Pengamat menilai tindakan
marinir Malaysia yang membangun mercusuar di daerah sengketa Tanjung
Datuk merupakan tindakan yang kurang terhormat.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas
Pertahanan Bantarto Bandoro mengatakan insiden ini "merupakan indikasi
bahwa mereka (Malaysia) tidak akan mengorbankan kedaulatan mereka."Seperti diketahui, marinir Malaysia diketahui tengah membangun fondasi mercusuar di daerah Tanjung Datuk, kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jendral Fuad Basya.
"Kejadian itu berada di wilayah abu-abu, yang seharusnya wilayah itu steril, status quo," kata Fuad.
"Lamban"
TNI mengatakan sudah mengirim laporan kepada Kementrian Luar Negeri agar masalah ini bisa ditindaklanjuti.Sementara itu, sejumlah personil TNI dilaporkan masih berjaga-jaga di perbatasan Indonesia (sekitar Tanjung Datuk) untuk mengantisipasi adanya pelanggaran lain.
Namun Bantarto menilai hingga saat ini Indonesia cenderung lamban dalam merespon sengketa perbatasan.
"Kalau kita lihat statistiknya banyak sekali entah itu Ambalat, Sipadan Ligitan, sampai Tanjung Datuk."
"Indonesia kurang alert, inilah yang membuat Malaysia merasa bahwa mereka bisa berbuat apa saja, katena toh tidak ada tindakan-tindakan kongkrit," sambung Bantarto.
BBC