Adopsi robot burung sudah beberapa waktu lalu menjadi program prototipe yang dirancang Dittopad (Direktorat Topografi Angkatan Darat) dengan Universitas Surya. Dengan wujud burung elang, wahana intai ini dapat terbang sembari menyamarkan identitas aslinya. Meski masih berupa prototipe, robot burung ini telah dihadirkan dalam beberapa varian. Seperti diperlihatkan dalam Pameran Alutsista TNI AD 2014, terdapat jenis burung sedang, burung besar, burung mini, dan kumbang. Dimensi dan besarnya burung tentu berpengaruh pada fleksibilitas, jarak jangkau, dan sensor yang dibawanya.
Burung Sedang
- Rentang Sayap : 130 cm
- Panjang torso : 72 cm
- Bahan frame : carbon fiber
- Baterai : 2S 1.500 mAh Lithium Polymer
- Motor : 30 Ampere ESC dengan fasilitas hard break 2X9 gram servo untuk gerakan roll dan pitch ekor.
- Komunikasi : radio control 2.4 Ghz
- Kamera : FPV mini DV camera 30 fps (frame per second) – 720×480 pixels.
- Lama terbang : 10 menit
- Rentang Sayap : 188 cm
- Panjang torso : 80 cm
- Berat : 650 gram
- Frekuensi kepakan : 3 – 5 Mhz
- Bahan frame : carbon fiber dan duralium
- Sensor : akselerometer, giroskop, dan magnetometer
- Baterai : 2S 2.200 mAh Lithium Polymer
- Motor : 30 Ampere ESC dengan fasilitas hard break 2X9 gram servo untuk gerakan roll dan pitch ekor.
- Komunikasi : radio control 2.4 Ghz
- Kamera : FPV mini DV camera 30 fps (frame per second) – 720×480 pixels.
- Lama terbang : 10 menit
Jarak jelajah : 2 km
- Rentang sayap : 42 cm
- Panjang torso : 82 cm
- Frekuensi kepakan : 30 Hz
- Berat : 23 gram
- Bahan frame : plastik dan steroform
- Baterai : lithium polymer 1 cell
- Dimensi : 13,5 x 5 x 3 cm
- Berat : 13 gram
Frekuensi kepakan : 30 Hz