Kasau
Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia saat memasuki ruangan Exit Briefing
di Gedung Auditorium Mabesau, Cilangkap. Kamis (8/1). Foto Dispenau
Kasau
Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia saat menerima laporan kesiapan acara
Exit Briefing di Gedung Auditorium Mabesau, Cilangkap. Kamis (8/1). Foto
Dispenau
|
Demikian disampaikan Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia di hadapan para perwira pada Exit Briefing saat acara exit briefingsebelum mengakhiri tugasnya sebagai Kasau di Mabesau Cilangkap, Kamis (8/1) yang dihadiri para pejabat TNI AU.
Kasau juga menyampaikan beberapa pencapain sasaran yang telah dicapai, diantaranya peningkatan tiga lanud tipe B menjadi Tipe A, delapan lanud tipe D menjadi lanud tipe C, sehingga pangkalan TNI AU saat ini terdiri dari sembilan tipe A, 13 tipe B, dan 29 tipe C. Pembentukan Skadron 16 sehingga kekuatan skadron udara saat ini adalah delapan skadron tempur, lima skadron angkut, tiga skadron helkopter, dua skadron VIP/VVIP, dua skadron latih dan satu skadron PTTA.
Selain itu pencapain sasaran yang lain adalah perkembangan tentang pembentukan kogabwilhan, dimana didalamnya termasuk validasi organisasi kohanudnas dan pembentukan Koopsau III dan pembentukan Sterau dan Disopslatau. Serta validasi organisasi terkait dengan implementasi dari ketentuan dalam BPJS, satker penerimaan DIPA daerah, dan pemberian pelayanan kesehatan (PPK) di rumkit-rumkit TNI AU yang sedang dalam proses dan diterapkan bertahap.
Dibidang Personel, penataan personel diarahkan untuk keseimbangan penempatan jawa dan luar jawa, serta proporsionalitas antara korps/kejuruan. Untuk panggon personel terpenuhi 60% dan saat ini sedang disusun kebutuhan panggon secara keseluruhan sebagai bagian dari renstra kesejahteraan prajurit TNI AU sampai dengan 2019, jelas Kasau.
Pada kesempatan tersebut, Kasau juga mengharapkan agar kedepan dalam bidang organisasi TNI AU dapat melaksanakan validasi secara cermat dengan memperhitungkan segala aspek, untuk bidang personel agar pembangunan personel harus lebih berorentasi pada kualitas dibandingkan kuantitas dimana aspek kualitas personel perlu dilaksanakan sejak tahap recruitmen, selama pendidikan maupun pembinaan karir. Dalam bidang logistik perlu ditindaklanjuti persetujuan Presiden RI terhadap usulan pengadaan pesawat pengganti F-5, pesawat intai Amfibi, dan peningkatan kemampuan pesawat B-737 MPA dengan penambahan radar dan kamera Surveillance.
Selanjutnya di Bidang operasi perlu dilanjutkan kajian dan evaluasi terhadap penggunaan alutsista blok timur dlam rangka efektivitas dan efisiensi anggaran, serta langkah-langkah lanjutan dalam pengoperasian radar selama 24 jam sesuai taktik dan strategi pertahanan udara. Untuk bidang sistem dan metode perlu dilanjutkan penjabaran doktrin Swa Bhuwana Paksa sebagai pedoman dalam implementasi tugas di seluruh jajaran organisasi, serta meningkatkan upaya peran TNI Au dalam kedirgantaraan nasional khususnya dalam pengambil alihan FIR Singapura. Terakhir di bidang anggaran diharapkan pengelolanya senantiasa mengedepankan asas prioritas dan kehati-hatian, dimana rencana peningkatan remunerasi hendaknya disikapi oleh seluruh personel TNI AU secara bijaksanan agar tidak timbul dampak yang tidak diharapkan. Intinya dalam penanganan masalah gunakan filosofi dalam menghadapai situasi kedaruratan penerbangan. Stop, analisa dan take proper action, tegas Kasau. Sebelum menutup briefing nya Kasau mengucapkan terimakasih pada seluruh jajaran TNI AU dan memberikan selamat bertugas untuk meneruskan tugas mulia demi bangsa dan negara.