Desain Bomber PAK-DA Rusia |
Proyek pesawat pembom (bomber) tak berawak masa depan Rusia PAK-DA
dipastikan tidak akan berkemampuan hipersonik, pernyataan ini diucapkan
Komandan Pasukan Bomber Rusia Letnan Jenderal Anatoly Zhikharev .
Pernyataan baru ini menjadi kontradiktif dengan pernyataan Wakil Perdana
Menteri Dmitry Rogozin pada awal tahun ini.
"PAK-DA, saat ini sedang dikembangkan, tidak akan hipersonik," kata
Zhikharev kepada RIA Novosti, Rabu, 14 November 2012. Prototipe PAK-DA
yang pertama akan masuk ke layanan sekitar tahun 2020, Zhikharev
menambahkan.
Kecepatan hipersonik lebih tinggi dari supersonik, biasanya mengacu di
kecepatan lebih dari Mach 5, yang biasanya hanya terjadi dengan
menggunakan teknologi propulsi/pendorong canggih seperti Ramjet atau
mesin Scramjet. Hingga kini belum ada pesawat tak berawak (sudah terbang) yang menggunakan teknologi semacam itu, yang menjadi ujung
tombak dari kedirgantaraan.
Pernyataan Zhikarev ini menjawab polemik yang berlarut-larut di media
antara petinggi-petinggi Angkatan Udara Rusia, termasuk dirinya sendiri,
dan sang Wakil Perdana Menteri Rogozin, yang memiliki tanggung jawab
khusus untuk industri alutsista, atas apa nantinya bentuk dan
spesifikasi dari pesawat bomber PAK-DA.
"Saya pikir kita perlu untuk menggunakan teknologi hipersonik dan kita
sudah bergerak ke arah itu dan teknologi kita tidak berada di belakang
Amerika," katanya pada Rossiya 24 TV. "Kita akan menggunakan teknologi
ini saat mengembangkan bomber baru," pungkas Rogozin.
Pada bulan Juni, Presiden Vladimir Putin memerintahkan pengembangan awal
pesawat bomber jarak jauh untuk keperluan penerbangan strategis.
Berbicara dalam sebuah konferensi pertahanan, Putin mengatakan : "Kita
harus mengembangkan pesawat bomber PAK-DA untuk memenuhi
kebutuhan bomber strategis jarak jauh. Tugas ini tidak mudah dinilai
dari sudut pandang ilmiah dan teknis, namun kita harus segera
memulainya."
Awalnya Rogozin mengatakan pada bulan Juni bahwa belum perlu
mengembangkan PAK-DA untuk menggantikan bomber Angkatan Udara Rusia
sebelumnya yaitu Tu-95MS cruise-missile carrier dan Tu-160 bomber Supersonik.
Namun kemudian Rogozin mengklarifikasi pernyataannya dengan mengatakan
dia mendukung penuh pengembangan bomber masa depan tersebut, namun
pesawat bomber ini diharapkan nantinya bukan merupakan copy dari pesawat Northrop B-2 AS yang memakai teknologi hipersonik, namun merupakan teknologi Rusia sendiri.
Di bulan Mei, ia meminta industri pertahanan Rusia untuk mengembangkan
pesawat bomber tak berawak dengan kecepatan hipersonik sebagai sistem
bomber strategis masa depan Rusia. Ia mencontohkan pembangunan pesawat
-pesawat hipersonik AS seperti X-51, Falcon, HiFire dan HyFly.
Beberapa analis kedirgantaraan RIA Novosti menilai pernyataan penolakan
sebelumnya dari Rogozin ini mungkin karena lebih relevan untuk
mengembangkan rudal canggih peluncuran udara di masa depan daripada
bomber seperti itu (PAK-DA).