Pages

Monday, 21 May 2012

Korea Utara Menawarkan Pengembangan Bersama Kapal Selam Mini ?

Tipe kapal selam yang dioperasikan oleh Korea Utara (image :covertshores)

Anggota DPR Apresiasi Langkah Presiden Yudhoyono


Jakarta ( Berita ) :  Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Najib mengapresiasi langkah Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengundang Presiden Korea Utara (Korut) Kim Yong Nam berkunjung ke Indonesia.  ”Langkah Presiden Yudhoyono menunjukkan Indonesia menggunakan prinsip politik bebas aktif,” kata Muhammad Najib di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa [15/05] .
Muhammad Najib mengatakan hal itu menyikapi kunjungan Presiden Korea Utara Kim Yong Nam dan sejumlah menterinya ke Indonesia, pada 13-16 Mei 2012. Presiden Korea Utara dan rombongan dijadwalkan akan bertemu dengan pimpinan MPR RI
dan pimpinan DPR RI pada Selasa sore.
Menurut dia, Korea Utara saat ini sedang mendapat tekanan dan ancaman dari negara lain yang lebih kuat karena mengembangkan nuklir untuk tujuan militer. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menilai langkah Presiden Yudhoyono mengundang Presiden Korea Utara adalah langkah positif. “Indonesia tidak perlu terpengaruh dengan negara lain dalam membangun komunikasi dan kerja sama dengan Korea Utara, meskipun negara komunis tersebut dipandang oleh negara lain sebagai ancaman,” katanya.
Menurut dia, Indonesia mestinya dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari hubungan baik yang terjalin selama ini, baik dengan Korea Selatan maupun dengan Korea Utara.
Najib menambahkan, sebelumnya Korea Utara telah menawarkan kerja sama dengan Indonesia untuk pengembangan kapal selam mini. “Saya kira kapal selam mini ini sangat cocok untuk geografi Indonesia. Namun tawaran itu sepertinya belum mendapat respons dari pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Jika menyimak kilas balik situasi Indonesia, menurut dia, Presiden Soekarno pada awal kemerdekaan langsung mencanangkan pengembangan nuklir untuk tujuan damai. Namun realitasnya, kata dia, pengembangan nuklir di Indonesia kini sudah tertinggal sangat jauh dengan yang dilakukan Korea Selatan dan Korea Utara. “Padahal, kedua negara Korea itu baru mulai mengembangkan nuklir pada tahun 1970-an,” katanya.
Najib menjelaskan, pengembangan  nuklir di Korea Utara, industri nuklir di negara tersebut  kini mampu membuat senjata dengan nuklir dengan jangkauan antar-benua sehingga ditakuti negara-negara lain,” katanya.