Kasus penembakan yang menewaskan dua anggota TNI di Tingginambut, Papua, diduga dibantu oleh seorang mata-mata. Wani Tabuni, diduga sebagai mata-mata yang menyampaikan informasi kepada Gerakan Pengacau Keamanan (GPK).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul mengatakan, sebelum terjadi penembakan terhadap Pratu Wahyu Prabowo dan Lettu Reza Gita, Wani Tabuni sempat bertemu keduanya di Distrik Tingginambut.
"Sebelum penembakan, Wani Tabuni sempat bertemu keduanya di distrik Tinggi Nambut. Namun setelah dia pergi tidak lama kemudian terjadilah penembakan," ujarnya di Mebes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (26/2).
Iskandar juga menduga Wani Tabuni adalah agen dari GPK. "Yang kami tahu, TNI memang melakukan kerjasama sama warga Papua di sana. Nah si Wani Tabuni ini kami mengira dia juga merupakan agen dari GPK, sehingga mengetahui kondisi di sana," paparnya.
Iskandar mengatakan usai kejadian penembakan tersebut, keberadaan Wandi Tabuni saat ini sangat sulit dicari. Pasalnya saat kejadian dia telah menghilang ,lari dari hutan ke hutan.
"Kami masih melakukan pencarian kepada yang bersangkutan, kemungkinan kita bisa mengetahui semuanya dari dia," jelas Iskandar.
Iskandar juga belum dapat memastikan apakah penembakan di Tingginambut, Papua, ini masih berkaitan dengan penembakan yang ada di Sinak, Kabupaten Puncak, Kamis (21/2), yang menyebabkan gugurnya tujuh orang personel TNI pada saat itu.
"Kami masih melakukan penyelidikan, sudah dibentuk juga tim dari Kodin untuk mengusut kasus ini," ungkapnya.
Sebelumnya, delapan personel TNI dan empat warga sipil tewas akibat ditembak kelompok sipil bersenjata di dua lokasi berbeda yakni di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan di Sinak, Kabupaten Puncak, Kamis (21/2).
Delapan personel TNI yang tewas di Sinak yakni Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Pratu Mustofa, Pratu Edi, Praka Jojo Wiharjo dan Praka Wempi. Sedangkan yang tewas di Tingginambut adalah Pratu Wahyu Wibowo.
Sementara, empat warga sipil yang tewas adalah Yohanis, Uli, Markus dan satu orang lagi belum diketahui. Pagi tadi saat hendak mengevakuasi jenazah personel TNI di Sinak, helikopter TNI jenis MI 17 ditembaki orang tak dikenal sekitar pukul 08.26 WIT. Akibatnya, tiga awak heli terluka.
Lettu Amang mengalami luka tembak di jari kelingking sebelah kiri, Mayor Asep terkena rekoset hingga menyebabkan memar di paha bagian kanan, sementara Kapten Tata mengalami memar di lengan kanan akibat serpihan.
(mdk/ren)
Sumber : Merdeka