Saya yakin TNI AL akan mampu mewujudkan alutsista yang kuat dan hebat, karena industri dalam negeri juga sangat mendukungSurabaya - Dalam Upacara Serah Terima Jabatan dengan Komandan Upacara Kolonel Marinir Y. Rudy Sulistyanto yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo, itu, sedikitnya 600 prajurit Korps Marinir terlibat.
Selain melibatkan 600 prajuritnya, beberapa material tempur milik Korps Baret Ungu itu juga dilibatkan dalam parade/defile, diantaranya tujuh unit Tank PT 76, tujuh unit BMP 3F, 15 unit BTR, dua unit AMX 10P, enam unit KAPA K.61, tiga unit BVP-2, lima pucuk Howitzer 105 mm, tiga unit LVT-7A dan enam unit Roket Multi Laras RM 70 Grad.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menilai TNI Angkatan Laut sangat menentukan pengembangan Poros Maritim Dunia, karena itu KSAL yang baru Laksamana Madya TNI Ade Supandi diharapkan membangun kekuatan TNI AL yang hebat.
"Saya bangga ada kemajuan TNI AL dengan pemikiran Laksamana TNI Marsetio (KSAL sebelumnya) yang membawa TNI AL sebagai World Class Navy," katanya kepada pers setelah memimpin upacara parade dan defile serah terima jabatan KSAL di Dermaga Madura, Koarmatim, Ujung, Surabaya, Selasa.
Oleh karena itu, ia mengharapkan KSAL yang baru Laksamana Madya Ade Supandi untuk membangun kekuatan TNI AL yang hebat untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, apalagi industri dalam negeri sangat mendukung hal itu.
"Saya yakin TNI AL akan mampu mewujudkan alutsista yang kuat dan hebat, karena industri dalam negeri juga sangat mendukung, seperti PT PAL. Buktinya, beberapa alutsista kita itu sudah merupakan produk dalam negeri," katanya.
Dalam sambutan serah terima jabatan KSAL dari Laksamana TNI Marsetio kepada Laksamana Madya Ade Supandi itu, Panglima TNI meminta KSAL yang baru untuk melakukan percepatan dan pengembangan kemampuan (alutsista) TNI.
"Tahun 2015 merupakan awal yang penting, karena lima tahun ke depan pada periode 2015--2019 merupakan tahapan percepatan dan pengembangan sarana dan prasarana. Kalau tahapan itu tidak tercapai akan terjadi potensi disparitas antara sarana dan tantangan dalam persenjataan ke depan," katanya.
Sebaliknya, keberhasilan tahapan itu akan mencetak TNI yang kredibel, mampu melakukan penangkalan berbagai tantangan, dan mampu mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
"Tentu, penguatan alutsista itu perlu dibarengi dengan penguatan organisasi, perawatan alutsista secara berkala, peningkatan kesejahteraan prajurit, dan peningkatan kerja sama militer antarnegara, khususnya di Asia Tenggara," katanya.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI juga memuji kemampuan TNI dalam tugas sosial atau non-tempur yang telah diakui dunia, termasuk peran TNI AL dalam tugas-tugas sosial itu.
"Misalnya, ketika kita membantu masyarakat Filipina yang mengalami bencana, maka kita yang pertama membantu mereka, meski tradisi saling membantu itu sudah menjadi tradisi maritim dunia, karena itulah sekarang kita dibantu militer dari Jepang, Australia, Rusia, Korea, dan Tiongkok (dalam evakuasi pesawat AirAsia yang jatuh di Selat Karimata)," katanya.
Upacara dilaksanakan secara sederhana, selain parade juga dilaksanakan defile pasukan dan material tempur, fly pass pesawat udara serta sailing pass Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), kemudian kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah di gedung Indoor Sport Koarmatim.
Laksamana Madya Ade Supandi merupakan KSAL ke-25 yang kelahiran Batujajar, Bandung, 1960. Sebelumnya, perwira lulusan AAL 1983 itu menjabat Kasum TNI, Asrena KSAL, dan Pangarmatim. Perwira yang dikenal ramah, agamis, dan tegas itu memiliki dua anak dari pernikahannya dengan Ny Endah Esti Hartaningsih, sedang anaknya menjadi dokter gigi dan perwira AL.
(ANTARA News)