Pages

Monday, 24 March 2014

Kekuatan Patroli Maritim Indonesia

All hands,
Kasus hilangnya pesawat B777-200 milik Negeri Tukang Klaim sekaligus menunjukkan kelemahan kemampuan pesawat patroli  maritim Indonesia, khususnya milik Angkatan Laut. Beberapa negara seperti Australia dan Amerika Serikat mengandalkan pada pesawat P-3C Orion untuk mencari pesawat buatan Boeing itu di lautan luas. Bahkan Negeri Uwak Sam juga menggunakan P-8A Poseidon yang merupakan pengganti P-3C Orion untuk operasi pencarian di Samudera India.
Sedangkan Indonesia karena kemampuan patroli maritim yang terbatas, hanya mampu beroperasi di Selat Malaka, di mana Angkatan Laut mengandalkan NC-212. Pesawat itu ada yang fungsi asasinya sebagai patroli maritim, namun lebih banyak yang fungsi asasinya sebagai pesawat angkut. Pesawat patroli maritim kekuatan laut Indonesia tak mampu untuk turut berpartisipasi dalam operasi pencarian di Samudera India, karena terbatasnya endurance.
Situasi itu hendaknya menjadi sarana pengingat bahwa kekuatan laut Indonesia harus mempunyai pesawat patroli maritim dengan endurance yang lebih lama, selain tentu saja dilengkapi dengan mission systems. Untuk memiliki pesawat patroli maritim sekelas P-8A masih jauh kemungkinannya. Namun setidaknya untuk mempunyai pesawat patroli maritim dengan endurance mendekati P-3C Orion masih terbuka lebar. Pesawat CN-235 ASW/MPA buatan pabrik yang dulu bernama PT IPTN merupakan opsi terbaik. Diharapkan di masa depan Indonesia tak lagi menjadi penonton dalam upaya kawasan melancarkan operasi SAR dalam kapasitas masif.