Pesawat tempur TNI AU yang dilibatkan dalam Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 itu, yakni enam Su-27/30 Sukhoi Skadron 11, empat F-16 Fighting Falcon Skadron 3, empat Hawk 109/209 Skadron 12, empat Hawk 109/209 Skadron 1 dan tiga EMB-314 Super Tucano Skadron 21.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Masekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, yang meninjau langsung latihan puncak, mengatakan, latihan merupakan pembinaan kemampuan dan kekuatan satuan-satuan TNI AU secara berjenjang mulai tingkat perorangan, tingkat satuan, antar satuan hingga tingkat latihan puncak Angkasa Yudha, untuk menguji kesiap siagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi.
"Latihan ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel jajaran Koopsau I, Koopsau II, Kohanudnas, Korpaskhas dan Dinas terkait," katanya.
Latihan menerapkan prinsip unity of command. Prinsip ini tercermin sejak tahap Geladi Posko hingga tahap Geladi Lapangan, diterapkan dalam rangkaian Operasi Pertahanan Udara, Operasi Serangan Udara Strategis, Operasi Lawan Udara Ofensif, Operasi Dukungan Udara dan Operasi Informasi.
"Doktrin harus disesuaikan dengan trend ancaman masa depan dan kemampuan perang kita kita, sedangkan skenario harus berpedoman dari ancaman masa kini yang paling mungkin terjadi," kata KSAU.
Hal tersebut dimaksudkan sebagai koreksi untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang pasti ditemui selama latihan berlangsung.
"Hanya dengan cara perbaikan secara terus menerus seperti itulah, kita dapat melakukan perubahan-perubahan agar dapat menyiapkan kekuatan tempur yang lebih kuat, handal dan benar-benar siap menghadapi ancaman," ujarnya.
Pulau Laut Natuna merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang terluar di daerah Kabupaten Natuna yang berdiri pada 15 Juni 2004. Bagian Utara, Barat dan Timur Laut Pulau Natuna berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
Panglima Komando Tugas Udara Gabungan (Pangkogasudgab), Marsekal Muda M Syaugi, menjelaskan latihan operasi dilakukan setiap tahun, namun pada tahun sebelumnya hanya dilakukan latihan tertulis. Semua latihan bertujuan mempersiapkan mental dan profesionalisme prajurit dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Tahun ini ada latihan fisik. Apa yang kami teorikan di kelas tahun lalu, di praktekan hari ini. Biasanya memang latihan fisik dua tahun sekali," ucap Panglima Komando Operasi Udara AU I (Pangkopsau I) ini.
Menurut dia, dalam sesi latihan, TNI AU melibatkan prajurit terpilih dan terlatih. Semua melakukan fungsi, peran dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mensukseskan operasi serangan udara strategis.
Syaugi menegaskan, untuk menjaga pulau terluar Indonesia, pesawat-pesawat tempur akan ditempatkan secara berkala bergiliran di Kepulauan Natuna dan ditempatkan di Bandara Ranai.
"Jadi tidak ada yang fix di sini (pesawat tempur). Sifatnya insidentil, jadi kalau ada insiden baru terjunkan pesawat tempur. Bisa semua, Hawk, Supertucano, F16, dan Sukhoi. Disini Kami memiliki landasan sepanjang 2.500 meter," tutur Panglima.
Dalam skenario latihan itu, pasukan TNI AU berupaya merebut kembali Lanud Ranai, Kabupaten Natuna, yang dikuasai oleh musuh dari negara 'Musang'.
Dalam operasi Angkasa Yudha 2013, pengintaian juga dilakukan pesawat Cassa 212 Skadron Udara 4 Lanud Abdurachman Saleh Malang yang dikawal dua pesawat Hawk 109/209. Selain itu dilakukan pengintaian bersenjata (ARM RECCE) oleh pesawat Hawk 109/209 Skadron, F-16 Fighting Falcon, Su-27/30 Sukhoi dan EMB-314 Super Tucano.
Seluruh pesawat tempur berhasil menghancurkan target yang berada di lepas pantai sebelah timur Pulau Natuna. Nampak beberapa pesawat tempur seperti Sukhoi juga mengeluarkan flare anti rudal untuk menghindari serangan musuh.
Untuk mengendalikan pertempuran dan pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur TNI AU, pada H-2 diterjunkan 13 pasukan tim Pengendali Tempur (Dalpur) oleh CN-295 Skadron 2 pada dini hari untuk menghidari pantauan musuh.
Usai pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur TNI AU, sekitar 400 Pasukan Khas Angkatan Udara (Paskhasau) yang diterjunkan oleh tujuh pesawat C-130 Hercules. Prajurit yang diterjunkan lakukan penyerbuan ke daerah musuh untuk membesihkan sisa-sisa musuh yang masih tersisa dan untuk menguasai obyek vital.
Dalam latihan tersebut didukung juga oleh pesawat CN-235 dalam penerjunan Tim Bravo, satu C-130 KC (Tanker) untuk pengisian bahan bakar di udara (Air Refueling) serta Helikopter SAR maupun helikopter dukungan VIP.(ant/hrb)
investor