Saturday, 19 May 2012
mengapa harus gelisah??
Ekspedisi Khatulistiwa sedang digelar di
bumi Kalimantan terhitung sejak 5 April
2012 sampai dengan 17 Juli 2012. Hajatan
strategis ini diikuti 1.170 orang, mayoritas
pasukan TNI segala matra, untuk
mengenali dan mengintimi situasi geografi
dan lekuk bumi Kalimantan. Utamanya di
kawasan perbatasan yang menantang
sekalian mensimulasi naluri tempur
pasukan TNI melalui medan ralasuntai
(rawa, laut, sungai dan pantai) di
Kalimantan.
Ini juga bagian dari “rekonstruksi operasi
Anacondas-2” sebagaimana yang pernah
difilmkan, meneliti flora dan fauna di
pedalaman Kalimantan sembari mencari
Anacondas dan anggrek merah kalau
memang ada. Sekalian juga menginspeksi
patok perbatasan yang sering diusili
tetangga sebelah. Kepala Staf Angkatan
Darat pernah bilang : Lu cabut patok gue
sikat. Nah ini juga bagian dari
pembuktian apakah ada patok perbatasan
negara kita yang dicabut atau digeser
oleh tetangga sebelah.
Operasi teritorial yang melibatkan
pasukan khusus TNI AD (Kopassus),
Marinir, Kostrad dan Paskhas serta
sejumlah ilmuwan, menwa dan relawan
ternyata disikapi dengan kewaspadaan
penuh oleh negara jiran Malaysia. Jauh-
jauh hari pasukan Malaysia
mendatangkan belasan MBT Pendekar ke
Sabah dan arsenal lain di kawasan itu
termasuk mengerahkan jet tempur F18
Hornet ke utara Kalimantan.
Kamuflasenya adalah latihan militer ATM,
katanya.
Tapi kafilah tetap berlalu dengan langkah
tegap walau anjing tetangga
menggonggong terus. Mereka bahkan
sampai mengawasi ketat pergerakan
pasukan TNI yang mulai bergerak dari
Sebatik menuju kawasan kabupaten
Nunukan yang ada di daratan Kalimantan
yaitu Simanggaris, Alang dan Lumbis.
Mereka menganggap ekspedisi ini sebagai
show of force sehingga harus dikawal
dengan unjuk kekuatan juga.
Karena merasa gerah dan gelisah mereka
juga mengerahkan jet tempur Hornet ke
Kinabalu dan pergerakan jet tempur ini
dipantau ketat oleh radar TNI AU yang
ada di Tarakan sehingga tanggal 16 April
sampai dengan 20 April 2012 yang lalu
TNI AU mengirimkan 1 flight jet tempur
Sukhoi ke Balikpapan untuk melakukan
operasi kawal udara di perbatasan.
Kehadiran Sukhoi di kawasan perbatasan
ini membawa manfaat bagi perjalanan
ekspedisi karena setelah itu tidak ada lagi
gangguan udara dari pihak sebelah.
Lagian ngapain juga mengganggu, wong
ini rumah-rumahku sendiri, halamanku
sendiri, pohon-pohonku sendiri, tanah-
tanahku sendiri. Upaya gangguan ini
mencerminkan ketidakdewasaan tetangga
sebelah terhadap hajatan kenduri kita
menjelajah perbatasan milik kita karena
mereka menganggap itu ancaman.
Ekspedisi khatulistiwa merupakan bagian
dari upaya memoles kawasan border
untuk lebih mengenali lintang dan bujur
perbatasan. Termasuk di dalamnya
pegunungan dan lembah, sungai dan
gambut, kultur masyarakat setempat,
komunikasi dengan masyarakat
perbatasan, menggali informasi intelijen
untuk kajian militer agar kawasan ini
dapat diikat suasana keindonesiaannya
dari sisi hankam. Ekspedisi ini dibagi
dalam 8 group koordinat yang menjelajah
hutan di wilayah kabupaten Sambas,
Sanggau, Putussibau, Murung Raya, Hulu
Sungai Tengah, Kutai Barat, Malinau dan
Nunukan. Ekspedisi bergengsi
kebangsaan ini terdiri dari komando
pengendalian, tim penjelajah, tim
komunikasi dan tim peneliti.
Pada saat yang sama 2 Kodam di
Kalimantan lagi berbenah. Kodam
Mulawarman yang berbatasan dengan
Sabah Malaysia sedang bersiap diri
menyambut berbagai alutsista baru
diantaranya 1 batalyon MBT Leopard, 1
skuadron heli serang Penerbad, MLRS,
rudal surface to surface, rudal surface to
air, Howitzer bersamaan dengan
pembangunan batalyon infantri, artileri
dan kavaleri. Sementara Kodam
Tanjungpura yang berbatasan dengan
Sarawak juga membangun satuan-satuan
tempur baru yaitu batalyon artileri dan
kavaleri. TNI AU sudah menempatkan 1
skuadron jet tempur Hawk di Pontianak
dan menanti kedatangan 1 skuadron
pesawat tanpa awak (UAV).
Sejalan dengan itu 3 bandara di Kaltim
sedang dalam tahapan retrofit agar bisa
didarati pesawat Hercules untuk mobilitas
pasukan. Ketiga Lanud itu adalah Long
Bawan Krayan, Long Ampung dan Datah
Dawai di Long Nunuk Kutai Barat. Dari
sisi Hankam ketiga Bandara ini bernilai
strategis karena berada pada wilayah
yang tak jauh dari border. Bandara Long
Bawan mempunyai nilai historis dalam
era Dwikora tahun 1964 dengan
pendaratan Hercules yang dramatis itu.
Operasi Khatulistiwa ini di back up oleh
sedikitnya 12 batalyon organik di 2
Kodam yang ada di Kalimantan bahkan di
kawasan perbatasan Kalimantan saat ini
dijaga oleh batalyon Linud Kostrad yang
didatangkan dari Jawa. Selain itu
Penerbad juga mengerahkan armada heli
tempur untuk mengawal personel yang
sedang menjelajah kawasan perbatasan.
Sementara TNI AU menyiagakan jet
tempur Hawk yang berpangkalan di
Pontianak disamping pesawat pengintai.
Seharusnya Malaysia tak perlu gelisah
karena ekspedisi ini merupakan urusan
rumah tangga RI. Wajar dong kalau RI
berupaya untuk merawat pagar
halamannya dan sesekali dikunjungi
dengan rombongan besar. Adalah wajar
juga karena ini menyangkut perencanaan
pertahanan negara. Jadi tidaklah
beralasan kalau rumah tangga disebelah
kita itu merasa gelisah dan gerah lalu
berupaya membayangi dan menakut-
nakuti personel TNI dengan gerakan
gerilya atau patroli udara termasuk
mengerahkan MBT segala. Silakan
bergerilya Pakcik tapi jangan salahkan
kami kalau tiba-tiba saja pasukan anda
disergap oleh Kopassus. Di hutan rimba
segala sesuatu bisa terjadi dengen cepat,
tepat, senyap karena ini teritori tempur
Kopassus yang paling ideal. Kalau tak
percaya silakan coba.
******
Jagvane 03 Mei 2012
sumber analisisalutsista