Pages

Monday, 9 February 2015

Percaturan Kapal Selam di Asia Tenggara

Beberapa negara Asean tengah berupaya membangun kemampuan peperangan kapal selam. Vietnam, misalnya, baru saja menerima kapal selam ketiga kelas Kilo dari enam unit yang dipesan dari Rusia. Singapura sudah memastikan pengadaan dua kapal selam kelas U-218 dari Jerman. Malaysia telah mengoperasikan kapal selam kelas Scorpene asal Prancis.

Sedangkan Thailand yang tak pernah sebelumnya mengoperasikan kapal selam, kini diketahui tengah berupaya memiliki kemampuan peperangan kapal selam. Bahkan, sejumlah personel kekuatan laut Negeri Gajah Putih itu telah belajar kapal selam di Berlin dan Seoul.

Jerman sudah melirik peluang untuk menjual kapal selam ke Thailand. Sadar bahwa Bangkok mengalami kekurangan anggaran untuk pengadaan kapal selam, Jerman menawarkan dua opsi kapal selam yang harganya lebih murah. Pertama adalah U-209 dan kedua yaitu U-210. Kelas U-210 adalah kapal selam yang dimensinya lebih kecil daripada U-209 dan sekelas dengan kapal selam Ula yang dioperasikan oleh salah satu negara Skandinavia.

Banyak pendapat yang menyatakan bahwa kapal selam kelas U-209 buatan Jerman merupakan kapal selam kelas dua atau istilahnya low-end submarine. Sedangkan kapal selam kelas pertama alias high-end submarine bagi Jerman adalah U-212 dan variannya seperti U-214, U-216 dan U-218.

Bagaimana dengan Indonesia? Seperti yang kita ketahui, Indonesia tengah menantikan tiga kapal selam Changbogo asal Korea Selatan. Changbogo adalah ‘fotokopi’ dari kelas U-209 yang kapal selam kelas dua buatan Jerman. Sampai saat ini, Indonesia masih mengoperasikan dua kapal selam kelas U-209 sejak awal 1980-an. Dua kapal selam buatan Jerman ini sudah kesekian kalinya menjalani overhaul.

Pertanyaannya adalah, dimana posisi Indonesia dalam percaturan kapal selam di kawasan Asia Tenggara pada awal 2020 nantinya? Apakah mampu sejajar dengan Singapura yang mengandalkan kelas U-218? Ataukah hanya sejajar dengan Vietnam atau bahkan Thailand? Mampukah kapal selam Indonesia bersaing secara kualitas dengan kapal selam lain yang secara teknologi lebih muda?(Jurnal Maritim)