Pages

Friday, 26 July 2013

Kisah dari tempat persembunyian teroris di Tulungagung

Tim Identifikasi Polres Tulungagung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara penyergapan terduga teroris di Jalan Pahlawan Tulungagung, Jawa timur, Senin (22/7).
Tulungagung :- Sebagian besar warga Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, masih tak percaya dua tamu yang sehari-hari mengajar mengaji di kampung mereka adalah anggota jaringan teroris Poso yang diburu polisi.

Setelah dua terduga teroris bernama Riza dan Dayah tertembak mati di sebuah warung kopi dalam operasi Detasemen Khusus Anti-Teror (Densus) 88 Polri di Tulungagung, nama Desa Penjor jadi sering disebut.

Tidak terlalu sulit untuk mencapai perkampungan yang sempat beberapa lama disinggahi dua anggota teroris jaringan Poso ini.

Meski terpencil di lereng Gunung Wilis, perkampungan itu tidak sulit dijangkau. Jalan sepanjang menuju ke sana sudah beraspal.

Dengan sepeda motor berkecepatan normal, desa itu bisa ditempuh dalam waktu satu jam lebih dari pusat Kota Tulungagung.

Saat memasuki desa di sebelah barat laut Kota Tulungagung, aroma pegunungan langsung terasa. Hawa dingin menyeruak di antara sepoi angin yang berhembus, terasa ke dasar pori-pori kulit.

Desa itu asri, hijau, dan tenang. Dan mayoritas warganya ramah, membuat pendatang nyaman mengunjungi berkunjung.

Mungkin kultur warga pegunungan masyarakat Penjor dan sekitarnya yang membuat Riza memilih desa itu untuk bersembunyi dan mengabdikan diri sebagai pendakwah.

Tiga bulan lebih pemuda yang mengaku berasal dari daerah Gunungkidul, Yogyakarta, itu singgah di Penjor.

Mengaku jebolan salah satu pesantren di Kediri, Riza yang datang dengan niat melakukan praktik lapangan sebagai pendakwah Islam langsung diterima dengan tangan terbuka oleh komunitas Islam di Desa Penjor dan Gambiran.

Menurut penuturan Sekretaris Desa Penjor, Pranoto, keberadaan Riza cepat diterima oleh masyarakat setempat, khususnya komunitas Islam yang mayoritas anggota Muhammadiyah.

"Perilakunya baik dan di sini mengaku hanya berniat semacam PKL (praktik kerja lapangan) sebagai pendakwah atau guru ngaji, sehingga dengan cepat mendapat simpati warga," tuturnya.

Riza berhubungan baik dengan warga lokal selama tinggal tiga bulan lebih tinggal di Penjor. Ia kadang ikut kegiatan mengaji di Desa Gambiran.

Sapari (55), tokoh agama setempat dan ustad Masjid Al Jihad di Dusun Krajan, Penjor, berperan penting dalam membantu Riza beradaptasi dengan warga kampung.

"Mungkin karena terlalu baik, Pak Sapari tidak punya prasangka apa-apa mengenai motif maupun latar belakang tamunya. Beliau juga alpa melaporkan keberadaan orang asing tersebut ke desa," imbuhnya.

Kedekatan Riza dengan warga membuat sebagian warga bersedih saat dia pamit pulang untuk melanjutkan studi S-2, sepekan sebelum ia ditembak Densus 88 Antiteror di Jalan Pahlawan, Tulungagung.

Beberapa warga yang menjadi jemaah Masjid Al Jihad dan santri pengajian Al Quran di Madrasah Aisyiyah, melepas kepergian pemuda yang dikenal sebagai sosok cerdas, sabar, berpendidikan, dan agamis itu dengan kesedihan.

Riza sudah seperti anggota keluarga bagi warga di lingkungan Masjid Al Jihad maupun Madrasah Aisyiyah.

Tidak jarang Riza diundang untuk makan sahur dan berbuka puasa di rumah penduduk, termasuk keluarga Sapari.


Kecurigaan
Menurut Suparti, salah satu adik kandung Sapari, kecurigaan mulai muncul saat Riza yang telah pamit pulang untuk melanjutkan pendidikan di Bandung tiba-tiba datang lagi bersama seorang teman yang diperkenalkan dengan nama Dayah.

Orang-orang desa curiga melihat penampilan Dayah seperti pemuda urakan: berbadan kekar, rambut gimbal panjang, dan pakaian sedikit "selengekan".

"Wajahnya sangar, jadi banyak warga yang was-was, tapi tidak pernah ada yang berani bertanya," tutur Suparti.

Adik Sapari yang lain, Siwoharini, juga melihat perilaku janggal Dayah selama tiga hari dua malam menginap di desa mereka.

"Orang ini selalu membawa tas ransel kemanapun pergi. Bahkan saat shalat di masjid, tarawih, maupun sahur. Tas itu selalu dibawa dan ditaruh disampingnya seolah berisi barang yang sangat penting," tutur Siwoharini, yang dibenarkan oleh beberapa warga lain.

Meski merasa aneh, Siwoharini dan warga setempat tidak berani bertanya.

Sikap Dayah dan Riza yang selalu sopan dan bersahaja membuat warga segan untuk menanyakan hal-hal yang dianggap bukan urusan mereka.

Rasa penasaran warga terjawab setelah dua pemuda tersebut tewas tertembak dalam satu operasi penggerebekan tim Densus 88 Anti-Teror.

"Kami mendapat kabar jika mereka adalah anggota teroris yang membawa bom dalam tas ransel. Mungkin itu sebabnya tas itu selalu dibawa pemuda yang gimbal, kemanapun dia pergi dan beraktivitas," timpal suami Suparti.


Kesedihan Keluarga Sapari

Penggerebekan disertai penembakan terhadap dua terduga teroris yang kemudian diketahui sebagai Riza dan Dayah membuat warga Penjor dan Gambiran terhenyak.

Kekagetan mereka berlanjut setelah polisi menyebut dua warga Penjor dan Gambiran ikut terseret masalah, ditangkap oleh tim Densus 88 dengan tuduhan menjadi pemandu lokal komplotan teroris.

Tetangga dan keluarga merasa terpukul mendengar kabar bahwa polisi menangkap Supari, Kaur Kesra Desa Penjor, dan Mugi Hartanto (35), guru honorer yang mengajar agama Islam di SD 3 Geger, Kecamatan Sendang.

"Kami sangat terpukul mendengar kabar itu. Suami saya orang lugu, dia tidak tahu apa-apa soal terorisme maupun gerakannya," kata Sri Indartini (40), istri Sapari.

Sri mengaku baru tahu suami terseret masalah ketika polisi mendatangi rumahnya beberapa jam setelah penangkapan.

Matanya berkaca-kaca saat diminta bercerita tentang suaminya yang kini ditahan polisi entah dimana.

"Suami saya bukan teroris. Kami sama sekali tidak tahu kalau ternyata mas Dayah dan mas Rizal itu teroris," katanya.

"Waktu itu (Senin pagi, 22/7) Bapak hanya pamit mengantar mereka ke terminal bus, karena mas Riza ingin pindah dari Penjor, dan melanjutkan kuliah S-2 di Bandung," kata Sri sembari memeluk anaknya yang masih kecil.

Kesedihan juga tampak pada kedua dua adik kandung Sapari.

Mereka meminta polisi bersikap dan bertindak obyektif dalam menganalisis dugaan keterlibatan Sapari dan Mugi Hartanto dalam kejadian itu.

Menurut mereka, Sapari dan Mugi hanya warga desa biasa yang bahkan tidak pernah memiliki pemikiran Islam yang kaku, apalagi keras.

Sapari, yang sehari-hari bertani dan berkebun, tidak pernah mengajarkan jihad meski masjid mereka diberi nama Al Jihad.

"Soal itu (nama Al Jihad) ceritanya panjang, tapi yang pasti tidak berkaitan dengan masalah ini (terorisme) karena masjid tersebut dibangun sudah lama," terang Sekretaris Desa Penjor, Pranoto.

Pranoto, yang sempat mengecek langsung ke lokasi penggerebekan, mengatakan bahwa Sapari waktu itu hanya berniat mengantar tamunya pulang.

Demikian juga dengan Mugi Hartanto. Guru honorer dari Desa Gambiran, tak jauh dari Penjor, itu hanya dimintai bantuan untuk mengantar kedua tamu tersebut ke terminal Tulungagung.

Kebetulan pada saat itu Mugi akan mengurus surat-surat kendaraan bermotor.

"Mereka minta diantar ke terminal, pada pagi hari sekitar pukul 07.30 WIB. Pak Sapari hanya Ingin membantu, karena jarak Penjor ke halte bus di Tulunggung cukup jauh," ujarnya.


antaranews 

Bandara Polonia Medan jadi markas pesawat intai TNI AU

Bandara Polonia Medan jadi markas pesawat intai TNI AU

F-16 TNI AU


Seluruh kesibukan penerbangan di Medan kini dialihkan dari Bandara Polonia ke Bandara Kuala Namu. Ke depan, lahan Bandara Polonia rencananya beralih fungsi menjadi pangkalan skuadron pesawat pengintai.

Bocoran ini disampaikan langsung Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosek Hanudnas) III Medan, Marsekal Pertama TNI Sungkono di Bandara Kuala Namu, Kamis (25/7).

"Tidak akan ada perubahan fungsi, tetap menjadi pangkalan udara. Akan ada tambahan alutsista. Di sana akan ada skuadron pesawat intai," kata Sungkono kepada wartawan.

Sungkono juga memaparkan, mulai 25 Juli 2013 seluruh areal bekas Bandara Polonia Medan itu akan disebut Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo. Di sana rencananya akan ada tiga atau empat skuadron pesawat pengintai. "Lahannya kan cukup luas, bisa tiga atau empat skuadron," jelasnya.

Sungkono memaparkan, salah satu pertimbangan menempatkan skuadron pesawat pengintai di Lanud Suwondo adalah posisinya yang dinilai sangat strategis.

Ketika ditanya keberadaan perumahan, termasuk water park, di sekeliling Lanud itu, Sungkono menyatakan hal itu tidak akan mengganggu. "Itu tidak masalah," katanya.

Pesawat-pesawat yang terbang dari Lanud Soewondo tetap akan dikoordinasikan dan dikontrol dari Bandara Kuala Namu. "Sama seperti di tempat-tempat lain," ucapnya.

Pria dengan satu bintang di pundak ini menyatakan rencana penempatan skuadron pesawat pengintai di Lanud Soewondo itu, diperkirakan terealisasi tahun depan. Seiring proses itu, mereka sudah merampungkan dokumen serah terima aset dari Angkasa Pura II ke TNI AU. "Sudah lengkap dokumennya," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan mengaku mengetahui rencana TNI AU atas lahan Bandara Polonia yang sudah ditutup dari aktivitas penerbangan komersil. Tapi, dia juga mengaku merahasiakannya.

"Menjadi milik TNI AU. Selanjutnya terserah TNI AU mau dijadikan apa, karena itu bukan wilayah saya. Saya tahu akan mereka jadikan apa, tapi saya tidak akan bilang," ucap Dahlan sebelum menyambut kedatangan pesawat penumpang terakhir yang mendarat di Bandara Polonia, Medan, Rabu (24/7) tengah malam.

merdeka

Latihan Kerjasama Taktis KRI Ahmad Yani – 351 dan KRI dr. Suharso – 990 di perairan Ambon



Kondusifnya stabilitas keamanan negara bukan berarti waktu bertopang dagu bagi prajurit, namun berpedoman pada “Jika ingin damai kita harus siap berperang” menjadi acuan pembinaan yang dilaksanakan agar stamina, profesionaliltas, mentalitas dan moralitas tetap terpelihara guna mengantisipasi berbagai kemungkinan dan tugas yang akan diemban.

Pelaksanaan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan bagi prajurit KRI Ahmad Yani – 351 sama seperti tahun – tahun sebelumnya yaitu dilaksanakan diluar pangkalan dan jauh dari keluarga tercinta, namun hal tersebut tidak menjadi penghambat untuk tetap semangat dalam melaksanakan tugas yang sedang diemban yaitu “Operasi Taring Hiu 2013”. Kekhusukhan puasa bertambah dengan dilaksanakannya kegiatan taraweh bersama di kapal saat berlayar dan kauseri agama yang dilaksanakan secara periodik. Saat sandar di Ambon dukungan yang diberikan Lantamal IX sangat baik bagi KRI berkaitan Dukungan 4 R (replenishment, recreation, refueling,  repair) yang didukung berbagai fasilitas dan kondisi lingkungan yang sangat nyaman bagi unsur – unsur di daerah operasi. Undangan malam akrab, shalat taraweh dan buka bersama Komandan Lantamal IX, Laksamana Pertama TNI Asep Burhanudin kepada unsur – unsur yang sandar di Ambon menunjukkan besarnya perhatian terhadap KRI sebagai garda terdepan TNI Angkatan Laut yang sedang melaksanakan tugas.

Kesiapan teknis dan moril pasukan sangat mendukung performa kapal perang, setelah melaksanakan pemantapan kondisi teknis di Ambon, KRI Ahmad Yani – 351 dan KRI DR. Suharso – 990 melaksanakan Passex sebelum menempati sektor patroli dan misinya masing – masing. Semangat berlatih harus selalu dikobarkan di masa damai sehingga profesionalitas prajurit selalu terasah. Latihan dimulai koordinasi penyusunan OCS Plan yang dilaksanakan oleh perwira kedua kapal sehingga dalam pelaksanaan di lapangan serial – serial yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kerugian personel maupun material. Kegiatan manuver lapangan dilaksanakan dimulai saat communication ceck, leaving harbour, Rasap (RAS approach), flag hoist, flashex dan saat break away dilanjutkan tactical manuver (Tacman). Walaupun di tengah – tengah hembusan angin dan cuaca mendung seluruh kegiatan berjalan lancar, kedua Komandan KRI tersebut, Letkol Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T., (Komandan KRI Ahmad Yani – 351) dan Letkol Laut (P) Putu Darjatna (Komandan KRI Dr. Suharso – 990) menyatakan kekagumannya atas pencapaian hasil latihan yang dilaksanakan.

Selain kegiatan manuver lapangan di laut, kegiatan harbour phase kedua kapal dari jajaran Koarmatim juga melaksanakan berbagai aktivitas bersama yang berorientasi untuk mempertahankan ketangkasan prajurit di antaranya adalah olah raga bersama dengan menggelar pertandingan persahabatan kedua kesebelasan sepak bola yang dimenangkan oleh Tim kesebelasan sepak bola KRI Ahmad Yani – 351 di bawah asuhan pelatih Koptu SAA Yeristo Totoda dan manager kesebelasan Kapten Laut (P) Lutfi (Dispenarmatim)

koarmatim 

Pindad Selesai Rakit Tarantula

Tanpa banyak gembar-gembor, PT. Pindad telah mengerjakan salah hajatan besar milik Kementrian Pertahanan, khususnya Kavaleri TNI-AD. Sejak awal juli, perusahaan senjata asal Bandung ini telah selesai merakit panser Tarantula yang didatangkan langsung dari Korea Selatan.

Total ada 22 unit panser Tarantula yang dibeli pemerintah Indonesia. 11 diantaranya didatangkan dalam bentuk terurai, untuk kemudian dirakit oleh PT.Pindad. Saat ARC berkunjung beberapa waktu lalu, memang bagian hull atau body panser terlihat terpisah dengan bagian turret. Tak perlu waktu lama, Pindad pun menyelesaikan tugas yang diamanatkan.
Panser Tarantula merupakan kendaraan tempur buatan Doosan DST. Ranpur ini memiliki bobot sekitar 18 ton, serta dengan senjata utama berupa meriam 90mm. Tarantula juga didesain mempunyai kemampuan amfibi. Salah satu keunggulan Ranpur ini antara lain radius beloknya yang sangat kecil.

Kontrak pengadaan panser ini telah dimulai sejak tahun 2009 lalu. Namun, proyek ini sempat agak terkatung-katung karena ada beberapa permintaan spesifikasi khusus dari pihak Indonesia.
Meski pekerjaan telah usai, belum diketahui kapan akan dilakukan serah terima. Selain itu, hingga kini pun belum diketahui kesatuan mana yang akan mendapatkan Panser ini, meski konon diperuntukan satuan kavaleri. Beberapa perwira kavaleri yang ditanya pun masih angkat bahu.

arc

Indonesia - Singapura Gelar Latihan Joint Minex-16/2013



Indonesia sebagai negara kepulauan yang banyak berbatasan dengan negara tetangga, perlu menjalin kerjasama bilateral maupun multilateral khususnya dalam bidang militer agar keamanan kawasan tetap terjaga. Hal ini disebabkan wilayah perairan Indonesia memiliki potensi kerawanan terhadap berbagai bentuk dan jenis ancaman melalui laut. Salah satu ancaman yang paling berbahaya di laut adalah bahaya ranjau, terutama jika terjadi pada jalur-jalur strategis yang berhubungan dengan Alur Pelayaran Internasional.

Salah satu kerja sama bilateral tersebut adalah latihan tentang bahaya ranjau yang digelar antara TNI AL dan Republic of Singapura Navy (RSN) pada tanggal 1 hingga 8 Juli 2013 di Changi Naval Base dan Perairan timur Pulau Bintan dengan sandi Joint Minex 16/2013. Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim yang mempunyai kemampuan dalam menyelenggarakan peperangan ranjau turut serta dan berperan aktif dalam Latma bilateral Joint Minex 16/2013 ini.

Latihan dibuka oleh Commander Maritime Security Task Force (MSTF) Rear Admiral (RADM) Harris Chan dan dihadiri oleh delegasi angkatan laut Indonesia dan Singapura di Changi Naval Base (CNB).
Latihan Joint Minex 16/2013 ini melibatkan 3 KRI dari TNI AL yaitu KRI Pulau Rengat-711, KRI Pulau Rupat-712 dari Satran Koarmatim dan KRI Pulau Rangsang-727 dari Koarmabar. Sedangkan dari pihak AL Singapura melibatkan 2 kapal perangnya yaitu RSS Bedok (M-105) dan RSS Punggol (M-108).

Joint Minex 16/2013 ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan kerja sama, interoperabilitas serta pemahaman antara TNI AL dan RSN khususnya mengenai peperangan ranjau serta pertukaran informasi tentang kemampuan dan perkembangan teknologi dari masing-masing negara sekaligus sebagai wadah untuk menguji doktrin Taktik Peperangan Ranjau (TPR) dan peranjauan serta kemampuan alat utama (Alut), peralatan dan personel Satran Koarmatim dan Koarmabar secara terintegrasi untuk mendapatkan kemampuan peperangan ranjau yang optimal.
.Dalam latihan ini peserta latihan mendapatkan cakrawala baru tentang kemampuan dan peralatan peperangan ranjau yang dimiliki oleh masing-masing negara serta kesempatan praktek melaksanakan kerjasama taktis perlawanan ranjau  yang meliputi kegiatan : Exploratory Hunting, Clearance Hunting, Mineshape Recovery (Diving ops) ,  MDC Firing antar dua negara melalui manuver lapangan. (Dispenarmatim).

Perusahaan Komponen Pesawat Terbang AS Ingin Tambah Investasi di RI

http://us.images.detik.com/content/2013/07/24/1036/105624_pesawat320.jpg 
 ilustrasi
 
 
Jakarta - Perusahaan komponen pesawat terbang asal Amerika Serikat, UTC Aerospace Systems ingin mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Rencananya, investasi kedua akan ditanamkan senilai US$ 40 juta, atau kurang lebih Rp 400 miliar.

Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana mengatakan, saat ini UTC memiliki perusahaan joint venture dengan BUMN PT Pindad, dan memiliki pabrik pembuatan komponen pesawat seperti landing gear, aerostructure di Bandung. Dengan pertimbangan pasar yang terus berkembang di Indonesia, maka UTC menanamkan investasi yang kedua

"Dengan Bandung sudah dibentuk tahun 1997, sudah joint venture, dan dia ingin memperbesar, mau expand. Dia nanya insentif," kata Agus setelah menerima delegasi dari UTC di kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Rabu (24/7/2013).

Dalam investasi keduanya kali ini, UTC mengharapkan insentif dari pemerintah Indonesia, sebagaimana yang dia dapatkan di beberapa negara lain tempat mereka menanamkan investasi. "Kita tawarkan tax holiday, sama tax allowance," tambahnya.

Dengan investasi tersebut, UTC mengharapkan bisnisnya akan berkembang dan menjanjikan akan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 400 orang. "Nanti dia akan rapat dengan Pindad," katanya.

Agus mengungkapkan, produk-produk yang dihasilan UTC tersebut untuk memasok kebutuhan maskapai penerbangan. Agus menyebutkan Garuda Indonesia sebagai contohnya. "Karena dia buka juga di Dubai, dan dia melayani Qatar Airways," katanya.

detik

Wednesday, 24 July 2013

130 Marinir Akan Dikirim ke Ambalat Mewaspadai Gerakan Pasukan Malaysia

130 Marinir Akan Dikirim ke Ambalat Mewaspadai Gerakan Pasukan MalaysiaJumlah pasukan TNI di blok Ambalat terus diperkuat. Termuktahirn sebanyak 130 prajurit Petarung Korps Marinir dari Pasmar-1, bakal segera dikirim ke Pulau Ambalat.

Mereka, merupakan anggota korp marinir yang akan melaksanakan Satgas Ambalat XVII TA 2013 yang dipimpin Kapten Marinir A. Fauzi, di Bapra Yonif-5 Marinir, Ujung, Surabaya. Ratusan personel itu, diminta mengamati dan mengawasi gerak pasukan Malaysia di blok tersebut.

Sebelum dikirim, 130 marinir itu mendapat pembekalan dari Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Danguspurlatim) Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo, Selasa (23/7/2013).

"Para prajurit harus melakukan pengamatan dan waspadai gerakan pasukan Malaysia di Pulau Sebatik Utara. Kemudian, pertahankan garis paralel perbatasan di Pulau Sebatik. Laksanakan penyiapan pertahankan garis paralel perbatasan di pulau itu," kata Arie.

Perwira bintang satu ini juga meminta, seluruh prajurit mewaspadai pergerakan dan pergeseran kekuatan Malaysia di sekitar Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik. "Laporkan setiap perubahan perkembangan situasi kepada satuan atas," tandasnya.

tribunnews

Profil Dirku PT Pindad (Persero)



Fokus dan Tulus

BRAIN, beauty, and behaviour. Tiga kata itulah yang pantas menerjemahkan sosok Rita Widayati (35). Perempuan pintar dan cantik ini melesat dalam berkarier tetapi selalu ­menganggapnya sebagai keberuntungan. Baru sepekan menjabat ­posisi Direktur ­Administrasi dan Keuangan PT Pindad (Persero), tetapi sudah berhasil membuat maping untuk BUMN strategis ini. Bagaimana sisi lain dari Rita? Ini yang menarik...

BERASAL dari kota kecil Trenggalek, beasiswa Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN) menjadi awal keberangkatan Rita ke ibukota. Hidup mandiri tanpa saudara dan sanak keluarga, membentuk Rita jadi sosok pantang me­nyerah. Ia juga tidak pernah takut mencoba hal baru.
"Kebayang saja, lulusan SMA tanpa ada sanak famili di Jakarta seperti apa. Tapi mau tidak mau harus dijalani," ujar Rita memulai kisahnya.
Saat bertemu "PR", Rita akan menuju Turen, Malang, Jawa Timur. Semua jajaran Direksi PT Pindad akan menghadiri acara penetapan sebuah paten produk perusahaan tersebut. "Tapi tidak apa-apa, tenang saja, masih ada jeda waktu koq," ujarnya sambil menyiapkan beberapa barangnya.
Termuda
Kalau melihat data statistik, Rita termasuk direktur BUMN paling muda. "Ah mengalir saja," tutur Rita tentang posisinya.
Rita memang selalu punya target tertentu, bahwa suatu ketika, dia harus berada di posisi tertentu. Tetapi justru posisi yang ditargetkan itu lebih cepat diraih dari yang telah direncanakannya.
Hal itu diraihnya sejak lulus D3. Dengan nilai terbaik, Rita tidak harus menunggu bekerja terlebih dahulu sebelum melanjutkan pendidikannya ke D4 (S1). Ia langsung melanjutkan dan dengan cepat pula menyelesaikan pendidikannya di tingkat sarjana. "Ini sebetulnya keberuntungan buat saya. Karena nilainya baik, enggak harus kerja dulu tapi langsung lanjut," ujarnya.
Rita satu-satunya direksi non karier di perusahannya. Empat dari lima direksi baru semua berasal dari internal perusahaan, sedangkan Rita dari luar perusahaan. Ia sebelumnya menjabat sebagai Kepala Group (Asistent Vice Presdient) Divisi Rekstrukturisasi dan Revitalisasi (RR) PT Perusahaan Pe­ngelola Aset (PPA Persero) di Jakarta.

Menyehatkan
Kompetensi Rita di bidang pengelolaan perusahan-perusaan yang memerlukan penanganan khusus, pengelolaan aset, restruktur BUMN, konsultan korporasi, urusan legal, dll yang semua dasar ilmunya adalah akuntansi. "Hanya di Bandung ini saja pekerjaannya lebih pada keuangan. Sebelumnya lebih banyak pada upaya-upaya penyehatan aset, dll," terangnya.
Posisi yang pernah ditempati Rita adalah Auditor Jogasara Public Accountant Firm, Jakarta; Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (Bapeka), Jakarta; Accounting Supervisor Soe­yatna, Mulyana, & Rekan Public Accountant Firm, Jakarta; Kepala Unit Akuntansi (Manajer) Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Jakarta; Kepala Unit Keuangan dan Akuntansi (Senior Manager) PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA Persero), Jakarta; dan posisi terakhir yang ditinggalkannya adalah Kepala Group (Asistent Vice President) Divisi Restrukturisasi dan Revitalisasi (RR) PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA Persero) Indonesia. Sampai akhirnya ia menjabat sebagai Direktur Administrasi dan Keuangan PT Pindad.
Selain pernah menempati berbagai posisi penting, Rita tidak berhenti pada posisi itu. Ia terus belajar untuk lebih meningkatan kompetensinya, terutama belajar kepada senior-senior di PPA.
Bukan hanya belajar tentang cashflow keuangan, tetapi juga belajar tentang strategi manufaktur, hubungan dengan stakeholder, hubungan de­ngan perbankan, supplier, dll yang semuanya dianggap sebagai partner oleh Rita.
Rita juga pernah menangani penyehatan perusahaan Botlling Gresik, perusahaan Kertas Craft Aceh, Industri Sandang Nusantara, dan masih banyak lagi.
"Intinya, saya secara strategi memberi gambaran kepada Menteri BUMN bagaimana perusahaan yang telah saya periksa. Apakah perusahaan itu masih memungkinkan atau harus dilakukan upaya restrukturisasi," kata Rita tentang pekerjaannya.

Bertahap
Menempati posisi penting di perusahaan industri strategi, tentu bukan serta merta. Tetapi bertahap mulai dari auditor yunior sampai kini menempati posisi direksi administrasi dan keuangan.
Rita mengaku, semua itu ia peroleh karena fokus. Bila sedang mengerjakan satu hal, Rita sangat berpegang pada metodologi. "Dengan metodologi, kita dapat mengetahui dengan apa dan arah mana yang dituju. Evaluasi dan rekomendasinya nanti jadi jelas," ujarnya.
Agar tidak terpaku pada metodologi, Rita senantiasa menguatkan kompetensinya dengan berbagai cara. Antara lain dengan belajar secara praktik. Direktur-direktur BUMN tidak hanya menjadi partner-nya tetapi sekaligus menjadi narasumber Rita mendalami kompetensinya.
"Jadinya menyenangkan. Setiap saya terlibat dalam suatu pekerjaan di BUMN tertentu, saya belajar banyak dari keterlibatan tersebut," ujarnya.
Yang menarik, meskipun cara kerja Rita profesional, ia justru mendapat­kan keseimbangan dari profesionalitasnya itu dengan tulus. Beberapa kali terlibat dengan perusahaan yang hampir kolaps, memosisikan Rita tidak hanya harus profesional tetapi juga bekerja menggunakan hati.
Dia membangun kepercayaan SDM untuk kembali bangkit. "Sampai-sampai saya sempat menjual listrik untuk menyelamatkan perusahaan tersebut," ujarnya.
Perusahaan itu nyaris kolaps, dari beberapa aset yang dimiliki ternyata mampu memproduksi listrik. Dengan izin dan kerjasama berbagai pihak, akhirnya perusahaan itu dapat memperbaiki kondisi keuangannya.
"Inti kuncinya adalah tulus. Saya mencoba me-maintance BUMN di mana saya berada di dalamnya, de­ngan cara mengelola hati. Seberat apapun kalau ada sinergi baik antarkaryawan, karyawan dengan perusahaan, dan perusahaan dengan saya selaku konsultan, pastinya akan ada harmoni," ujarnya panjang lebar.
Di perusahaan itu, Rita menempatkan kaki dan hatinya. Bahwa perusahaan harus baik kembali, harus berjalan kembali. Dari beberapa perusahaan yang secara profesional dibantu disehatkan oleh Rita, sampai sekarang masih terus berhubungan baik. "Inilah nikmatnya tulus, kebaikan itu pasti akan berumur panjang," tutur Rita menutup kisah kariernya.
Membaca Buku Biografi
RITA mengaku tidak branded untuk semua baju, sepatu, dan lainnya. Ia juga bukan seorang yang "gadget banget". "Malah aku cenderung gaptek," ujarnya.
Mengomentari program kerja di perusahaannya yang baru, Rita mengatakan, tinggal mengikuti saja. Sebab setiap perusahaan memiliki cara dan budayanya sendiri. Pun demikian dengan sistem perusahaan yang mungkin agak birokratis, Rita menanggapi dengan santai.
"Protokoler itu tidak selama jelek. Tetapi saya selau ingin bilang, pekerjaan kita sudah berat. Yuk kita hadapi dengan fun, jangan membuat jarak," anjurnya.
Pindad, kata Rita, tidak sedang dalam kondisi likuiditas. Kalaupun ada perbaikan di manufacturing, bisnis improvement, perannya adalah menjaga managemen keuangan, strategi pembiayaan yang didukung produksi pembiayaan dll.
Namun demikian, meski baru seminggu menjadi Dirkeu, ia sudah dapat membaca peta perusahaan tersebut. Dan ia sedang menyiapkan solusi dari maping selama seminggu itu.
Pasalnya, kata dia, perusahaan sebentar lagi menghadapi semesteran. Itu artinya, target-target pencapaian yang ditetapkan perusahaan itu sebelumnya dirinya, harus disinkronisasikan. "Bismillah saja, kalau perusahaan ini kan jauh lebih baik dari perusahaan-perusahaan yang dulu saya ta­ngani dan harus disehatkan," ujarnya lagi.
Untuk mengisi waktu senggangnya, Rita punya hobi membaca biografi orang-orang besar. Dengan begitu, kata dia, ia dapat belajar mencari dan memahami solusi yang digunakan orang-orang besar saat mengalami kejadian kehidupannya.
"Pokoknya biorgrafi itu asyik buat saya. Saya dapat membaca sepak terjang orang-orang besar dalam melerai hambatan menuju sukses," ujar pengagum Dahlan Iskan ini.
Rita termasuk orang yang selalu mengingat jasa terbaik para guru. Guru yang paling berpengaruh dalam kariernya adalah Saeful Hakman. "Beliau mengajarkan saya untuk belajar. Belajar membangun tim, membesarkan tim itu de­ngan arahan, contoh, dll," imbuhnya. (Eriyanti/"PR")**

pindad

Hingga Juni 2013 kejahatan maritim Asia capai 57 kasus

Hingga Juni 2013 kejahatan maritim Asia capai 57 kasus
Ilustrasi (Dok. Istimewa)
Sindonews - Pusat informasi Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery Against Ships in Asia (ReCAAP) menyatakan, selama periode Januari-Juni 2013 terjadi 57 kejahatan maritim di perairan Asia.

"Dari jumlah itu 54 merupakan kejadian aktual dan sisanya merupakan sebatas upaya kejahatan," ungkap Kepala Pusat Informasi Keamanan Maritim Indonesia (Pikmi) Moh Yasin dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (24/7/2013).

Ditambahkannya, figur tersebut jauh di bawah statistik kejahatan maritim pada periode yang sama tahun lalu, yakni 64 kejadian.

Lembaga tersebut adalah sebuah unit di bawah The National Maritime Institute/Namarin yang khusus  membidangi informasi aksi kejahatan terhadap kapal. Pikmi merupakan mitra ReCAAP di Indonesia.

Lebih lanjut diungkap Yasin, aksi kejahatan maritim tahun ini juga menunjukkan penurunan tingkat kekerasan (severity) yang dilakukan oleh pelaku. Dari 57 insiden, 13 digolongkan kejahatan maritim Kategori 2 (cukup signifikan), 20 Kategori 3 (kurang signifikan), 21 hanya pencurian ringan (petty theft). Tidak ada kejahatan yang dapat digolongkan Kategori 1.

"Kejahatan Kategori 2 tahun ini merupakan yang terendah dalam kurun lima tahun pencatatan kejahatan maritim oleh ReCAAP. Tapi, untuk kategori 3, terjadi peningkatan," ujar Yasin.

Sebuah kejahatan maritim dikelompokan ke dalam Kategori 2 karena dia dinilai cukup signifikan (moderately significant) yang ditandai dengan penggunaan senjata tajam, biasanya berupa pisau atau parang, oleh para pelaku saat menyerang kapal.

Sedangkan sebuah perampokan laut dimasukan ke dalam Kategori 3 karena dinilai kurang signifikan (less significant); pelakunya menaiki kapal secara diam-diam layaknya pencuri dan kabur setelah mendapatkan apapun barang berharga yang dijumpai di atas kapal. Istilah lain untuk tipe ini adalah petty theft atau pencurian ringan.

Kategori terberat dalam kejahatan maritim adalah Kategori 1 karena ia menimbulkan  dampak yang sangat signifikan (very significant) terhadap korban dan yang digolong ke dalam kelompok ini adalah perompakan atau piracy.

Penurunan tingkat kejahatan maritim, urai Yasin, terjadi di Bangladesh, India dan Selat  Malaka dan Selat Singapura. "Namun, terjadi tren peningkatan kejadian berkategori 3 di area pelabuhan dan tambatan (anchorage) di Indonesia."

Ditambahkan Yasin, rata-rata kejahatan maritim yang terjadi melibatkan kelompok pelaku yang terdiri dari 1-3 orang bersenjatakan parang atau pisau. Dan, barang yang digondol adalah suku cadang kapal serta benda berharga milik ABK.

sindonews

Disegel "Milik Republik Indonesia"


Setelah proklamasi kemerdekaan dan nasionalisasi besar-besaran, orang-orang Indonesia mengambil-alih berbagai aset milik orang asing, terutama Belanda.

SUKARNO tak terima dengan keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 29 November 1957 bahwa Irian Barat berada di bawah kekuasaan Belanda. Pemulangan orang-orang Belanda ditetapkan dalam sidang kabinet.
“Sesuai dengan putusan sidang Kabinet tanggal 5 Desember terhadap 9.000 orang warga negara Belanda yang umumnya pada waktu itu tidak mempunyai pekerjaan tetap, akan didahulukan pemulangannya,” tulis Merdeka, 10 Desember 1957.
Ini mendorong pengambil-alihan properti milik orang-orang Belanda. Misalnya, NV Jacobson van den Berg, perusahaan bidang asuransi dan industri, salah satu The Big Five (lima perusahaan besar milik Belanda), diambil-alih Serikat Buruh Jacoberg. “Karyawan serta-merta mengibarkan bendera merah putih. Mereka juga memasang spanduk besar pada tembok depan bangunan bertuliskan kata-kata ‘Milik Republik Indonesia’,” tulis Thomas B. Ataladjar dalam Toko Merah.
Pengambil-alihan properti tersebut merupakan jilid kedua. Sebelumnya, pascaproklamasi kemerdekaan, hal yang sama terjadi. Dari percetakan hingga hotel. Beberapa di antaranya bersalin rupa.
Harian Merdeka, misalnya, terbit setelah beberapa mantan wartawan Asia Raya mengambil-alih percetakan Belanda De Uni, tempat harian Asia Raya dicetak. Di Surabaya, perusahaan Soerabaja Sekken Kozyo, yang dijalankan kembali dengan nama baru “paberik Saboen dan Minjak Wangi Ardjoena”, diiklankan di Soeara Rakjat, 25 Oktober 1945.
Pengambil-alihan berbagai perusahaan milik Belanda, jelas kerugian bagi perekonomian Belanda. Karena itu, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan datang untuk merebut kembali berbagai potensi ekonomi yang semula dikelolanya. Sehingga, agresi militer Belanda pertama pada Juli 1947 dinamakan Operation Product.
Selama operasi, Belanda berhasil menguasai seluruh pelabuhan perairan dalam di Jawa. Di Sumatra, perkebunan-perkebunan, instalasi minyak, dan batubara juga dikuasai. “Karena serangan itu sangat mendadak dan berjalan cepat, sebagian besar infrastruktur dan perkebunan komoditas ekspor dikuasai tanpa kerusakan walaupun beberapa kekuatan republik ketika mundur berusaha menghancurkan apa pun yang mereka bisa,” tulis Jan Luiten van Zanden dan Daan Marks dalam Ekonomi Indonesia 1800-2010.
Indonesia dapat kembali mengambil-alih berbagai perusahaan Belanda sebagai “Milik Republik Indonesia” pada Desember 1957, ketika terjadi nasionalisasi dan pengusiran orang-orang Belanda secara besar-besaran.

historia

Komandan Sektor Timur Bangga Dengan Indobatt


KOMANDAN Sektor Timur Unifil Brigjen Lopez Del Pozo, mengatakan dirinya selalu memantau perkembangan wilayah Indobatt juga banyak mendengar tentang kegiatan Kontingen Garuda dalam mendekatkan diri dan mengambil hati masyarakat sekitarnya.

“Apa yang sudah menjadi keberhasilan agar tetap terus dipertahankan dan selalu meningkatkan kewaspadaan serta berkordinasi terus dengan satuan atas," ujar Brigjen Lopez saat meninjau secara langsung pos-pos pengamanan yang tersebar dan berada di bawah Satgas Indobatt di Lebanon Selatan, Selasa (23/7/2013).

Di Pos Panorama Poin yang keberadaannya dibawah Komandan Satgas Indobatt Konga XXIII-G/Unifil, Letkol Inf Lucky Avianto didampingi Danki Alpha Lettu Inf M. Yahya Ginting menjelaskan kepada Brigjen Lopez tentang keberadaan pos yang berada di Panorama Poin, baik itu batasannya, kegiatan pengamanannya, sampai dengan kegiatannya dalam pendekatan dengan masyarakat sekitar.

Pada peninjauan ke Kompi Cheta, Brigjen Lopez diterima oleh Danki Cheta Kapten Mar Alex Zulkarnaen dan menjelaskan tentang beberapa pos yang tersebar di wilayah sekitar kompinya serta beberapa kendala yang terjadi di lapangan hingga kegiatan teritorial atau CIMIC (Civil Military Cooperation) yang juga menjadi andalan dalam mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar.

Selama peninjauannya di lapangan, Komandan Sektor Timur Unifil Brigjen Lopez Del Pozo beserta staf berkesempatan berdiskusi langsung dengan para personel yang sedang berjaga pada saat itu.

Secara umum, Komandan Sektor Timur memberikan apresiasi dan bangga kepada Satgas Indobatt, pasalnya jika melihat wilayah posnya yang tersebar sebagian besar berada di titik-titik rawan timbulnya konflik dan Indobatt dinilai mampu berdiri di garda terdepan sebagai peacekeepers di wilayahnya.

pelitaonline

Mengenang Prof Dr Abdulrachman Saleh

Abdulrahman Saleh, Prof. dr. Sp.F, Marsekal Muda Anumerta, lahir di Jakarta, 1 Juli 1909 – meninggal di Maguwoharjo, Sleman, 29 Juli 1947 pada umur 38 tahun. Beliau sering dikenal dengan nama julukan "Karbol" adalah seorang pahlawan nasional Indonesia, tokoh Radio Republik Indonesia (RRI) dan bapak fisiologi kedokteran Indonesia. Abdulrachman Saleh dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1909 di Jakarta. Pada masa mudanya, ia bersekolah di HIS (Sekolah rakyat berbahasa Belanda atau Hollandsch Inlandsche School) kemudian MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau kini setingkat SLTP, lulus AMS (Algemene Middelbare School) kini stingkat SMU, dan kemudian diteruskannya ke STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Karena pada saat itu STOVIA dibubarkan sebelum ia menyelesaikan studinya di sana, maka ia meneruskan studinya di GHS (Geneeskundige Hoge School), semacam sekolah tinggi dalam bidang kesehatan atau kedokteran. Ayahnya, Mohammad Saleh, tak pernah memaksakannya untuk menjadi dokter, karena saat itu hanya ada STOVIA saja. Ketika ia masih menjadi mahasiswa, ia sempat giat berpartisipasi dalam berbagai organisasi seperti Jong Java, Indonesia Muda, dan KBI atau Kepanduan Bangsa Indonesia. Setelah ia memperoleh ijazah dokter, ia mendalami pengetahuan ilmu faal. Setelah itu ia mengembangkan ilmu faal ini di Indonesia. Oleh karena itu, Universitas Indonesia pada 5 Desember 1958 menetapkan Abdulrachman Saleh sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia. Ia juga aktif dalam perkumpulan olah raga terbang dan berhasil memperoleh ijazah atau surat izin terbang. Selain itu, ia juga memimpin perkumpulan VORO (Vereniging voor Oosterse Radio Omroep), sebuah perkumpulan dalam bidang radio. Maka sesudah kemerdekaan diproklamasikan, ia menyiapkan sebuah pemancar yang dinamakan Siaran Radio Indonesia Merdeka. Melalui pemancar tersebut, berita-berita mengenai Indonesia terutama tentang proklamasi Indonesia dapat disiarkan hingga ke luar negeri. Ia juga berperan dalam mendirikan Radio Republik Indonesia yang berdiri pada tanggal 11 September 1945. Setelah menyelesaikan tugasnya itu, ia berpindah ke bidang militer dan memasuki dinas Angkatan Udara Ia diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun pada 1946. Ia turut mendirikan Sekolah Teknik Udara dan Sekolah Radio Udara di Malang. Sebagai Angakatan Udara, ia tidak melupakan profesinya sebagai dokter, ia tetap memberikan kuliah pada Perguruan Tinggi Dokter di Klaten, Jawa Tengah. Pada saat Belanda mengadakan agresi pertamanya, Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh diperintahkan ke India. Dalam perjalanan pulang mereka mampir di Singapura untuk mengambil bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya. Keberangkatan dengan pesawat Dakota ini, mendapat publikasi luas dari media massa dalam dan luar negeri. Tanggal 29 Juli 1947, ketika pesawat berencana kembali ke Yogyakarta melalui Singapura, harian Malayan Times memberitakan bahwa penerbangan Dakota VT-CLA sudah mengantongi izin pemerintah Inggris dan Belanda. Sore harinya, Suryadarma, rekannya baru saja tiba dengan mobil jip-nya di Maguwo. Namun, pesawat yang ditumpanginya ditembak oleh dua pesawat P-40 Kitty-Hawk Belanda dari arah utara. Pesawat kehilangan keseimbangan dan menyambar sebatang pohon hingga badannya patah menjadi dua bagian dan akhirnya terbakar. Peristiwa heroik ini, diperingati TNI AU sebagai hari Bakti TNI AU sejak tahun 1962 dan sejak 17 Agustus 1952, Maguwo diganti menjadi Lanud Adisutjipto. Abulrachman Saleh dimakamkan di Yogyakarta dan ia diangkat menjadi seorang Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.071/TK/Tahun 1974, tanggal 9 Nopember 1974. Pada tanggal 14 Juli 2000, atas prakarsa TNI-AU, makam Abdulrahman Saleh, Adisucipto, dan para istri mereka dipindahkan dari pemakaman Kuncen ke Kompleks Monumen Perjuangan TNI AU Dusun Ngoto, Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta. Nama Ia diabadikan sebagai nama Pangkalan TNI-AU dan Bandar Udara di Malang. Selain itu, piala bergilir yang diperebutkan dalam Kompetisi Kedokteran dan Biologi Umum (Medical and General Biology Competition) disebut Piala Bergilir Abdulrahman Saleh. Mengharapkan semua lulusan Akademi Angkatan Udara dapat mencontoh keteladanan dan mampu mencapai kualitas seorang perwira seperti Abdulrachman Saleh, para taruna AAU dipanggil dengan nama Karbol. Hal ini pertama kali diusulkan oleh Letkol Saleh Basarah setelah beliau mengunjungi United States Air Force Academy di Colorado Springs, Amerika Serikat. Para kadet di sana dipanggil dengan nama Dollies, nama kecil dari Jenderal USAF James H Doollitle, seorang penerbang andal yang serba bisa. Ia penerbang tempur Amerika Serikat yang banyak jasanya pada Perang Dunia I. Untuk menghormati Prof.Dr Abdulrachman Saleh atas  jasanya pada almamaternya Salemba 6 Jakarta, tahun 2006 diresmikan oleh Wapres Jusuf Kala patung beliau dimuka FKUI Jakarta. Kini patung itu berdiri dengan megah. Sumber tulisan Wikipedia. Foto, Marsekal Muda Profesor Dr Abdulrachman Saleh dimuka pesawat kesayangannya  di lapangan terbang Maguwo Yogyakarta. 

Studi: China dan Indonesia sumber utama serangan Internet

Ilustrasi koneksi Internet (Grafis)
...hampir 68 persen berasal dari wilayah Asia Pasifik/Oseania, naik dari 56 persen pada kuartal keempat 2012, mungkin karena peningkatan besar terlihat di Indonesia."
Washington : China dan Indonesia memimpin daftar 177 negara yang disebut sebagai sumber serangan Internet, sebuah survei keamanan mengatakan pada Selasa.

Survei dari perusahaan keamanan AS Akamai, menemukan China tetap di puncak daftar dalam kuartal pertama 2013, tetapi pangsanya dari semua serangan turun menjadi 34 persen dari 41 persen pada kuartal keempat 2012, lapor AFP.

"Penurunan ini mungkin terkait dengan Indonesia yang mendadak muncul di slot tempat kedua," kata Bill Brenner dari Akamai, mencatat bahwa pangsa Indonesia dalam serangan cyber melonjak menjadi 21 persen dari hanya 0,7 persen pada kuartal sebelumnya.

Amerika Serikat merupakan sumber terbesar ketiga, tetapi pangsanya turun menjadi 8,3 persen dari sebelumnya 10 persen.

Sumber terbesar serangan cyber berikutnya adalah Turki (4,5 persen), Rusia (2,7 persen), India (2,6 persen), Taiwan (2,5 persen), Brazil (2,2 persen), Rumania (2,0 persen) dan Hong Kong (1,6 persen).

"Kami menemukan bahwa hampir 68 persen berasal dari wilayah Asia Pasifik/Oseania, naik dari 56 persen pada kuartal keempat 2012, mungkin karena peningkatan besar terlihat di Indonesia," kata Brenner.

"Eropa menyumbang hanya di bawah 19 persen, sementara yang berasal dari Amerika Utara dan Selatan secara gabungan hanya 13 persen."

Akamai juga mencatat kenaikan empat persen dalam rata-rata kecepatan koneksi global -- menjadi 3,1 megabit per detik.

Korea Selatan memiliki rata-rata tertinggi pada kecepatan koneksi 14,2 Mbps dan masih merupakan negara dengan adopsi "high broadband" tingkat tertinggi, tumbuh menjadi 50 persen, kata laporan itu.

Laporan ini memperkirakan lebih dari 733 juta alamat Internet yang unik dari 243 negara atau wilayah terhubung ke platform Akamai, meningkat 3,1 persen dari kuartal sebelumnya dan 10 persen dari tahun ke tahun.

Karena alamat IP tunggal dapat mewakili beberapa individu dalam beberapa kasus, Akamai memperkirakan jumlah pengguna Web unik yang terhubung ke platform selama kuartal tersebut menjadi lebih dari satu miliar. 

Modernisasi Alutsista untuk Jaga NKRI

Modernisasi Alutsista untuk Jaga NKRI
ISTIMEWA
 
JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan kehadiran tentara yang kuat dan modern untuk bisa menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia. Untuk bisa membentuk tentara yang kuat, diperlukan alat utama sistem senjata (alutsista) yang modern.

"Kedaulatan adalah harga mati. NKRI tidak bisa kita kompromikan. Maka, Indonesia perlu tentara kuat dan modern," kata Presiden Yudhoyono pada acara peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (22/7).

Presiden Yudhoyono menuturkan selama lima tahun ini, Indonesia terus memodernisasi alutsista agar tentara menjadi lebih kuat dan modern dalam menjalankan tugas. Hal itu bisa dilakukan karena perekonomian yang baik sehingga Indonesia bisa mengalokasikan anggaran lebih untuk belanja alutsista.

Kepala Negara memberikan contoh mengenai korelasi antara perang dan politik. Keputusan untuk perang adalah keputusan politik, sementara berperang adalah misi dari angkatan bersenjata. "Oleh karena itu, apa pun pertimbangan politik yang melatarbelakangi dan mendorong terjadinya peperangan, prajurit tak boleh disalahkan. Para prajurit yang bertugas tidak terlibat dalam kejahatan perang yang diatur dalam dunia internasional dan nasional," kata dia.

Hormati Pahlawan

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara meminta semua pihak bisa menghormati serta mengingat jasa-jasa para pahlawan yang ikut membantu dalam kemerdekaan Indonesia. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, pejuang, dan pendahulunya. Sedangkan bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa memetik pelajaran dari apa yang dialami di masa lalu untuk jadi pelajaran di masa depan," ujar Kepala Negara.

Presiden Yudhoyono lalu mengaitkan pembangunan monumen tersebut dengan apa yang dilakukan Indonesia sebagai bangsa yang cerdas karena mengambil pelajaran dari masa lalunya. "Dibangunnya monumen ini adalah bagian dari upaya bersama agar bangsa kita bisa jadi bangsa yang besar dan cerdas," tutur Presiden.

Selain upaya menghargai jasa para pahlawan, lanjut Presiden, pembangunan monumen merupakan cara agar generasi muda Indonesia dapat benar-benar mengerti sejarah bangsanya dan perjuangan mempertahankan negaranya. "Kita bisa bikin buku, film dokumentasi, atau apa pun yang mengarah ke tujuan itu," lanjut Presiden.

Presiden Yudhoyono berharap dibangunnya monumen perjuangan yang berada di Mabes TNI, mulai dari Monumen Seroja, Trikora, Dwikora, hingga Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, bisa djadikan pelajaran dan pendidikan bagi para prajurit dan rakyat yang mengunjunginya nanti.

"Kita harap rakyat dapat diundang berkunjung ke tempat ini. Jajaran TNI dan Polri bisa ajak para siswa di jajajaran masing-masing untuk berkunjung, dan itu menjadi bagian dari studi mereka," harap Presiden.

Monumen tersebut dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter perrsegi dengan luas bangunan 4.680 meter persegi dengan terdiri dua bagian, yaitu foot step Monumen Sudirman dan dinding relief. Foot step Monumen Sudirman berada di tengah-tengah Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI merupakan gambaran perjuangan Panglima Besar Sudirman dalam rangka mempertahankan kemerdekaan RI dari ancaman penjajah yang divisualisasikan dalam bentuk relief berjumlah tujuh.

Dinding relief yang berbentuk setengah lingkaran dan berjumlah 21 relief merupakan cerita atau gambaran perjuangan bangsa Indonesia. Cerita tersebut, mulai dari Proklamasi Kemerdekaan RI 1945 hingga perjuangan bersenjata TNI dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dari ancaman, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri sampai akhirnya kemerdekaan RI diakui dunia internasional. fdl/nsf/P-3

koran jakarta

Menhan Terima Kunjungan Dubes Rusia Bahas Kerjasama Militer

Jakarta, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Selasa (23/7) menerima kunjungan  Duta Besar  Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, di  Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Adapun maksud kunjungan Dubes Rusia kepada Menhan ini adalah untuk membicarakan beberapa hal yang menyangkut kerjasama teknik militer antara kedua negara. Diantaranya adalah  kerjasama Angkatan Laut kedua negara dalam hal penyediaan material dan renovasi untuk Kapal Selam.

Selain itu Dubes Rusia pada kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa pemerintahnya akan mengadakan pameran senjata “Rusian Arms Expo” yang diselenggarakan pada akhir bulan September mendatang di salah satu kota disebelah timur  Moskow di Rusia. Dubes Rusia juga mengatakan bahwa pameran yang diselenggarakan saat ini merupakan pameran terbesar yang akan menampilkan persenjataan militer khususnya untuk Angkatan Darat. Dubes Rusia berharap Menhan dapat menghadiri pameran persenjataan militer tersebut.

Presiden SBY Resmikan Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI


PRESIDEN Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden RI Boediono, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., meresmikan Monumen Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (22/7/2013).  Pada kesempatan tersebut, Presiden RI juga melakukan peninjauan terhadap dinding relief yang terdapat pada monumen tersebut.
Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI merupakan salah satu monumen dalam jajaran Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI) yang menyajikan visualisasi berbagai kisah pengabdian TNI terutama di bidang militer kepada NKRI, selain itu juga sebagai patung berkelompok terbesar di Indonesia yang  masuk kedalam Rekor Muri.

Monumen ini dibangun di atas tanah seluas 6000 meter persegi dengan luas bangunan 4680 meter persegi terletak di kompleks Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur. Bangunan monumen ini terdiri dari dua bagian yakni: Foot Step monumen Sudirman dan dinding relief.
Foot Step monumen Sudirman yang berada di tengah-tengah monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI merupakan gambaran perjuangan Panglima Besar Sudirman dalam rangka mempertahankan kemerdekaan RI dari ancaman negara luar (penjajah) yang divisualisasikan dalam bentuk relief yang berjumlah 7 (tujuh) relief.
Gambaran cerita tentang perjuangan Panglima Besar Sudirman ini dimulai saat pertama kalinya Panglima Besar Sudirman menyatakan untuk bergerilya dan berjuang bersama-sama anak buahnya melawan agresi Belanda sampai akhirnya harus menutup mata untuk selama-lamanya.
Dinding relief yang berbentuk setengah lingkaran dan berjumlah 21 (dua puluh satu) relief menggambarkan cerita perjuangan bangsa Indonesia dari mulai Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, hingga perjuangan bersenjata TNI dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dari ancaman baik yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri, sampai akhirnya kemerdekaan RI itu diakui oleh dunia internasional.
Authentikasi: Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc, M.Si, M.A.

majalah potretindonesia

Teroris Tulungagung Digulung, Siapa Menyusul?


Dua terduga teroris tewas diterjang peluru anggota Densus.
Densus 88 membekuk terduga teroris Ibrahim Sungkar (tangan diborgol) di Solo, Kamis 16 Mei 2013  
   Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kembali menangkap empat terduga teroris di Tulungagung, Jawa Timur, Senin 22 Juli 2013. Dua menyerahkan diri, dua lainnya tewas diterjang peluru anggota Densus. 

Penangkapan bermula saat empat orang itu menunggu angkutan umum di Jalan Pahlawan, Kecamatan Kedungwaru. Saat itu jarum jam menunjukkan pukul 08.45 WIB. Sejumlah personel Densus berusaha mendekat, untuk menangkap.

Sadar dikuntit, dua orang yang diketahui buronan kasus terorisme itu melawan. Salah seorang buronan, yang diketahui bernama Dayah, mengeluarkan senjata.

Sejurus kemudian, terjadilah kontak senjata. Tak lama kontak senjata, Dayah alias Kim dan Rizal, yang diketahui berasal dari Medan, tewas diterjang timah panas.

Dua lainnya, Mugi Hartanto (38 tahun) dan Sapari (51 tahun) menyerahkan diri. Identitas kedua terduga teroris yang hidup diketahui. Mugi berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar, sedangkan Sapari merupakan pekerja Staf Kesra Desa Penjor.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Polisi Ronny Franky Sompie menuturkan, setelah baku tembak, jenazah Dayah dan Rizal langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri, Jawa Timur. Sementara Mugi dan Sapari langsung dibawa ke Polda Jawa Timur untuk menjalani pemeriksaan.

Dalam penangkapan itu, Densus juga mengamankan sepucuk senjata jenis revolver, 12 peluru dan tas berisi bom. "Sejumlah barang yang disita kini diamankan oleh tim Densus," kata Ronny.

Ronny menuturkan, para terduga teroris ini merupakan pencari dana bagi kelompoknya. Berbagai cara mereka lakukan untuk mendapatkan uang supaya kegiatannya untuk melancarkan aksi teror tetap berlanjut, termasuk dengan cara merampok.

Para terduga teroris ini berencana akan melakukan perampokan. Mereka membawa sepucuk senjata api jenis revolver dan bom yang dimasukkan ke dalam tas. "Ada indikasi mereka juga akan melakukan perampokan untuk mencari dana untuk kegiatan aksi teror," katanya.

Ronny mengatakan, keempat terduga teroris yang ditangkap bukan narapidana teroris yang kabur dari Lapas Tanjung Gusta, Medan. "Empat tersangka teroris ini bukan napi teroris Lapas Tanjung Gusta," ujar Ronny menegaskan.

Sebelumnya, kerusuhan dan kebakaran terjadi di Lapas Klas I Tanjung Gusta, Medan. Sebanyak 200 napi kabur. Sebanyak 15 napi kasus terorisme juga ikut melarikan diri.

Empat terduga teroris ini, lanjut Ronny, bukan orang baru dalam aksi-aksi teror yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. "Mereka terkait dengan pengiriman orang-orang ke daerah Poso," katanya.

Sementara, Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono mengatakan, dua terduga teroris yang ditembak diduga jaringan teroris Poso. "Dugaan sementara jaringan Poso. Dan terkait itu, polisi masih melakukan pengembangan," kata Unggung Cahyono.

Dua terduga teroris itu sudah dikuntit selama tiga bulan. Selama di Jawa Timur, kata Ronny, keduanya selalu berpindah-pindah. Tidurnya di SPBU dan di Mushala.

Saat hendak ditangkap, dua terduga teroris yang tewas ditembak itu akan melakukan perjalanan menuju ke Surabaya, dengan diantar Mugi dan Sapari. "Mereka itu akan melakukan perjalanan menuju Surabaya," katanya.

Tujuh bulan, puluhan teroris ditangkapi
Penangkapan terhadap empat terduga teroris di Tulungagung bukan peristiwa baru. Sudah sejak lama Densus 88 Antiteror menangkap orang-orang yang diduga sebagai teroris. Tidak sedikit juga yang tewas ditembak.

Tahun ini saja sudah banyak teroris yang ditangkap Densus 88, baik dalam kondisi hidup maupun mati ditembak.

Di awal tahun, tepatnya pada Jumat-Sabtu, 4-5 Januari 2013, sebanyak 11 terduga teroris ditangkap. Mereka ditangkap di dua wilayah, Makassar, Sulawesi Selatan dan Dompu, Nusa Tenggara Barat. Lima orang tewas ditembak. Penangkapan ini terkait dengan aksi teror di Poso, Sulawesi Tengah.

Kemudian Jumat, 15 Maret 2013, tujuh teroris ditangkap di empat lokasi berbeda di Jakarta dan Bekasi. Mereka merupakan kelompok teroris yang merampok bank di beberapa wilayah.

Dua terduga teroris, M dan H, ditangkap di Teluk Gong, Jakarta Utara. H ditangkap dalam kondisi hidup, sedangkan M tewas ditembak karena berupaya melawan.

Lima terduga teroris lainnya, A, S, T, K, P, ditangkap di Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi. S, T, dan K ditangkap dalam kondisi hidup, sementara A dan P, tewas. Dari penangkapan itu, sejumlah barang bukti berupa senjata api, bahan peledak, perhiasan emas, disita.

Penangkapan kembali dilakukan Kamis, 2 Mei 2013. Dua tersangka teroris bernama Sefa Riano dan Achmad Taufiq alias Ovie dengan barang bukti lima buah bom pipa yang sudah siap ledak, ditangkap Densus. Keduanya ditangkap di pertigaan Bendungan Hilir, Jakarta. Mereka diduga akan meledakkan bom di Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta.

Kamis, 9 Mei 20013, Densus kembali menangkap orang-orang yang diduga teroris. Sebanyak 20 terduga teroris di beberapa wilayah yakni, Serpong, Meruya, Pamulang, Kendal, Bandung dan Kebumen, berhasil ditaklukkan. 13 ditangkap hidup-hidup, tujuh lainnya tewas tertembus peluru.

Penangkapan ini merupakan hasil dari pengembangan dari kelompok Abu Omar, kelompok Abu Torik yang ada di Beji, Depok Bojong Gede, dan terakhir Kodrat di perumahan Mustika Jaya, Bekasi.

Kamis, 16 Mei 2013, dua tersangka teroris ditangkap di wilayah Surakarta, Jawa Tengah. David dan Ibrahim Sungkar, merupakan tersangka yang mempunyai peran menyuplai bahan-bahan pembuat bom. Dari penyelidikan, kedua tersangka itu terlibat dalam beberapa transaksi pembelian senjata ke kamp pelatihan Poso.

"Keduanya anggota jaringan Abu Roban di Jawa Tengah. Dan berafiliasi dengan Wiliam Maksoem, jaringan yang ada di Bandung," kata Karopenmas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar.

Penangkapan kedua tersangka teroris ini merupakan pengembangan dari penangkapan Nu'im Ba'asyir yang merupakan keponakan Abu Bakar Ba'asyir. Ia diduga bagian penting dalam jaringan suplai senjata terhadap teroris Poso.

Kamis, 23 Mei 2013, Rohadi, seorang yang diduga teroris ditangkap di rumah kontrakannya di RT 04/02 Kampung Sawah Kidul, Kelurahan Mauk Timur, Tangerang, Banten. Rohadi ditangkap saat tertidur lelap dan disaksikan anggota keluarganya.

Turut disita barang bukti zat kimia, rangkaian kabel, batang pipa berdiameter 1,5 inci, bubuk belerang dan black powder. Diduga, barang-barang ini sebagai bahan pembuatan bom.

Di hari yang sama, seorang terduga teroris bernama Sigit dibekuk Densus 88 di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sigit merupakan buronan yang diduga merencanakan pengeboman Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta.

Sabtu, 8 Juni 2013, dua terduga teroris ditangkap. Fath alias Umar Farouk (25 tahun), ditangkap di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Mus'ab alias Amir alias Umar alias Madinah (27 tahun) di Poso, Sulawesi Tengah. Keduanya diduga terlibat dalam peledakan bom pondok pesantren Umar bin Khattab (UBK), Bima, NTB.  (eh)

Dermaga TNI AL Jadi Cadangan Arus Mudik

Dermaga TNI AL Jadi Cadangan Arus Mudik
Pelabuhan Ketapang. 
 
Banyuwangi - Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut, Banyuwangi, Jawa Timur, Letnan Kolonel (P) Edi Eka Suharto, mengatakan dermaga milik TNI AL menjadi cadangan apabila dermaga di Pelabuhan Ketapang rusak saat arus mudik. "Dermaga AL bisa dipakai," kata Edi, Selasa, 23 Juli 2013.

Pangkalan TNI AL memang hanya berjarak 1 kilometer dari Pelabuhan Ketapang, pelabuhan yang biasa menjadi tempat pemberangkatan kapal menuju Gilimanuk, Pulau Bali. Di belakang pangkalan, AL memiliki sebuah dermaga yang pernah didarati kapal-kapal besar, seperti Kapal Republik Indonesia Teluk Ratai-509 pada 17 Maret 2013 lalu.

Menurut Edi, dermaga di Pelabuhan Ketapang pernah dua kali rusak karena dihantam kapal yang akan sandar. Badan kapal membentur dermaga karena saat itu angin bertiup kencang. Oleh karena itu, kata dia, harus ada dermaga cadangan apabila insiden tersebut terjadi saat arus mudik berlangsung. "Apalagi kondisi cuaca belum bisa dipastikan," kata dia.

Selain menyiapkan dermaga cadangan, TNI AL akan menerjunkan 25 anggotanya untuk melakukan patroli laut dengan dua kapal cepat. Operasi darat juga digelar dengan menurunkan 10 anggota di Pelabuhan Ketapang dan 15 anggota di Pelabuhan Tanjung Wangi. Operasi ini akan dilaksanakan H-7 hingga H+7 Lebaran.

Manajer Operasional PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Cabang Pelabuhan Ketapang, Saharuddin Kotto, membenarkan dermaga TNI AL bisa jadi alternatif apabila terjadi penumpukan penumpang dan apabila ada dermaga yang rusak. "Apabila emergency, bisa jadi alternatif," kata dia.

Jumlah pemudik tahun ini diperkirakan meningkat 5 persen dari 1.072.045 orang menjadi 1.150.850 orang. Penumpang sepeda motor diprediksi naik 159.722 unit menjadi 173.139 unit. Sementara untuk kendaraan roda empat dari 125.925 unit menjadi 132.536 unit. PT ASDP mengoperasikan 40 kapal dengan jumlah dermaga enam unit.

tempo

Batalyon 641 Raider Kodam XII/Tpr Segera Dibentuk

Arinanda Talkshoow  Satuan khusus yang satu ini adalah pasukan versi up date dari jenis pasukan Raider yang ada terdahulu. Pasukan Raiders di TNI AD menjadi dikenal dan akrab di kalangan kombatan TNI sejak era 60-an karena Batalyon Infanteri berkualifikasi Raider saat itu menyisipkan nama Raider dibelakang nama Batalyonnya. Demikian disampaikan oleh Kasilistra Pendam XII/Tpr Kapten Inf Drs. Umar Affandi, M.H yang di dampingi reporter Radio Arinanda, Turiman Noor Faturrahman, SH, M.Hum. New Raiders.

  Batalyon 641 Raider Kodam XII/Tpr di desain berkemampuan sebagai spesialis pemukul reaksi cepat, anti gerilya, perang berlarut, serangan Mobud dengan helikopter dan Gultor. Kemampuannya setara 3x lipat Batalyon Infanteri Reguler. Saat ini jumlah The Raiders di Indonesia 10 Batalyon, terdiri dari 8 Yonif Kodam (Linud dan non Linud) serta 2 Batalyon Kostrad. Sedangkan Kodam XII/Tpr belum ada Raider, oleh karenanya dalam waktu dekat ini akan segera membentuk Batalyon 641 Raider sebagai PPRC, kata Umar.
   Batalyon 641 Raider Kodam XII/Tpr berkekuatan 747 prajurit dengan Alutsistanya sbb:
Senjata Serbu: SS 1 R5 (versi carbine) + scope, Pistol Sig Sauer, MP 5, AK 47, SS 1 + SPG1A, Daewoo K-7, Pistol Colt Remington M1911.
Senjata Sniper : Accuracy International Arctic Warfare kaliber 7, 62 mm.
Senjata Mesin  : Minimi, Ultimax 100.
Ranpur          : Jip terbuka buatan TNI AD 4.000 cc dan Helikopter Bell Penerbad (Untuk Operasi Mobud).
   Kelengkapan tempur prajurit Raider meliputi :
Rompi anti peluru, NVG (teropong malam), Helm ballistic anti peluru, pelindung siku dan lutut, maskara muka, PDL Acupat, PDL khusus anti teror hitam-hitam, sangkur Raider, Perahu karet untuk patroli pantai, peralatan Combat SAR, komunikasi/ telepon satelit dan rompi tempur khusus Raider.

Tuesday, 23 July 2013

VL Mica Untuk TNI-AL



 
Masalah pembelian Light Fregat Nahkoda Ragam masih mengandung misteri. Banyak kalangan meragukan kapabilitas dan kemampuan kapal perang yang ditolak Angkatan Laut Kerajaan Brunei ini. Namun demikian, tampaknya pembelian terus berlanjut dengan sejumlah upgrade.

Salah satu yang mendapat sentuhan peningkatan adalah kemampuan peperangan anti pesawat. Tidak lagi mengandalkan sea wolf, TNI-AL berketetapan menggantinya dengan VL Mica. Setidaknya demikianlah dari dokumen yang didapat oleh ARC.
VL Mica sendiri merupakan rudal anti pesawat buatan MBDA Prancis. Rudal ini sanggup menggeber sasaran hingga sejauh 20 km dan ketinggian hingga 30 ribu kaki. Dengan kemampuan rudal fire and forget serta bobot hulu ledak mencapai 12 kilogram, menjadikan VL Mica sebuah lompatan besar dalam pertahanan udara armada TNI-AL. Maklum saja, sejauh ini TNI-AL hanya mengandalkan rudal pertahanan udara sekelas Mistral dan Strella. Diharapkan, sebelum tahun 2014, Fregat ini bisa bergabung dengan Armada TNI-AL.

Selain Mica, dalam proses pengadaan meriam multilaras (CIWS) serta rudal C-705 lengkap dengan FCS-nya. Bisa ditebak pengadaan ini adalah untuk melengkapi kapal perang jenis KCR-40.

  ARC

Legislator Anggap Hibah C-130H Hercules Kamuflase dari Pembelian Pesawat Tua


 
JAKARTA: Penandatangan kontrak kerjasama perbaikan pesawat C-130 tersebut dilaksanakan antara Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Rachmad Lubis dengan The Head of Qantas Defence Services (QDS) Mr Glen Steed, disaksikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Duta Besar Australia untuk Indonesia HE Greg Moriarty di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat (19/7).(Foto: DMC)

23 Juli 2013, Jakarta: Biaya sebesar 63 juta dolar Australia yang harus dikeluarkan Indonesia untuk hibah empat pesawat Hercules C-130 type H dari Australia menimbulkan pertanyaan besar bagi DPR dan masyarakat. Penyebutan hibah diduga kamuflase menutupi pembelian pesawat yang sudah tua.

Hal tersebut dikatakan anggota Komisi I DPR Helmi Fauzi, pengamat militer dan pertahanan yang juga mantan anggota Komisi I DPR Andreas Pareira, dan pengamat kedirgantaraan Alvin Lie yang dihubungi dari Jakarta, Minggu (21/7).

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan dan Australia telah menandatangani acara serah terima hibah empat pesawat Hercules C-13 tipe H. Pesawat yang sudah dipensiunkan Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force) itu akan didatangkan secara bertahap mulai Oktober 2013 hingga Desember 2014.


Kementerian Pertahanan sendiri mengakui Indonesia merogoh kocek sebesar 63 juta dolar Australia. Biaya itu mencakup pemeliharaan tingkat berat, teknisi, pelatihan pilot, hingga pengecatan pesawat.

Komisi I DPR cukup tersentak atas adanya biaya pada hibah pesawat tersebut. Pemerintah sama sekali belum pernah menjelaskannya. "Pemerintah, harus menjelaskannya. Dan kami sudah minta untuk memanggil Kemhan karena hal ini menyangkut penggunaan anggaran yang harus lebih dahulu disetujui DPR," kata Helmy.

Seharusnya, kata Andreas, musibah - musibah jatuhnya pesawat TNI AU yang sudah tua pada tahun 2012 dan 2013 menjadi pelajaran berarti bagi pemerintah maupun TNI. "Catatan ini belum termasuk musibah dalam 10 tahun terakhir," kata dia.

Alvin mengatakan pembangunan kekuatan udara harus menjadi komitmen bersama. Perlu ada niat baik politik dari pemerintah dan DPR untuk mendukung kekuatan pertahanan secara bersama - sama. Di Asia Tenggara, lanjut dia, kemampuan teknologi militer Indonesia sudah jauh tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI SB Supriyadi dalam siaran persnya mengatakan sejak 31 Desember 2012, keempat pesawat itu sudah tidak diterbangkan lagi oleh RAAF. Pasalnya, pemerintah Australia menggatikannya dengan C-130 Hercules tipe J.

Kendati demikian, kata dia, usia empat pesawat jenis angkut itu masih bisa dipergunakan hingga 30 tahun ke depan dengan rata - rata 600 jam terbang/tahun.

Empat Unit C-130H Hercules Tiba Oktober 2013

Anggota Services (QDS), Air Lift Systems Program Office (ALSPO), Headquarters Air Lift Group (HQALG) and No. 37 Squadron (37SQN) berpose di depan pesawat C-130H Hercules tail number A97-006. (Foto: Commonwealth of Australia)

Sebanyak empat unit C-130 Hercules tipe H hibah pemerintah Australia akan menjadi kekuatan TNI AU mulai oktober 2013 mendatang, dengan tail number A97-006, A97-001, A97-003 dan A97-009 yang kesemaunya milik Skadron 37 yang bermarkas di Richmond Barat Laut Sydney.

Keempat pesawat C-130 H akan didatangkan secara bertahap dan yang pertama dengan tail number A97-006 akan tiba pada Oktober 2013, pesawat kedua April 2014, ketiga Agustus 2014 dan kempat pada Desember 2014.

MoU hibah empat pesawat C-130 Hercules ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Australia pada 2 Juli 2012, keempat pesawat tersebut masih digunakan oleh Royal Autralian Air Force (RAAF) dan sejak 31 Desember 2012 pesawat-pesawat tersebut sudah tidak diterbangkan lagi, karena pemerintah Australia menggatikannya dengan tipe terbarunya C-130 J.

Salah satu pesawat A97-006 sudah dalam kondisi serviceable karena sudah dilaksanakan pemeriharaan tingkat berat di fasilitas Qantas Defence Service (QDS) yang dibiayai penuh oleh pemerintah Australia, dan siap dikirim ke Indonesia dengan Ferry Flight yang sebelumnya akan dilakukan pengecetan sesuai milik TNI AU.

Sedangkan ketiga pesawat lainnya akan dilakukan juga pemeliharaan tingkat berat di fasilitas QDS di Richmond Base, sehingga pesawat tersebut dapat digunakan rata-rata 600 jam pertahun dan tiap-tiap pesawat akan memiliki sisa usia pakai diatas 30 tahun.

QDS satu-satunya perusahaan yang memiliki kemapuan mengerjakan dan melaksanakan perawatan tingkat berat seluruh pesawat C-130 H milik RAAF termasuk keempat pesawat yang akan diserahkan kepada Indonesia.
  
Suara Karya/Dispenau

Monday, 22 July 2013

Peraih Sangkur Perak Raider Jadi Danyonif 312/Kala Hitam


Peraih Sangkur Perak Raider Jadi Danyonif 312/Kala Hitam
Subang • SERAH Terima Jabatan (Sertijab) di lingkungan TNI AD khususnya di jajaran Brigif 15/Kujang II bermakna penting dan strategis untuk meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Selain itu melalui regenerasi kepemimpinan, dapat lahir ide-ide baru dan langkah-langkah kreatif dan inovatif dalam menjalankan roda organisasi.

Hal tersebut disampaikan Komandan Brigif 15/Kujang, Letnan Kolonel Inf Iman Budiman dalam amanatnya saat memimpin Upacara Sertijab Komandan Batalyon Infantri 312/Kala Hitam (KH), di Lapangan Markas Yonif 312/KH, Subang, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2013).

Melalui upacara tersebut, Komandan Yonif 312/KH beralih kepemimpinan dari Letnan Kolonel Inf Hengki Yuda Setiawan kepada Mayor Inf Donal Erickson Silitonga.

Kegiatan sertijab tersebut ditandai dengan peyerahan Tunggul Batalyon 312/KH dilanjutkan dengan penandatanganan naskah berita acara serah terima antara pejabat lama dan pejabat baru di hadapan Danbrigif 15/Kujang II. Selain itu, upacata sertijab juga ditandai dengan pelepasan tanda jabatan dan pangkat serta tongkat komando dari pejabat lama untuk diserahkan ke pejabat baru.

Mayor Inf Donald sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian latihan Rindam III/Siliwangi. Ia merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1997. Selepas dari Akmil, ia langsung mengikuti latihan kualifikasi Raider dan berhasil lulus dengan nilai terbaik sehingga dianugrahi penghargaan berupa “Sangkur Perak”.(P)

pelitaonline

Kosekhudnas Gelar Latihan Pertahanan Udara


http://sphotos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/217386_338058922964233_58246659_n.jpg
Ilustrasi
GUNA kelancaran latihan Pertahanan Udara (Hanud) Perkasa “A Tahun 2013”, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas), Marsekal Muda TNI Hadiyan Sumintaatmadja, didampingi Pangkosekhanudnas I, Marsekal Pertama TNI Tri Budi Satriy, melakukan check and recheck kesiapan Kosekhanudnas I, khususnya Sector Operation Center (SOC), di Jakarta, Jumat (19/7).

Pejabat Sementara Kepala Penerangan Kosekhanudnas I, Lettu Sus. Sendang Arum Mahardani, dalam siaran persnya, mengatakan, latihan Perkasa “A” akan dilaksanakan, 22-24 Juli 2013. Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan operasional unsur-unsur pertahanan udara TNI sesuai dengan tataran sistem pertahanan udara nasional.

Turut hadir dalam kunjungan kali ini, Kepala Staf Kohanudnas, Marsma TNI Bonar Hutagaol, para pejaba Kohanudnas dan Kosekhanudnas I.

Selanjutnya, Pangkohanudnas meninjau kesiapa posko unsur di Skadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

jurnas

Irawan Saleh

Menilik sederetan call sign yang dimiliki, terlihat bahwa Irawan Saleh alumnus AAU-68 ini kenyang dalam menerbangkan berbagai pesawat yang ada di TNI AU. Selain menyandang call sign Jupiter-xx, Irawan juga mempunyai call sign Thunder-26, Eagle-24, Phanter-O dan Tiger. Ini menunjukkan bahwa berbagai jenis pesawat latih dan tempur TNI AU pernah dikuasai, selain tentunya jabatan yang strategis di lingkungan TNI AU. Terakhir menjabat sebagai Asisten KSAU bidang Operasi, sebelumnya adalah Panglima Angkasa/DN Yusuf Kohanudnas, Komandan Kodikau dan Kas Kodikau. Sedang jabatan operasional adalah sebagai Komandan Skadron-12 dan Skadron-14 serta Instruktur di sekolah penerbang, Kodikau.
Berani, adalah sifat Irawan Saleh — berani akan tugas dalam penerbangan juga berani atas tindakannya membela anak buah, sejalan dengan nick name nya Tiger. Beberapa anak buah pernah dibelanya mati-matian meski is tidak segan untuk menghukum siapapun yang berani berbuat salah, apa lagi salah yang disengaja. Sebagai pilot pesawat A-4 Skyhawk, pilot dengan nick name Thunder-26 ini merupakan pilot gelombang 1 yang ikut membidani kelahiran Skadron Udara 12, dan kelak menjadi skadron yang dia pimpin sebagai komandan pertama setelah Skadron 12 dihidupkan lagi. Dan sinilah watak keberanian sebagai instruktur A-4 terlihat, dengan mengajarkan kepada pilot muda untuk menjadikan kelebihan kemampuan sebagai persenjataan — lebih dikenal dengan istilah performance as a weapon.

sejarah perang

Kehadiran Indonesia di zona ekonomi harus diperkuat

Hasjim Djalal
"Patroli rutin harus diperkuat."
Beijing : Pakar hukum laut, Hasjim Djalal, mengemukakan bahwa Indonesia harus memperkuat kehadirannya di sejumlah Zona Ekonomi Eksklusif, termasuk yang bersinggungan dengan Malaysia di Laut China Selatan.

"Hingga kini pembahasan mengenai Zona Ekonomi Eksklusif dengan Malaysia di beberapa titik, termasuk di Laut China Selatan, belum selesai," katanya, saat ditemui ANTARA News di Beijing, Sabtu.

Padahal, lanjut dia, hal tersebut penting karena itu terkait dengan hak Indonesia untuk mengelola sumber daya, termasuk perikanan di Zona Ekonomi Eksklusif.

"Dengan kondisi tersebut, sebelum ada kesepakatan antara Indonesia dengan Malaysia maka kehadiran secara nyata perlu dilakukan oleh Indonesia sesuai dengan batas yang telah ditetapkan berdasarkan UNCLOS 1982 tentang Zona Ekonomi Eksklusif," ujar Hasjim.

Ia menambahkan,"Patroli rutin harus diperkuat."

Hasjim mengemukakan, Indonesia dan Malaysia hingga kini telah menyelesaikan sebagian besar Batas Laut Teritorial dan Landas Kontinen.

"Namun, hingga kini Zona Ekonomi Eksklusif di perbatasan kedua negara belum ada satu pun yang disepakati. Padahal, kawasan ini memiliki arti penting bagi aspek ekonomi karena Zona Ekonomi Eksklusif mengandung potensi perikanan dan nilai strategis dari aspek transportasi laut," kata Hasjim.

Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia mencapai total 1.200 mil atau 2.222 kilometer. Zona itu meliputi garis sepanjang 300 mil laut di Selat Malaka, 800 mil laut di Laut China Selatan, dan sekitar 100 mil laut di Laut Sulawesi.

Berdasar catatan Kementerian Luar Negeri, secara rinci ada lima segmen batas ZEE Indonesia-Malaysia yang sedang dirundingkan yaitu, batas Selat Malaka, batas laut wilayah untuk segmen Selat Malaka Selatan, batas laut wilayah Indonesia-Malaysia untuk segmen Selat Singapura (Batam, Bintan, Johor), batas ZEE Indonesia-Malaysia pada segmen Laut Cina Selatan, serta batas laut wilayah, landas kontinen, dan ZEE kedua negara di segment laut Sulawesi.


antaranews 

Pemerintah Diminta Jelaskan Biaya Hibah Pesawat Hercules


Ilustrasi Pesawat Hercules.
Ilustrasi Pesawat Hercules. 
 
Jakarta - Biaya sebesar 63 juta dolar Australia yang harus dikeluarkan Indonesia untuk hibah empat pesawat Hercules C-130 type H dari Australia, menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat.
Penyebutan hibah ini diduga kamuflase untuk menutupi pembelian pesawat yang sudah tua.
"Pemerintah harus menjelaskannya (biaya hibah). Dan kami sudah minta untuk memanggil Kemhan, karena hal ini menyangkut penggunaan anggaran yang harus lebih dahulu disetujui DPR," kata Anggota Komisi I DPR RI, Helmi Fauzi, Minggu (21/7).
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan dan Australia telah menandatangani acara serah terima hibah empat pesawat Hercules C-13 tipe H.
Pesawat yang sudah dipensiunkan Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force) akan didatangkan secara bertahap mulai Oktober 2013 hingga Desember 2014 mendatang.
Kementerian Pertahanan sendiri mengakui, Indonesia merogoh kocek sebesar 63 juta dolar Australia. Biaya mencakup pemeliharaan tingkat berat, teknisi, pelatihan pilot hingga pengecatan pesawat.
Komisi I DPR cukup tersentak atas adanya biaya pada hibah pesawat tersebut lantaran pemerintah sama sekali belum pernah menjelaskannya.
Helmy menyatakan, jika pesawat itu hibah, seyogianya bebas biaya. Namun, jika keempat pesawat tua itu dibeli, maka Kemhan dan TNI harus jujur dan transparan.
Apalagi, peremajaan keempat pesawat tidak memberdayakan industri pertahanan dalam negeri yang sudah memiliki sumber daya manusia berklasifikasi internasional.
"Pemerintah kok aneh. Ingin memajukan industri pertahanan tapi implementasinya bertolak belakang. Lebih senang pesawat tua," sindir Helmy.
DPR sendiri memang meminta pemerintah menambah alutsista TNI, namun bukan pengadaan pesawat yang sudah sangat tua.

beritasatu