Pages

Friday, 14 March 2014

Indonesia miliki komitmen bangun sistem pertahanan laut

 

 Sebuah kapal cepat sea rider milik Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI-AL melakukan patroli disela-sela gladi Gelar Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AL periode 2004-2014 di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Jatim, Senin (10/3). Gelar tersebut sebagai bentuk inspeksi kesiapan TNI AL dalam menjaga keutuhan NKRI yang akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 12 Maret 2014 di Koarmatim

Gelar alat utama sistem senjata (Alutsista) di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya menandakan kita memiliki komitmen untuk membangun sistem pertahananan laut.
Jakarta - Anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, mengatakan Indonesia memiliki komitmen bangun sistem pertahanan laut bervisi kemaritiman yang mumpuni.

"Gelar alat utama sistem senjata (Alutsista) di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya menandakan kita memiliki komitmen untuk membangun sistem pertahananan laut," kata Susanintyas, melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu.

Nuning sapaan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati yang ikut menghadiri gelar Alutsista TNI AL dan penyerahan pesawat CN 235-220 MPA dengan nomor lambung P 861 di Surabaya itu, mengatakan, Indonesia boleh bangga dengan hasil karya anak bangsa berupa Pesawat CN 235 yang telah dilengkapi dengan alat surveylance kemaritiman canggih.

Ia berharap rencana strategis (renstra) pertahanan memiliki konsistensi untuk terus meningkatkan kemampuan SDM prajurit TNI dan kelengkapan amunisi Alutsista serta sistem pemeliharaan yang baik.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan penambahan kekuatan TNI Angkatan Laut bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan, bukan karena Indonesia ingin berperang.

"Kita tidak ingin perang. Namun jika harus bertempur dan mempertahankan kedaulatan, kita sudah siap. Kekuatan TNI AL kita bertambah lagi," kata Presiden Yudhoyono di sela-sela melakukan peninjauan gelar alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dan demo kekuatan persenjataan TNI Angkatan Laut di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Rabu.

Pelanggaran kedaulatan dapat terjadi dalam beragam bentuk, terutama di wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari perairan.

Didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Presiden Yudhoyono meninjau gelar alutsista hasil pengadaan pada program pembangunan kekuatan matra laut periode Rencana Strategis 2005-2009 dan 2010-2014.

Menurut Menteri Pertahanan, alutsista yang digelar antara lain empat kapal perang korvet kelas Sigma, empat KRI kelas LPD (Landing Platform Dock), empat Kapal Cepat Rudal (KCR) tipe 40 M, dan dua kapal Patroli Cepat (PC) tipe 43 M.

Untuk Korps Marinir TNI AL telah datang 54 tank amphibi jenis BMP-3F, satu BREM-L (Tank Recovery), 15 Panser LVT 7 A1 (Landing Vehicle Tank), dua pesawat CN 235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft), empat pesawat latih Bonanza G-36, dan tiga helikopter Bell-412 EP.

Pada kesempatan itu juga digelar model atau miniatur alutsista yang pengadaannya melampaui masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu II.

TNI AL, tambah Menhan, juga akan diperkuat oleh tiga pesawat CN-235 MPA, 11 unit helikopter Anti Kapal Selam (AKS) yang dilengkapi dipping sonar dan torpedo, lima unit panser BTR-4 dan satu baterai Multiple Launch Rocket System (MLRS).

Turut mendampingi Presiden Yudhoyono antara lain Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman, Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Marsetio, dan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI IB Putu Dunia, serta Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Hadir juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Menkominfo Tifatul Sembiring, dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. 


antara