Pages

Saturday, 22 November 2014

Kasau ‎Baru Harus Mampu Perkuat Konsep Negara Maritim


Sejumlah pesawat dari Jupiters Aerobatic Team TNI Angkatan Udara melintas di atas langit di Kawasan Monumen Nasional dalam rangkaian acara "Independence Day Run 2014" di Kawasan Silang Monas, Jakarta, Minggu (31/8). Acara tersebut masih dalam suasana merayakan hari Kemerdekaan RI ke-69.
Sejumlah pesawat dari Jupiters Aerobatic Team TNI Angkatan Udara melintas di atas langit di Kawasan Monumen Nasional dalam rangkaian acara "Independence Day Run 2014" di Kawasan Silang Monas, Jakarta, Minggu (31/8). Acara tersebut masih dalam suasana merayakan hari Kemerdekaan RI ke-69.
 
Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara (Ksau) Marsekal Ida Bagus Putu Dunia akan segera mengakhiri masa jabatannya di TNI dalam waktu dekat.

Pengamat militer Universitas Padjajaran, Muradi, Phd, menyatakan pengganti Ida Bagus harus orang yang berkompeten dan memahami orientasi politik besar Joko Widodo- Jusuf Kalla (Jokowi-JK), sehingga diharapkan dapat lebih membantu mewujudkan gagasan Indonesia sebagai negara maritim.
"Jangan sampai "jenderal salon" yang jadi Ksau atau yang hanya bermodalkan kedekatan dengan presiden atau menteri di era sebelumnya," kata Muradi, Sabtu (22/11).
Ditegaskan, Jokowi harus mengangkat orang yang punya kemampuan penuh untuk memperkuat Indonesia sebagai negara maritim.

Ksau mendatang harus profesional dan tidak hanya menguasai matra udara. Namun, juga bisa berkoordinasi dengan baik dengan matra lainnya. "Maka, pergantian orang nomor satu di setiap matra menjadi sangat penting untuk segera dilakukan," ucapnya.
Saat ini diungkapkan, pihaknya mengamati beberapa calon Ksau yang beredar, termasuk Wakil Ksau Marsdya Bagus Puruhitno dan Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya Ismono Wijayanto.

Marsdya Bagus Puruhitno alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1984 adalah bekas ajudan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) dan dekat dengan Cikeas. Bagus dinilai tidak cukup memiliki prestasi dan kenaikan karirnya dianggap lebih karena kedekatandengan elit politik di rezim sebelumnya.

Sementara Ismono yang dekat dengan seniornya, Marsekal (purn) Joko Suyanto juga dianggap kurang terdengar sebagai jenderal yang banyak prestasi.
Presiden Jokowi, menurut Muradi, membutuhkan figur yang satu visi dan sanggup membantu untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang disegani dunia. "Negara maritim artinya kita harus punya Angkatan laut dan Angkatan Udara yang kuat sekaligus," ujarnya.(beritasatu.com)