Mantan Kepala Staf TNI AU Chappy Hakim marah. Dia merasa selama ini negara tak pernah menghargai peran TNI AU.
Masalah yang disorot Chappy Hakim adalah penggantian penjagaan di
Bandara Soekarno Hatta, dari Paskhas TNI AU menjadi Marinir TNI AL.
Padahal secara fungsi Paskhas TNI AU adalah satuan berkualifikasi lebih
tepat untuk menjaga bandara.
Kedua, alih funsi Bandara Halim Perdanakusuma menjadi bandara
komersial. Padahal bandara Halim adalah pangkalan udara strategis TNI
AU. Di sana ada skadron angkut VIP dan kerap dijadikan markas jet tempur
bagi pesawat yang melaksanakan pengawalan ibu kota. Saat ini dengan
perubahan menjadi bandara komersial, tentu tugas TNI AU tergangu.
Masalah ketiga adalah soal jatah Panglima TNI. Sepanjang sejarah,
baru sekali Marsekal TNI AU menjadi Panglima TNI. Dia adalah Marsekal
Djoko Suyanto. Selebihnya selalu TNI AD. TNI AL pun baru dua kali
kebagian Panglima TNI.
“Paskhasau di Airport CGK diganti Marinir. Halim untuk penerbangan
komersial. Panglima TNI belum tentu AU. Negeri ini memang tidak butuh
Angkatan Udara. Bubar saja,” tulis Chappy Hakim lewat akun twitternya,
Kamis (5/6) malam.
“Puluhan tahun keberadaan AU tidak dihargai sama sekali di negeri
ini. Mungkin memang lebih baik dibubarkan saja daripada terjadi
degradasi moral anggotanya,” kicau sang Marsekal.
Postingan Chappy Hakim menjadi pembicaraan hangat di sosial media dan forum militer.
Politikus Gerindra Bondan Winarno ikut berkicau menanggapi kekesalan
Chappy. “I can relate with you, Marshall. I feel your anger. Swa Bhuwana
Pakca.” tulis Bondan Winarno.
Merdeka.com