Jakarta –
Belum lama ini Yordania menggelar acara Special Operations Commanders
Conference Exhibitons (SOFEX) 2014 di Amman, yang mempertemukan para
komandan/pakar operasi khusus dari berbagai belahan dunia.
Hal
itu terungkap, ketika delegasi Indonesia yang dipimpin Staf Ahli Menhan
Bidang Keamanan Mayjen TNI Paryanto menghadiri acara tersebut, yang
bertemakan Special Forces at the Time of Digital Wars, bersama dua orang
Perwira Menengah (Pamen) TNI dari Kopassus dan Marinir sebagai
peninjau.
Forum para komandan/pakar operasi khusus itu,
merupakan wadah untuk merumuskan bentuk operasi khusus di era digital
maupun penyelenggaraan lomba tahunan pasukan khusus dunia (warrior
compettiton), yang memberikan kesempatan para peserta untuk saling
berinteraksi serta bertukar informasi dalam menjaga stabilitas kawasan.
Sedangkan
sejumlah kegiatan yang dilaksanakan, antara lain Warrior Competition
ke-6, yakni lomba keterampilan pasukan khusus yang diikuti peserta dari
Yordania , Palestina, Slovakia, Kanada, Kazakhtan, Afghanistan, Brunei
Darussalam, Lebanon, Netherland, USA, China, UEA, Rusia, Iraq, Malaysia,
Pakistan, Saudi Arabia, Bahrain dan Kuwait.
Kegiatan lainnya
adalah, Middle East Special Operations Commander Conference (Mesoc),
merupakan forum pertemuan komandan/pakar operasi khusus negara kawasan
yang diikuti 600 orang peserta dari 51 negara. Kemudian aplikasi demo
operasi pembebasan sandera dengan serbuan gedung oleh satuan tugas
komprehensif melibatkan instansi kepolisian, satuan pengintai, heli
serbu, heli angkut, unit pemadam kebakaran, psikologi dan medis untuk
menangani korban (sandera) pasca operasi pembebasan serta unit media
sebagai unsur publikasi.
Forum tersebut juga dirangkai dengan
menampilkan perlengkapan /persenjataan berteknologi terkini untuk
operasi khusus, operasi keamanan dalam negeri serta operasi kontra
terorisme, yang melibatkan 382 peserta dari 35 negara.
Yordania
adalah negara yang letak geografinya sangat sentral, berada di antara
tiga benua (Asia, Eropa serta Afrika), dan memiliki kedekatan hubungan
dengan Barat (AS dan Eropa), berusaha menjadi pusat industri pertahanan
di kawasan dengan menggandeng industri pertahanan terbesar di Afrika
(Paramount Group), yang kemudian diberi nama Arabian Defense Industry
(ADI).
Dari jalinan kerjasama tersebut ditargetkan pada tahun
2015, selain dapat mempersatukan industri pertahanan di kawasan Timur
Tengah maupun Afrika, ADI menargetkan sudah mulai memproduksi kendaraan
tempur serta melakukan modernisasi atau upgrading pesawat tempur Hawk
Fighter, Helikopter MI-17, M-24 maupun Super Puma.
Sementara
keikutsertaan Indonesia pada event dua tahunan tersebut, dapat menjadi
peluang kerjasama bagi industri pertahanan dalam negeri dengan ADI agar
dapat masuk dalam jaringan internasional (global supply chain). Selain
itu, untuk peningkatan kesiapsiagaan pasukan khusus, diharapkan
Indonesia mengambil bagian dalam SOFEX 2016 mendatang dengan mengirimkan
komandanpasukan khusus.
DMC