Rencana mengenai pembukaan kedua Prodi Unhan dibahas dalam Seminar Nasional Pertahanan dengan tema “Peran Sumber Daya Manusia Diplomasi Pertahanan dan Logistik Pertahanan dalam memantapkan pertahanan negara”, Kamis (6/3) di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Seminar diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjamin (LP3M) Unhan.
Ketua LP3M Unhan Prof.Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum. berharap, melalui penyelenggaraan seminar ini nantinya akan memberikan ide-ide, gagasan dan pemikiran sebagai bahan masukan yang akan digunakan untuk pembukaan program studi diplomasi pertahanan dan logistik pertahanan.
Lebih lanjut dijelaskannya, pembukaan kedua Prodi baru Unhan tersebut bertujuan untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) bergelar magister yang berkompeten di bidang diplomasi pertahanan dan logistik pertahanan.
Dengan demikian, secara bertahap Unhan dapat memenuhi harapan sebagaimana pada awal dibentuk dan didirikannya Unhan untuk menghasilkan SDM yang mempunyai kemampuan research, kepemimpinan dan menganalisis startegi pertahanan negara.
Sementara itu Rektor Unhan Letjen TNI Ir. Drs. Subekti, M.Sc., M.P.A., dalam keynote speech tertulisnya yang dibacakan Kepala Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unhan Marsda TNI Djoko Setiono, S.Ap. mengatakan, diplomasi pertahanan dalam tiga dekade terakhir ini menjadi penting guna menjalin kerjasama dalam kerangka pengukuhan kedaulatan negara masing-masing.
Dijelaskan Rektor, pemahaman diplomasi pertahanan selalu berkaitan dengan; pertama, aktifitas kerjasama yang dilakukan militer dan infrastruktur terkait pada masa damai; kedua diplomasi pertahanan melibatkan kerjasama militer dalam isu yang lebih luas mulai dari peran militer sampai peran non tradisional seperti penjaga keamanan (peace keeping), penegakan keamanan (peace enforcement), mempromosikan good governance, tanggap bencana dan melindungi HAM; ketiga, berbeda dengan masa lalu dimana militer hanya bekerjasama dengan sekutunya, saat ini kerjasama militer juga dilakukan antara negara bahkan negara yang sedang bersaing.
Dengan demikian, menurut Rektor Unhan bahwa diplomasi pertahanan merupakan sebuah proses yang tidak hanya melibatkan sebuah aktor negara namun juga organisasi non pemerintah dan masyarakat sipil.
Sejalan dengan diplomasi pertahanan, isu logistik pertahanan menurut Rektor Unhan juga tidak kalah menariknya untuk disikapi. Perkembangan global serta spektrum ancaman yang mungkin dihadapi telah menuntut pemberdayaan segenap SDN dalam mendukung penyelenggaraan pertahanan negara antara lain optimalisasi logistik pertahanan sebagai komponen pendukung.
Dalam sejarah perjalanannya, logistik pertahanan telah mampu menghasilkan berbagai alat peralatan pertahanan namun tidak dibarengi dengan membangun pondasi yang kuat. Kemandirian pertahanan negara menuntut industri pertahanan yang mandiri, untuk itu industri dituntut memiliki kemampuan khusus serta dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan, kondisi ini merupakan prasyarat bagi negara yang tidak menggantungkan dirinya kepada negara lain.
Begitu krusialnya kedua hal tersebut, sehingga menurutnya Unhan sebagai institusi pendidikan tinggi yang memiliki fokus studi pada aspek pertahanan negara memandang perlu untuk membuka Prodi diplomasi pertahanan dan logistik pertahanan, sehingga keberadaan Unhan inherent dengan kepentingan pertahanan negara.
Seminar Nasional Pertahanan dalam rangka pembukaan Prodi Diplomasi Pertahanan dan Prodi Logistik Pertahanan Unhan tersebut berlangsung satu hari dan dihadiri pejabat di lingkungan Kemhan, Unhan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, Kementerian dan lembaga terkait serta perwakilan dari Perguruan Tinggi.
Seminar menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten dibidangnya antara lain Prof. Yayan Mochamad Yani, MAIR., Ph.D. (Dosen Universitas Padjajaran), Mayjen TNI Ir. Syaiful Anwar, M.Bus., M.A. (Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Unhan) Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis (Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan) dan Brigjen TNI Jan Pieter Ate, M.Bus., M.A. (Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan).
Kemhan