Pages

Tuesday, 24 July 2012

ROKET TINGKATKAN KECINTAAN MASYARAKAT TERHADAP KEANTARIKSAAN

Yogyakarta, Lapan.go.id – Roket merupakan teknologi yang sangat bergengsi. Hanya terdapat beberapa negara di dunia yang mengembangkan program roket. Mengingat manfaat roket yang besar terutama dalam dunia sipil, Indonesia juga perlu mengembangkan teknologi ini. Pengembangan roket tersebut akan bermuara sebagai peluncur benda antariksa.
 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Lapan, Bambang S. Tejasukmana, saat konferensi pers acara Focus Group Discussion (FGD) di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, DIY, Kamis (7/6). FGD tersebut bertema Perspektif Pemanfaatan Teknologi Litbangyasa untuk Roket Uji Muatan (RUM).

Bambang melanjutkan, saat ini Lapan sedang berupaya mencapai kemandirian bangsa di bidang peroketan. Dalam jangka menengah, Lapan membuat program roket sonda dengan diameter 550 milimeter dan berdaya jangkau 300 kilometer. Roket tersebut akan berfungsi sebagai uji coba peluncur satelit sebelum Lapan mengembangkan Roket Peluncur Satelit (RPS).
Untuk mewujudkan RPS, perlu dilakukan berbagai percobaan atau latihan. Kepala Lapan menjelaskan, selama ini hanya Lapan dan beberapa instansi saja yang terlibat dalam uji coba pengembangan roket. Mahasiswa atau masyarakat belum dapat terlibat dalam pembangunan teknologi ini.
Maka itu, untuk mengajak mahasiswa dan masyarakat terlibat dalam program ini, perlu dilaksanakan suatu program space mindedness. Program ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan minat masyarakat dan generasi muda terhadap teknologi kedirgantaraan. Bambang mengatakan, salah satu program ini yaitu dengan membentuk komunitas Masyarakat Roket Indonesia. Komunitas ini akan menjadi wadah bagi para pecinta roket.
Ia mengatakan, komunitas tersebut dapat mengembangkan roket sebesar yang digunakan dalam Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo). Pengembangan roket berdiameter 70 milimeter tersebut dapat menjadi sarana pembelajaran mahasiswa.
Roket Uji Muatan (RUM) yang digunakan dalam Komurindo tersebut memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa. Kepala Lapan mengatakan, keterlibatan mahasiswa dan masyarakat dalam program roket tersebut bertujuan agar mereka mampu mengendalikan roket dan memanfaatkan roket untuk berbagai aplikasi sipil.
"Bila mahasiswa tertarik menangani roket, maka akan terbentuk komunitas masyarakat yang mengembangkan aplikasinya, seperti untuk pemantauan cuaca maupun telemetri. Pada akhirnya, program ini akan menarik minat masyarakat terhadap ilmu keantariksaan," ujar Kepala Lapan.
Skywalker UAV (photo : Lapan)
Contoh aplikasi roket ini misalnya untuk membawa kabel ke suatu tempat yang tinggi denga mudah. Roket ini juga dapat membantu membuat hujan buatan dengan cara membawa garam. Roket jenis ini disebut flare rocket atau roket petir. "Masyarakat dapat terus ikut terlibat dalam mengembangkan aplikasi ini," ujar Bambang.
Dalam FGD tersebut, Kepala Lapan menjelaskan berbagai keuntungan dalam pengembangan RUM sebagai roket pendidikan. Ia mengatakan masyarakat dapat terlibat dalam pengembangan sistem kendali dan aplikasi roket.
Ia menambahkan, selain melalui roket, kecintaan mahasiswa terhadap keantariksaan juga dapat dipupuk dengan melibatkan mereka dalam program UAV (Unmanned Aerial Vehicle). UAV yang berbahan Styrofoam dapat berfungsi untuk mitigasi bencana.
sumber : LAPAN