Pages

Sunday, 11 January 2015

Tidak Ada Rintangan Yang Tak Dapat Diatasi


Nama Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL mencuat beberapa waktu belakangan ini.
Pasalnya, Kopaska menjadi salah satu andalan tim SAR Gabungan di bawah koordinasi Basarnas dalam pencarian dan evakuasi penumpang dan pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan seputar Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Tanpa kenal lelah, mereka berjuang keras mengevakuasi di tengah gempuran gelombang ombak setinggi 4-5 meter, arus bawah yang kencang, dan cuaca buruk. Kalau penyelam biasa mungkin sudah mundur melihat medan seperti itu. Tapi tidak bagi anggota Kopaska. Mereka sudah terbiasa ditempa, dilatih dengan latihan yang berat dan menguji batas ketahanan fisik dan mental manusia.

Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terrorism.

Dihimpun dari berbagai sumber, Kopaska adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.

Dalam masa damai, Kopaska terbagi dalam tim-tim berkekuatan tujuh orang yang bertugas sebagai personel keamanan untuk pejabat atau tamu penting negara. Lebih penting lagi, salah satu tugas mereka adalah menjadi pengawal pribadi presiden dan wakil presiden Indonesia. Mereka juga secara terbatas membantu tugas-tugas SAR di laut. Di samping itu, Kopaska pernah bertugas memperkuat pasukan perdamaian PBB.
Dalam blog bawikadarpa.wordpress, disebutkan proses pemilihan anggota Kopaska diadakan setahun sekali dan hanya personel TNI_AL non-Marinir yang boleh mendaftar. Usia maksimal pendaftar adalah 30 tahun. Proses pemilihan ini memakan waktu selama tujuh bulan. Biasanya, dari 700-1500 pendaftar hanya 15-20 orang yang lulus seleksi pertama. Setelah itu, para lulusan seleksi pertama ini  harus mengikuti Pelatihan Empat Tahap, yaitu satu minggu latihan fisik (Minggu Neraka), setelah itu latihan dasar bawah air, latihan komando, dan latihan parasut. Biasanya setelah keempat tahap ini hanya lima atau enam orang yang lulus menjadi anggota Kopaska..

Tugas KOPASKA antara lain dalam operasi amfibi,  Operasi khusus, Operasi tambahan, PAM VIP VVIP & Vital Obj, Underwater Survey, SAR, Underwater Salvage, dan Factual Information Gathering

Proses perekrutan KOPASKA terbagi dalam beberapa tahap dan mempunyai spesifikasi khusus untuk perekrutan anggotanya. Spesifikasi perekrutan adalah Anggota TNI AL (non Marinir), Minimal sudah berdinas selama 2 tahun, Lulus uji kesemaptaan dan kemampuan jasmani, Lulus uji ketahanan domisili di air (tes ketahanan air), Lulus psikotest khusus, lulus kesehatan khusus di bawah air.

Setelah anggota dinyatakan lulus test maka diadakan pendidikan selama 10 bulan di Sekolah Pasukan Katak TNI AL (SEPASKAL) / Komando Pendidikan Operasi Laut -KODIKOPSLA / Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL - KOBANGDIKAL) Ujung Surabaya. Sebelumnya adalah di Sekolah Penyelaman TNI AL (SESELAM) PUSDIKOPSLA KODIKAL Surabaya).

Dengan materi umum antara lain :
- Akademis umum Angkatan Laut (Operasi laut, navigasi, mesin, elektronika, bangunan kapal,komunikasi dan lain lain)
- Kepaskaan (Doktrin Manusia Katak,Penyelaman dasar,penyelaman tempur,renang tempur,kartografi,menembak berbagai jenis senjata, mengemudi dan menangani kapal/perahu cepat dan lain lain)
 - Dik Komando (Dasar komando, perang hutan, jungle survival/sea survival SERE, dan lain lain, sebelum mempunyai pendidikan Komando sendiri siswa kopaska ikut dengan pendidikan komando hutan Marinir)
 - Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun ( statik & free fall) untuk mendarat di sasaran sasaran lepas pantai dan laut.
 - Intelijen Tempur,  Sabotase dan kontra sabotase, Demolisi bawah air, dan SAR Tempur.

(TRIBUNJABAR.CO.ID)