akarta - Rusia menyatakan siap melanjutkan kerja sama militer dengan
Indonesia. Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey G. Tolchenov
mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan perjanjian (open agreement)
untuk menjadi dasar hukum melanjutkan kerjasama militer.
"Tahun ini atau tahun depan kami merencanakan pertukaran prajurit,
termasuk di tingkat Kementerian Pertahanan untuk mempelajari tentang
roket dan sistem navigasi," kata Tolchenov saat bertandang ke kantor
Tempo, Selasa, 10 Juli 2012.
Ia mengatakan kerja sama militer dengan Indonesia sudah berlangsung
sejak tahun lalu. Beberapa kapal tempur Rusia mampir di Makassar dan
Surabaya untuk menggelar latihan bersama dan latihan khusus untuk
menghadapi teroris. Selain itu mereka juga mengadakan latihan navigasi
laut dan transmisi radio. "Kami harap kerja sama ini akan terus
berlanjut karena hubungan baik sudah kita bina bahkan sejak tahun 1950,"
kata Sergey.
Hal tersebut diakui oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian
Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin. Menurut Hartind pembicaraan
tersebut baru dimulai, namun belum sampai tahap penandatangan
perjanjian. "Sudah ada arah pembicaraan ke sana, namun baru di tahap
political will," kata Hartind saat dihubungi Rabu, 11 Juli 2012.
Kementerian Pertahanan berharap kerja sama dengan Rusia bisa dilakukan
dalam bidang penerbangan, terutama di bidang navigasi dan perawatan.
"Karena kita kan menggunakan pesawat Rusia (Sukhoi), jadi kerjasamanya
pun harus sesuai dengan kebutuhan alutsista kita," katanya.
Sementara itu latihan bersama angkatan perang negeri di utara benua
Eropa itu dipandang belum mendesak. Indonesia lebih mengutamakan latihan
bersama angkatan perang negara tetangga karena terkait penjagaan
keamanan regional. "Kalau dengan negara yang (jaraknya) jauh hanya untuk
menjaga hubungan baik saja," kata Hartind.
Menurut dia, Rusia bukanlah satu-satunya negara yang berminat menjalin
kerja sama militer dengan Indonesia. Australia, Amerika, Serikat, China,
dan Kanada pun berminat pada Indonesia. "Indonesia ini ibarat gadis
cantik yang sedang diperebutkan," katanya.
Pasalnya perekonomian Indonesia yang tetap berkembang di tengah krisis
membuat negara asing berminat bekerja sama dengan Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,3 persen pada semester pertama 2012 disinyalir
membuat RI semakin menarik. "Ekonomi kita diperkirakan masuk peringkat
sepuluh besar dunia pada 2015, jadi banyak yang mendekati," katanya.
Kinerja ekonomi, kata Hartind, berdampak langsung pada hubungan militer
dengan negara lain.
Sumber : TEMPO