KRI Pulau Rimau 724 TNI AL |
Ambon, Maluku:(DM)- | Diketahui masih cukup banyak ranjau
warisan Perang Dunia II di Teluk Dalam Ambon, Maluku. Kapal penyapu
ranjau akan dikerahkan untuk membebaskan teluk itu dari ranjau, karena
Jembatan Merah Putih akan dibangun di sana.
Kepala Balai Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara, Jefry Pattiasina, Jumat, menyatakan, "Saya berkoordinasi dengan Kementerian PU telah menyurati Mabes TNI untuk mengerahkan kapal penyapu ranjau."
Pembersihan ranjau akan dilaksanakan dalam waktu dekat agar realisasi pembangunan bentangan pendekat jembatan tersebut rampung sesuai jadwal, yakni 2013.
"Pembangunan fasilitas tersebut harus mempertimbangkan keselamatan pekerja maupun kerangka jembatan karena ranjau peninggalan Perang Dunia II itu sewaktu-waktu bisa saja meledak," ujarnya.
Kementerian
PU melalui APBN 2012 mengalokasikan Rp 115 miliar untuk pembangunan
bentangan pendekat. APBN 2011 mengalokasikan Rp 150 miliar. Di Poka
bentangan pendekat hampir rampung, sedangkan Galala sedang dirampungkan.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum untuk melanjutkan pembangunan bentang tengah jembatan Merah Putih sepanjang 300 meter mengalokasikan biaya Rp 416,76 miliar dan diharapkan dapat beroperasi pada 2014.
Jembatan ini menghubungkan Galala Poka-Ambon yang bisa mempersingkat waktu tempuh dari kedua tempat itu dari sekitar 1,5 jam menjadi sekitar 20-30 menit, sehingga akses ke Bandara Internasional Pattimura di Teluk Ambon menjadi lebih cepat.
Lokasi bandar udara ini cukup unik, persis di ujung Teluk Ambon di mana sisi yang lain terletak Kota Ambon. Pemakai jasa penerbangan bisa mencapai Bandar Udara Internasional Pattimura melalui jalan darat menyusuri Teluk Ambon atau memotong perairan teluk itu memakai perahu cepat. (*)
Kepala Balai Jalan Nasional IX Maluku dan Maluku Utara, Jefry Pattiasina, Jumat, menyatakan, "Saya berkoordinasi dengan Kementerian PU telah menyurati Mabes TNI untuk mengerahkan kapal penyapu ranjau."
Pembersihan ranjau akan dilaksanakan dalam waktu dekat agar realisasi pembangunan bentangan pendekat jembatan tersebut rampung sesuai jadwal, yakni 2013.
"Pembangunan fasilitas tersebut harus mempertimbangkan keselamatan pekerja maupun kerangka jembatan karena ranjau peninggalan Perang Dunia II itu sewaktu-waktu bisa saja meledak," ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum untuk melanjutkan pembangunan bentang tengah jembatan Merah Putih sepanjang 300 meter mengalokasikan biaya Rp 416,76 miliar dan diharapkan dapat beroperasi pada 2014.
Jembatan ini menghubungkan Galala Poka-Ambon yang bisa mempersingkat waktu tempuh dari kedua tempat itu dari sekitar 1,5 jam menjadi sekitar 20-30 menit, sehingga akses ke Bandara Internasional Pattimura di Teluk Ambon menjadi lebih cepat.
Lokasi bandar udara ini cukup unik, persis di ujung Teluk Ambon di mana sisi yang lain terletak Kota Ambon. Pemakai jasa penerbangan bisa mencapai Bandar Udara Internasional Pattimura melalui jalan darat menyusuri Teluk Ambon atau memotong perairan teluk itu memakai perahu cepat. (*)