Salah satu CN 235-220 yang kini digunakan Korea Coast Guard
SURABAYA
— Jajaran TNI Angkatan Laut untuk kali kedua menerima pesawat CN
235-220 buatan PT Dirgantara Indonesia, Rabu (12/3/2014). Serah terima
pesawat itu dilakukan di Dermaga Madura, Komando Armada RI Kawasan
Timur.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Budi Santoso, mengatakan pesawat yang diserahkan pagi ini merupakan pesawat kedua dari tiga unit yang dipesan Kementerian Pertahanan. “Pesawat pertama telah diserahkan 2013 dan pesawat kedua diserahterimakan kali ini serta yang ketiga dijadwalkan selesai Mei-Juni,” jelasnya saat serah terima di Surabaya, Rabu (12/3/2014).
Sedianya ketiga pesawat CN 235-220 itu disemati nomor lambung P (Patroli) 860, 861, 862. Pesawat buatan DI tersebut akan melengkapi alat utama sistem persenjataan Puspernebal Skuadron 800 Wing.
Pesawat yang mengusung mesin multi engine dengan penggerak free turbine turbopropeler tipe GE CT 7-9C memiliki kekuatan jelajah 230 knot. Ketahanan terbang 9 jam dengan ketinggan hingga 25.000 kaki. Pesawat tersebut memiliki tinggi 8,18 meter, panjang 22,2 meter, dan rentang sayap 25,81 lebar.
Pesawat yang mampu mengusung sembilan orang memiliki kemampuan mengidentifikasi objek dari ketinggian 18.000 kaki di atas permukaan laut menggunakan radar tactical mission system. Dengan sistem pemantau tersebut, pesawat bisa mengidentifikasi orang di geladak kapal dengan zooming dan mampu mengirimkan data real time.
Solopos
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Budi Santoso, mengatakan pesawat yang diserahkan pagi ini merupakan pesawat kedua dari tiga unit yang dipesan Kementerian Pertahanan. “Pesawat pertama telah diserahkan 2013 dan pesawat kedua diserahterimakan kali ini serta yang ketiga dijadwalkan selesai Mei-Juni,” jelasnya saat serah terima di Surabaya, Rabu (12/3/2014).
Sedianya ketiga pesawat CN 235-220 itu disemati nomor lambung P (Patroli) 860, 861, 862. Pesawat buatan DI tersebut akan melengkapi alat utama sistem persenjataan Puspernebal Skuadron 800 Wing.
Pesawat yang mengusung mesin multi engine dengan penggerak free turbine turbopropeler tipe GE CT 7-9C memiliki kekuatan jelajah 230 knot. Ketahanan terbang 9 jam dengan ketinggan hingga 25.000 kaki. Pesawat tersebut memiliki tinggi 8,18 meter, panjang 22,2 meter, dan rentang sayap 25,81 lebar.
Pesawat yang mampu mengusung sembilan orang memiliki kemampuan mengidentifikasi objek dari ketinggian 18.000 kaki di atas permukaan laut menggunakan radar tactical mission system. Dengan sistem pemantau tersebut, pesawat bisa mengidentifikasi orang di geladak kapal dengan zooming dan mampu mengirimkan data real time.
Solopos