhkan sasaran," katanya berapi-api.

Beberapa personel kemudian mencari pesawat yang tertembak itu untuk melihat detail kerusakan sekaligus evaluasi. Rupanya pesawat itu telah hancur berkeping-keping.

Kehadiran Tank Hingga Heli TNI di Asembagus Jadi Tontonan Warga

Situbondo - Latihan Gabungan TNI 2014 akan dilaksanakan di kawasan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Kawasan tersebut merupakan salah satu pusat latihan tempur Marinir.

Berbagai alutsista didatangkan dari seluruh penjuru Indonesia untuk diterjunkan dalam latgab terbesar ini. Dari KRI, tank, helikopter hingga pesawat tempur diturunkan ke area tersebut.

Kehadiran alutsista ini mengundang perhatian warga sekitar. Seperti yang terlihat di Lapangan Sukorejo, Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Puluhan warga berdiri di samping lapangan menonton helikopter yang tengah mendarat. Helikopter tersebut mengangkut meriam untuk dibawa ke lokasi latihan yaitu di daerah Karang Teko.

Pengendara roda dua yang tengah melintas memelankan laju kendaraannya. Sebagian menyempatkan berhenti untuk melihat langsung helikopter dari jarak dekat.

"Seneng aja lihatnya. Bagus, keren," kata Juhairiyah (41), warga Sukorejo, di lokasi, Jumat (30/5/2014).

Juhairiyah membawa serta anaknya yang berumur 6 tahun. Meski mengaku sudah sering melihat helikopter mendarat di lapangan tersebut, ia dan warga sekitar tak bosan-bosannya menonton.

"Kita ikut bangga. Merasa ada yang melindungi," ucap warga lain, Hasanudin.

Meskipun para tentara tersebut membawa senjata api dan alat tempur, mereka mengaku tak takut. Sebab mereka yakin TNI menerapkan prosedur keamanan tinggi.

"Kami juga patuh, kalau tidak boleh mendekat, kami tidak mendekat. Hanya lihat dari jauh," ucapnya.

Helikopter yang mendarat di lapangan tersebut adalah jenis Heli Super Puma dari Skadron Udara 6 sebanyak 1 unit dan Heli Puma dari Skadron Udara 8 sebanyak 3 unit. Keempat heli ini didatangkan dari Lanud Atang Sandjaja, Bogor.

Detik

TNI AL Terus Cari Kapal Thailand yang Diduga Dibajak

  Ilustrasi (Okezone) 
  Ilustrasi (Okezone)  

PONTIANAK - Pada Jumat 30 Mei 2014 sore, Gugus TNI AL Batam memberitahukan kepada TNI AL Pontianak bahwa kapal tanker MP Orapin IV berbendera Thailand telah hilang kontak di perairan Natuna.

Menanggapi hal ini Kadispen AL, Laksamana Pertama TNI, Manahan Simorangkir mengatakan saat ini dua kapal AL telah dikerahkan di kawasan China Selatan dengan 160 personil.

"Setelah mendapatkan informasi kehilangan kontak dari Kapal Tanker MT Orapin IV berbendera Thailand, Jumat kemarin, kami langsung menurunkan personil dengan dua kapal. Yaitu kapal KRI Sibolga dan Kapal Dharma Putra," ungkapnya saat dihubungi Okezone, Sabtu (31/5/2014).

Menurutnya kapal tersebut berlayar dari Singapura menuju Pontianak, Kalimatan Barat. Namun Intel Maritim Biro (IMB) mengaku kehilangan kontak dan AL belum dapat memastikan apakah kapal tersebut tenggelam atau dibajak.

"Hingga saat ini kami masih dalam pencarian di sekitar Natuna. Sehingga kami belum bisa memastikan apakah kapal dibajak atau tenggelam," jelasnya.

Manahan menambahkan, pencarian kapal masih berlanjut dan AL akan segera menambah personil dan kapal bantuan jika memang dimungkinkan.

okezone

Pangdam Tanjungpura Minta 10 Tank untuk Perbatasan


Pangdam Tanjungpura Minta 10 Tank untuk Perbatasan  
Prajurit TNI menggunakan Tank Leopard (depan) saat peringatan ke-68 Hari Jadi TNI di Skuadron 2 Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Sabtu (5/10). Tank Leopard merupakan perlengkapan persenjataan TNI terbaru yang diperkenalkan pertama kali pada Peringatan Hari Jadi TNI kali ini.

  Pontianak - Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayor Jenderal TNI Andi Ibrahim Saleh, meminta sepuluh tank Leopard untuk menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. "Kalau bisa, ditempatkan sepuluh tank dan helikopter," kata Andi di depan anggota Komisi Pertahanan DPR saat berkunjung ke Kalimantan Barat, Jumat, 30 Mei 2014.

Wilayah itu beberapa waktu yang lalu memanas karena Malaysia membangun rambu suar di patok STRP 01 perairan Tanjung Datu. Namun pembangunan itu dicegah oleh TNI, yang kemudian menjaga perairan Indonesia tersebut.

Menurut Ibrahim, topografi Desa Temajuk yang berbukit menyebabkan pengawasan memerlukan helikopter. Perbatasan wilayah Malaysia-Indonesia di Desa Tamajuk berada di kedua sisi Gunung Tanjung Datu. Keberadaan semenanjung di kawasan tersebut menyebabkan pengawasan makin sulit. Ia menambahkan, dengan kondisi seperti itu, Desa Temajuk sebaiknya dijadikan pangkalan militer.

Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan pemerintah provinsi sudah mempersiapkan lahan seluas seribu hektare untuk membangun pangkalan militer di Desa Temajuk. “Itu jangka panjang,” ujarnya.

Anggota Komisi Pertahanan DPR, Tri Tamtomo, mengatakan pemerintah harus menyegerakan diplomasi. “Pemerintah harus berkomitmen mempertahankan kedaulatan wilayah,” ucapnya. Ia berpendapat pembangunan rambu suar oleh Malaysia belum lama ini bisa bermakna memperolok pemerintah Indonesia.

TEMPO

Anda Percaya, Kami Pasti Bisa !


 
Disain Light Frigate Sigma 10514

“Ketika user atau pemerintah percaya, kami pasti bisa semangat pun akan membara untuk membuktikan bahwa kami bisa memberikan terbaik untuk bangsa dan masyarakat kita,”.

Saat ini ada 5 isu strategis nasional, yaitu Ancaman Konvensional dan Non-Konvensional, Kondisi Geografis Indonesia, Gangguan Kemanan masih cukup besar, Permasalahan Perbatasan dan Kemandirian Masih Terbatas. Berhubungan dengan judul artikel maka kita akan membahas tentang “KEMANDIRIAN MASIH TERBATAS”.
Untuk mengejar kemandirian dan penguasaan teknologi, pemerintah membuat 7 program kemandirian industri pertahanan, yaitu Pembangunan Industri Propelan Nasional, Pengembangan Kapal Selam, Pengembangan Pesawat Tempur (IFX), Pengembangan Roket dan Rudal Nasional, Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional, Pengembangan Radar Nasional, dan Pengembangan Tank Nasional (medium). Kemarin sudah dibahas masalah Pembangunan Industri Propelam Nasional, rencana jangka menengah pembangunan kapal PKR atau Frigate Nasional.
Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional
PT. PAL Indonesia (Persero), bermula dari sebuah galangan kapal yang bernama MARINA dan didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, Perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi Perusahaan ini dan mengubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal 15 April 1980, Pemerintah mengubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan akta No. 12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro, SH.
Lokasi Perusahaan di Ujung, Surabaya, dengan kegiatan utama memproduksi kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan. Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PAL Indonesia telah memasuki pasaran internasional dan kualitasnya telah diakui dunia. Kapal-kapal produksi PAL Indonesia telah melayari perairan di seluruh dunia. Untuk bidang pertahanan dan keamanan, sesuai amanat UU No. 16 tahun 2012 tentang Inhan dan merujuk SK No.KEP/12/KKIP/XII/2013 tanggal 17 Desember 2013 atau Surat Keputusan KKIP, PT PAL diamanahkan sebagai pemandu utama atau Lead Integrator pembangunan alutsista matra laut.
arc.web.id
Pada bulan Januari tahun ini, PT. PAL dan Damen Schelde Naval Shipbuilding  (DSNS) telah melakukan pemotongan baja pertama atau First Steel Cutting Kapal PKR 105 meter pertama. Total ada 6 modul yg dikerjakan, untul modul 1, 2, 4 dan 6 dikerjakan PT. Pal dan modul 3 dan 5 dikerjakan oleh pihak DSNS.
MILESTONE PENCAPAIAN
  • Pada Tahun 1983 dimulainya penguasaan Industri Pertahanan dan Keamanan dengan pembuatan kapal patroli cepat (FPB) 28 pesanan Ditjen Bea Cukai dan Polisi sebanyak 38 kapal.
  • Pada Tahun 1995 penyerahan modifikasi kapal  perang eks Jerman kelas Parchim, kelas Frosch, dan kelas Kondor.
  • Pada Tahun 1997 Penyerahan overhaul 5 tahunan pertama Kapal selam (KRI Cakra).
  • Pada tahun 1999 Penyerahan overhaul 5 tahunan kapal selam kedua (KRI Nanggala)
  • Tahun 2003 PT Pal melakukan modifikasi kapal patroli cepat (FPB) sebagai kapal combatan seperti FPB 57.
FPB-57 atau Fast Patrol Boat 57 m atau PB-57 (karena tidak semuanya berkecepatan tinggi) adalah sebuah rancangan kapal patroli yang dibuat oleh Lürssen, Jerman. Pada perjanjiannya PT. PAL yang awalnya hanya merakit kapal ini di Surabaya, juga memperoleh hak untuk memproduksi rancangan kapal ini. Selanjutnya, kapal ini sudah buatan Surabaya. Sejumlah penelitian dilakukan agar FPB menjadi kapal combatan salah satunya penggunaan pendekatan CFD (Computational Fluid Dynamics). Hasilnya menerapkan Bow Lifting Body (BLB) yg dapat meningkatkan efisiensi gaya dorong kapal.
Model kapal bot patroli FPB-57 yang dilengkapi helipad buatan PT PAL saat akan diuji terowongan angin
Model kapal bot patroli FPB-57 yang dilengkapi helipad buatan PT PAL saat akan diuji terowongan angin
Selain itu pada tahun 1989 FPB 57 dilakukan uji terowongan angina untuk menguji penggunaan pendaratan helikopter. Pada tahun 2003 dilakukan penyerahan terakhir kapal FPB 57 pesanan TNI AL dari total 12 unit. Pada tahun 2002 PT PAL juga pernah mengajukan proposal teknis Kapal Patroli Cepat Nasional 60 m (KPCN 60) ke TNI-AL tapi begitulah TNI, hingga akhirnya terbit UU Nomer 16 tahun 2012 baru mulai mengaku ngikut mendukung produk dalam negeri. Kasus ini sama dengan Panser Anoa, kalau gak dibantu mantan Presiden Jusuf Kalla pasti proyek ini bakalan mangkrak lagi. :-D
“Kita tidak bisa begini, karena awalnya ini (industri pertahanan lokal) adalah perjuangan. Jangan kualat,” Mantan Presiden BJ Habibie 
  • Tahun 2010-2013
  1. Penyerahan kapal Landing Platform Dock (LPD) sebanyak 2 unit
  2. Pembangunan Kapal Cepat Rudal(KCR) 60 m.
  3. Persiapaan Pembangunan PKR 105 meter

ROAD MAP PENGUASAAN TEKNOLOGI
Hingga tahun 2014 ini PT. PAL sudah berpengalaman menguasai sejumlah teknologi pertahanan dan keamanan seperti memproduksi kapal perang jenis Fast Patrol Boat (FPB) berbagai ukuran, KCR 60 m hingga LPD 125 m. Saat ini untuk pengetahuan dasar pembangunan kapal PKR tim sudah berhasil menguasai sebanyak 51 persen. Untuk program Transfer of Technology yg didapat sekitar 17 persen dan pengetahuan yg harus dikembangkan sendiri sebanyak 32 persen. Kompetensi SDM sangat menentukan dalam akusisi teknologi, oleh karena itu untuk dapat menguasai dan menciptakan desain kapal PKR sendiri diperlukan pengembangan teknologi dengan porsi yg besar yaitu 32 persen.
Jika kedepan kita sudah bisa menyerap ilmu dari hasil kerjasama dengan DSNS, maka pada tahun 2017-2022 kita punya proyeksi mengembangkan sendiri agar tidak harus membayar royalty kepada Belanda. Agar program ini berjalan dan dapat meningkatkan kapasitas pelayanan maka PT PAL mengalokasikan modal pada tahun 2013 sebanyak Rp. 163 milliar. Saat ini sedang dilakukan perbaikan dan membangun bangunan baru divisi kapal perang, ship lift dari semula 700 ton menjadi 1.500 ton, floating dock Surabaya dari 2.500 TLC menjadi 3.500 TLC, serta floating dock Pare-Pare dari 3.000 TLC menjadi 5.000 TLC. Dan yang terbaru adalah rencana membangun side launching kapal 150 m pada tahun 2016. Selain ToT PT PAL juga meningkatkan kualitas SDM-nya melalui OJT (On Job training) dan Internal Training. :-D

 LEAD INTEGRATOR
Sebagai Lead Integrator, PT PAL membuat konsep kerjasama dengan sejumlah perusahaan pendukung dan subkontraktor sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Denga kerjasama ini minimum 35 persen “local content” yang diamanahkan UU Nomer 16 Tahun 2012 tentang Inhan bisa tercapai. PT. PAL mengklaim bahwa konsep yg diterapkannya ini akan berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional, karena pekerjaan didistribusikan secara proposional.
Untuk konsep kerjasama dengan industri lokal adalah kontraktor utama, desain kapal, konstruksi kapal, suplai material dan sub-system (local content), kegiatan instalasi dan support untuk integrasi sistem persenjataan, test dan trial. Sedangkan dengan penyedia teknologi yaitu partner, asistensi desain atau konstruksi kapal, suplai material dan sub-system, desain dan supali sistem persenjataan dan integrasi, test dan trial sistem persenjataan.
Saat ini kerjasama yg sudah terlaksana dengan perusahaan-perusahaan lokal yaitu :
  1. PT Barata, steel casting shaft bracket & sterm tube
  2. PT Inka
  3. PT BBI, Machining Component, Air Vessel, Steel Casting and Valve
  4. PT Pindad,
  5. PT Len
  6. PT DI
  7. dan PT KS, Heavy Steel dan Steel Plate material  Supply
Untuk kerjsama dengan perusahaan combat system dan electronic dalam koridor lead integrator meliputi Combat system integrator, tacticos, comms Assistance and assistance during building STW – HAT -SAT. Sedangkan E-Manufacture adalah E-installation bridge and platform automation, E-System Integrator, and assistance during building STW – HAT -SAT.

Berikut Spesifikasi Kapal Perang Perusak Kawal Rudal (Guided Missile Escort) “Frigate” No-1 :
GENERAL
Customer : Indonesian Navy (TNI-AL).
Primary functions : Anti Air Warfare, Anti Surface Warfare, Anti Submarine Warfare
Secondary : Maritime Security & Safety, Disaster Relief/Humanitarian Aid.
Hull material : Steel grade A/AH36.
Standards : Naval /Commercial, naval intact / damaged stability, noise reduced, moderate shock.
Classification : Lloyd’s Register of Shipping (supervision) 100 A1 SSC Mono Patrol, G6, LMC UMS.
DIMENSIONS
Length o.a. : 105.11 m
Beam mld : 14.02 m
Depth no.1 deck : 8.75 m
Draught (dwl) : 3.70 m
Displacement (dwl) : 2365 tons
PERFORMANCE
Speed (Maximum power) : 28 knots
Speed on E-propulsion : 15 knots
Range at 14 knots : > 5000 NM
Endurance : > 20 days at sea
PROPULSION SYSTEM
Propulsion type : combined diesel or electric (CODOE)
Diesel engine : 2 x 10000 kW MCR diesel propulsion
Electric motors : 2 x 1300 kW MCR electric propulsion
Gearbox : 2 x double input input/single output
Propellers : 2 x CPP diameter 3.65 m
lntegrated platform management system
AUXILIARY SYSTEMS
Generator sets : 6 x 735 kWE (CAT C-32A)
Emergency gen. set : 1 x180kWE
Chilled water : 2 x units, redundant distrubution
Fire fighting : 4 x main pumps +Ix service pump
Freshwater making capacity : 2 x 14 m3/day (RO) + 2 x 7.5 m3/day (evaporators)
DECK EQUIPMENT
Helicopter deck : max. 10 tons helicopter
Heli operations : day/night with refuelling system
Helicopter hangar : suitable for approx 6 tons helicopter
RAS : on helicopter deck PS & SB, astern fuelling
Boats : 2 x RHlB
ACCOMMODATION
Fully air-conditioned accommodation for 122 persons
Commanding Officer  1
VIP cabin (Flag officer standard)  1
Officers  26
Chief Petty Officers  10
Petty Officers  28
Petty officer (female)  8
Junior Ratings  29
Trainee Officers  18
Canal Pilot cabin.  1
Provisions for NBC citadel/decontamination
WEAPON & SENSOR SUITE
3D-Surveillance & target indication radar & IFF
Radar / electro optical fire control
Hull Mounted Sonar
Combat management system
Medium calibre gun 76 mm
1 x Close In Weapon System
2 x 4 SSM launchers
12 cell SAM launcher
2 x triple Torpedo launching system
ESM & ECM
2 x Decoy launchers
lntegrated internal & external communication system
NAUTICAL EQUIPMENT
lnteqrated bridqe console, 2 x naviqation radar, ECDIS, GMDSS-A3 rencence gyro

Untuk masalah kemandirian jujur saya sudah lama pengen keluarin unek-unek dari pribadi saya. Ok, saya sering bertemu dan ngobrol dengan sejumlah prajurit (minus para perwira tinggi) dan mereka sangat mengapresiasi produk dalam negeri. Saking peduli, kadang mereka mencari masalah-masalah alutsista contohnya SS-1 dan menyampaikan masalah itu kepada para engineer atau membuat karya-karya lainnya agar negara kita bisa maju dalam hal industri teknologi alutsista. Sayangnya respon itu sering tumpul karena jujur ini pengalaman pribadi, kebanyakan para pejabat militer lebih mencintai produk luar berbeda jauh dengan prajurit mereka. Kenapa?? maaf saya rasa teman-teman sudah tahu jawabannya, saya meski bukan orang militer tapi saya tidak “BUTA” melihat perkembangan militer kita. Sampai sekarang saya masih tidak percaya dengan beberapa pejabat kita,  meski sudah ada UU Nomer 16 Tahun 2012 tentang Inhan yg memaksa user agar menggunakan produk dalam negeri, sudah banyak kasus yg saya dengar maupun alami. Maaf kalau ada yg merasa, semua ini adalah kritik dan saran pribadi yg terlalu cinta dengan negeri kita yg bernama INDONESIA ini.

JKGR

Latgab 2014, Uji Coba Doktrin Baru TNI?

Latgab 2014, Uji Coba Doktrin Baru TNI? DI sela-sela kegaduhan dan pro-kontra calon presiden, bangsa ini tengah mengalihkan sedikit perhatian ke Situbondo. Di ujung timur Jawa Timur inilah TNI sedang mengonsentrasikan kekuatannya menjalani Latihan Gabungan (Latgab) 2014.

Latgab yang digelar di akhir fase Minimum Essential Force (MEF) I sekaligus pemerintahan SBY patut menjadi perhatian. Bukan sekadar untuk mengukur sejauh mana belanja militer mampu memenuhi kebutuhan mengamankan NKRI, tapi juga mengukur apakah perkembangan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) sudah cukup membuat TNI percaya diri untuk mengubah doktrin dari defensif aktif dengan titik fokus pada skenario perang berlarut menjadi defensif-ofensif dengan konsentrasi pada containment dan penghancuran kekuatan lawan sebelum memasuki teritorial darat NKRI.

Sejauh ini susah dipahami bahwa TNI sudah mempunyai kemampuan melakukan tindakan ofensif. Hal ini karena persepsi tentang kekuatan tulang punggung pertahanan Indonesia tersebut belum beranjak dari era Orde Baru hingga era reformasi di mana TNI begitu nelangsa akibat embargo militer, terutama dari Amerika Serikat yang merupakan pemasok utama alutsista sejak dimulainya era pemerintahan Soeharto.

Sebaliknya, tidak banyak yang sadar melonjaknya perekonomian, hubungan baik dengan Rusia; bargaining position yang kuat di mata Amerika Serikat, China,dan Inggris; kerja sama erat antara Indonesia dan Jerman, Prancis, Korea Selatan; serta simbiosis mutualisme dengan negara sahabat seperti Brunei Darussalam telah menjadi daya dongkrak kekuatan alutsista TNI.

Pun konflik di Laut China Selatan serta gesekan dengan Australia dan Malaysia telah menjadi trigger perubahan yang bisa disebut revolusi alutsista. Dengan posisi di atas angin tersebut, tentu tidaklah sulit bagi TNI memiliki bukan hanya kapal selam U-209 yang selama ini dikenal sebagai Cakra-Nanggala, tapi juga kapal selam U-206, U-212, U-214, Kilo tipe 636 dan 877 K4b, Amur, bahkan Typhoon.

Juga bukan perkara sulit bagi TNI untuk mendatangkan Slava Class (heavy cruiser), Sovremenny Class (destroyer), Talwar Class (frigate), Stereguschyy Class (corvette), dan lainnya. Untuk matra udara, bukan mustahil TNI memiliki pesawat tempur sekelas Su-34 Fullback, Su-35SI Super Flanker, Dassault Rafale, dan Eurofighter Tornado, bahkan Tu-160 Blackjak. Pun tidak mengada- ada jika TNI memiliki S-300PMU2 / SA-20 Gargoyle atau HQ- 16 SAM Systems sebagai payung udara.

Siapa pun sulit membayangkan kekuatan Indonesia tinggal selangkah melampaui kekuatan di era 1960-an. Apalagi bagi mereka yang mendewakan ”penampakan”. Padahal, domain militer lebih banyak misterinya. Tapi kalau jeli, pesannya sudah disampaikan Moeldoko tentang Sukhoi terbang di atas air dan alutsista yang semakin padat pada 2016.

Atau lebih jauh seperti disampaikan Menhan Poernomo Yusgiantoro bahwa militer Indonesia pada 2014 akan menjadi terkuat di kawasan dan pernyataan SBY–yang sebenarnya didapuk TNI sebagai panglima besar atas jasanya untuk TNI–tentang kesiapan Indonesia berperang. Tapi pihak skeptis sekaligus pesimis, tentu harus bertanya apakah Indonesia selamanya aman-aman saja, apakah tidak punya potential adversaries, apakah tidak pernah menjadi sasaran assymetric warfare dan proxy warfare.

Dengan posisi geopolitik yang demikian strategis, apakah Indonesia tidak layak menjadi primary target. Jika begitu adanya, apakah Indonesia tidak layak membangun deterrent effect . Dengan potensi yang datang dari delapan penjuru angin, tentu Indonesia harus membentuk komando gabungan wilayah pertahanan (kogabwilhan) dan itu harus dilengkapi beragam alutsista, termasuk produk dalam negeri.

Berdasarkan pemaham atas ancaman inilah kita berharap latgab menjadi ajang deklarasi dan uji coba perubahan doktrin militer. Tentu Indonesia mempertimbangkan keseimbangan kawasan hingga tidak perlu vulgar. Tapi paling tidak bisa memberi pesan: Jalmo moro, jalmo mati; dhemit moro, dhemit mati; dewa moro, dewa keplayu; dhemit ora ndulit, setan ora doyan.”

Sindo

TNI AL Masih Andalkan Alutsista Tua dalam Latgab Juni 2014

Panser Amfibi BTR-50, salah satu alutsista TNI AL yang berusia lanjut. (Foto: Indomiliter)



Surabaya,  Apel pengecekan kesiapan pasukan dan alutsista menjelang Latgab TNI 1-5 Juni 2014 mendatang dilakukan Dirlatgab, Letjen Lodewijk F. Paulus, di Koarmatim, Surabaya, beberapa hari lalu.
"Dari unsur laut, total alutsista ada 33 KRI, 76 kendaraan siap tempur, dan 8 pesawat," ujar Lodewijk saat konferensi pers.
Lodewijk meninjau satu per satu kesiapan pasukan TNI AL. Alutsista yang digunakan pasukan ini rata-rata berumur tua. Tak sedikit peralatan seperti senjata laras panjang hingga kendaraan tank amfibi yang dibuat pada 1960-an.
Namun meski sudah tua, menurut Lodewijk, alutsista tersebut masih layak digunakan. Peralatan tempur TNI AL sudah di-upgrade dengan teknologi baru dalam kemampuan menangkis serangan, radar, dan GPS.
Dalam Latgab ini, unsur laut terbagi dalam tiga komando tugas, yakni Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab), Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib), dan Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin).
Lebih lanjut, Lodewijk menerangkan mengenai perincian alutsista dari masing-masing komando yang mengikuti Latgab.
“Kogaslagab berisi kapal-kapal kombatan jenis perusak kawal rudal seperti KRI Ahmad Yani dan KRI Yos Sudarso. Sedangkan Kogasgabfib berisi kapal jenis Landing Platform Dock seperti KRI Makassar, KRI Surabaya, dan KRI Kerapu. Sementara Kogasgabratmin berisi kapal jenis Landing Ship Tank seperti KRI Teluk Sampit, KRI Teluk Mandar, dan KRI Teluk Penyu,” paparnya.
Dirlatgab yang didampingi Danguspurla Koarmatim, Laksamana Pertama Aan Kurnia, juga meninjau KRI Sultan Hasanuddin yang berlabuh di Koarmatim. KRI ini dilengkapi radar 3 dimensi yang bisa langsung berkoordinasi dengan udara.
"Kapal ini juga ada sistem link ke kapal lain sehingga bisa transfer data," ucap Aan.
Selain itu, kapal juga dilengkapi tanker anti rudal untuk self defence, sehingga jika kapal diserang oleh musuh, bagian ruang informasi pusat tempur akan tetap aman. Ruangan tersebut juga dilengkapi GPS jumper.
Salah satu alutsista terbaru adalah tank BMP 3F juga turut dipersiapkan untuk mengikuti Latgab. Tank ini didatangkan dari Rusia pada tahun 2010 lalu. Tank berwarna hijau loreng tersebut berkapasitas 9 penumpang dan 3 orang awak ini memiliki kemampuan dapat menembak secara otomatis.

jurnal maritim

Operasi Ultra : Inggris Sadap Komunikasi Jerman

Ilustrasi (IST)
Ilustrasi (IST)

 – Pemerintah Inggris menjalankan Operasi Ultra dengan misi utama menyadap dan mengungkap kode rahasia mesin Enigma Jerman. Keberhasilan itu tidak lepas dari peran Hans Thilo Schmidt mata-mata Jerman yang membelot.
Operasi Ultra merupakan kode nama yang diberikan ahli pembuka kode rahasia Inggris yang bertugas di Taman Bletchley ( kawasan real estate di Taman Bletchley). Operasi ini bertugas menyadap dan mengungkap pesan rahasia Jerman.
Operasi ini merupakan proyek mengungkap pesan rahasia di peralatan elektronik. Kode Ultra adalah upaya pemerintah Inggris mengungkap pesan rahasia yang berasal dari radio Jerman selama Perang Dunia II.
Pada 1938 pemerintah Inggris mulai serius mengawasi komunikasi Jerman di Taman Bletchley. Pada tahun yang sama, Taman Bletchley berhasil mengungkap 30 kode rahasia rahasia Jerman.
Adapun isinya mempersiapkan sekolah yang dikhususkan untuk calon ilmuwan Jerman. Selain itu, di antara ke 30 kode ini ada juga sandi-sandi yang berupa bahasa maupun rumus matematika.
Dalam beberapa tahun, intelijen Inggris memperkerjakan 500 orang di Taman Bletchley. Tim ini ini juga telah sukses mengungkap dan menyadap pemerintah Jerman bahkan mampu mengganti kode rahasia milik Jerman.
Pada 1939, Operasi Ultra memerintahkan ahli pembuka kode rahasia dengan memecahkan kode mesin Enigma Jerman dan menemukan salinan penyadapan.
Memecahkan kode rahasia Enigma sesungguhnya bermula sebelum pembangunan Taman Bletchley. Intelijen polisi Inggris mulai menyadap komunikasi Jerman dan memecahkan kode rahasia pada pertengahan 1930-an.
Pada musim panas 1938 Jerman menciptakan kode rahasia baru. Ketika itu Inggris dan Perancis mendukung kemerdekaan Polandia dari serbuan dan dominasi Nazi Jerman.
Intelijen polisi kedua negara ini memberikan semua kode rahasia informasi dan teknologi Jerman. Penolakan kesepakatan Munich mendorong Jerman menyerbu Polandia dan ini merupakan permulaan Perang Dunia II.
Pada awal bulan permulaan Perang Dunia II, ahli kode rahasia Inggris sukses menguraikan komunikasi rahasia Jerman. Beberapa kode matematika berhasil dibuka dan diuraikan melalui proses yang cukup sulit.
Sebagian besar komunikasi militer Jerman menggunakan kode lama sehingga intelijen Inggris, Perancis, dan Swedia mampu membuka kode tersebut. Pada 1940, ahli matematika di Taman Bletchley membuka kode rahasia mesin Enigma Jerman.
Karena sebelumnya pihak Jerman merasa yakin mesin Enigma yang mereka buat tidak bisa dibuka kode rahasianya. Maka, mereka menggunakan mesin ini untuk seluruh jenis komunikasi pada medan pertempuran, di laut, di udara dan pada jaringan rahasianya.
Selain itu, beberapa ahli pembuka kode rahasia di Taman Bletchley memodifikasi elektroda yang dapat menguraikan menyadap mesin Enigma. Untuk mengoperasikan rancangan ini pemerintah Inggris mempekerjakan Naval WREN, korp Angkatan Laut Inggris
Sepanjang terjadinya Perang Dunia II, staf wanita yang bekerja di Taman Bletchley melebihi dari laki-laki, satu berbanding delapan.
Dengan usaha keras, kode dan pesan komunikasi rahasia Jerman dapat disadap dan diuraikan. Militer Inggris mengirimkan ribuan staf ahli radio untuk menyadap stasiun pemancar di seluruh Eropa.
Penyadapan mesin Enigma dipengaruhi oleh cuaca dan padatnya gelombang udara sehingga sering mengalami kesulitan. Biasanya penyadapan ini disertai suara gaduh.
Pemerintah dan militer Jerman menggunakan lebih 200 frekuensi untuk pesan radio, dalam waktu sedikitnya lebih dari 30 detik. Tetapi pemerintah Inggris telah menyadap dan mematikan frekuensi yang digunakan Jerman.
Secara terus menerus data frekuensi Jerman dibuka dan dipindahkan ke Taman Bletchley untuk diterjemahkan dan dibuka kode rahasianya.
Setiap minggu staf Operasi Ultra berhasil membuka 50 pesan sandi rahasia Jerman. Tetapi pada 1942, frekuensi radio Jerman mengalami perubahan yang cukup cepat dengan kode rahasia baru.
Tentunya staf yang menjalankan Operasi Ultar mengalami kesulitan untuk membuka kode rahasia tersebut. Bahkan setiap hari, 1200 staf di Taman Bletchley tidak berhasil menguraikan kode rahasia hasil penyadapan tersebut.

intelijen

In Picture: Uji Coba Meriam Giant-Bow






Mengukur Konsistensi Indonesia – Freeport


 
Tambang PT Freeport Indonesia
Tambang PT Freeport Indonesia
Jakarta. Belum bisanya PT Freeport Indonesia mengekspor konsentrat, membuat Richard Adkerson sang bos perusahaan asal Amerika Serikat itu, turun tangan dan akan ikut serta dalam perundingan dengan Pemerintah. “Bahkan CEO Freeport McMoran Copper & Gold Inc, dipastikan akan datang ke Indonesia beberapa hari ke depan,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung di Jakarta, 28/5/2014.
Masih alotnya perundingan kontrak karya (KK) antara Freeport dan Pemerintah, membuat Freeport sampai saat ini belum bisa mengekpor konsentratnya.
Kedatangan bos Freeport ke Indonesia juga dibenarkan olah Menteri Perindustrian M.S Hidayat, setelah rapat koordinasi kebijakan minerba Rabu malam. “Saya dengar mau ke sini. Dia mau segera bisa cepat ekspor,”. Nantinya, setiap perkembangan kontrak karya tersebut akan terus dilaporkan kepada Presiden agar tahu setiap jengkal progres perundingan tersebut.
Renegosiasi kontrak karya, khususnya Freeport terbilang alot. Pasalnya, perusahaan tambang berinduk Amerika Serikat itu mengajukan besaran pelepasan saham sebesar 20 persen. Sementara pemerintah meminta 51 persen. Selain itu, Freeport yang kontraknya akan berakhir pada 2021, dikabarkan meminta perpanjangan hingga 2041. Raksasa tambang ini sudah beroperasi di Indonesia sejak 1967.
Diputuskan Pemerintahan Mendatang
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, renegosiasi kontrak Freeport bukan kewenangan pemerintah saat ini. Apa yang secara intensif dilakukan pemerintah saat ini hanyalah melaksanakan amanat Undang-Undang Minerba. “Ada perbedaan KK (kontrak karya) dan perpanjangan masa kontrak. Mengenai masa perpanjangan kontrak, itu bukan kewenangan pemerintahan yang sekarang. Kami hanya melaksanakan Undang-Undang Minerba,” ujar Chairul Tanjung setelah rapat koordinasi dengan menteri terkait di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian di Jakarta, Rabu (28/5/2014) malam.
Menko Perekonomian yang kerap disapa CT itu menjelaskan, renegosiasi itu bukan kewenangan pemerintah saat ini karena kontrak Freeport baru akan habis pada tahun 2021. Renegosiasi kontrak paling cepat baru bisa dilakukan tahun 2019, seperti yang tertera dalam kontrak. “Itu karena kontrak Freeport habis tahun 2021, paling lambat tahun 2019. Jadi, itu kewenangan pemerintah yang akan datang,” katanya.
Intensifnya pembahasan soal KK dinilai oleh pemerintah sebagai keseriusan agar UU Minerba terlaksana dengan baik. Salah satu poin dari UU Minerba yang terus digenjot pemerintah adalah kewajiban perusahaan tambang untuk meningkatkan nilai tambah barang mentah.
Tambang PT Freeport Indonesia
Tambang PT Freeport Indonesia
Tegakkan Aturan
Sikap yang tegas muncul dari pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik. PT Freeport Indonesia dipastikan tidak diperbolehkan mengekspor ore, sampai pabrik pemurnian bijih mineral (smelter) mereka jadi dan beroperasi.
“Tidak ada ekspor mentah. Enggak boleh. Jadi yang diekspor itu yang sudah diolah,” ucap Jero Wacik, usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu malam (28/5/2014).
Dia mengatakan, saat ini Freeport sudah mempunyai konsentrat yang sudah diolah. Dia mengatakan, dalam rapat tersebut Freeport memohon diberikan izin ekspor konsentrat tersebut selama smelter mereka belum jadi. “Jadi, ekspor mineral mentah nol. Tetap tidak boleh,” kata dia lagi.
Sementara itu, ketika ditanya perihal kadar konsentrat yang sudah diolah PTFI, Jero mengatakan pemerintah tidak akan melonggarkan aturan kadar. “Kadarnya tetap tidak longgar. Cuma dia boleh ekspor konsentrat, tapi kena bea keluar,” jelasnya.
Nantinya, sambung Jero, bea keluar tersebut menurun, sampai dengan nol persen, ketika smelter selesai dibangun dan beroperasi. Sebelumnya pemerintah telah membuat dua aturan turunan sebagai implementasi Undang-undang No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (minerba).
Adapun aturan soal besaran kadar pemurnian tertuang dalam Peraturan Menteri No.1 tahun 2014 sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah No.1 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
Sementara itu, aturan perihal besaran bea keluar diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.6/PMK.011/2014, yang dikeluarkan pada 11 Januari 2014 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar. (kompas.com)
Kita lihat nanti hasil pertemuan antara Bos Freeport Richard Adkerson dengan pemerintah. Apakah aturan baru yang memproteksi sumberdaya negara seperti UU nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara yang mengamanatkan penerimaan negara dari sektor tambang, benar-benar serius ditegakkan. Atau, hanya gertak sambal terkait konsumsi politik praktis.

JKGR

Memanas, NATO dan Rusia Berebut Kapal Perang Perancis

Memanas, NATO dan Rusia Berebut Kapal Perang Perancis
Kapal perang Perancis tipe Mistral yang dijual ke Rusia. Foto: Itar-Tass/EPA/Anatoly Maltsev.
WASHINGTON - Para anggota Kongres Amerika Serikat (AS) menekan Perancis supaya menjual dua kapal perangnya ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), bukan ke Rusia. Tekanan itu muncul di tengah memanasnya hubungan AS dengan Rusia yang dipicu krisis di Ukraina.

Perancis diminta memikirkan ulang penjualan kapal perang Mistral ke Rusia. Padahal, penjualan kapal perang itu sudah disepakati, dan jika dibatalkan Rusia bisa menjatuhkan denda yang bisa melumpuhkan ekonomi Perancis.

NATO sendiri keberatan dengan sikap Perancis yang telanjur membuat kesepakatan untuk menjual dua kapal perang pengangkut helikopter tempur itu kepada Rusia.

”Pembelian (kapal perang) tersebut akan mengirim sinyal kuat kepada Presiden Rusia, (Vladimir) Putin, bahwa sekutu NATO tidak akan mentolerir dengan cara apapun terkait gerakan sembrono (Rusia),” tulis Reuters mengutip mengutip surat elektronik dari Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, Jumat (30/5/2014).

Dalam surat tersebut, NATO merasa akan kuat jika berhasil mengakuisisi dua kapal perang Perancis tersebut. Beberapa anggota Parlemen AS yang menekan Perancis tersebut antara lain, Eliot Engel, Michael Turner dan William Keating. Tiga politikus AS itu dikenal memiliki lobi kuat terhadap negara-negara Eropa anggota NATO.

Perancis telah menghadapi tekanan yang meningkat dari perusahaan rekan AS dan Eropa untuk membatalkan penjualan dalam terang krisis Ukraina. Pemerintah Perancis pernah menyatakan, jika penjualan itu ingin digagalkan, maka semua negara-negara NATO harus mau berbagai derita dengan Perancis.

Maklum, nilai penjualan dua kapal perang dalam sebuah kontrak itu mencapai USD1,2 miliar. Jika dibatalkan, Rusia akan menerapkan denda besar-besaran kepada Perancis sesuai kesepakatan.

Kapal perang Mistral merupakan jenis kapal serbu canggih. Pada tahun 2011 Perancis sepakat untuk menjualnya kepada Rusia. Perancis juga komitmen tidak akan melanggar kontrak itu Tindakan Perancis itu sebelumnya telah membuat kesal AS dan sekutu-sekutu NATO.

Kapal perang Mistral Perancis yang dijual ke Rusia ada dua jenis. Yang pertama, bernama Vladivostok, yang dijadwalkan akan sampai ke Rusia pada Oktober 2014. Sedangkan yang kedua, bernama Sebastopol  yang akan dikirimkan pada tahun 2015.

Kapal-kapal perang itu akan ditempatkan bersama Armada Laut Hitam Rudia di Crimea, wilayah yang semula bagian dari Ukraina namun dianeksasi Mosko pada Maret 2014 lalu.

Sindo

Mercusuar Malaysia Sudah Berwarna Merah Putih

 Tiga tiang pancang mercusuar yang berdiri di kawasan perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, dicat merah putih. Tiang pancang mercusuar dengan ketinggian 13 meter di atas permukaan air laut itu dibangun oleh Malaysia. Sebanyak dua kapal perang milik TNI AL disiagakan di kawasan tersebut


Batu yang dicat gambar bendera merah putih di kawasan perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat


viva.co.id