Pages

Thursday, 15 January 2015

Presiden Beri Dana Rp700 Miliar ke Pindad


Presiden Jokowi lihat alutsista TNI AD

- Presiden Joko Widodo mengunjungi PT Pindad setelah menghadiri munas Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Bandung, Jawa Barat, Senin 12 Januari 2014.

Dalam kunjungannya, Jokowi memantau langsung proses produksi pembuatan kendaraan tempur dan persenjataan. Menurutnya, produksi persenjataan di PT Pindad sudah sangat baik dengan managemen yang baik juga.

"Saya sebagai orang produksi, sangat bagus. Alur produksinya jelas, tempat untuk produksi juga bersih, itu manajemen produksi baik atau tidak baik ada di situ," ujar Jokowi usai memantau proses produksi persenjataan.

Namun, kata dia, pemerintah perlu mendorong agar kapasitas produksinya berlipat. Namun, tentu hal itu tergantung pada marketingnya. Kata Jokowi, marketing tidak hanya bergantung pada TNI juga polri, kementerian, tapi juga pasar-pasar di luar Indonesia.

"Saya sudah sampaikan ke menteri BUMN kalau marketing bagus, produksi punya kemampuan, akan kita suntik BUMN baik untuk investasi dan modal kerja. Jangan sampai alat pertahanan kita banyak beli di luar," kata dia.

Untuk itu, ujar dia, dirinya akan menyuntikkan dana sebesar Rp700 miliar agar PT Pindad bisa memproduksi lebih banyak lagi.

"Dengan suntikan seperti itu memberikan dampak ke ekonomi atau negara. Jangan sampai kita beli ke luar, jangan ganggu neraca perdagangan kita," ujarnya.

Menurut Jokowi, saat ini produksi dari PT Pindad yang masuk ke komersial hanya 5 persen. " Sebanyak 95 persen masuk di industri pertahanan, 5 persen masuk ke pasar komersil," katanya.
Sehingga sebenarnya, masih sangat lambat di sisi komersil. Menurut dia, tidak hanya PT Pindad saja yang akan dikembangkan.

"Semua industri pertahanan berkaitan ke maritim kita dorong kemarin kita ke PT PAL, PT DOK itu ke sana," kata dia.
 
Namun, kata dia, di PT PAL dan DOK, memang masih jauh untuk produksi komersil.

"Saya ngomong apa adanya aja. Kalau nanti sudah disuntik, atau pindah, karena lokasinya masih kurang luas PAL atau pun DOK ke tempat lain yang lebih luas, pengembangan 40-50 tahun bisa diset up dari sekarang. Terutama industri terkait maritim, punya peluang besar sekali," katanya.(VIVAnews )