MALANG-(IDB) : Kepala
Staf TNI AU (KASAU) Marsekal Imam Safaat menilai pesawat Super Tucano
setara dengan pesawat tempur Hawk buatan Amerika Serikat, yang
menggunakan mesin jet.
Hal ini disampaikan Safaat usai meninjau kesiapan skadron 21 Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh menyambut kedatangan pesawat buatan Brazil itu, Selasa (12/6/2012).
Menurut dia, Super Tucano, adalah pesawat tempur canggih, dengan penggerak propeler atau baling-baling di moncongnya. Ia menambahkan, bukan hanya Indonesia yang menggunakan pesawat ini.
Namun, Amerika Serikat, juga telah memanfaatkannya sebagai salah satu kekuatan udaranya. Saat menjalankan misi pertempuran di Afganistan. "Amerika juga pernah gunakan pesawat ini," imbuh Safaat.
Kekuatan baru pesawat tempur Super Tucano ini, lanjut dia, akan mengisi kekosongan Skadron Udara 21. Pasca lima tahun sejak pesawat OV-10 Bronco digrounded, akibat sudah berulang kali mengalami kecelakaan.
Safaat membeberkan, sebanyak 16 unit pesawat Super Tucano mengisi kekuatan Skadron Udara 21.
Pesawat itu didatangkan secara bertahap dari Brazil mulai akhir Agustus ini. "Ada empat tahap, setiap tahapan empat unit pesawat," terangnya.
Sementara kebutuhan awak pesawat ini, akan diisi oleh sebagia kekuatan lama di Skadron Udara 21, serta tambahan penerbang baru dari luar Skadron Udara 21.
Sementara Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Gutomo, mengatakan, persiapan sudah dilakukan menyambut hadirnya pesawat tempur baru ini. Baik fisik, berupa hanggar, dan tempat fasilitas penunjang lainnya. Selain itu juga disiapkan para personil, yang nantinya menjalani pelatihan di Brazil.
"Pengiriman personil dilaksanakan secara bertahap. Jumlahnya akan bertambah, sesuai kebutuhan," ujarnya.
Hal ini disampaikan Safaat usai meninjau kesiapan skadron 21 Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh menyambut kedatangan pesawat buatan Brazil itu, Selasa (12/6/2012).
Menurut dia, Super Tucano, adalah pesawat tempur canggih, dengan penggerak propeler atau baling-baling di moncongnya. Ia menambahkan, bukan hanya Indonesia yang menggunakan pesawat ini.
Namun, Amerika Serikat, juga telah memanfaatkannya sebagai salah satu kekuatan udaranya. Saat menjalankan misi pertempuran di Afganistan. "Amerika juga pernah gunakan pesawat ini," imbuh Safaat.
Kekuatan baru pesawat tempur Super Tucano ini, lanjut dia, akan mengisi kekosongan Skadron Udara 21. Pasca lima tahun sejak pesawat OV-10 Bronco digrounded, akibat sudah berulang kali mengalami kecelakaan.
Safaat membeberkan, sebanyak 16 unit pesawat Super Tucano mengisi kekuatan Skadron Udara 21.
Pesawat itu didatangkan secara bertahap dari Brazil mulai akhir Agustus ini. "Ada empat tahap, setiap tahapan empat unit pesawat," terangnya.
Sementara kebutuhan awak pesawat ini, akan diisi oleh sebagia kekuatan lama di Skadron Udara 21, serta tambahan penerbang baru dari luar Skadron Udara 21.
Sementara Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Gutomo, mengatakan, persiapan sudah dilakukan menyambut hadirnya pesawat tempur baru ini. Baik fisik, berupa hanggar, dan tempat fasilitas penunjang lainnya. Selain itu juga disiapkan para personil, yang nantinya menjalani pelatihan di Brazil.
"Pengiriman personil dilaksanakan secara bertahap. Jumlahnya akan bertambah, sesuai kebutuhan," ujarnya.
Sumber : Detik