Pages

Friday, 27 February 2015

Eurofighter Typhoon Ikuti Tender Pesawat TNI

Eurofighter  Typhoon
Eurofighter Typhoon

Spanyol telah mengajukan tender untuk memasok jet tempur Eurofighter Typhoon kepada pemerintah Indonesia, untuk bersaing dengan penawaran produsen pesawat tempur lainnya, terkait upaya Indonesia memperkuat militernya.

Indonesia telah mengalokasikan 7 persen dari pengeluaran anggaran pertahanan selama dua tahun terakhir, dalam upaya memodernisasi persejataannya, untuk meningkatkan kekuatan regional dan mengamankan kepulauan Indonesia yang luas.

“Kompetisi yang diikuti oleh Eurofighter, untuk penggantian pesawat tempur Indonesia yang sudah tua yang digunakan Indonesia”, ujar Duta Besar Spanyol untuk Indonesia Francisco Jose Viqueira Niel, Rabu (25/02/2015).

Eurofighter yang pengguna utamanya Angkatan Udara Spanyol, Jerman, Inggris dan Italia angkatan udara, menghadapi persaingan serius dengan Sukhoi Rusia dan pesawat Gripen Swedia.
SAAB sebagai produsen kedirgantaraan dan pertahanan asal Swedia telah membuka kantor perwakilan di Indonesia tahun lalu untuk mencari peluang kerjasama dengan pemerintah.

“Kami pikir sebelumnya pintu telah ditutup untuk Eurofighter. Tapi kini kami menyampaikan ke publik ingin berpartisipasi, dan sekarang masuk ke dalam perlombaan tersebut, “kata Viqueira.
Duta besar Spanyol telah bertemu dengan para pejabat senior termasuk Menteri Pertahanan Ryamirzard Ryacudu, Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Panglima Militer Indonesia Jenderal Moeldoko.

Belanja militer Indonesia meningkat 3,3 persen menjadi Rp 97 triliun ($ 7,8 miliar) dalam anggaran negara 2015, dengan 40 persennya didedikasikan untuk persenjataan dan peralatan.

Viqueira mengatakan biaya Typhoon melebihi pesaingnya, namun tidak mau menjelaskannya, karena akan diungkapkan dalam pertemuan G to G, antara Indonesia dan Spanyol.

Saab mengumumkan Oktober lalu bahwa Brasil telah setuju untuk membeli 36 jet Gripen NG dengan harga total 39,3 miliar krona Swedia ($ 4,7 miliar) menempatkan biaya satuan pesawat itu sekitar $ 130 juta. (Thejakartaglobe)

Enigma 8×8, Trend IFV Masa Depan

Kndaraan Tempur Infanteri yang diberinama Enigma 8×8 diluncurkan secara resmi oleh Emirates Defense Technology (EDT) pada Pameran Alat Pertahanan IDEX 2015 di Abu Dhabi dan telah dikonfirmasi oleh IHS Jane.

Mohamed bin Jabr al-Suwaidi, selaku CEO dari EDT, mengatakan kendaraan ini dikembangkan secara khusus untuk Angkatan Darat Uni Emirat Arab (UEA). Kendaraan yang ditampilkan di IDEX ini dilengkapi dengan turret dari BMP-3 tracked IFV yang saat ini digunakan Angkatan Darat UEA.
“Musim panas mendatang UEA akan melakukan tes lebih lanjut kendaraan baru ini”, tegas Suwaid. “Kami akan fokus mengujinya pada iklim panas dan pergerakan Engima di gurun.”

Didukung oleh mesin diesel Caterpillar C13 menghasilkan 711 hp, Enigma akan memiliki berat tempur 28 ton. IFV ini menggunakan sistem suspensi Timoney Technology yang menyediakan mobilitas cross country tingkat tinggi dan dirancang untuk mudah diganti jika rusak oleh ranjau atau alat peledak IED.

Lambung IFV enigma berbentuk V terbuat dari all-welded armour dan dapat dilengkapi dengan applique armor untuk tingkat perlindungan yang lebih tinggi.

EDT mengatakan desain modular kendaraan ini dapat dilengkapi dengan berbagai senjata. Sebuah model yang ditampilkan di IDEX menunjukkan Enigma membawa howitzer ringan BAE Systems 155 mm M777.
Enigma 8x8
Enigma 8×8

Pilihan lain yang bisa menggunakan turret Rheinmetall 35 mm Skyranger air-defence dan UralVagonZavod 37 mm AU220M remote turret.

Dalam perannya sebagai IFV, Enigma mampu membawa delapan prajurit dan tiga awak dan IFV ini sepenuhnya amfibi.

Komentar
Kemunculan IFX 8×8 Enigma memberikan tekanan bagi perusahaan lain dalam kompetisi yang telah berlangsung sejak 2007, ketika pertama kali ditampilkan Patria 8×8 yang dilengkapi turret BMP-3. Para pesaing utama lainnya adalah VBCI dari Nexter.

Fakta bahwa Enigma di IDEX diresmikan oleh Jenderal Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan-, putra mahkota Abu Dhabi dan wakil komandan tertinggi militer UEA, menunjukkan kendaraan tempur ini memiliki dukungan politik tingkat tinggi. (Janes.com)

Proyeksi Sistem Rudal Pertahanan Udara Indonesia

S-300VMU
S-300VMU


Berbicara tentang sistem pertahanan udara, tidak mungkin Antey 2500 bakalan mengisi arsenal TNI.
Pertama – tidak ada sejarahnya pembelian SAM pada TNI yang merupakan barang retrofit. Awal 2000-an pasca embargo kita pernah ditawari oleh Inggris rudal Rapier retrofit dan baru baru saja pasca Jokowi dilantik, Amerika Serikat menawarkan 50 peluncur dengan 150 Hawk retrofit. Kesimpulan akhirnya sama yaitu semuanya ditolak.

Antey 2500 alias S300VMU sejatinya retrofit S300 yang sudah tidak diproduksi lagi sejak 2014 dengan mengganti seeker, warhead, search & tracking radar serta propelan yang sudah dianggap kadaluarsa.

Kedua – melihat MEF tidak ada pengadaan Long range SAM semacam S300, S400, Patriot, Arrow atau Aster30.

Sedikit flashback ketika IDAM 2012 Rusia menawarkan S300VMU, Tunguska, Pantsyr, Buk, Osa tetapi pada ajang IDAM 2014 penawaran Rusia berkurang menjadi Buk, Pansyr & Osa. Artinya Rusia mengetahui bahwa tidak ada agenda TNI untuk Long Range SAM.
MIM-23 Hawk Missile System, AS
MIM-23 Hawk Missile System, AS

Setidaknya ada 5 proyek pengadaan SAM di TNI saat ini:

Pertama – MEF2- GBAD Arhanud TNI AD speknya SHORAD 6-11km yang tampaknya mengerucut ke arah Forceshield vs Saab GBAD (RBS70 NG base).

Kedua – MEF2/3 program repowering & upgrade KRI seprti KCR60, Van Speijk class, Fatahilah class & Parchim II class dimana Osa bakalan bersaing dengan FL300N.

Ketiga – MEF 2/3 pengadaan rudal SAM VLS base untuk PKR & Bung Tomo class. Kalau ini Mica tidak dapat diganggu gugat.
RBS-23 BAMSE
RBS-23 BAMSE

Keempat – MEF2 – pengadaan Medium range SAM (20-30km) untuk Paskhas dimana Pantsyr bakalan bersaing dengan NASAMS & RBS23 BAMSE.

Kelima – MEF 3 – pengadaan Medium range SAM (40-75km) buat Kohanudnas dan BUK bakalan bersaing ketat dengan KM-SAM & Iron Dome.

Mudah-mudahan yang terbaik dapat terpilih untuk meningkatkan pertahanan udara kita.

BAE Tawarkan Meriam 155mm Kendaraan 8×8

bae system
Untuk pertama kalinya senjata artileri 155mm dipasang ke kendaraan lapis baja 8×8 segera menjadi kenyataan setelah usulan BAE Systems di pamerkan di IDEX 2015, Uni Emirat Arab.
BAE Systems menampilkan model M777 155mm howitzer M777 yang dipasang ke atas dan belakang kendaraan Enigma 8×8 buatan Emirates Technology Company (ETC).

Seorang juru bicara BAE mengatakan selama ini meriam 155mm terlalu berat untuk dipasang di kendaraan lapis baja roda dan kaliber terbesar terbesar yang ada adalah 105mm. Namun kini telah berubah.

Dia mengatakan hal ini bisa dilakukan karena meriam M777 sudah jauh lebih ringan, sekitar 4 ton, setengah dari berat 155mm umumnya, karena konstruksinya dari titanium dan BAE sedang membuat percobaan desain yang layak. Rangka dasar M777 akan dilepas untuk mengurangi berat, sehingga bisa menjadi 3 ton dan hal itu memungkinkan untuk integrasi.

Meriam akan ditempatkan di atas Enigma 8×8 tapi terhubung di bagian belakang untuk manuver mekanis. Model menyimpanan seperti ini membantu integrasi sistem ke kendaraan Enigma 8×8 karena recoil dari meriam tidak akan merusak kendaraan.

Juru bicara itu mengatakan meriam 155mm yang selama ini di pasang di bagian belakang truk, hanya dapat mengubah sedikit sudut meriam, sehingga membatasi lingkup senjata untuk mencapai target yang paling kiri atau kanan. Sementara dengan model M777 di Enigma 8×8, dapat melintasi 25 ° di kedua sisi centre gun line.

Sistem meriam M777 yang diderek membutuhkan tim 8-10 personil, sementara yang menggunakan Kendaraan Tempur Enigma 8×8, hanya membutuhkan setengahnya karena akan ada lebih banyak sistem otomatisasi, termasuk untuk memasukkan amunisi ke dalam meriam. Ketika tuntutan tugas secara fisik berkurang, kebutuhan operasi awak juga lebih sedikit.

Integrasi senjata M777 ke kendaraan 8×8 berarti bahwa meriam 155mm kini dapat ditawarkan sebagai varian dari lapis baja beroda.

Juru bicara BAE tidak mengatakan apakah Angkatan Darat UEA memiliki persyaratan khusus jika bisa dipasang pada Enigma 8×8. BAE hanya mengatakan produk mereka nanti bisa menjadi pilihan di masa depan, bagi militer dan produsen kendaraan tempur.(JKGR)

Menunggu Nasib Panser Badak

Bandung – PT Pindad punya salah satu produk andalan yaitu kendaraan tempur berupa panser yang diberi nama Badak. Tidak hanya itu, Pindad juga memproduksi amunisi berkaliber besar. Demikian dikemukakan Direktur Utama Pindad Silmy Karim di kantornya, Bandung, Jumat (27/2/2015).

“Jadi selain produk panser Badak, kita perlihatkan juga kalau kita punya amunisi kaliber besar. Bahwa di situ, Indonesia mampu memproduksi amunisi kaliber besar ukuran 105 yang sudah disertifikasi,” kata Silmy.

Saat ini Pindad juga akan lebih mendorong proses sertifikasi kaliber ukuran 76, 90, 20, dan 40. “Kita dorong tahun ini bisa jadi bagian dari pengadaan alutsista (alat utama sistem pertahanan) dalam negeri,” ucapnya.

Selain itu, Pindad juga akan lebih giat produksi untuk semua jenis alutsista baik untuk di darat atau di laut.

“Pasarnya lokal, tapi mitra strategis kita akan mengekspor di regional maupun Timur Tengah. Kami juga perlu dukungan dari pengguna dan Menteri Pertahanan agar mensosialisasikan sehingga timbul kepercayaan diri pengguna untuk menggunakan produk dalam negeri,” jelasnya.
Menteri Perindustrian  Saleh Husin dan Menteri PPN/Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof didampingi Dirut PT Pindad Silmy Karim, di Panser Badak, Pindad Bandung (Detik.com)
Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Menteri PPN/Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof didampingi Dirut PT Pindad Silmy Karim, di Panser Badak, Pindad Bandung (Detik.com)

Tahun ini Pindad memperoleh ‘suntikan’ Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 700 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp 300 miliar digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi, Rp 300 miliar untuk modernisasi, dan Rp 100 miliar untuk kerja sama dengan mitra strategis dari luar negeri.
Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam kunjungannya ke Pindad mengimbau kepada instansi-instansi pemerintahan dan BUMN agar memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri.

“Saya selaku Menteri Perindustrian mengimbau instansi yang ada di Tanah Air, termasuk BUMN, untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri terutama yang sudah dihasilkan oleh bangsa kita. Seperti panser Badak,” ujar Saleh.

Panser tersebut, lanjut Saleh, bisa saja dimanfaatkan oleh instansi terkait di dalam negeri. “Nanti kita berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan, termasuk TNI dan Polri. Kalau perlu kita bawa ke sidang kabinet,” katanya.(detik.com)

TNI AL Alihkan 10 Kapal Perang ke Bakamla



bakamla
Jakarta – Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, menyatakan, matra laut TNI itu tengah mengaji dan memproses pengalihan 10 kapal TNI AL —biasa disingkat KAL, bukan KRI— kepada Badan Keamanan Laut. Persenjataan militer di kapal TNI AL itu juga akan dicopot, diganti yang sesuai peran badan itu.

“Begini, yang akan kami alihkan itu bukan kapal perang melainkan KAL. Syarat kapal perang adalah memiliki ‘ular-ular perang’ dan bendera armada,” katanya 27/02/2015.

Proses pengalihan pengoperasian dari TNI AL ke Badan Keamanan Laut itu, katanya, tengah dilaksanakan. “Ada ketentuan di Kementerian Keuangan dan beberapa yang lain yang harus kami patuhi dan jalani. Ini yang sedang dilaksanakan,” katanya. Dia tidak mengungkap nama-nama KAL yang akan dialihkan kepada Badan Keamanan Laut itu nanti.

“Yang tidak kalah penting adalah kesiapan manusia pengawak. Kami akan membantu menyiapkan personel Badan Keamanan Laut agar cakap mengoperasikan kapal-kapal itu nanti. Tidak tertutup kemungkinan untuk sementara ini personel pengawak adalah personel TNI AL yang ditugaskan dan diberi atribut badan itu,” katanya.

Tentang persenjataan di calon kapal-kapal Badan Keamanan Laut itu, katanya, akan disesuaikan dengan peran utamanya. “Meriam 37 milimeter umpamanya, akan dicopot dan diganti dengan dudukan senapan mesin 12,7 milimeter karena kapal itu nanti bukan untuk kepentingan perang,” kata dia. (ANTARA News)

Grenade Launcher Bawah Laut DP-64 Rusia


DP-64 double-barrel grenade launcher (photo : Vitaly Kuzmin)
DP-64 double-barrel grenade launcher (photo : Vitaly Kuzmin)

Peluncur granat laras ganda DP-64 dapat menembus dan menghancurkan target terendam dari jarak 400 meter, yang dirancang untuk melindungi rig minyak dari pasukan katak musuh (25/02/2015).
JSC bazalt Rusia mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan produk massal dari peluncur granat laras ganda anti-sabotase DP-64 “Nepryadva” setelah adanya permintaan dari Kepala Departemen Sains dan Engineering, Kementerian Pertahanan Rusia, Pavel Sidorov kepada RIA Novosti.

“DP-64 saat ini dalam produksi massal. Pada tahun 2014 kami mendapat pesanan yang cukup besar dari Departemen Pertahanan, saya tidak bisa mengungkapkan volumenya secara tepat dan unit apa yang diberikan, tapi itu untuk Angkatan Laut,” ujar Sidorov, Perwakilan perusahaan JSC bazalt di expo pertahanan internasional, IDEX 2015 di Abu Dhabi, UEA.

Peluncur granat ini dirancang untuk melindungi kapal dari penyelam tempur (pasukan katak) saat melakukan serangan (raid), lego jangkar dan saat merapat di pangkalan angkatan laut, serta perlindungan struktur berbasis air, platform laut seperti rig minyak, dan fasilitas penting pesisir dan lepas pantai lainnya. Jangkauan efektif peluncur granat ini adalah 400 meter.

Sebelumnya, peluncur granat DP-64 yang mampu menembak target bawah air, hanya dibuat dalam batch kecil untuk kapal infanteri angkatan laut, beberapa unit Dinas Perlindungan Federal dan Coast Guard Rusia, yang merupakan bagian dari Pasukan penjaga perbatasan, FSB. DP-64 dikembangkan pada tahun 1989 di V.A. Degtyarev Plant di Kovrov, wilayah Vladimir. Senjata Ini mulai beroperasi pada tahun 1990. (Sputnik).(JKGR)

Empat Pesawat Tempur Patroli di Aceh

Empat Pesawat Tempur Patroli di Aceh
Pesawat tempur jenis Hawk 100/200 dari Skuadron Udara 12 Lanud Rusmin Nurjadin Pekanbaru saat mendarat di bandara Lanud Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar, Rabu (25/2). Sebanyak empat unit pesawat tempur jenis hawk 100/200, serta satu unit Pesawat C-130 Hercules dari Skadron 32 Malang, dan helikopter Super Puma yang berada di Aceh sejak 20 hingga 28 Februari tersebut dalam rangka Operasi Lintas Angsa 2015 dan latihan Air Refveling (pengisian bahan bakar di udara). SERAMBI/M ANSHAR 

BANDA ACEH - Pangkalan Komando TNI Angkatan Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, sejak Jumat (20/2) lalu, kedatangan empat unit pesawat tempur jenis Hawk 100/200 dari Skadron 12 Lanud Roesmin Nurjadin Pekan Baru, Riau. Empat unit pesawat tempur itu melakukan patroli udara wilayah Indonesia bagian barat selama satu minggu.

Amatan Serambi, dalam beberapa hari terakhir wilayah udara Banda Aceh dan Aceh Besar sering dilintasi empat pesawat tempur ini. Selain patroli udara, kedatangan empat pesawat tempur itu dalam rangka misi Operasi Lintas Angsa 2015 dan latihan air refueling, yang melibatkan Pesawat C-130 Hercules dan Skadron 32 Malang.

Dalam rilis yang diterima Serambi kemarin, Komandan Skuadron Udara 12 Pekan Baru, Letkol PNB Jajang Setiawan menyebutkan, patroli udara wilayah barat Indonesia itu dilakukan untuk menindaklanjuti surat perintah Asops Kasau, tentang Operasi Lintas Angsa di Lanud SIM. “Patroli ini juga untuk memperkenalkan pembinaan potensi Dirgantara kepada seluruh masyarakat Aceh,” kata Letkol PNB jajang.

Sementara Danlanud SIM, Kolonel PNB Basuki Rochmat mengatakan, patroli udara itu sangat bermanfaat bagi warga Aceh karena bisa menyaksikan dari dekat keempat pesawat tersebut dan menyaksikan kecanggihan alat sistem persenjataan yang di milki TNI Angkatan Udara. Maneuver-manuver yang dilakukan di langit Aceh dalam beberapa hari ini diharapkan dapat memberi kekaguman tersendiri bagi masyarakat.(Tribun)

Adakan Latihan, Kapal Perang Iran Merapat di Tanjung Priok

Adakan Latihan, Kapal Perang Iran Merapat di Tanjung Priok
Jakarta - Kapal perang Naghdi dan kapal logistik Bandar Abbas dari Iran merapat di terminal dua Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedua kapal ini bertolak dari Iran untuk melakukan latihan dan pendidikan.

Kedutaan Besar Iran dalam rilisnya, Jumat (27/2/2015), menyatakan kapal-kapal tersebut sepanjang perjalanannya dari Iran (Bandar Abbas) telah melewati Teluk Aden dan melakukan operasi tempur terhadap bajak laut. Selain itu, kapal ini juga mengunjungi dua negara sahabat yaitu India dan Sri Lanka sebelum ke Indonesia. Kapal-kapal ini membawa sejumlah mahasiswa Akademi Angkatan Laut Iran yang akan berada di Jakarta selama tiga hari.

Pada beberapa tahun belakangan ini sudah terjalin kerja sama antara pejabat militer kedua negara. Kepala Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Habibullah Sayyari, pernah berkunjung ke Indonesia pada 2013 lalu. Dalam pertemuan beliau dengan Kepala Angkatan Tentara Nasional Indonesia kedua pihak sepakat agar kapal-kapal kedua angkatan laut mengunjungi negara satu sama lain.(Detik)

Awalnya di Spanyol, Pesawat CN 295 Nantinya Dibuat di Bandung

Awalnya di Spanyol, Pesawat CN 295 Nantinya Dibuat di Bandung  
Fransisco Jose Viqueira Niel, Duta Besar Spanyol untuk Indonesia
 
Jakarta -Indonesia dan Spanyol terus mengembangkan kerja sama di bidang pembuatan pesawat. Pesawat taktis canggih CN 295 yang awalnya dibuat di Spanyol, ke depan akan dibuat di Bandung, Jawa Barat.

Pada program awal, pesawat ini dibuat sebanyak 9 unit yaitu 7 unit dibuat di Sevilla (Spanyol) dan 2 unit dibuat di Bandung oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) melalui supervisi dari ahli-ahli Spanyol. Untuk melengkapi skuadron, bakal kembali dibuat 7 unit pesawat jenis ini yang seluruhnya dibuat di Bandung.

‎"Kontrak 7 pesawat belum ditandatangani. Tapi saya diberitahu keputusannya sudah dibuat," kata Duta Besar Spanyol untuk Indonesia, Fransisco Jose; Viquiera Niel, saat berbincang dengan media, Kamis (27/2/2015) malam.

Sejak 1980-an, lanjut Viquiera, Indonesia telah melakukan kerja sama dengan Negeri Matador. Di bidang penerbangan, kedua negara membuat pesawat C-212 atau CN 212, antara Cassa dan Nurtanio (sekarang PT DI).

Kini, pesawat tersebut hanya dibuat di Indonesia, tepatnya di markas PT DI di Bandung. Pengembangan terus dilakukan hingga muncul pesawat-pesawat baru berjenis CN 235 dan yang terbaru adalah CN 295.

Program kerja sama untuk membangun pesawat canggih CN 295 untuk keperluan pertahanan militer ini dim‎ulai sekitar 7 tahun lalu. Disepakati 7 pesawat dibuat di Spanyol, sedangkan 2 pesawat dibuat di Bandung.

‎"Dua pesawat terakhir sudah dirakit di Bandung, 2 dari 9 pesawat. Delapan sudah dikirimkan, sementara 1 lagi akan dikirimkan pada Oktober atau November‎," paparnya.

Program tersebut berlanjut dengan membangun pesawat sebanyak 7 unit lagi. Viquiera menuturkan, dalam beberapa tahun lagi program ini telah selesai dan pesawat sudah bisa melengkapi skuadron (16 unit).

‎"Begitu kontraknya ditandatangani, kita mulai membangunnya dan saya berasumsi beberapa tahun setelah kontrak ditandatangani, program ini akan selesai," katanya

‎Dia meyakini, pesawat baru ini jauh lebih canggih dari segi fitur, teknologi, hingga spesifikasi dibanding produksi terdahulunya.

"Ini lebih canggih dari 212. Elektronik dan avianiknya. Sekarang pesawat militer punya update setiap 6 bulan sekali seperti halnya komputer. Karena bagian terpentingnya adalah software seperti komputer dan itu yang membuatnya berbeda," jelasnya. (Detik)

LAPAN rancang pesawat sesuai kondisi geografis Indonesia


LAPAN rancang pesawat sesuai kondisi geografis Indonesia
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir 
 
Mataram  - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengatakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sedang merancang pesawat komersial dengan jarak tempuh pendek sesuai kondisi geografis Indonesia.

"Riset pesawat sudah hampir selesai, prototipenya jarak pendek sesuai kondisi geografis Indonesia," kata dia usai ramah tamah dan dialog dengan civitas akademika Universitas Mataram di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat.

Ia mengatakan riset pesawat komersial sesuai kondisi geografis Indonesia itu dilakukan karena potensi pasarnya di Indonesia pun ada.

"Market share pesawat di Indonesia, dalam kurun waktu lima tahun mencapai 200 unit, sedangkan PT Dirgantara Indonesia hanya mampu memproduksi 24 unit pesawat per tahun.

Artinya, kata Nasir, dari potensi pasar pesawat di Indonesia, yang mampu dipenuhi PT DI hanya 120 unit selama lima tahun.

"Makanya, hasil riset LAPAN terkait pesawat komersial dengan jarak tempuh pendek itu nanti juga akan digunakan oleh PT DI," ujar dia.

Nasir terus mendorong para peneliti baik yang ada di lembaga penelitian maupun di perguruan tinggi negeri untuk terus berinovasi melakukan riset ilmiah.

Kemenristek Dikti sudah menyediakan alokasi anggaran 30 persen dari total biaya operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) untuk riset yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.(Antara)

TNI AD BENTUK TIGA SATUAN RAIDER

TNI AD BENTUK TIGA SATUAN RAIDER

Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI M. Munir secara resmi membuka Latihan Pembentukan Satuan Raider Yonif 752/Vira Yudha Sakti, Yonif 753/Arga Vira Tama dan Yonif 756/Winame Sili TA. 2015 dalam sebuah upacara yang digelar di Lapangan Pusdikpassus Batujajar Bandung, Kamis (12/2).

Dihadapan lebih dari 800 prajurit peserta latihan, Wakasad menyampaikan sambutan Kepala Staf TNI Angkatan Darat terkait perencanaan TNI AD di tahun 2015 dalam melaksanakan peningkatan kemampuan satuan TNI AD dengan mengadakan latihan Raider untuk 12 Batalyon Infanteri (Yonif). Rencananya, dari 12 Yonif tersebut, 9 Yonif akan dilatih oleh Kopassus, sementara 3 lainnya dilatih oleh Kostrad.

Kasad juga menyampaikan bahwa tujuan latihan Raider ini adalah untuk meningkatkan profesionalisme prajurit Yonif menjadi prajurit yang memiliki kualifikasi Raider, yaitu prajurit yang memiliki kemampuan untuk bergerak di segala bentuk medan maupun cuaca dengan mengutamakan unsur pendadakan melalui operasi Raid. Adapun tiga kemampuan yang harus dikuasai oleh prajurit Raider meliputi kemampuan sebagai pasukan anti teror, kemampuan gerilya, dan kemampuan kontra gerilya untuk mengatasi pemberontakan atau gerakan separatis.

Untuk “teknik dan taktik militer khusus yang harus dikuasai oleh pasukan Raider antara lain keterampilan dan kemampuan operasi Raid, Mobilitas Udara (Mobud) dan teknik pertempuran jarak dekat. Dengan demikian pasukan Raider dituntut mampu bergerak secara cepat, rahasia dan senyap guna mendekati, merebut dan menghancurkan sasaran,” tegas Kasad.

Sementara, kepada para pelatih, Kasad meminta untuk mengutamakan faktor keamanan dan menghindari kecelakaan dengan memberikan target Zero Accident. Lama latihan direncanakan selama 3 bulan. Turut hadir dalam upacara ini Irjenad, Aslog Kasad dan Kasdam III/Siliwangi.(TNI AD)

Beraninya TNI AU ancam tembak jatuh pesawat pembom Australia


Beraninya TNI AU ancam tembak jatuh pesawat pembom Australia
Aksi para pilot top gun F-16 TNI AU. 

 Tanggal 4 September 1999, menjadi peristiwa bersejarah bagi rakyat Timor Leste. Tepat pada hari itu pula, negeri yang terletak di Pulau Timor ini melepaskan diri dari Indonesia. Di mana dalam hasil jajak pendapat memperlihatkan 78,5 persen warganya ingin berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun, tidak semua orang mau menerima hasil itu, kelompok pro-integrasi malah menyerang kelompok anti-integrasi hingga membuat Dili, ibu kota Timor Leste, mencekam. Kekacauan yang terjadi di kota tersebut membuat Indonesia mendapat kecaman, bahkan Australia mengambil tindakan dengan mengusulkan pembentukan The International Force of East Timor (Interfet).

Pasukan ini terpaksa diterima Indonesia setelah serangkaian tekanan dan kritik keras dari Amerika Serikat, Australia, Inggris, Prancis, Jepang hingga PBB terhadap upaya pengamanan. Padahal, dalam perjanjian New York, Indonesia berjanji memberikan pengamanan selama berlangsungnya jajak pendapat.

Kehadiran Interfet justru membuat publik Tanah Air merasa gerah, rakyat merasa Indonesia sedang ditelanjangi habis-habisan oleh pasukan asing. Meski dikritik sana sini, pemerintah hanya diam. Namun, TNI saat itu masih bertindak tegas terhadap pasukan asing, terutama Australia yang ingin membawa pesawat pembomnya ke Timor Leste.

Ketika media sedang gencar memberitakan kedatangan pasukan Interfet, AU Australia meminta izin untuk membawa masuk pesawat pembom strategis jenis F-111C ke Timor Leste. Mendengar itu, Panglima Komando Operasi TNI-AU 2, Marsekal Madya Ian Santoso Perdanakusuma naik pitam, dia tidak memberikan izin pesawat tersebut untuk masuk.

"If you cross our border, I'll shoot you down," ancam Ian dengan tegas dan singkat, seperti disandur dalam buku 'Mengawali Integrasi Mengusung Reformasi: Pengabdian Alumni Akabri Pertama 1970', Cetakan Pertama, September 2012.

Ian yakin Australia tak akan berani menyeberangkan pesawat tersebut hingga ke Timor Leste. Tak mau disebut gertak sambal, dia pun memerintahkan 12 jet tempur, yakni A-4 Skyhawk, Hawk 200 serta F-16 Fighting Falcon lengkap dengan rudal, radar deteksi disiagakan. Bahkan, dia juga mempersiapkan Lanud di Makassar, Kupang, Surabaya, Malang dan Madiun sebagai tempat pendaratan alternatif.

Ian juga mempersiapkan pesawat Hercules C-130 di Lanud Abdurrahman Saleh di Malang agar bisa mendukung penerbangan A-4 Skyhawk. Selama mempersiapkan mesin perang tersebut, Ian juga telah memperhitungkan untung ruginya jika memang terjadi pertempuran di udara.

"Dua kali gempur. Saya yakin tidak akan ada yang ketiga, karena pasti sudah sama-sama habis," ucap putra pahlawan nasional Halim Perdanakusuma ini.

Mendapat ancaman itu, nyali Australia ciut juga. Mereka membatalkan pengiriman pesawat-pesawat tersebut ke Timor Leste. Meski begitu, TNI beberapa kali mendapati penerbangan gelap (black flight) di dekat wilayah udara Indonesia, diduga dilakukan militer Australia.(Merdeka)

TNI Butuh Aster AL dan AU



tni for jpnn



JAKARTA - Panglima TNI, Moeldoko mengatakan, pihaknya terus berusaha meningkatkan kinerjanya menuju profil yang lebih baik. Salah satu cara yang akan ditempuh ialah membentuk Asisten Teritorial Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

"Ke depan, internal TNI tidak hanya ada Asisten di Angkatan Darat. Asisten Teritorial Angkatan Laut dan Angkatan Udara juga sedang dalam persiapan untuk didirikan. Tujuannya untuk peningkatkan kinerjanya TNI," kata Moeldoko, Kamis (12/2).

Menurut Moeldoko, komando teritorial sebagai jembatan yang selalu dekat dengan rakyat. Oleh karena itu, kehadiran aparat komando teritorial di tengah masyarakat diibaratkan sebagai air yang dapat mendinginkan dan menenangkan.

”Komando teritorial laut dan udara kesemuanya akan berjalan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) masing-masing”, tegas Moeldoko.

Selain itu, Moeldoko juga menyampaikan hasil survey Lembaga Survey Indonesia (LSI). Dalam survey tentang refleksi dan harapan ekonomi politik terhadap kinerja lembaga pemerintah menempatkan TNI menduduki peringkat teratas.(JPNN)

Pesawat tempur Hawk dikerahkan pantau titik panas di Riau


Pesawat tempur Hawk dikerahkan pantau titik panas di Riau
Pesawat Hawk TNI AU.  

 Guna menindaklanjuti adanya laporan titik panas dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pesawat tempur dari Skuadron Hawk 12 Pangkalan Udara (Lanud Roesmin Nurjadin) Pekanbaru melakukan identifikasi terhadap titik panas (hotspot) di lapangan.

"Itu dilakukan sejak Senin lalu pesawat tempur Hawk ikut melakukan pemantauan dari udara dan mengambil dokumentasi foto dan video ketika melintasi lokasi kebakaran lahan," ujar Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kolonel Pnb M Khairil Lubis, kepada merdeka.com, Jumat (13/2).

Menurut Danlanud, proses itu dilakukan bersamaan dengan para pilot Hawk melakukan latihan rutin. Hasil dari dokumentasi tersebut digunakan bersama untuk menentukan strategi pemadaman kebakaran di Posko Siaga Darurat Kebakaran Riau di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

"Selain itu, kami juga sudah menyiagakan satu helikopter untuk membantu proses pemadaman api," katanya.

Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan, bantuan dari pilot Skuadron Hawk 12 sangat membantu kerja pemerintah menanggulangi kebakaran agar tidak meluas. Serta hasil pencitraan satelit terhadap titik panas memang harus segera diverifikasi dengan cepat.

"Karena belum tentu hotspot itu merupakan kebakaran, sebab atap seng yang lebar bisa juga terbaca oleh satelit sebagai titik panas. Karena itu harus dicek kelapangan," ujar dia.

Bahkan, pemantauan dari udara juga penting karena lokasi kebakaran bisa saja terjadi jauh di tengah hutan yang tidak memiliki sarana infrastruktur jalan yang memadai.

Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin mengatakan hasil citra satelit Terra dan Aqua pada 13 Februari pukul 05.00 WIB menunjukkan ada 72 titik panas (hotspot) di Sumatera. Jumlah hotspot paling banyak berada di Riau, yakni mencapai 65 titik.

"Titik panas paling banyak di Kabupaten Bengkalis ada 43 titik, Indragiri Hilir sembilan titik, Siak enam titik, Pelalawan empat titik, Kepulauan Meranti dua titik, dan satu titik di Rokan Hilir," katanya.(Merdeka)

Skuadron Tempur dan VIP akan Bertambah

 TNI AU: Skuadron Tempur dan VIP akan Bertambah Jakarta - TNI AU ingin menambah sejumlah skuadron tempurnya untuk memperkuat keamanan Republik Indonesia. Tak hanya skuadron tempur, beberapa skuadron lain seperti skuadron angkut dan helikopter juga akan diperkuat.

"Nanti kuartal ketiga sampai tahun 2024, TNI AU akan menambahkan skuadron tempur bertambah menjadi 11 skuadron. Skuadron angkut berat dan angkut ringan bertambah menjadi 6 skuadron. Skuadron heli akan bertambah menjadi 4 skuadron, skuadron intai di mana sebelumnya hanya 1 skuadron bertambah menjadi 2 skuadron," ucap Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto saat peluncuran buku kumpulan foto skuadron TNI AU di FX Sudirman, Jakarta Selatan, Sabtu (14/2/2015).

Selain itu, Hadi juga menyebutkan Skuadron VIP akan ditambah juga. Nantinya skuadron itu akan menjadi 2 skuadron.

"Kemudian VIP akan bertambah menjadi 2 skuadron," ucapnya.

Kemudian Hadi juga mengatakan TNI AU akan mengadakan pembaharuan beberapa unit pesawat. Hadi ingin pesawat tempur TNI AU mengikuti perkembangan zaman yaitu generasi 4,5.

"Belum tahu jenis apa (pembaharuannya). Cuma kita berharap pesawat generasi 4,5 yang saat ini," ucap Hadi.(Detik)

Ramai-ramai Berebut Pose Pesawat di Abdulrachaman Saleh Malang


Ramai-ramai Berebut Pose Pesawat di Abdulrachaman Saleh Malang
SURYAMALANG.COM/Dyan Rekohadi
Seorang model berfoto di depan pesawat pada Abdulrachaman Saleh Air Show, Sabtu (14/2/2015). 
PAKIS - Ahmad Faris terlihat senang ketika berpose di depan pesawat tempur Super Tucano. Ia berkacak pinggang di depan pesawat terbang itu ketika kedua orangtuanya mengabadikan dengan kamera ponsel.

“Saya sebenarnya pingin foto di atas pesawat, duduk di situ (sambil menunjuk cockpit pesawat Super Tucano) tapi malu,” kata Faris yang pagi itu bergembira karena diajak kedua orangtuanya ke acara Abdulrachaman Saleh Air Show, Sabtu (14/2/2015).

Usai berpose, ia mengamati bentuk pesawat dan beberapa peluru dan rudal yang dipajang di depan pesawat.

Sejurus kemudian, Faris mengajak orangtuanya menuju ke tempat pesawat Hercules.
“Saya senang dengan pesawat yang besar karena bisa ngangkut banyak orang,” ujar bocah yang bercita-cita sebagai pilot itu.

Koko, ayah Faris mengatakan, ia sengaja membawa anaknya datang ke acara itu karena tahu ketertarikan anaknya pada pesawat terbang sangat besar.

“Saya sudah tahu ada acara ini dari radio, terus tadi ada tetangga yang anaknya ke sini, jadi setelah anak saya pulang sekolah langsung istri dan anak saya saja ajak ke mari, biar anak saya senang,” kata pria yang tinggal di Sumber Pasir, Kecamatan Pakis itu.

Sejak dibuka pukul 08.00, acara Air Show yang digelar di terminal Angkut Lanud Abdulrachaman Saleh, diserbu pengunjung.(SURYAMALANG.COM)

Batalyon infantri latihan pengamanan perbatasan Indonesia-Timor Leste

Batalyon infantri latihan pengamanan perbatasan Indonesia-Timor Leste
ilustrasi - pelepasan pasukan pengamanan perbatasan 
 
Kendari - Prajurit Batalyon 725 Woroagi Korem 143 Haluoleo Provinsi Sulawesi Tenggara menjalani latihan sebagai persiapan menyambut penugasan pengamanan di wilayah perbatasan negara Indonesia dan Timor Leste.

Komandan Batalyon 725 Woroagi Mayor (Inf) Nurman Syahreda di Kendari, Jumat, mengatakan prajurit yang dipersiapkan untuk pengamanan perbatasan sebanyak 350 orang.

"Pergeseran prajurit untuk mengamankan wilayah perbatasan dua negara (Indonesia dan Timor Leste) yang dulunya bersaudara berdasarkan perintah Mabes TNI Angkatan Darat," kata Nurman.

Setengah prajurit Batalyon Woroagi yang menjalani latihan maksimal tersebut akan dikirim ke perbatasan Indonesia-Timor Leste pada Agustus 2015.

"Prajurit Batalyon Woroagi sebanyak 650 orang. Artinya separuh dari prajurit yang ada akan bertugas di luar daerah namun tidak masalah dengan keamanan dalam wilayah Sultra," katanya.

Prajurit Batalyon 725 Woroagi sebanyak 650 orang dibagi dalam tiga kompi, yakni kompi A di Boro Boro, Kabupaten Konawe Selatan, kompi B Pomalaa, Kabupaten Kolaka dan kompi C Kaisabu, Kabupaten Buton.

Latihan fisik dan senjata bagi prajurit TNI Angkatan Darat rutin digelar namun menghadapi penugasan pengamanan wilayah antarnegara makin ditingkatkan.

"Ya, prajurit militer harus siap fisik dan mental untuk berlatih dan ditugaskan menjaga kedaulatan negara atau mengemban tugas perdamaian dari Perserikatan Bangsa Bangsa," kata Nurman.(Antara)

Deretan jet tempur paling canggih yang dibeli TNI AU dari Rusia



Deretan jet tempur paling canggih yang dibeli TNI AU dari Rusia
Sukhoi su-35.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) berencana membeli pesawat untuk menggantikan F-5 Tiger yang mulai uzur. Sebagai gantinya, Indonesia mengincar F-16 Block 52+ Fighting Falcon, Eurofighter Typhoon, dan Swedish JAS 39 Gripen fighters. Tak ketinggalan, Sukhoi Su-35 masuk daftar belanja yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Meski belum memastikan pembelian tersebut, namun pemerintah Rusia ternyata menyambut baik rencana pembelian tersebut. Bahkan berharap besar agar pesawat andalan negeri tersebut bisa menjadi salah satu kekuatan TNI AU dalam mengamankan wilayahnya dari serangan musuh.

Hubungan antara Indonesia dan Rusia sebenarnya sudah terjalin dengan baik, bahkan sejak masa Presiden Soekarno. Berkat ikatan persahabatan yang cukup erat, Indonesia sempat menjadi macan Asia berkat teknologi canggih yang dimilik TNI AU.

Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda, Indonesia mendapatkan hibah pesawat pembom modern dari Rusia. Pesawat ini merupakan satu-satunya yang dimiliki sebuah negara di kawasan Asia Tenggara saat itu.

Namun, kudeta terhadap pemerintah yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) membuat hubungan Indonesia dan Uni Soviet memburuk. Bahkan, Presiden Soeharto saat itu lebih memilih produk barat, sedangkan pesawat canggih asal Rusia tidak lagi dipakai hingga benar-benar dipensiunkan dari tugasnya.

Kini, Indonesia telah menjajaki pembelian alutsista baru setelah sempat diembargo pemerintah AS sejak 1998 lalu. Hasilnya, Indonesia kini memiliki 2 jenis jet tempur yang menjadi andalan dalam mengamankan wilayah udaranya dari pesawat-pesawat asing yang masuk secara ilegal.

Seperti apa kekuatan jet tempur canggih yang pernah dibeli TNI AU dari Rusia? Berikut rangkumannya:

1.
4 Jet tempur MiG

Kedigjayaan udara sangat terasa ketika Indonesia resmi menerima pengakuan kedaulatan dari Belanda. Uni Soviet yang saat itu menjadi musuh negara-negara Barat, secara terang-terangan menghibahkan sejumlah peralatan tempur modernnya kepada Indonesia.

Pesawat tempur yang diterima bukan sembarangan, bahkan termasuk modern ketika itu. Tiga pesawat yang diberikan secara cuma-cuma itu merupakan buatan Mikoyan-Gurevich, yakni MiG-15, MiG-17, MiG-19 dan MiG-21.

Secara spesifikasi, keempat pesawat ini tak memiliki kekuatan yang begitu jauh. Apalagi, keempatnya merupakan hasil perbaikan dari versi sebelumnya.

MiG-15 misalnya, pesawat ini memiliki panjang 10,07 meter dan lebar sayap 10,08 meter. Pesawat ini memiliki bobot kosong 3.630 kg dilengkapi mesin Klimov VK-1 sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 1.059 km per jam, dan menempuh jarak hingga 1.240 km.


Pesawat ini pernah dipakai berlatih oleh militer Indonesia selama persiapan Operasi Trikora untuk membebaskan Papua Barat dari tangan Belanda. Pesawat ini tak lagi digunakan pada 1969 dan dipensiunkan setahun berikutnya.

Lalu MiG-17 ini memiliki panjang 11,26 meter dan lebar sayap 9,63 meter. Pesawat berbobot kosong 3.919 kg dan bobot maksimal 5.350 kg ini dilengkapi mesin Klimov VK-1F. Kecepatan pesawat mencapai 1.145 km per jam pada ketinggian 10.000 kaki dan melesat sampai 2.060 km.

Sedangkan MiG-19 sedikit lebih panjang, yakni 12,54 meter dengan lebar sayap mencapai 9 meter. Pesawat berbobot kosong 5.447 kg ini dilengkapi 2 mesin Tumansky RD-9B. Dengan mesin tersebut, pesawat ini mampu melesat hingga 1.455 km per jam dan menempuh jarak 2.200 km dengan tangki tambahan.

Tak kalah dengan pendahulunya, MiG-21 memiliki panjang 14,5 meter dan lebar sayap 7.154 meter ini memiliki bobot bersih 8.825 kg. Pesawat ini dilengkapi sebuah mesin Tumansky R25-300 yang membuatnya melesat hingga 2.175 km per jam dengan jarak tempuh 1.210 km.


Dari ketiga pesawat, masih ada satu pesawat yang tak kalah canggihnya, yakni Lavochkin La-11. Pesawat ini memiliki panjang lebih kecil dibanding empat pesawat MiG yang diterima Indonesia, yakni 8,62 meter dan lebar sayap 9,80 meter. Pesawat ini memiliki bobot kosong 2.770 kg.
Pesawat ini dilengkapi mesin Shvetsov ASh-82FN yang dilengkapi pendingin udara serta fuel injection. Kecepatan yang mampu dicapai pesawat jenis hanya hanya 674 km per jam, namun bisa melesat hingga 2.235 km sejak lepas landas.


2.
3 Jenis pesawat bomber tercanggih

Di era orde lama, Indonesia tak hanya mendapat pesawat tempur saja, tapi juga pesawat jenis bomber canggih. Pesawat ini sudah menjalani berbagai medan tempur, salah satunya saat menghadapi para pemberontak.

Ada tiga jenis pesawat bomber yang diterima Indonesia, yakni Tupolev Tu-2, Tu-16 dan Ilyushin Il-28. Dibanding Tu-16 dan Ilyushin Il-28, kemampuan tempur Tu-2 sudah terlihat saat berlangsungnya perang dunia kedua.
Secara spesifikasi, Tu-2 yang memuat 4 orang kru ini dibuat pada 1941-1948. Pesawat berbobot kosong 7.601 kg ini dilengkapi 2 mesin Shvetsov ASh-82 dengan kecepatan 528 km per jam. Kemampuan menjelajah pesawat ini hanya mampu mencapai 2.020 km. Namun, pesawat ini mampu membawa bom seberat 9,000 kg.
Tu-16 ini memuat 7 orang kru mulai diperkenalkan pada 1954 dan berhenti diproduksi tahun 1993. Pesawat berbobot kosong 37.200 kg ini dilengkapi 2 mesin Mikulin AM-3 M-500 dan mampu melesat hingga 1.050 km per jam, serta mampu menjelajah sampai 7.200 km.

Selain Tupolev, Indonesia juga menerima pesawat pembom dari pabrikan Ilyushin, yakni Il-28. Pesawat yang memuat 3 kru ini mulai diproduksi pada 1948 dan berhenti berdinas era 1980-an. Pesawat berbobot 12.890 kg ini dipasang 2 mesin Klimov VK-1A turbojets dan mampu melesat hingga 902 km per jam, dengan kemampuan jelajah hingga 2.180 km. Pesawat ini bisa membawa bom seberat 3.000 kg.

3.
2 Jenis helikopter

Selain pesawat, Indonesia juga menerima sejumlah helikopter angkut dari Uni Soviet. Ada dua jenis heli yang diterima TNI AU ketika itu, yakni Mil Mi-4 dan Mi-6. Kedua heli ini merupakan kendaraan angkut paling modern yang dimiliki Indonesia.

Pembuatan Mi-4 dilakukan sebagai respon terhadap H-19 Chickasaw buatan AS yang dipakai selama berlangsungnya Perang Korea. Heli yang dibuat pada 1951 sampai 1979 ini pertama kali diperkenalkan kepada dunia saat berlangsungnya Soviet Aviation Day yang digelar di Tushino.
Secara karakteristik, Mi-4 ini bisa membawa 16 orang tentara atau mengantarkan kargo seberat 1.600 kg ke tempat tujuan. Untuk tenaganya, heli ini dilengkapi sebuah mesin Shvetsov ASh-82V radial engine sehingga mampu terbang dengan kecepatan 185 km per jam dan menempuh jarak sampai 500 km.

Berbeda dengan Mi-4, Mi-6 merupakan heli angkut berat. Jika di era modern, maka heli ini setara dengan Eurocopter AS 332 Super Puma milik TNI AU. Mi-6 diproduksi pada 1960 sampai 1981.


Pada eranya, heli ini dijuluki sebagai pesawat terbesar karena mampu memuat kargo hingga 12.000 kg. Dengan 2 unit mesin jenis Soloviev D-25V turboshaft heli ini memiliki kecepatan maksimal 300 km per jam hingga membuatnya disebut-sebut heli tercepat di dunia. Karena ukurannya yang besar, Mi-6 bisa menampung 90 penumpang atau 70 pasukan terjun payung.

4.
Pesawat angkut personel

Tak kalah pentingnya, Indonesia juga mendapatkan dua jenis pesawat angkut personel. Kedua pesawat itu adalah Antonov An-12 dan Ilyushin Il-14.

Khusus Antonov An-12, pesawat yang diproduksi 1957 hingga 1973 tidak jauh berbeda dengan Lockheed C-130 Hercules buatan Amerika Serikat. Namun, pesawat buatan Uni Soviet itu memiliki box pertahanan di bagian ekornya.

An-12 ini mempekerjakan lima orang kru yang terdiri dari 2 pilot, teknisi, navigator dan operator radio. Pesawat ini mampu menampung hingga 60 orang penumpang, termasuk kendaraan tempur jenis BMD-1.


Pesawat berbobot kosong 28.000 kg itu dilengkapi 4 unit mesin Ivchenko AI-20L atau bisa juga dipasang mesin 4 mesin AI-20M turboprops. Kecepatan maksimal pesawat ini mencapai 777 km per jam dan mampu menempuh jarak hingga 5.700 km (full tank) atau 3.600 km jika seluruh badan pesawat terisi penuh.

Sedangkan Ilyushin Il-14 ini hanya dioperasikan empat orang kru dan mampu menampung hingga 32 orang penumpang. Pesawat berbobot kosong 12.600 kg itu dilengkapi 2 unit mesin Shvetsov ASh-82T 14 berpendingin udara berbentuk silinder.

Kecepatan maksimal pesawat ini mencapai 417 km per jam dan mampu menempuh jarak hingga 1.305 km.

5.
2 Jet tempur terbaru era modern

Setelah era reformasi bergulir, Indonesia mulai melirik Rusia untuk membeli peralatan tempur canggih dari negara tersebut. Pembelian ini dilakukan karena Indonesia tengah menjalani hukuman embargo yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat, alhasil alutsista yang dimiliki TNI AU kebanyakan mulai usang, bahkan terpaksa dikanibal dengan pesawat lainnya.

Pembelian pesawat ini berlangsung di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri dengan sistem barter, Indonesia menawarkan produk-produk lokalnya untuk melunasi harga Sukhoi yang sangat tinggi. Cara ini dinilai lebih efektif, mengingat Indonesia tengah memulihkan diri pasca krisis ekonomi sejak 1998 lalu.

Terdapat dua jenis pesawat yang dibeli Indonesia, yakni Su-27 dan Su-30. Pesawat ini dikenal oleh negara-negara Barat dengan nama Flanker-A.

Bicara soal kemampuan, Su-27 terpasang radar jenis Phazotron N001 Myech yang berelasi dengan Pulse-Doppler yang bisa mencari, mengunci hingga menembak jatuh pesawat musuh. Jet tempur ini juga memiliki sistem OLS-27 yang mampu mendeteksi lawannya sejauh 100 km.


Secara spesifikasi, pesawat ini memiliki bobot kosong 16.380 kg. Sebagai penggerak, terdapat 2 unit mesin Saturn/Lyulka AL-31F turbofans ditambah tangki yang mampu memuat bahan bakar hingga 9.400 kg. Kecepatan maksimal yang dicapai pesawat ini mencapai 2.500 km per jam dan menempuh jarak sampai 3.530 km. Terdapat 5 pesawat jenis Su-27SK/SKM yang dimilik Indonesia saat ini.

Sedangkan Su-30 dilengkapi dua mesin Saturn AL-31F afterburning yang membuatnya mampu melesat hingga 1.350 km per jam. Dengan kapasitas tangki sebesar 5.270 kg, pesawat ini bisa menjalani 4,5 jam pertempuran udara dengan jarak tempuh 3.000 km. TNI AU memiliki 11 jenis Su-30MK/MK2 yang mulai berdinas sejak September 2013 lalu.(Merdeka)