Pages

Saturday, 6 September 2014

Panglima TNI Yakin Indonesia Bisa Ciptakan Senjata Fenomenal Macam AK-47


Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko bicara soal inovasi demi memperkuat alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Ia yakin TNI dan rakyat Indonesia bisa membuat senjata sefenomenal AK-47.

AK-47 sendiri adalah singkatan Avtomat Kalashnikova 1947. Senjata tersebut merupakan senapan serbu fenomenal yang merupakan rancangan Mikhail Kalashnikov.

"Dia yang membuat senjata AK-47 itu dan terkenal sampai sekarang," kata Moeldoko dalam rapat tertutup bersama tim dewan juri ajang 'Panglima TNI Innovation Award' di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (3/9/2014).

Moeldoko meyakini di lingkungan TNI banyak inovator yang mampu membuat inovasi dalam bidang persenjataan yang bisa fenomenal seperti AK-47. Ia juga yakin putra-putri Indonesia di luar TNI punya kemampuan itu.

"Saya punya keyakinan penuh di lingkungan TNI juga banyak sebenarnya para inovator-inovator itu. Cuma, mungkin tidak terakomodasi, tidak terkomunikasi, yang pada akhirnya temuan itu begitu saja," ucap jenderal bintang empat itu.

Berangkat dari keyakinan itu, Moeldoko optimis ajang 'Panglima TNI Innovation Award' disambut antusias. Katanya, ajang yang diselenggarakan oleh Mabes TNI bekerja sama dengan CIS School of Innovation dan Yayasan Planet Inovasi tersebut akan menampilkan berbagai inovasi anak bangsa.

"Melalui ajang ini kita garap dengan sebuah penghargaan yang mudah-mudahan bisa bergengsi nantinya, karena selama ini mungkin inovasi dipikirkan oleh teman-teman pemuda inovasi Indonesia. Tapi sekarang Panglima TNI juga ikut memikirkan inovasi," imbuh Moeldoko
"Saya Ingin melihat potensi para inovator di TNI, demikian juga melihat para inovator di luar TNI yang memikirkan berbagai alutsista yang sangat memungkinkan, pada akhirnya bisa memberikan kontribusi positif bagi kemajuan TNI," sambung Moeldoko.

Ajang 'Panglima TNI Innovation Award' sendiri diadakan menyambut HUT ke-69 TNI. Panitia acara akan memilih dan memberikan penghargaan kepada 10 inovator yang terbagi dalam 4 kategori.

Para peserta merupakan organisasi, unit kerja, satuan, tim, atau individu dari TNI dan sipil yang memiliki karya inovasi dalam lima tahun terakhir. Kategori pertama diikuti finalis lomba karya cipta teknologi dan karya cipta ilmiah 2010-2014 yang diselenggarakan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan di lingkungan TNI.

Kategori kedua merupakan produk unggulan. Kategori ini adalah hasil karya kerja sama TNI dan organisasi di luar TNI yang inisiatifnya datang dari TNI. "Ada 30 produk unggulan yang akan diikut sertakan dan hal ini kami memperoleh data dari Dislitbang Angakatan," kata Avanti.

Kategori ketiga kata Avanti adalah individu, tim, unit kerja, satuan yang ada di lingkungan TNI yang telah melakukan inovasi-inovasi tidak saja untuk lingkungannya di TNI, tapi untuk luar TNI atau masyarakat.

Kategori keempat, pesertanya dari luar TNI. Bisa dari individu atau unit kerja yang melakukan inovasi untuk TNI yang manfaatnya untuk penunjang tugas dan kemajuan TNI.

"Penjaringan peserta kami lakukan proaktif. Kami dari panitia mencari, menemukan melalui riset kajian. Kedua peserta boleh mengajukan diri atau pihak lain yang mengajukan nama peserta," imbuh Ketua Umum Yayasan Planet Inovasi itu.

Bicara kriteria peraih penghargaan, Avanti menjelaskan, penilaian dimulai pada faktor apa yang membuat inovasi tersebut muncul. Selain itu, bagaimana proses inovasi itu dilakukan, dan apa dampak dari inovasi itu sendiri.

"Karena inovasi, sebagus apa pun ide yang dihasilkan kalau belum memberi dampak sebetulnya belum dikatakan inovasi. Jadi poin pentingnya adalah tidak sekadar ada ide membuat menjadi produk, tapi untuk apa? Outcome atau dampak menjadi poin penting yang kami perhatikan di samping proses dan input inovasinya," jelas Avanti.

Seluruh proses penilaian dan pencarian para inovator akan dilakukan hingga menjelang HUT ke-69 TNI. Penghargaan 'Panglima TNI Innovation Award' akan diberikan kepada pemenang pada 7 Oktober 2014 di Surabaya bertepatan dengan HUT ke-69 TNI.

Detik