Pages

Wednesday, 26 March 2014

Korea Selatan Kagumi Kemampuan Pilot Tempur TNI AU


Letkol (Pnb.) Wastum (tengah), Komandan Skadron 15 Lanud Iswahjudi Madiun saat memberikan keterangan pers di apron Lanud Adi Soemarmo, Boyolali, Senin (24/3/2014). (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)Letkol (Pnb.) Wastum (tengah), Komandan Skadron 15 Lanud Iswahjudi Madiun saat memberikan keterangan pers di apron Lanud Adi Soemarmo, Boyolali, Senin (24/3/2014).
BOYOLALI – Letkol (Pnb.) Wastum adalah salah satu penerbang tempur TNI AU yang beruntung karena menjadi salah satu pilot yang dikirim ke Korea Selatan (Korsel) untuk secara langsung belajar menerbangkan pesawat latih tempur T50 Golden Eagle buatan Negeri Ginseng itu. Mantan penerbang F-16 Fighting Falcon yang saat ini menjabat Komandan Skadron 15 tersebut pun mengaku bangga bisa ikut menunjukkan kemampuan pilot tempur TNI AU saat bertugas di lingkungan angkatan udara di luar negeri.
“Memang tadinya dari pihak Republic of Korea Air Force [ROKAF/AU Korea Selatan] sedikit sangsi dengan kemampuan pilot-pilot kita karena yang akan diterbangkan adalah pesawat yang sama sekali baru. Tapi syukur alhamdulillah saya dan teman-teman bisa menunjukkan kemampuan kami,” tuturnya saat dijumpai di Pangkalan TNI AU (Lanud) Adi Soemarmo, Boyolali, Senin (24/3/2014). Skadron yang dipimpinnya, yang diperkuat dengan pesawat latih tempur T50i Golden Eagle saat ini memang sedang pindah sementara dari pangkalannya di Lanud Iswahjudi, Madiun, ke Lanud Adi Soemarmo.
Ditambahkan alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) 1996 ini, para instruktur AU Korsel bahkan mengagumi kecepatan adaptasi para pilot TNI AU dengan pesawat T50 yang dipelajari. “Kami dinilai bisa dengan cepat belajar mengoperasikan dan melakukan berbagai manuver tempur yang dipersyaratkan. Bahkan kami bisa menuntaskan latihan lebih cepat dari yang dijadwalkan,” ujarnya. “Ini membuktikan bahwa kualitas pilot-pilot TNI AU tidak kalah dan bahkan bisa bersaing dengan pilot AU negara lain,” imbuhnya.
Salah satu kesan yang didapatnya dari penugasannya di Korsel adalah disiplin dan kesiapan yang tinggi dari personel militer negeri itu. “Memang Korsel adalah negara yang statusnya dalam kondisi perang [melawan Korea Utara], sehingga seluruh unsur militernya selalu dalam kesiapan yang tinggi. Disiplin dan kualitas kinerja mereka layak diterapkan di sini,” katanya.

Solopos