Chairul mengatakan KEN melakukan pembicaraan soal peningkatan hubungan industri baja, industri pertahanan, infrastruktur antara Indonesia dan Korsel. Selama ini Korsel adalah negara yang sangat maju di bidang infrastruktur sehingga diharapkan ada kerjasama di sektor tersebut.
"Kita tahu Korea telah berhasil membuat pesawat tempur, kapal selam, tank, untuk perang. Kita berharap bahwa kita tak hanya bisa sebagai pembeli dari produk-produk pertahanan dari Korea, tapi kita dapat memproduksinya bersama antara Indonesia-Korea agar bisa lebih bermanfaat untuk kedua negara," kata Chairul Tanjung saat ditemui di Grand Hyatt, Seoul, Korea Selatan, Jumat (24/5/2013).
Menurut Chairul, dalam pertemuan tersebut Presiden Park sangat mengapresiasi posisi Indonesia, Korea menganggap Indonesia sebagai mitra utama bagi negaranya. "Ini tentu suatu hal yang baik karena ini menandakan kesinambungan daripada kerjasama yang telah dilakukan dengan baik oleh presiden sebelumnya," ucap Chairul.
Ia juga menyampaikan tentang besarnya potensi ekonomi Indonesia dengan penduduk 250 juta orang. Di depan Presiden Park, Chairul mengatakan Indonesia memiliki jumlah penduduk kelas menengah hingga 50 juta orang.
Bahkan berdasarkan prediksi lembaga survei McKinsey pada tahun 2020, kelas menengah di Indonesia akan bertambah menjadi 90 juta orang dan pada tahun 2030 bisa berkembang menjadi 170 juta orang.
"Ini merupakan pasar yang besar dan Korea sebagai salah satu partner yang penting bagi Indonesia tentu dapat mengambil manfaat yang cukup besar, terkait dengan partnership atau kerjasama antara Indonesia dan Korea," katanya.
Dalam pertemuan itu Chairul Tanjung diantar oleh Duta besar dan berkuasa Penuh untuk Korea Selatan, John Prasetyo, didampingi Raden Pardede selaku Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional, Aviliani Sekretaris Komite Ekonomi Nasional dan Peter Gontha anggota Komite Ekonomi Nasional.
Detik