, Bogor - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan sampai saat ini tim investigasi yang mengusut meledaknya gudang peluru milik Komando Pasukan Katak di Pondok Dayung, Jakarta Utara, belum selesai bekerja. Tim investigasi, kata dia, terus menyelidiki, menganalisis, dan mencari sebab-musabab meledaknya gudang peluru pada 5 Maret lalu.
"Sampai saat ini kemungkinan karena hubungan arus pendek listrik," kata Moeldoko di kompleks Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian atau Indonesian Peace and Security Centre, di Bukit Santi Dharma, Sentul, Bogor, Jumat, 14 Maret 2014.
Moeldoko mengatakan, bangunan gudang di Pondok Dayung sudah berumur tua. Bahkan, bangunan sudah digunakan sejak zaman kolonialisme Belanda. "Saya akui ini kesalahan saya yang tak merespons perbaikan gudang, tapi itu karena dana kami yang terbatas," kata dia.
Oleh karena itu, Moeldoko memerintahkan Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara untuk mengevaluasi perawatan dan pengelolaan gudang amunisi masing-masing angkatan. Terlebih mengevaluasi sirkulasi udara dan sistem kelistrikan di setiap gudang amunisi.
"Mekanisme pengamanannya lebih pakai sirkulasi udara. Perubahan panas seperti ini bisa mempengaruhi yang di dalam gudang. Saya minta seluruh jajaran harus ditanami pohon besar agar udara cukup dingin," kata Moeldoko. (Baca: Gudang Amunisi Meledak, 25 Prajurit TNI AL Terluka)
Rabu, 5 Maret lalu sekitar pukul 11.00 WIB, gudang amunisi milik Kopaska di Pondok Dayung, Jakarta Utara, meledak. Lebih dari 25 personel Angkatan Laut terluka akibat muntahan proyektil, pecahan logam, dan kaca yang berhamburan karena kuatnya daya ledakan. Satu personel meninggal dunia.
TEMPO.CO