Pages

Saturday, 19 May 2012

PRAMONO.PRAMONO.SUBEKTI

Ada aura teh manis panas manakala kita menyentuh nama Purnomo, Pramono dan Subekti. Ada kehangatan yang menyegarkan manakala ketiga person ini mampu memberikan sentuhan spirit militer yang membangunkan. Spirit militer kita terangkat jelas dengan performansi dan pernyataan ketiga pucuk pimpinan piramid pertahanan RI. Purnomo Yusgiantoro pemegang kendali Kementerian Pertahanan terakhir jelas berkata ketika kasus Tanjung Datu mengemuka. Jika ada pergeseran patok perbatasan kita serang, ujarnya. Ini adalah satu dari sekian statemen pembangkit adrenalin militer yang disuarakan menteri kancil itu. Mampu memberikan semangat bagi prajurit TNI segala strata dan segala matra bahwa begitulah seharusnya suara militer yang dikumandangkan manakala ada teritori yang dilecehkan. Seirama dengan itu Pramono Edhie Wibowo, jendral angkatan darat bintang empat, jelas bersenandung ketika meeting dengan anggota DPR RI Komisi I beberapa waktu lalu. Dia bilang, Lu cabut patok gue sikat. Maksudnya dengan pertambahan alutsista TNI AD semacam MBT di Kalimantan jika ada yang berani cabut patok border ya disikat saja. Ini adalah pernyataan terang benderang walaupun konteksnya adalah agar DPR tidak mempermasalahkan pembelian MBT Leopard yang memang dibutuhkan untuk mengawal border daratan RI di Kalimantan. Dari sisi spirit militer pernyataan orang nomor satu di angkatan darat itu memberikan angin segar bahwa kurikulum militer memang untuk itu tanpa kompromi. Kodam Mulawaman yang berbatasan dengan Sabah Malaysia merupakan satu dari dua Kodam di Kalimantan yang merupakan pagar garis depan yang berhadapan langsung dengan Malaysia. Yang satu lagi Kodam Tanjungpura yang berhadapan dengan Sarawak. Adalah Mayjen Subekti Pangdam Mulawarman yang menyebut lantang bahwa Kodam Mulawarman akan diperkuat dengan 1 batalyon MBT Leopard, 1 skuadron Heli Serang berikut rudal anti tank dan satuan pemukul lain MLRS Astros II buatan Brasil. Satuan-satuan pemukul angkatan darat itu akan disebar di Berau, Malinau, Nunukan dan Sangatta bersama batalyon artileri dan infantri yang sudah tersedia. Sejatinya pernyataan tiga pimpinan piramida pertahanan RI itu mencerminkan spirit ber TNI, spirit berpertahanan yang membanggakan karena pernyataan komando itu setidaknya memberikan sinyal kepada rumah tetangga agar jangan selalu mengurusi pagar halaman kami yang sudah sah defacto dan de jure. Kita memang perlu pernyataan high adrenalin karena ini menyangkut kewibawaan teritori yang selalu diusik oleh jiran. Perilaku tetangga ini harus kita hentikan dengan cara memberikan statemen keras sekaligus mempersiapkan kekuatan alutsista di sepanjang perbatasan. Kepemimpinan jalur komando yang dianut militer yang dijiwai spirit adrenalin militer dengan lagu seperti ini diniscayakan memberikan efek gentar dan getar bagi siapa saja yang coba melecehkan teritori RI. Lontaran keras memang perlu dikumandangkan agar tidak ada lagi upaya untuk klaim teritori. Sejalan dengan itu perkuatan alutsista TNI merupakan keharusan dan kewajiban untuk memberikan nilai gaung yang jelas. Bahwa kita bukan saja bisa mengaum dengan keras namun juga sanggup menerkam bersama Leopard yang digelar di hutan Kalimantan. Ini bukan pernyataan perang tetapi memberikan ketegasan bahwa kita siap berkelahi manakala milik kita yang sah dianggap sebagai mainan teritori oleh jiran yang pongah karena merasa memiliki keunggulan militer. Kehadiran Presiden SBY di Ambalat beberapa tahun yang lalu juga memberikan pesan bahwa kawasan ini adalah milik asli RI dan jangan coba-coba untuk membelokkan opini dengan dalih apa pun. Kedatangan seorang kepala negara pada teritori yang dipersengketakan dalam bahasa diplomasi menyiratkan makna bahwa teritori itu adalah milik sah yang tak dapat dirundingkan. Demikian juga dalam komando militer karena Presiden adalah panglima tertinggi TNI, pesannya jelas bahwa militer RI siap berkelahi tanpa kompromi karena tugas militer adalah berkelahi sesuai perintah. Purnomo, orang sipil yang enerjik itu memang profil yang cerdas dan mampu membawa Kemenhan dengan segudang uang bernilai milyaran dolar untuk belanja alutsista. Tak salah memang ketika Presiden SBY menunjuk dia untuk jabatan bergengsi Kemenhan sejak tahun 2009. Pria kelahiran Semarang yang punya banyak gelar keilmuan berbagai strata Doktor, Insinyur, MA, MSc memang mampu mengemban berbagai jabatan berbobot. Sebelum ditunjuk sebagai Menhan, beliau pernah menjabat sebagai menteri ESDM dua periode dan bahkan pernah menjabat dua jabatan sekaligus dalam jabatan organisasi tingkat dunia, sebagai Presiden OPEC dan Sekjen OPEC tahun 2004. Dalam pengamatan kita hanya sekali saja raut wajah menteri kancil ini menampakkan kemarahan intektualnya ketika koalisi LSM mempermasalahkan pembelian 6 Sukhoi batch 3. Wajar saja kalau dia marah dan mengandaikan LSM itu sebagai antek asing dan kita mengamini karena memang banyak diantara LSM hanya menyanyikan lagu kebangsaan bagi bangsakunya (baca: bank saku) alias membela yang bayar. Terbukti kemudian pimpinan KPK Busyro Muqoddas mengatakan belum ada indikasi penyimpangan dalam pengadaan 6 Sukhoi TNI AU itu. Purnomo, Pramono, Subekti adalah simbol untuk menyatakan jati diri pertahanan RI yang harus dibela dengan ongkos yang mahal. Menjaga keutuhan wilayah NKRI dan kweibawaannya memang memerlukan biaya besar karena rentang perbatasan wilayah kita adalah sebesar benua Eropa. Adalah sangat layak kekuatan TNI dperkuat dengan minimal 12 skuadron tempur, 300 kapal perang, ratusan MBT dan rudal-rudal pre emptive strike. Perjuangan menuju ke arah itu sudah dan sedang dimulai. Sejalan dengan perkuatan itu, pernyataan-pernyataan petinggi militer sekali waktu memang perlu digemakan untuk memberikan nilai hentak spirit militer dan spirit berpertahanan. Jangan main-main dengan kami, itu pesannya. ********** Jagvane 02 Mei 2012 sumber analisisalutsista