"Pada Sabtu, tim Densus berhasil menangkap lima DPO pelaku terorisme di Poso.Kelima tersangka masuk daftar pencarian orang sesuai peran masing-masing," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Ronny F. Sompie dalam pesan singkat kepada Antara di Jakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan tersangka Ilham Syafii atau IS ditangkap Sabtu pukul 10.15 WITA di Desa Bungadidi, Dusun Beringin, Kecamatan Tana Lili, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
"Saat tim mengejar ke arah perkebunan, IS melawan sehingga terjadi baku tembak yang mengakibatkan tersangka meninggal dunia," kata dia.
IS yang diduga berperan dalam pendanaan MIT pimpinan Santoso, terlibat dalam pelatihan militer bersama kelompok Santoso dan Daeng Koro. "Dia juga mengetahui persembunyian para DPO teroris," ujar Ronny.
Barang bukti yang disita dalam penangkapan IS berupa satu pucuk pistol Browning Hi Power Automatic cal 9 mm, lima butir peluru cal 9 mm, satu buah handphone dan pisau lipat.
Kedua, ditangkap tersangka Saiful Jambi alias Ipul yang tinggal di Kayamanya, Lorong Mesjid Nurul Fala, Kampung Wotu, Kabupaten Poso. Dia ditangkap Densus pukul 11.30 WITA di Jalan Pulau Sabang, Sulteng.
Polri menduga Ipul adalah kurir logistik kelompok MIT dan membantu menyembunyikan DPO Daeng Koro dan Santoso. Ia juga diduga penerima kiriman dana dari luar Sulawesi Tengah dan mengurus keuangan kelompok MIT.
"Dia diduga membuat bom bersama tersangka yang sudah tertangkap yakni Oca di rumah Oca," kata dia.
Berikutnya yang tertangkap adalah tersangka Rustam alias Ape yang beralamat di Jalan Pulau Sabang, Kayamanya.
"Tersangka Ape ditangkap di Jalan Mentawai, Kayamanya pada pukul 12.15 WITA," katanya.
Ronny mengurai keterlibatan Ape dalam jaringan terorisme MIT diantaranya ikut pelatihan militer di Morowali pada 2007, membantu mengurus pembelian logistik MIT, pemberi dana operasional Tuturuga Morowali dan membantu pelarian DPO Daeng Koro dan Santoso.
DPO teroris selanjutnya yang ditangkap adalah tersangka Hasan dan istrinya Ros. "Keduanya ditangkap di depan SMP 4 Poso pada pukul 14.15 WITA," kata dia.
Dia menjelaskan Hasan terlibat dalam pengurusan dana kelompok MIT. Hasan juga diduga menyiapkan dan mengantar logistik MIT serta mengetahui keberadaan para DPO teroris lainnya.
"Kalau istri Hasan perannya sebagai penyedia rekening penampung uang hasil kegiatan fai. Dia juga menyediakan logistik bagi sindikat MIT," katanya.(ANTARA News)