Guspurlatim,
Laksamana Pertama I Nyoman Gede Ariawan SE saat mengunjungi wilayah
perbatasan RI--Malaysia di Kabupaten Nunukan, Sabtu (7/2).
NUNUKAN – Komandan
Gugus Tempur Laut Armada Timur (Guspurlatim) Laksamana Pertama I Nyoman
Gede Ariawan SE saat memimpin Operasi Perisai Sakti 15 di kawasan
perairan Ambalat menyempatkan memantau pos perbatasan yang dibangun
pemerintah Malaysia.
Menurutnya, pembangunan pos pengawasan
milik Malaysia yang berhadapan dengan pos pengawasan Indonesia merupakan
hal yang wajar. Apalagi, pihak Malaysia ini membangun di wilayahnya.
“Saya sudah mengunjungi dan melihat
langsung beberapa kondisi pos milik Indonesia yang ada di perbatasan
ini. Tentu menjadi laporan saya untuk disampaikan ke pimpinan saya
nantinya,”
Dikatakan, jika melihat kondisi bangunan
pos milik Malaysia yang permanen, tentu menjadi bahan pertimbangan bagi
Indonesia agar ada perimbangan terhadap Pos Sei Pancang Sebatik Utara
yang dimiliki saat ini agar dibangun secara permanen juga.
“Kondisi ini segera dilaporkan ke pimpinan
lalu disampaikan ke bapak Presiden Jokowi agar cepat dilakukan
perimbangan. Mudah-mudahan pos perbatasan akan dibangun secara
permanen,” ungkapnya.
Selain melakukan operasi, kedatangan
jenderal bintang satu ini juga memberikan pengarahan kepada seluruh
prajurit TNI AL yang bertugas menjaga wilayah perbatasan di Nunukan.
Dia menyampaikan, selama 3 hari operasi di
perairan Ambalat, tidak lagi ditemukan keberadaan kapal asing yang
mencoba masuk ke wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Sebab, keberadaan 5 KRI dan 1 pesawat serta dukungan 850
prajurit TNI AL sepanjang wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
II yang meliputi Nunukan, Tarakan, Manado dan Makassar disiagakan dalam
operasi tersebut.
“Pesawat yang dimaksud adalah pesawat fix
wing Patih 850 dibawah kendali saya langsung. Jika dibutuhkan, segera
akan bergerak ke Nunukan, Manado dan wilayah kerja operasi perisai sakti
untuk mengamankan wilayah,” lanjut Danguspurlatim yang memiliki wilayah
kerja mulai dari Jawa Tengah hingga Pulau Papua ini.
Ketika KRI Tombak 629 yang ditumpangi
orang nomor 1 di Guspurlatim ini berlabuh di dermaga Lanal Nunukan,
Laksamana Pertama I Nyoman Gede Ariawan disambut dengan simulasi aksi
penyergapan teroris yang diperagakan oleh perajurit TNI AL yang bertugas
di Pangkalan TNI AL Nunukan.