"Ini sebuah harga diri suatu bangsa, negara Timor Leste yang kecil mau menangkap WNI, berarti mengajak perang dengan Indonesia," kata politisi senior Partai Gerindra, Permadi kepada itoday, Selasa (15/01).
Menurut Permadi, rakyat Indonesia harus dimobilisasi untuk menghadapi perang dengan Timor Leste. "Kita harus serukan perang dengan Timor Leste, agar bangsa Indonesia tidak dilecehkan," ungkap Permadi.
Permadi membantah cara yang dilakukan ini akan memperburuk hubungan diplomatik dengan Timor Leste. "Kita harus mempunyai wibawa, yang merusak hubungan diplomatik itu Timor Leste, bukan Indonesia," tegas Permadi.
Permadi sangat menyesalkan pemerintah Indonesia di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kurang tegas dengan Timor Leste. "Dengan Malaysia kita dilecehkan, Singapura juga dan Timor Leste. Indonesia dilecehkan karena Presiden SBY kurang tegas," pungkas Permadi.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, militer Timor Leste berencana Hercules Rosario Marshal atau akrab dipanggil Hercules.
Demikian dikatakan Panglima Angkatan Pertahanan Timor Leste (F-FDTL) Mayor Jenderal, Lere Anan Timur dari situs timorhauniandoben.com, Sabtu (12/01).
Lere Anan Timur tidak setuju kedatangan Hercules di Timor Leste yang disambut seperti seorang presiden. "Bagi saya, dia (Hercules) tidak akan pernah menjadi besar, ia menganjurkan kembali ke masa lalu. Ini terlalu merendahkan martabat Timor Leste," kata Lere.
Kata Lere, militer Timor Leste akan menangkap Hercules sebagai bentuk tanggung jawab menjaga kedaulatan bangsa. "Siapa pun tidak bisa datang kemudian mengintervensi Timor Leste, karena sudah menjadi negara, bukan provinsi Indonesia," ujar Lere.
Selain itu, Lere juga tidak menyetujui warga pro integrasi kembali Timor Leste karena akan memunculkan masalah baru terutama soal tanah.
"Saya mendengar bahwa warga di Atambua ingin kembali ke Timor, saya tidak setuju dengan hal ini. Meskipun beberapa dari pemimpin kita (Timor Leste), ingin menciptakan persatuan nasional," ungkapnya.