Merupakan kapal perang generasi baru yang dibuat setelah PD II berakhir, dilengkapi dengan teknologi baru pada saat itu seperti alat-alat pedeteksi canggih, yang disesuaikan dengan perannya sebagai kapal perusak pengawal konvoi dari ancaman kapal selam. Kapal ini pertama kali di komandani oleh Liuetenant Commander WM Cone.
Jarak Jelajahnya mencapai 7.000 mil laut dan kecepatan maksimum 22 knot yang dihasilkan dari empat mesin diesel. Dua peluncur terpedo Mk 32 yang masing-masing 3 tabung, dipasang di kiri-kanan lambung. Sedangkan dua rak Depth Charges (ranjau Laut) yang biasa dilepas diburitan. Belakangan disingkirkan dan digantikan dengan roket antikapal selam Hedgehog yang dipasang di kiri-kanan lambung belakang. Dua meriam 76 mm dipasang di haluan (dengan turet) dan di buritan (tanpa turet).
Ada empat kapal kelas ini yaitu USS Claud jones (DE 1033), USS John Perry (DE 1034), USS Charles Berry (DE 1035), dan USS McMorris (DE 1036). Nama-namanya mengunakan nama tokoh AL AS pada masa itu.
Pada tahun 1960 USS Claud Jones ditugaskan disepanjang pantai timur Caribia lalu menyusuri ke wilayah Utara Eropa untuk bergabung dengan NATO.
Saat krisis Cuba (Cuba Missiles Crisis) pada tahun 1962, USS Claud Jones ikut dalam blokade (pengepungan laut) terhadap negeri cerutu itu dan malah berperan sebagai kapal bendera (Kapal pemimpin Operasi). Tahun 1977-1978 kapal-kapal ini pensiun dari AL AS dan dijual ke Indonesia dan aktif sampai tahun 2002-an. Di TNI AL kapal-kapal ini menjadi KRI Samadikun (341), KRI Martadinata (342), KRI Mongonsidi (343) dan KRI Ngurah Rai (344).
Unik
Ada yang menarik dari kapal jenis ini, yakni pemasangan meriam 35 mm dan 25 mm, masing-masing berlaras ganda, pada KRI Samadikun dan KRI Martadinata. Meriam-meriam itu dicopot dari kapal-kapal eks Uni Soviet yang sudah pensiun. Senjata antiudara ini dipasang di buritan menggantikan meriam 76 mm belakang.
Di KRI Ngurah Rai dan KRI mongonsidi meriam 76 mm belakang tidak di ganti dengan meriam 37 mm, namun ditambah meriam 25 mm.
Jadi Kapalnya buatan Amerika Serikat tapi menggunakan meriam 'musuhnya' Uni Soviet. Sejak di Indonesia, kapal ini juga sempat re-engine mengganti mesin yang sudah tua.
Berikut salah satu kapal jenis Claud Jones Class :
KRI Samadikun (341)
KRI Samadikun (341) merupakan kapal perang tentara laut Indonesia jenis kapal frigat patroli yang kini telah dipensiunkan.
Kapal KRI Samadikun memenuhi
kebutuhan Indonesia dan berperan mempertahankan Indonesia dari
kapal-kapal musuh. KRI Samadikun dibangun oleh Avondale Marine,
Westwego, LA, sebagai USS Claud Jones (DE 1034). Ia diluncurkan pada
1959, sebelum diserahkan kembali pada tahun 1973 di Subic Bay untuk digunakan TNI AL.
Persenjataan
Kapal KRI Samadikun awalnya dilengkapi dengan tiga tabung torpedo 12.75 inci kembar. Namun tidak dilengkapi rudal berpengendali.
Meriam utama kapal perang KRI
Samadikun yang dipasang pada dek depan, adalah meriam tunggal 76.2 mm/50
kaliber yang menawarkan pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat.
Penangkis "COUNTERMEASURES"
Detektor
KRI Samadikun memiliki radar detektor pencarian udara SPS-6E 2-D.
Selain itu, KRI Samadikun juga
dilengkapi dengan sistem sonar EDO 786; SQS-45 (V); SQS-39 (V); SQD-42
(V) yang dipasang di badan kapal.
John R. Perry (DE-1034) : Commissioned 1959. Sold 1973, renamed Samadikun.(341)
KRI Samadikun (341) |
Charles Berry (DE-1035) : Commissioned 1960. Sold 1974, renamed Martadinata.(342)
KRI Martadinata (342) |
Claud Jones (DE-1033) : Commissioned 1958. Sold 1974, renamed Mongisidi. (343)
KRI Monginsidi (343) |
McMorris (DE-1036) : Commissioned 1960. Sold 1974, renamed I Gusti Ngurah Rai.(344)
KRI Ngurah Rai (344) |
Tipe : Destroyer escort
Produksi : Avondale shipyard, AS
Berat (kosong) : 1314 ton
Berat (penuh) : 1916 ton
Tinggi : 11,3 meter
Panjang : 95 meter
Lebar : 5,5 meter
Mesin : 4 Fairbanks-Morse 38ND8 diesels
Jarak jelajah : 7.000 mil laut dengan kecepatan 12 knot
Kecepatan max : 22 knot
Radar : SPS-6E-2D Air Search
Sonar : EDO 786, SQS-45(V), SQS-39(V), SQD-42(V)
Awak : 171 (12 perwira)
Senjata
Meriam : Mark 33 3/50 inch (Twin 76mm)
Peluncur roket : 2 - Mk 11 Hedgehog, 6 - 12.75" ASW
Torpedo : MK 32 triple tube 324 mm
Radars : AN/SPS-10 (surface), AN/SPS-6C (air)
Sonars : AN/SQS-4
Peluncur roket : 2 - Mk 11 Hedgehog, 6 - 12.75" ASW
Torpedo : MK 32 triple tube 324 mm
Radars : AN/SPS-10 (surface), AN/SPS-6C (air)
Sonars : AN/SQS-4
Sumber : Garuda Militer