Jakarta -Kementerian Pertahanan (Kemenhan)
menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengembangkan Alat
Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di masa depan. Langkah ini untuk
menciptakan kemandirian pemenuhan alutsista dari industri pertahanan
dalam negeri.
Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan
(KKIP) Badan Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim mengatakan
pemerintah Indonesia memiliki 7 program penguasaan alutsista. Program
tersebut sedang dan terus berlangsung, termasuk melibatkan negara asing
dan BUMN Indonesia.
"Jadi program nasional ada 7. Pertama
produksi propelan (bahan baku roket), tank (medium), kapal selam, IFX
(jet tempur), misil, roket, fregate. Itu 7 program masih berjalan," kata
Silmy di Kementerian Pertahanan Jakarta, Senin (26/5/2014).
BUMN
strategis yang digandeng antara lain: PT Dahana (Persero), PT PAL
(Persero), PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) hingga
PT LEN (Persero). Upaya menggandeng BUMN agar ada transfer teknologi
dari negara mitra terhadap BUMN strategis.
Pengembangan alutsista
di dalam negeri juga memiliki banyak manfaat. Disamping menghidupkan
industri pertahanan dalam negeri, juga mampu menghemat devisa dan pajak
akibat impor alutsista per tahun.
"Yang jelas anggaran pertahanan
kisarannya meningkat terus. Setidaknya 30% untuk belanja alutsista.
Keunggulan lain dari sektor pajak, alih teknologi, penguasaan SDM,
kemudian kemandirian alutsista," jelasnya.
Produk-produk yang
dikembangkan dan sedang berjalan seperti medium tank. Pengembangan
medium tank ini melibatkan PT Pindad dan pemerintah Turki. Turki dinilai
memiliki kapasitas mengembangkan dan memproduksi medium tank canggih.
"Ini progres dengan Turki. Turki punya ahli. Dia punya perusahaan ahli bikin tank," jelasnya.
Sedangkan
untuk kapal perang, RI melalui PAL menggandeng perusahaan Belanda
mengembangkan dan memproduksi kapal jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) atau
Fregate. PAL juga berkerjasama dengan Korea Selatan mengembangkan dan
memproduksi kapal selam di Surabaya, Jawa Timur.
Selain kapal,
program lainnya adalah pengembangan jet tempur. Untuk pengembangan ini,
Indonesia menggendeng Korea Selatan. Program tersebut bernama Korea
Fighter experiment/Indonesia Fighter experiment (KFX/IFX). Pesawat
tempur ini merupakan generasi 4.5 atau pesaing dari F16 versi terbaru.
Pengembangan ini melibatkan PT Dirgantara Indonesia.(feb/hen)
Detik